B. T. Perkebunan - Identifikasi Morfologi Dan OPT Tanaman Kelapa Sawit - Gol. B - Kel. 3A PDF
B. T. Perkebunan - Identifikasi Morfologi Dan OPT Tanaman Kelapa Sawit - Gol. B - Kel. 3A PDF
Oleh :
Golongan B /Kelompok 3-A
1. Lailatul Fitriyah (151510501014)
2. Putri Dwi Agusetya (151510501176)
3. Fauziyah Nurul Laili (151510501278)
4. Muhammad Bagus D. A (151510501291)
0
BAB 1. PENDAHULUAN
1
diperlukan. Pengetahuan morfologi tersebut memiliki kaitan yang erat dengan teknik
budidaya, teknik pemeliharaan, hingga teknik pemanenan sehingga tidak terdapat
kesalahan yang mungkin saja akan memberikan pengaruh pada hasil yang diperoleh.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengenali karakteristik morfologi (akar, batang, daun, bunga, buah, dan
biji) tanaman kelapa sawit.
2. Untuk menggambarkan karakteristik morfologi (akar, batang, daun, bunga, buah,
dan biji) tanaman kelapa sawit.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
dikarenakan tanaman kelapa sawit memiliki batang laterar, yang mana akan aktif
membela (Hormaza et al, 2012). Selain berfungsi sebagai tempat penyerapan unsur
hara, akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyokong tanaman kelapa sawit
apabila mengalami pertumbuhan batang yang terus meningkat. Hal ini terjadi karena
akar tanaman kelapa sawit membentuk seperti anyaman tebal yang terdiri dari akar
primer dan sekunder yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan,
sehingga akar tanaman kelapa sawit dapat menyokong batang tanaman kelapa sawit
(Fauzi dkk, 2012).
Buah tanaman kelapa sawit membentuk suatu gerombolan dalam satu tandan
yang terdapat pada setiap ketiak pelepah daun. Buah kelapa sawit berdasarkan
cangkang dan ketebalan daging buahnya dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu
dura, tenera, dan pisifera. Dura merupakan buah yang memiliki cangkang tebal,
daging buahnya tipis dan memiliki rendemen minyak 15-17%. Tenera merupakan
buah yang memiliki cangkang agak tipis, dagig buahnya tebal dan memiliki
rendemen minyak 21-23%. Pisifera merupakan buah yang memiliki cangkang sangat
tipis, daging buahnya tebal dan memiliki rendemen minyak 23-25%. Kelapa sawit
jenis pisifera memiliki rendemen sedikit sebab tandan buah selalu gugur sebelum
masak, hal ini yang menyebabkan rendemen minyak jenis pesifera sedikit (Amri dkk.,
2015).
Menurut Dussert et al (2013), buah kelapa sawit terdiri dari 4 bagian penting
yakni eksoskarp, mesoskarp, edoskarp dan kernel. Eksoskarp merupakan bagian kulit
buah yang biasanya berwarna merah dan permukaannya licin. Mesoskarp merupakan
serabut buah yang mengandung banyak minyak. Endoskarp merupakan cangkang
yang melindungi inti sawit (kernel). Kernel merupakan inti dari sawit bisa dikenal
dengan biji buah kelapa sawit. Mesoskarp dan kernel ini merupakan bagian yang
banyak mengandung minyak, namun harga minyak yang paling mahal adalah dari
bagian kernel yang biasa dimanfaatkan untuk kosmetik. Kernel selain menyimpan
minyak juga mengandung proporsi yang signifikan dari asam linoleat. Buah kelapa
4
sawit yang telah diekstraksi akan menghasilkan minyak kelapa sawit mentah atau
crude palm oil (CPO).
3.2.2 Bahan
1. Tanaman Kelapa sawit
2. Lembar Kerja
5
3. Morfologi Daun
4. Morfologi Bunga
5. Morfologi Buah dan Biji
6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Data Hasil Praktikum Identifikasi Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
No Gambar Keterangan
7
3 Bunga -Bunga betina lebih besar dan mekar
terbungkus oleh seludang daun
-Bunga jantan berbentuk lebih panjang
dan lancip
-Bunga majemuk
Fungsi : untuk penyerbukan
8
Proses identifikasi morfologi tanaman kelapa sawit yang dilakukan sesuai
dengan hasil praktikum diatas yaitu bagian tanaman kelapa sawit terdiri dari batang,
daun, bunga, buah, dan akar. Pengidentifikasian morfologi tanaman kelapa sawit
perlu diketahui agar dapat menentukan perlakuan-perlakuan yang tepat untuk
pemeliharaan kelapa sawit.
4.2 Pembahasan
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang memerlukan
penyinaran normal dengan intensitas lama penyinaran sekitar 5-7 jam perhari,
sehingga untuk membudidayakan tanaman kelapa sawit dianjurkan untuk
menggunakan jarak tanam 9 m X 9 m, dengan tujuan agar semua tanaman sawit akan
mendapatkan penyinaran yang cukup. Menurut Kiswanto dkk (2008) menyatakan
bahwa tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada daerah tropis dengan curah hujan
sekitar 1.500-4.000 mm setahun, dengan curah hujan 1.500-4.000 mm setahun maka
akan mempengaruhi proses pembungaan dan produksi buah sawit. Morfologi
tanaman kelapa sawit terdiri dari batang, daun, bunga, buah, dan akar.
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monokotil dan pada batang kelapa
sawit memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki kambium dan tidak bercabang.
Pembentukan batang kelapa sawit akan mengalami pelebaran tanpa terjadi
pemanjangan internodia dan pembentukan batang ini terjadi pada awal pertumbuhan
setelah fase muda. Batang kelapa sawit sendiri memiliki fungsi sebagai tempat
merekatnya daun, bunga dan buah serta batangnya juga berfungsi untuk mengangkut
unsur hara dan makanan bagi tanaman melalui sistem pembuluh. Pertumbuhan tinggi
batang/tahun pada kelapa sawit dapat mempengaruhi umur ekonomis tanaman kelapa
sawit, apabila pertambahan tinggi batang semakin rendah maka akan semakin
panjang juga umur ekonomis tanaman kelapa sawit.
Daun kelapa sawit memiliki ciri-ciri yaitu membentuk susunan daun
majemuk, bersirip genap, dan bertulang sejajar. Keberadaan daun-daun tersebut
terdapat pada bagian pelepah tanaman yang memiliki panjang sekitar kurang lebih 9
9
meter dengan jumlah anak daun di setiap pelepah sekitar 250-300 helaidan pelepah
daun pada batang kelapa sawit tersusun seperti melingkari batang dan membentuk
spiral.pohon kelapa sawit yang tumbuh dengan normal biasanya akan memiliki
sekitar 40-50 pelepah daun. Menurut Hannum dkk (2014) menyatakan bahwa ketika
kebutuhan tanaman akan air telah tercukupi maka akan mendorong pertumbuhan
pelepah baru, sehingga akan dapat terbentuknya daun-daun baru pada tanaman sawit
dan daun-daun baru yang telah tumbuh tersebut berguna untuk memproduksi energi
dan bahan makanan bagi tanaman.
Tanaman kelapa sawit akan mampu untuk memunculkan bunga pada saat
umur tanaman sekitar 12-14 bulan dan bunga jantan dan bunga betina terdapat pada
satu pohon tetapi pada tandan yang berbeda antara bunga jantan dan bunga betina.
Biasanya bunga tanaman sawit akan muncul dari bagian ketiak pelepah daun dan
pada setiap ketiak pelepah daun hanya mampu menghasilkan satu infloresen (bunga
majemuk). Penyerbukan bunga yang terjadi pada tanaman kelapa sawit dapat
dilakukan dengan penyerbukan silang ataupun dengan penyerbukan sendiri, karena
tanaman kelapa sawit memiliki bunga jantan dan bunga betina sendiri.
Buah kelapa sawit merupakan buah batu dengan memiliki 4 bagian dari buah
yaitu eksokarp (kulit buah), mesokarp (serabut buah yang mengandung minyak),
endokarp (cangkang pelindung inti), dan inti buah atau kermel yang dapat digunakan
untuk perbanyakan generatif. Proses pembentukan buah pada tanaman kelapa sawit
terjadi pada saat penyerbukan sampai buah matang kurang lebih 6 bulan. Hasil buah
kelapa sawit yang di peroleh dari satu tandan dapat mencapai hingga lebih dari 2000
buah. Buah-buah sawit inilah yang sering dimanfaatkan oleh manusia untuk di olah
menjadi minyak nabati.
Kelapa sawit merupakan jenis tanaman yang memiliki perakaran yang dangkal dan
berbentuk serabut yang biasanya akar tersebut akan tumbuh kearah samping. Akar
yang tumbuh kesamping akan berkembang menyamping hingga samapi panjang 6
meter dengan pola perakaran yg tidak beraturan. Akar pada tanaman kelapa sawit
terdiri dari akar primer, akar sekunder, akar tersier, dan akar kuartener yang mana
10
pembentukan akar tersebut dimulai dari akar primer yang membentuk cabang akar
sekunder, dan akar sekunder akan membentuk akar tersier, lalu akar tersier akan
membentuk cabang akar kuartener. Akar-akar ini akan berkembang dan akan aktif
untuk mencari unsur hara untuk pertumbuhan tanaman, dari akar primer, akar
sekunder, akar tersier, dan akar kuartener yang paling aktif untuk mencari unsur hara
adalah akar tersier dan akar kuartener yang terdapat pada kedalaman 5-35 cm,
sementara akar primer dan akar sekunder akan berfungsi untuk membentuk
percabangan akar baru.
11
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pembelajaran tentang morfologi tanaman kelapa sawit merupakan kegiatan yang
perlu dilaksanakan, karena dengan mengertinya morfologi tanaman sawit akan
dapat menentukan perlakuan yang tepat untuk pemeliharaan tanaman kelapa sawit.
2. Morfologi tanaman kelapa sawit memiliki persamaan dengan morfologi tanaman
perkebunan pada umumnya yaitu meliputi batang, daun, bunga, buah, dan akar.
5.2 Saran
Berjalannya praktikum kali ini sudah berjalan sesuai dengan instruksi asisten,
namun akan lebih baik lagi apabila selama kegiatan pengidentifikasian morfologi
tanaman kelapa sawit di dampingi oleh asisten, sehingga proses pengidentifikasian
yang dilakukan oleh para praktikan jadi lebih tepat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amri, N., M. Basyuni dan L. A. P. Putri. 2015. Analisis Potensi dan Pengaruh Waktu
Penyimpanan Buah terhadap Mutu Minyak Kelapa Sawit Tipe Dura, Pisifera,
dan Tenera di Kebun Bangun Bandar, Dolok Masihul, Sumatera Utara.
Peronema Forestry Science. 4(2): 1-13.
Hannum, J., C. Hanum, dan J. Ginting. 2014. Kadar N, P daun dan Produksi Kelapa
Sawit Melalui Penempatan TKKS pada Rorak. Agroekoteknologi, 2(4) : 1279-
1286.
Hormaza, P., E. M. Fuquen, and H. M. Romero. 2012. Phenology of The Oil Palm
Interspesific Hybrid Elaeis Oleifera x Elaeis Guineensis. Scientia Agricola,
69(4): 275-280.
13
LAMPIRAN
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24