Disusun oleh :
Annisa Aulia 1061711015
Dian Wahyu Harmiyani 1061711031
Grace Musthafa Uta H. 1061711048
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang akan meningkat jumlahnya di masa datang, diabetes adalah salah satu
protein. Hal tersebut disebabkan karena kelainan pada sekresi insulin, sensitivitas
Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitatos karena penyakit
ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam
tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih
banyak, buang air kecil lebih sering ataupun berat badan yang menurun.
Perubahan pola penyakit itu diduga ada hubungannya dengan cara hidup
yang berubah. Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makan tradisional
yang mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran, ke pola makan ke
Kriteria untuk diagnosis diabetes melitus yaitu kadar gula darah puasa 126
mg/dL, kadar gula darah 2 jam setelah makan 200mg/dL. Dimana kadar gula
1
2
darah puasa pada orang normal < 100mg/dL dan kadar gula darah setelah 2 jam
dan mengurangi gejala yang timbul. Tujuan kedua adalah untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut dengan mengeliminasi faktor resiko dengan harapan dapat
pasien dan kemampuannya untuk ikut peduli akan dirinya sendiri. Stategi diet dan
perubahan gaya hidup untuk menurunkan berat badan, mengontrol glukosa darah,
menyesuaikan pola diet sebagaimana yang disarankan ahli gizi, mencegah dan
efek samping obat, memberikan rekomendasi penyesuaian rejimen dan dosis obat
penderita, yang kemungkinan dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan
kondisi penderita, merupakan peran yang sangat sesuai dengan kompetensi dan
TINJAUAN PUSTAKA
yang apabila ditangani secara tepat, dapat terkontrol dengan baik. Komplikasi
daripada orang normal, serta diabetes menjadi penyebab utama kebutaan. Kriteria
diagnosis diabetes melitus adalah kadar glukosa puasa 126 mg/dL, atau pada 2
jam setelah makan 200 mg/dL atau HbA1c 7% (Greene dan Harris, 2008).
Diabetes melitus sejauh ini penyakit endokrin yang paling sering ditemukan.
glukosa darah maka salah satu gambaran menonjol pada diabetes melitus adalah
2.2.1 Etiologi
dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
3
4
4. Riwayat keluarga DM
7. Dislipidemia (HDL <35 mg/dl dan atau Trigliserida >250 mg/dL pernah TGT
Terganggu) (WHO.1999).
disebabkan reaksi autoimun tubuh yang justru menyerang sel beta pankreas
sendiri (karena dianggap sebagai zat asing) atau idiopatik (tidak diketahui
penyebab secara pasti). Kelainan autoimun ini diduga ada kaitannya dengan agen
infeksius atau lingkungan, dimana sistem imun pada orang dengan kecenderungan
genetik tertentu, menyerang molekul sel beta pankreas yang menyerupai protein
virus sehingga terjadi destruksi sel beta dan defisiensi insulin. Faktor-faktor yang
diduga berperan memicu serangan terhadap sel beta, antara lain virus (mumps,
rubella, coxsackie), toksin kimia, sitotoksin, dan konsumsi susu sapi pada masa
bayi.
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada anak- anak dan remaja, namun
sekarang juga dapat dialami saat usia dewasa. Pada anak mengalami kerusakan sel
5
beta yang sangat cepat dan timbulnya ketoasidosis, sedangkan dewasa mengalami
sekresi insulin yang tidak kuat untuk menurunkan kadar glukosa darah (Triplitt et
al., 2008).
tingginya kadar glukosa pada kondisi resistensi insulin atau defisiensi relatif
insulin. Gejala klasik meliputi rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil,
dan rasa lapar yang tak tertahankan. Pengobatan diabetes melitus tipe 2 sering
dimulai dengan pengaturan gaya hidup, yakni diet dan olahraga (Sachdeva et al.,
2014).
sekresi insulin yang kurang dan resistensi insulin. Penyakit ini mudah menjangkit
1- 2% ras Kaukasian, tetapi lebih tinggi pada kelompok etnik seperti Pima Indian,
Arab, dan 50% India selatan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik lebih
kehamilan. Factor resiko terjadinya GDM adalah usia tua, etnik, obesitas,
dan Mahan (1973). Menurut kriteria ini, GDM terjadi apabila dua atau lebih dari
nilai berikut ini ditemukan atau dilampaui sesudah pemberian 75 g glukosa oral :
puasa, 105 mg/dl; 1 jam, 190 mg/dl; 2 jam, 165 mg/dl; 3 jam, 145 mg/dl.
Pengenalan diabetes seperti ini penting karena penderita beresiko tinggi terhadap
morbiditas dan mortalitas perinatal dan mempunyai frekuensi kematian janin yang
lebih tinggi. Wanita dengan diabetes gestasional biasanya memiliki bayi dengan
berat badan diatas berat badan bayi normal. Bayi yang dilahirkan juga rentan
hal.1262).
Cacat genetik atau MODY (Maturity Onset Diabetes of the Young) adalah
model pewarisan diabetes melitus tipe 2 yang tidak jelas. MODY diwariskan
7
sebagai sifat dominan autosomal yang dihasilkan dari mutasi gen glukokinase
pada kromoson 7p. Glukokinase adalah salah satu enzim pemetabolisme glukosa
pada sel beta pankreas dan hepar. MODY didefinisikan sebagai diagnosa
hiperglikemia sebelum berumur 20 tahun dan diobati lebih dari lima tahun tanpa
insulin dalam kasus di mana antibodi sel islet yang negatif dan HLA- DR3 dan
dominan autosomal. Peristiwa ini sama dengan terjadinya mutasi molekul insulin
reseptor insulin dan berhubungan dengan resistensi insulin. Resistensi insulin tipe
Gejala diabetes hampir sama pada tipe 1 dan tipe 2, tetapi berbeda
intensitasnya. Penderita diabetes tipe 1 cenderung lebih cepat dan lebih spesifik
5. kelelahan
8
6. konstipasi
7. pandangan kabur
pembuluh perifer). Gejala pada diabetes tipe 2 juga sama tetapi lebih lambat.
Beberapa kasus terdiagnosa saat timbul komplikasi atau secara tiba-tiba. Penderita
Kriteria diagnosis diabetes pada dewasa dapat dilihat pada tabel 2. Tiga cara
diagnosis diabetes telah tersedia dan masing- masing harus dikonfirmasi untuk
oral (TTGO) 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik daripada tes kadar glukosa
(reproduksibilitas) lebih buruk dan jarang digunakan. Oleh karenanya, tes kadar
dan biaya yang dikeluarkan pasien. Perlu diingat bahwa seseorang yang telah
terdiagnosa diabetes dengan tes toleransi glukosa oral, sebaiknya memiliki nilai
1. Gejala diabetes dan kadar glukosa sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/L). Pengertian
sewaktu yakni pengukuran yang dilakukan tanpa direncanakan. Gejala klasik
diabetes termasuk poliuria (kencing berlebihan), polidipsia (sering haus), polifagia
(sering lapar), dan berat badan turun drastis.
Atau
2. Kadar glukosa puasa > 126 mg/dl (7,0 mmol/L). Pengertian puasa yakni kondisi
tubuh tanpa pemasukan kalori selama 8 jam.
Atau
3. Kadar glukosa 2 jam post prandial> 200 mg/dl (11,1 mmol/L) selama tes toleransi
glukosa oral. Tes harus dilakukan sesuai WHO (World Health Organization)
menggunakan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrat yang dilarutkan
dalam air.
1. Sasaran
2. Tujuan
glukosa darah plasma berada dalam kisaran normal dan mengurangi resiko
3. Strategi Terapi
Ada empat strategi dasar untuk mencapai tujuan terapi diatas, yakni:
kadar glukosa. Hormon ini bekerja untuk meningkatkan glikogen sel, sintesis dan
meningkatkan uptake asam amino dan kalium. Indikasi pengobatan insulin adalah
(Gunawan, 2009).
otot jantung akut. Sedangkan efek samping terapi insulin adalah terjadinya
Insulin masa kerja cepat mencapai kerja maksimal dalam waktu beberapa
puncaknya 1-3 jam kemudian dan bertahan 7-8 jam (Tan Hoan Tjay, 2003).
Insulin masa kerja cepat juga digunakan untuk pengobatan intravena dan
makan secara lebih fisiologis karena onset kerjanya yang cepat dan puncak
kerjanya yang segera tercapai lebih menyerupai sekresi insulin endogen normal
ketimbang insulin reguler, dan memiliki keuntungan lain karena insulin dapat
2010). Contoh sediaan insulin kerja cepat yaitu Insulin lisipro (Humalog) dan
Insulin kerja pendek memiliki onset kerja 30-60 menit, puncak 2-4 jam, dan
durasi kerja 3-6 jam. Onset kerja 30-60 menit membutuhkan waktu yang pas
kerja pendek pada penderita diabetes tipe 1 lebih jarang dibandingkan insulin
kerja cepat. Contoh sediaan insulin masa kerja sedang yaitu Mixtard 30 HM,
dengan memperlama daya larut insulin dalam cairan jaringan dan menghambat
12
resorpsinya dari tempat injeksi ke dalam darah. Metode yang digunakan adalah
mencampur insuin dengan protein, atau seng atau mengubah bentuk fisiknya (Tan
Insulin masa kerja panjang mencapai kadar puncak dalam waktu 14 hingga
20 jam setelah pemberian dan jarang digunakan untuk pemakaian rutin pada
pasien-pasien diabetes (Price dan Wilson, 2005 : 1266). Contoh sediaan insulin
masa kerja panjang yaitu Humulin Zinc, Insulatard dan Humulin N (Tan Hoan
Tjay, 2003).
Penggunaan Insulin :
dosis insulin. Putar tombol pemilih dosis pada ujung pen dengan cara
memutar tombol.
Langkah 5 : Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan (3 jari dari pusar
atau dibagian paha). Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen.
a. Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jari pada tombol dosis.
d. Gunakan ibu jari untuk menekan tombol dosis sampai berhenti (dosis akan
kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk
membantu mencegah insulin keluar dari tempat injeksi. Tarik jarum dari
kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak
berbahaya. Bisa di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan di pijat pada
normal, kontrol tekanan darah, dan penurunan kadar kolesterol sangat penting
rumah sakit. Namun sayangnya, penanganan secara individual tidak cukup untuk
mencapai tujuan yang diharapkan sehingga terapi obat masih dibutuhkan. Oleh
karena pasien juga mengkonsumsi obat lain yang ada kaitannya dengan diabetes
herbal atau nutrisi suplemen, maka terapi diabetes tipe 2 sebaiknya dilakukan
15
dengan cara paling sederhana dan rejimen dosis paling aman untuk mencapai
2.6.2.1 Sulfonilurea
tifosfat melalui kanal tersebut dan menimbulkan depolarisasi membran. Kanal ion
Ca2+ terbuka dan memberikan jalan ion Ca2+ keluar. Peningkatan intraselular ion
merangang eksositosis granul insulin dari sel beta pankreas. Insulin tersebut
mengalir dalam vena porta dan menekan produksi glukosa di hepar maupun
kerjanya relatif pendek dengan waktu paruh eliminasi 4-5jam, dan paling baik
dberikan dalam dosis terbagi. Karena waktu paruhnya yang pendek, obat ini
menjadi sulfonilurea paling aman digunakan pada pasien diabetes lansia. Generasi
kedua terdiri atas glimepirid, glipizid, dan gliburid. Gliburid dimetabolisme di hati
2012).
16
Sampai
Klorproparamida 100, 250 250 100 250 500
72 jam
100, Sampai
Tolazamida 100-250 100 250 1000
250, 500 24 jam
Sampai
Tolbutamida 250, 500 1000-2000 500-1000 1000 3000
12 jam
Sampai
Glipizid 5, 10 5 2,5-5 5 40
20 jam
Glimepirid 1, 2, 4 1-2 0,5-1 2 8 24 jam
1, 25;
Glibenklamid 1,25; 2,5 2,5 2,5 10 24 jam
2,5; 5
2.6.2.2 Biguanida
bergantung pada sel pankreas yang berfungsi. Mekanisme kerja biguanid meliputi
saluran cerna dengan peningkatan konversi glukosa menjadi laktat oleh enterosit,
glukosa dari darah dan penurunan kadar glukagon plasma (Katzung, 2012).
dengan memperbaiki transport glukosa ke dalam sel otot yang di rangsang oleh
2.6.2.3 Tiazolidinedion
ini adalah mengatur gen yang terlibatdalam metabolisme lipid dan glukosa dan
memodulasi sintesis hormon lipid atau sitokin dan protein lain yang terlibat dalam
Tzd bekerja dengan mengikat PPAR, yang terutama terletak pada sel-sel
lemak dengan sel-sel pembuluh darah. Tzd meningkatkan ekspresi dari gen yang
Sel-sel lemak kecil lebih sensitif terhadap insulin dan lebih mampu menyimpan
asam-asam lemak bebas. Hasilnya adalah fluks asam-asam lemak bebas keluar
dari plasma, lemak viseral, dan hati menjadi lemak subkutan, jaringan
Sampai 24
Pioglitazone 15, 30, 45 15 15 45
jam
8mg/hari atau
Sampai 24
Rosiglitazone 2, 4, 8 2-4 2 4mg dua kali
jam
sehari
2.6.2.4 Meglitinida
trifosfat (ATP) pada sel beta pankreas yang menyebabkan terjadinya depolarisasi,
influx of Ca2+, dan sekresi insulin (Spring, 2003). Tidak seperti sulfonilurea, kelas
ini memiliki onset cepat dan durasi pendek, sehingga diberikan bersama makan
untuk mencegah kenaikan kadar glukosa post prandial (Koda Kimble et al.,
2009).
Obat Dosis (mg) Dosis awal yang disarankan Dosis Durasi kerja
(mg/hari) maksimal
Nonelderly Elderly (mg/hari)
Nateglinid 60, 120 120 bersama 120 bersama 120 mg tiga Sampai4
makan makan kali sehari jam
Repaglinid 0,5 , 1, 2 0,5 -1 0,5-1 bersama 16 Sampai 4
bersama makan jam
makan
Akarbose dan miglitol adalah dua obat sebagai agen inhibitor alfa
glukosidase secara reversibel pada mukosa usus. Enzim ini seharusnya berperan
19
karenanya, apabila enzim ini dihambat akan mengakibatkan absorbsi glukosa pada
mukosa usus menjadi terhalang dan mencegah kenaikan kadar glukosa dalam
Tabel 8. Daftar Obat Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase (Triplittet al., 2008)
Obat Dosis (mg) Dosis awal yang disarankan Dosis Durasi kerja
(mg/hari) maksimal (jam)
Nonelderly Elderly (mg/hari)
Akarbose 25, 50, 100 25 mg satu 25 mg satu 25 - 100 mg 1-3
sampai tiga sampai tiga tiga kali
kali sehari kali sehari sehari
Miglitol 25, 50, 100 25 mg satu 25 mg satu 25 100 mg 1-3
sampai tiga sampai tiga tiga kali
kali sehari kali sehari sehari
efek incretin endogen pada tahap awal sekresi insulin dan menghambat glukagon.
Baik Sitagliptin dan Vildagliptin menurunkan 80% aktivitas DPP-4 selama 24 jam
Tabel 9. Daftar Obat Golongan Inhibitor Dipeptidil Peptidase-1 (Koda Kimble et al.,
2009)
antara satu sampai beberapa kali terkait dengan penurunan insiden resiko
jangka panjang baik pria maupun wanita. Prinsipnya, tidak perlu olah raga
berat. Olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus
antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya.
komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai
Karbohidrat : 60-70%
Protein : 10-15%
Lemak : 20-25%
21
mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter
status DM), dan setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan
3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup (Departemen Kesehatan RI, 2005).
4. Menjaga kebersihan tubuh, terutama mulut dan gigi, di sela-sela jari tangan dan
2.9 Komplikasi
1. Komplikasi Akut
Ada tiga komplikasi akut pada diabetes yang penting dan berhubungan
a. Hipoglikemia
mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang
berlebihan, konsumsi makanan yang berlebihan, atau aktifitas fisik yang berat.
b. Diabetes Ketoasidosis
Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang
2. Komplikasi Kronik
dalam tubuh. Kategori komplikasi kronis diabetes yang lazim digunakan adalah:
a. Komplikasi Makrovaskuler
2) Penyakit Serebrovaskuler
embolus ditempat lain dalam sistem pembuluh darah yang kemudian terbawa
aliran darah sehingga terjepit dalam pembuluh darah serebral dapat menimbulkan
Mellitus. Hal ini disebabkan karena pada penderita Diabetes Mellitus sirkulasi
buruk, terutama pada area yang jauh dari jantung, turut menyebabkan lamanya
b. Komplikasi Mikrovaskuler
1) Retinopati Diabetik
2) Nefropati
3) Neuropati Diabetes
menyerang semua tipe saraf, termasuk saraf perifer (sensorimotor), otonom, dan
spinal. Kelainan tersebut tampak beragam secara klinis dan bergantung pada
3.2 Subyektif
1. Keluhan:
Anemia
1 bulan yang lalu kaki kiri terkena kayu, luka bengkak, bernanah dan bau
Anemia
4. Riwayat obat: -
6. Alergi Obat : -
26
27
3.3 Obyektif
a. Tanda vital
b. Kondisi Klinik
c. Data Laboratorium
Parameter Ref.Ran
ge Tanggal
12 13 16 17 18 19 20 2 22 23 24 25
1
Monitoring kadar glukosa darah
GDS 60- 96 79 217 - 95 40 17 9 21 295 153 -
140mg/d 0 0 9 2
L
GDP 70 - 53 184 - 24 - - - - 227 - -
110mg/d 2
L
GD 2JPP 80-140 - 151 223 - - - - - - 280 - -
mg/dL
HbA1c 4,8-5,9% 11, - - - - - - - - - -
4
Monitoring terapi anemia
Hemoglob 14- 9,5 9 9,6 9, 6,5 - - - - 11, - -
in 18g/dL 9 7
Eritrosit 4,5-5,9 - - - - - - - - - 4,1 - -
juta/ml 1
Monitoring kadar kalsium
Kalsium 1,17- - - 0,9 - - - - - - 0,9 0,7 -
2,19 5 5 3
mmol
Monitoring kadar kalium, natrium, albumin
Natrium 136-146 13 - 128 - - - - - - 126 - -
mmol/l 2
Kalium 3,7-5,4 3,5 - 3,5 - - - - - - 5,8 - -
mmol/l
Albumin 3,2-4,6 2,4 2,7 9,9 - 2,7 - - - - 2,1 - 2,
g/dL 2
e. Pengobatan
No Nama Signa Indikas 12f 13f 14f 15f 16f 17fe 18f 19f 20f 21f 22f 23f 24f 25f
Obat i eb eb eb eb eb b eb eb eb eb eb eb eb eb
1 NaCl 16tp Rehidr
0,9% m asi
2 Ciprofl 200m Antibio Dist
oxacin g/2j tik op
3 Metron 500m Antibio
idazole g/8j tik
4 Ceftazi 1g/12 Antibio
dine j tik
5 Ranitid 50mg H2
ine /12j bloker
6 Ca 1amp Mengat
glukon (1g)/ asi
as 24j hipokal
emia
7 Novor 8-8-8 Antidia
apid unit betik
10- Antidia
10-10 btik
8 Aspilet 1x1 Antipla
80mg telet
9 KSR 3x1 Penam
600 bahan
mg kalium
10 Ketoro 30mg Analge
lac /24j tik
11 Transf Mengat 1ko 2ko 2ko
usi asi lf lf lf
PRC anemia
12 Inf.Alb 100cc Mengat
umin asi
25% hipoalb
umin
13 Inf. 100cc Mengat
Album asi
in 20% hipoalb
umin
30
3.4 Assesment
No Problem Subyek- Terapi DRP Analisis
Medik obyektif
1. Hiperglike S=lemas Novorapid - Pemberian dosis novorapid
mi O= tingginya 8-8-8 unit, dapat ditingkatkan 2
kadar glukosa kemudian unit/hari setiap 3 hari
darah dan dinaikkan sampai kadar glukosa
HbA1c (11,4) menjadi 10- puasa mencapai range 70-
berdasarkan 10-10 unit 130mg/dL, boleh
data lab ditingkatkan lagi 4
unit/hari jika kadar glukosa
darah >180 mg/dL (DIH
hal 921)
1. Ceftazidime + aspirin
2. Ciprofloxcacine + insulin
interaction chacker).
33
3.6 Planning
Untuk pasien:
2. Edukasi pola makan yang teratur dan menghindari makanan yang manis-manis.
Untuk dokter
membaik nyeri pada kaki yang luka dan penambahan terapi suplemen besi terkait
Untuk farmasis:
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih
Bahasa : Agung Waluyo, et al, Edisi 8. Jakarta : EGC
Dipiro, J., Robert, T.C., Gary, C.Y., Gary, R.M., Barbara, G.W., dan Michael,
E.P. 2009. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach.Seventh
Edition. United States of America : Mc Graw-Hill Companies.
Hasdianah, H.R. 2012. Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa Dan
Anak Anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta : Nusa Medika.
Koda Kimble, M.A., Young, L.Y., Alldregde, B. K., Corelli, R.L., Guglielmo,
B.J., Kradjan, W.A. dan Williams, B. R. 2009. Applied Therapeutics: The
Clinical Use of Drugs. Ninth Edition. Philadelphia: Lippicont Williams and
Wilkins. pp 8-55.
34
35
Sinclair A. J, and Paul F. 2001. Diabetes in Old Age. Second Edition. Britain :
Bokcraft Ltd.