Anda di halaman 1dari 12

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Safety Riding pada Remaja di

SMA Negeri 2 Sukoharjo

Novita Chrussiawanti1), Happy Indri Hapsari2), Rufaida Nur Fitriana3)

1
Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta

2
Dosen Stikes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global dan banyak terjadi setiap
harinya, sehingga perlu mengetahui kepatuhan pengendara kendaraan bermotor tentang
safety riding terkait tentang pengetahuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan remaja dengan kepatuhan safety riding di SMA Negeri 2
Sukoharjo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifkuantitatifdengan desain penelitian
ini adalah case control. Sampel penelitian ini berjumlah 142 responden. Teknik sampling
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.
Tingkat pengetahuan remaja tentang kepatuhansafety riding termasuk dalam
kategori cukup, yaitu sebanyak 90 responden (63,4%). Kepatuhan tentang safety riding
termasuk dalam kategori patuh, yaitu sebanyak 86 responden (60,6%). Analisis data
menggunakan Uji Spearman Rank Correlation dengan nilai korelasi Spearman Rank
yaitu sebesar 0,802 dengan nilai signifikansi (p value) 0,000 < 0,05, mempunyai arah
korelasi positif yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin
tinggi pula kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari hasil
penelitian didapatkan hasil, ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety
riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan tingkat pengetahuan
dengan kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Safety Riding, Kepatuhan, Remaja


Correlation between Adolescents Knowledge Level and Their Obedience to Safety
Riding at State Senior Secondary School 2 of Sukoharjo

ABSTRACT

Traffic accident is a global problem, and it happens every day. Therefore, we


need to know the riders obedience to safety riding. The objective of this research is to
investigate the correlation between the adolescents knowledge level and their obedience
to safety riding at State Senior Secondary School 2 of Sukoharjo.
This research used the descriptive quantitative method with the case control
design. The samples of research consisted of 142 respondents. They were taken by using
the purposive sampling technique. The data were analyzed by using the Spearmans Rank
Correlation test.
The result of research shows that the 90 respondents (63.4%) had the moderate
knowledge level about the obedience to safety riding, and 86 respondents (60.6%) were
obedient to the safety riding as indicated by the value of the Spearmans Rank correlation
test of 0.802 with the significance value (p-value) of 0.000 which was less than 0.05. The
value had a positive correlation direction, meaning that the higher the knowledge of the
safety ridings, the higher the obedience to the safety riding was. Thus, there was a
correlation between the adolescents knowledge level and their obedience to safety riding
at State Senior Secondary School 2 of Sukoharjo.

Keywords: Knowledge level, safety riding, obedience, adolescents


References: 27 (2004 2013)

Pendahuluan pengendara Safety Riding yang lebih


memperhatikan baik itu untuk
Kecelakaan lalu lintas merupakan
keamanan, kenyamanan dan kepatuhan
masalah global seiring dengan terjadinya
terhadap peraturan lalu lintas untuk
pergeseran pola penyakit dari penyakit
mencegah resiko terjadinya kecelakaan
menular ke penyakit tidak menular
lalu lintas, sebagaimana dilakukan untuk
(Russeng, 2011). Masalah keselamatan
mengutamakan keselamatan bagi
di jalan sangat erat kaitannya dengan
pengemudi maupun penumpang (Riqky,
lalu lintas karena berbagai kecelakaan
2009).
yang dapat menimbulkan kerugian dan
Kecelakaan lalu lintas merupakan
kematian. Faktor manusia yang paling
masalah global. Faktor manusia yang
dominan penyebab terjadinya
paling dominan penyebab terjadinya
kecelakaan diantara faktor kendaraan,
kecelakaan diantara faktor kendaraan,
dan faktor lingkungan. Keselamatan lalu
dan faktor lingkungan. Angka kejadian
lintas menjadi salah satu prioritas yang
kecelakaan di dunia telah mencapai 1.5
harus diutamakan dan diperhatikan
juta korban meninggal dan 35 juta
(Ryan&Hartini, 2013). Perilaku
korban luka luka. Ditjen Perhubungan Negeri 2 Sukoharjo peneliti melakukan
Darat mengatakan bahwa kejadian wawancara tentang safety riding
kecelakaan lalu lintas di Indonesia terhadap 3 remaja yang mengendarai
mencapai 62.960. Wilayah sukoharjo sepeda motor. Hasil wawancara terhadap
menurut kapolres sukoharjo angka 3 remaja mengatakan mengerti tentang
kecelakaan mencapai 226 kejadian dan safety riding seperti mempunyai SIM
56 jiwa meninggal dunia. dan STNK, menggunakan helm saat
Rumusan Masalah berpergian, menyalakan klakson,
Berdasarkan masalah dari uraian menyalakan lampu sign, memasang
pendahuluan di atas penulis spion dengan lengkap, tidak
ingin meneliti Apakah ada hubungan memboncengkan lebih dari 2 orangtetapi
antara tingkat pengetahuan remaja tidak mematuhinya. Seperti hal nya 2
dengan kepatuhan safety riding di SMA remaja yang belum mempunyai SIM dan
Negeri 2 Sukoharjo? belum patuh terhadap peraturan lalu
Tujuan Penelitian lintas tentang Safety Riding dan 1
Tujuan UmumUntuk remaja yang mempunyai SIM dan patuh
mengetahui hubungan tingkat terhadap peraturan lalu lintas tentang
pengetahuan remaja dengan kepatuhan Safety Riding. Akibatnya akan banyak
safety riding di SMA Negeri 2 resiko resiko terjadinya kecelakaan
Sukoharjo. hingga meningkatnya angka kematian
Tujuan khususUntuk kecelakaan lalu lintas. SMA Negeri 2
mengetahui karakteristik remaja di SMA Sukoharjo ini belum pernah ada yang
Negeri 2 Sukoharjo, Untuk melakukan penelitian dengan
mengidentifikasi tingkat pengetahuan menghubungkan tingkat pengetahuan
remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan kepatuhan safety riding secara
tentang safety riding, Untuk kuantitatif maupun kualitatif. Upaya
mengidentifikasi kepatuhan safety riding untuk menilai tingkat pengetahuan dan
remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo, kepatuhan safety riding secara
Untuk menganalisis hubungan tingkat kuantitatif dapat dilakukan dengan
pengetahuan dengan kepatuhan safety kuesiner tingkat pengetahuan dan
riding pada remaja SMA Negeri 2 kepatuhan safety riding.
Sukoharjo Metode Penelitian
Hasil studi pendahuluan pada Penelitianinidilakukandenganmet
tanggal 20 November 2014 di SMA odeDeskriptifKuantitatif.Desain
penelitian Case Controlyaitu peneliti meningkat. Ho: Tidak ada hubungan
melakukan pengukuran pada variabel tingkat pengetahuan dengan kepatuhan
dependen dahulu, sedangkan variabel safety riding di SMA 2 Sukoharjo. Ha:
independen ditelusuri secara retrospektif Ada hubungan tingkat pengetahuan
untuk menentukan ada tidaknya faktor dengan kepatuhan safety riding di SMA
yang berperan. Penelitian ini dilakukan 2 Sukoharjo.
pada 5 Maret 2015 sampai dengan 25 Tehnik analisa menggunakan
Maret 2015 di SMA Negeri 2 Sukoharjo. analisa univariat dilakukan untuk
menjelaskan variabel tingkat
JenisKelamin Frekuensi Persentase
pengetahuan, kepatuhan safety riding,
(%)
Laki-laki 78 54,9 dan karakterisitik responden yang
Perempuan 64 45,1
meliputi umur, jenis kelamin, mulai
Total 142 100%
Populasi dalam penelitian ini adalah umur berapa mengendarai sepeda motor.

semua siswa kelas XI dan XII SMA Selanjutnya disajikan dalam bentuk

Negeri 2 Sukoharjo yang menggunakan tabel dan pengujian data dilakukan

sepeda motor. Jumlah keseluruhan dengan uji Spearman Rank Correlation.

populasi sebesar 220 siswa. Sampel Hasil Penelitian

penelitian adalah siswa kelas XI dan XII


SMA Negeri 2 Sukoahrjo yang Tabel 4.1 Karakteristik Responden

didapatkan berdasarkan rumus besar Berdasarkan Jenis Kelamin

sampel yakni sebanyak 142 siswa.


Teknik penarikan sampel yakni Berdasarkan tabel 4.1 tentang

purposive sampling. Karakteristik Responden Berdasarkan


Jenis Kelamin Hasil penelitian
Umur Frekuensi Persentase diketahui bahwa mayoritas responden
(%) berjenis kelamin laki-laki yaitu
16 tahun 45 31,7
17 tahun 90 63,3 sebanyak 78 siswa (54,9%).
18 tahun 7 5
Total 142 100%
Tabel 4.2. Karakteristi Responden
Hipotesis dari uraian diatas
Berdasarkan Umur
penulis menyimpulkan bahwa jika
kepatuhan berkendara tidak
Tabel 4.2 Karakteristik
dilaksanakan maka safety riding akan
Responden Berdasarkan Umur hasil
menjadikan tingkat keselamatan dijalan
penelitian diketahui bahwa mayoritas
responden berumur 17 tahun yaitu responden (63,4%).
sebanyak 90 siswa (63,3%). Tabel 4.5 Distribusi Kepatuhan Safety
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Riding Pada Remaja SMA Negeri 2
Berdasarkan Mulai Umur Berapa Sukoharjo
Siswa Mengendarai Sepeda Motor

MulaiUmur FrekuensiPersentase
Tabel 4.3 Karakteristik (%)
14 tahun 12 8,5
Responden Berdasarkan Mulai Umur 15 tahun 98 69
Berapa Siswa Mengendarai Sepeda 16 tahun 32 22,5
Total 142 100%
Motor hasail penelitian diketahui bahwa
Berdasarkan tabel 4.5 Kepatuhan
mayoritas responden berumur 15 tahun
safety riding pada remaja SMA Negeri 2
yaitu sebanyak 98 siswa (69%).
Sukoharjo diketahui bahwa mayoritas
responden termasuk ke dalam kategori
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan
patuh yaitu sebanyak 86 responden
(60,6%).
NilaiKorelasiSpearman p-
Variabel
Rank value
Tingkat
Tingkat Persentase
pengetahuanremajatentangkepatuhansafety Frekuensi
Pengetahuan (%)
0,802 riding 0,000
KepatuhanSafety
Baik 28 19,7
Riding
Cukup 90 63,4
Remaja Kurang 24 16,9
Tentang
Total 142 100%
Kepatuhan
Safety Riding Tabel 4.5. Hasil Uji Spearman Rank
Correlation
Berdasarkan tabel 4.4 tingkat
pengetahuan remaja tentang kepatuhan
safety riding diketahui bahwa mayoritas Berdasarkan tabel 4.6 Hasil uji
responden mempunyai tingkat tingkat pengetahuan dengan safety
pengetahuan tentang kepatuhan safety riding pada remaja SMA Negeri 2
riding yang cukup yaitu sebanyak 90 Sukoharjo diketahui bahwa nilai korelasi

Kepatuhansafety Persentase Spearman Rank yaitu sebesar 0,802, hal


Frekuensi
ridingremaja (%) ini menandakan adanya hubungan yang
Patuh 86 60,6
Tidakpatuh 56 39,4 tinggi antara tingkat pengetahuan
Total 142 100%
dengan kepatuhan safety riding, dilakukan oleh Mahawati, dkk (2013)
sedangkan nilai p-value sebesar 0,000 < dengan judul Pola Interaksi Determinan
0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan Ha Perilaku Safety Riding dalam Upaya
diterima artinya ada hubungan tingkat Eliminasi Gangguan Kesehatan &
pengetahuan dengan kepatuhan safety Kecelakaan Lalu Lintas Guna
riding pada remaja di SMA Negeri 2 Meningkatkan Kualitas Hidup Generasi
Sukoharjo. Muda didapatkan hasil terdapat
mayoritas responden memiliki
PEMBAHASAN pengetahuan tentang safety riding yang
Menurut Hendra (2008), baik yaitu 58% dan responden yang
pendidikan dan informasi yang cukup memiliki pengetahuan kurang baik
sangat berperan dalam peningkatan tentang safety riding yaitu 42%.
pengetahuan. Pengetahuan diperlukan Kepatuhan dapat diartikan mengikuti
sebagai dorongan psikis dalam suatu spesifikasi, standar atau hukum
menumbuhkan sikap dan perilaku setiap yang telah diatur dengan jelas yang
hari, sehingga dapat dikatakan bahwa biasanya diterbitkan oleh lembaga atau
pengetahuan merupakan stimulasi organisasi yang berwenang dalam suatu
terhadap tindakan seseorang. bidang tertentu (Tondok, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Berdasarkan hasil penelitian yang
bahwa mayoritas responden memiliki dilakukan di SMA Negeri 2 Sukoharjo
tingkat pengetahuan cukup tentang diketahui bahwa mayoritas responden
safety riding yaitu sebanyak 90 mempunyai perilaku patuh, yaitu
responden (63,4%) dibandingkan siswa sebanyak 86 responden (60,6%).
yang tingkat pengetahuannya kurang Penelitian yang sejalan dengan
maupun baik. penelitian yang dilakukan oleh
Hasil penelitian ini sejalan dengan Rakhmani (2013), didapatkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Asdar, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
M. dkk (2013) dengan judul Perilaku kepatuhan remaja tentang safety riding
Safety Riding pada Siswa SMA di diantaranya adalah pemahaman tentang
Kabupaten Pangkep didapatkan hasil tata tertib berlalu lintas, sikap remaja
bahwa mayoritas responden memiliki tentang kepatuhan tata tertib lalu lintas
pengetahuan tentang safety riding adalah dan adanya program tilang dan
cukup, yaitu 107 orang (61,1%). Hasil efektivitasnya. Ketiga unsur ini sangat
ini berbeda dengan penelitian yang
mempengaruhi kepatuhan remaja dalam diketahui bahwa mayoritas
tentang safety riding. responden mempunyai tingkat
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuanyang cukup.
terdapat hubungan antara tingkat 2. Kepatuhan safety riding pada
pengetahuan remaja dengan kepatuhan remaja SMA Negeri 2
safety riding di SMA Negeri 2 Sukoharjo diketahui bahwa
Sukoharjo. Hasil ini sesuai dengan mayoritas responden termasuk
pendapat dari Wardani (2013), bahwa ke dalam kategori patuh.
pengetahuan atau kognitif merupakan 3. Terdapat hubungan antara
domain terpenting bagi terbentuknya tingkat pengetahuan dengan
tindakan seseorang. Perilaku yang kepatuhan safety riding pada
disadari oleh pengetahuan akan lebih remaja di SMA Negeri 2
langgeng daripada perilaku yang tidak Sukoharjo.
disadari oleh pengetahuan. Pengetahuan Saran
diperlukan sebagai dorongan psikis 1. Bagi Responden
dalam menumbuhkan sikap dan perilaku Remaja di SMA Negeri 2
setiap hari, sehingga dapat dikatakan Sukoharjo hendaknya untuk
bahwa pengetahuan merupakan dapat lebih meningkatkan
stimulasi terhadap tindakan seseorang, pengetahuan dan kepatuhan
terutama dalam hal pengetahuan tentang tentang safety riding dengan
safety riding. Penelitian yang dilakukan cara mencari informasi lebih
oleh Wahyu, (2013) dengan judul mendalam tentang safety riding
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan di media elektronik, seperti
Penyakit Akibat Merokok Dengan televisi, radio dan internet.
Kepatuhan Berhenti Merokok Pada 2. Bagi Institusi Pendidikan
Remaja Di Desa Kacangan Kecamatan Dengan adanya hasil
Andong didapatkan hasil bahwa penelitian ini dapat berguna
terdapat hubungan antara tingkat sebagai bahan bacaan dan acuan
pengetahuan responden terhadap belajar serta bisa diaplikasikan
kepatuhan. dalam Masa Orientasi Siswa
Simpulan (MOS) dengan penerapan
1. Tingkat pengetahuan remaja tentang safety riding.
tentang kepatuhan safety riding 3. Bagi Peneliti
di SMA Negeri 2 Sukoharjo
Peneliti dapat mengetahui penelitian ini, misalnya dengan
hubungan antara tingkat melakukan penelitian tentang
pengetahuan remaja dengan faktor-faktor lain yang
kepatuhan safety riding. berpengaruh terhadap tingkat
4. Bagi Peneliti Lain pengetahuan dan kepatuhan,
Peneliti lain hendaknya misalnya adalah keyakinan,
dapat mengembangkan dukungan keluarga dan sosial.

Daftar Pustaka Asdar, M., dkk (2013). Perilaku Safety


Riding pada Siswa SMA di
Anonim. (2012).3.410 Orang Tewas Kabupaten Pangkep. Fakultas
Kecelakaan di Jateng. Kesehatan Masyarakat,
Kabar17.com. Diakses tanggal 7 Universitas Hasanudin.
Juni 2013.
Azizah, dkk., (2011). Hubungan Tingkat
AnungWinahyu(2013). Pengetahuan tentang
KepatuhanRemajaterhadap Tata Pentingnya Imunisasi Dasar
Cara TertibBerlaluLintas (Studi dengan Kepatuhan
di Melaksanakan Imunisasi di BPS
Hj. Umi Salamah di Desa
Kauman, Peterongan, Jombang.
DusunSeyeganSrihardonoPundongBant Prodi D-III Kebidanan, FIK
ul). Vol 2. No 2. UNIPDU.

Ardhyantoro dan Kumalasari (2010). Badan Penelitian Dan Pengembangan


Kesehatan Reproduksi untuk Kesehatan Kementerian
Mahasiswa Kebidanan dan Kesehatan RI.(2010). Riset
Keperawatan. Jakarta: Salemba Kesehatan Dasar (Riskesdas
Medika. 2010). Online
http://www.litbang.depkes.go.id.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Diakses tanggal 24 Desember
Jakarta: Rineka Cipta. 2014.
Brunner & Suddarth, (2005). Isnaini, dkk., (2011). Hubungan Tingkat
Keperawatan Medikal Bedah. Pengetahuan dan Sikap Ibu
(Edisi 8), Jakarta: EGC. terhadap Kepatuhan Pemberian
Imunisasi Dasar pada Bayi di
Ditjen Perhubungan Darat. (2008-2012). Desa Mororejo Kaliwungu
Perhubungan Darat dalam Kabupaten Kendal. Fakultas
Angka. Jakarta: Keperawatan, UNIMUS
www.hubdat.web.id. Diakses Semarang.
tanggal 26 Desember 2014.
Mahawati, dkk (2013). Pola Interaksi
Hasrul, S. (2012). Remaja Awal. Online: Determinan Perilaku Safety
http://remajaawal.blogspot.com/ Riding dalam Upaya Eliminasi
2012_05 _02_archive.html. Gangguan Kesehatan &
Diakses tanggal 5 Januari 2015. Kecelakaan Lalu Lintas Guna
Meningkatkan Kualitas Hidup
Hendra. (2008). Konsep Pengetahuan. Generasi Muda. Laporan Akhir,
www.scribd.com/doc/44463497/ Universitas Dian Nuswantoro,
. Diakses tanggal 9 Januari Semarang.
2015.
Mihawati, E., dkk (2013). Pola Interaksi
Hidayat. A. A. (2010). Metode Determinan Perilaku Safety
Penelitian Keperawatan & Riding dalam Upaya Eliminasi
Teknik Analisis Data. Jakarta: Gangguan Kesehatan dan
Salemba Medika. Kecelakaan Lalu Lintas Guna
Meningkatkan Kualitas Hidup
Hisyam, J (2013). Identifikasi Ciri-ciri Generasi Muda. Universitas
Perkembangan Remaja Awal- Dian Nuswantoro, Semarang.
Akhir. Online:
http://hisyamjayuz.blogspot.com Notoatmodjo. S. (2007). Promosi
/2013/12/identifikasi-ciri-ciri- Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
perkembangan.html. Diakses Jakarta: Rineka Cipta.
tanggal 12 Januari 2015.
Notoatmodjo. S. (2012). Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku
(Edisi Revisi 2012). Jakarta:
Rineka Cipta. Riwidikdo. H. (2010). Stistik Kesehatan.
Yogyakarta: Mitra Cendekia
Nursalam (2011), Konsep dan Press.
Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan Russeng, S,R. (2011). Kelelahan Kerja
Pedoman Skripsi, Tesis, dan dan Kecelakaan Lalu Lintas.
Instrumen penelitian Makassar: Ombak.
keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta. Sambodo, P.(2010).Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan
Perwitaningsih, Ryan. Eko, Hartini. Penggunaan Helm Standar
(2013). Hubungan antara Nasional (SNI) oleh Pengendara
Pengetahuan dan Sikap Sepeda Motor sebagai alat
terhadap Praktik Keselamatan Pelindung Keselamatan
dan Kesehatan Berkendaraan Berkendara.Skripsi. Undip,
motor pada Mahasiswa Semarang.
Kesehatan Masyarakat.
Satlantas Polrestabes Semarang.
Rakhmani, F. 2013. Kepatuhan Remaja (datatahun ). Data Angka
dalam Berlalu Lintas. Fakultas Kecelakaan Bulan Januari
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sampai Maret 2013. SatLantas
Universitas Tanjungpura Polrestabes Semarang,
Pontianak. http://satlantapolrestabessemara
ng.blogspot.com. Diakses
Rifqy, A. (2009). Hubungan antara tanggal 7 Januari 2015.
Umur, Tingkat Pendidikan,
Pengetahuan, Sikap terhadap Sidik.(2009). Pengaruh Pengawasan
Safety Riding Awarenes pada Orang Tua dan Kebiasaan
Pengendara Ojek Sepeda Mengendarai Sepeda Motor
Motor.http://ejournal- terhadap Kebiasaan Belajar
s1.undip.ac.id/index.php/jkm/art Siswa di SMP Negeri 1
icle/view/1566 Jurnal Bululawang. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Ekonomi UM.
Karakteristik Pengendara,
Siregar.(2010). Faktor-faktor yang Kesehatan Masyarakat.
Berhubungan dengan Perilaku
Safety Riding (Berkendara Undang-UndangRepublik Indonesia
dengan Aman) pada Civitas Nomor 22 Tahun 2009
Akademika UIN Syarif TentangLaluLintasdanAngkutan
Hidayatullah Jakarta Tahun Jalan.
2010. Skripsi. FKIK UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta. Wardani, N. R., (2013). Hubungan
Pengetahuan tentang IMS
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & dengan Tanda-tanda IMS pada
Suddarth. (2005). Buku Ajar Wanita Usia Subur di Klinik
Keperawatan Medikal Bedah. Voluntary Counseling and
EGC: Jakarta. Testing (VCT) Puskesmas
Bergas Kabupaten Semarang.
Sugiono. (2007). Statistika untuk Akademi Kebidanan Ngudi
Penelitian. Bandung: Alfabeta. waluyo.

Sumaryati, (2013).Indonesia Wahyu, K., (2013). Hubungan antara


dalamKrisisKepatuhanHukum.Rajawali. tingkat pengetahuan penyakit
Jakarta. akibat merokok dengan
kepatuhan berhenti merokok
Tondok, M.S., dkk. (2013). Intensi pada remaja di desa kacangan
Kepatuhan Menggunakan Helm kecamatan andong. Universitas
Pada Pengendara Sepeda Muhammadiyah Surakarta, Ilmu
Motor: Aplikasi Teori Perilaku kesehatan
Terencana.
http://share.pdfonline.com. World health organization,
Diakses tanggal 10 Januari (2004).AngkaKejadianKecelaka
2015. anLaluLintas di
DuniaDisebabkanoleh Safety
Tyas, P. Hernen, S. Ackmad, W. (2010). Ridding Yang
Model Peluang Kecelakaan KurangMemadahi.Geneve,
Sepeda Motor Berdasarkan Switzerland.
Yusuf, S. (2006). Psikologi
Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai