Anda di halaman 1dari 7

KRITISI JURNAL

Effects of Peer Review on Communication Skills and


Learning Motivation Among Nursing Students

2013
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya, sehingga dapat menyelesaikan kritisi jurnal dengan judul Effects of Peer
Review on Communication Skills and Learning Motivation Among Nursing
Students tepat pada waktunya.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Allah SWT, teman-teman anggota kelompok


satu dan dosen Pembina mata kuliah Communication in Nursing (CIN) yang telah mendukung
pembuatan kritisi jurnal ini.

Semoga kritisi jurnal ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik saran dari
semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan kritisi jurnal
penulis berikutnya.

Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin

Kediri, 26 Febuari 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman sampul i

Kata pengantar ii

Daftar isi iii

A. Pembahasan 1

B. Daftar Pustaka

C. Lampiran (Jurnal)
1. Bagaimana penulis mengaplikasikan teori tersebut ?
Penulis mengaplikasikan teori tentang sebuah metode yang efektif dalam
pengajaran dan pembelajaran yang memakai sistem pengkajian ulang keterampilan
komunikasi dan pembelajaran motivasi pada mahasiswa dalam hal ini mahasiswa
keperawatan. Penulis menggunakan sistem pengkajian ulang sebagai berikut
mahasiswa direkam dalam melakukan komunikasi dengan pasien, kemudian mereka
sendiri yang mengkoreksi dirinya masing-masing. Dengan cara atau metode seperti ini
penulis mendapatkan hasil yang bagus yaitu para mahasiswa mengetahui
kesalahannya sendiri dan mereka termotivasi untuk memperbaiki kesalahannya itu.
Jadi dapat disimpulkan hasil dari menggunakan sistem pengkajian ulang menunjukkan
bahwa pengkajian ulang merupakan metode pembelajaran yang efektif bagi siswa
keperawatan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dan
meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Karena disini peran komunikasi yang
baik dengan pesien menjadi modal penting untuk seorang perawat. Karena dengan
komunikasi yang baik dan benar dapat memunculkan hubungan rasa percaya antara
pasien dan perawat, untuk keterampilan komunikasi yang efektif membantu
meringankan gejala perawat, memulihkan kesehatan, dan mengurangi risiko insiden
medis pada pasien sekaligus meningkatkan kepuasan kerja mereka sendiri. Dan
keterampilan komunikasi yang baik juga dapat digunakan untuk menyediakan
landasan bagi pengembangan profesi keperawatan dan berkontribusi untuk
memfasilitasi kolaborasi multi disiplin dengan anggota lain dari tim perawatan
kesehatan.

2. Apa relevance teori tersebut dalam praktik keperawatan?


Relevansi dari teori tersebut dalam praktik keperawatan adalah sebuah
pengkajian ulang pada ketrampilan komunikasi dan motivasi belajar dikalangan
mahasiswa keperawatan. Banyak temuan menunjukkan bahwa pengkajian ulang
merupakan metode pembelajaran yang efektif bagi siswa keperawatan untuk
meningkatkan ketrampilan komunikasi mereka dan meningkatkan motivasi mereka
untuk belajar. pengertian komunikasi keperawatan sendiri adalah ketrampilan inti
untuk perawat. Membangun hubungan saling percaya dengan pasien dan didasarkan
pada kemampuan verbal baik maupun non verbal. Rasa hormat pada pasien,
perawatan pada pasien, dan serta kepedulian pada pasien. Keterampilan komunikasi
yang efektif dari perawat membantu meringankan gejala perawat, memulihkan
kesehatan dan mengurangi resiko insiden medis pada pasien sekaligus meningkatkan
kepuasan kerja mereka sendiri. Jika ada pasien dan perawat yang mengalami kesulitan
komunikasi satu sama lain, maka akan terjadi miss komunikasi (salah komunikasi) yang
mengakibatkan pasien bisa merasa kecewa dengan kita. Pasien mengungkapkan
kepuasan rendah pada komunikasi dengan perawat karena gaya percakapan satu arah
perawat dan kurangnya informasi yang tidak pantas mengenai pasien selama
komunikasi berlangsung atau saat komunikasi dilakukan. Ada laporan bahwa
komunikasi dirumah sakit adalah bagian yang paling sulit dalam praktik keperawatan.
Perawat merasa tertekan tentang komunikasi dengan pasien dan tidak benar- benar
siap untuk secara efektif berkomunikasi dengan pasien mereka. Maka oleh sebab itu
ketrampilan komunikasi harus lebih ditekankan dan dikembangkan.

3. Bagaimana saudara menggunakan konsep tersebut dalam praktik klinik saudara?


Konsep yang kami pakai saat praktik klinik yaitu bagaimana cara kita sebaik
mungkin untuk menggunakan konsep komunikasi dalam keperawatan dengan kualitas
hubungan sangat dibutuhkan oleh seorang perawat, sehingga bagaimana perawat
dapat secara totalitas yaitu fisik dan psikologis dapat hadir dalam komunikasi. Kualitas
tersebut menggabungkan perilaku verbal dan non verbal serta sikap dan perasaan
pada saat komunikasi. Untuk mencapai kualitas hubungan yang efektif ditentukan
oleh 2 demensi besar, yaitu dimensi responsif dan demensi yang berorientasi
tindakan.
Dimensi responsif lebih kepada upaya menjalin kepercayaan yaitu pada fase
orientasi. Demensi ini akan menentukan keberhasilan fase-fase berikutnya. Dimensi
responsif ini meliputi :
(a) Kesejatian yaitu seorang perawat mempunyai sikap iklas, terbuka dan transparan,
(b) Hormat atau respek yaitu seorang perawat memperlakukan klien tanpa syarat,
menghargai,dan menghormati sebagai seorang yang membutuhkan pertolongan,
(c) empati,
(d) konkrit yaitu seorang perawat mampu menggunakan bahasa yang jelas.
Demensi yang berorientasi pada tindakan ini adalah demensi yang memberi
ruang untuk perawat mengobservasi hambatan klien dalam berhubungan. Hambatan
ini terjadi bisa karena sisi internal klien seperi kepribadian klien tetapi bisa terjadi
karena sisi ekternal karena lingkungan kurang adaptif.
Demensi ini meliputi :
(a) Konfrontasi yaitu seorang perawat mampu mengekspresikan sikapnya terhadap
perilaku klien yang menyimpang untuk tujuan memperluas kesadaran diri klien,
(b) kesegeraan yaitu seorang perawat sensitif terhadap perbaikan fungsi klien melalui
kemandirian untuk pemenuhan kebutuhan dasar,
(c) Pengungkapan diri perawat yaitu seorang mampu memberikan informasi tentang
diri, nilai, perasaan dan sikapnya dalam rangka memfasilitasi klien belajar untuk
mengungkapkan perasaannya dan
(d) katarsis emosional yaitu seorang perawat mampu mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaan yang mengganggu.

4. Apa yang saudara pelajari dari artikel tersebut?


Dari artikel tersebut kami dapat mempelajari sebuah metode yang berupa
keterampilan dalam berkomunikasi dan motivasi belajar yang efektif untuk mahasisa
keperawatan agar perawat dapat berkomunikasi secara baik dengan pasien.
sehingga keterampilan komunikasi harus ditekankan kepada mahasiswa harus
mengembangkan keterampilan ini selama waktu mereka di perguruan tinggi untuk
memanfaatkan keterampilan yang baik dalam praktek klinis.
Metode yang diterapkan dalam artikel ini adalah metode review dengan cara
mengevaluasi teman sekelas dimana mahasiswa bergilir menilai penampilan rekannya
tersebut sehingga rekan yang lain tahu dimana letak kesalahan dalam berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai