Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RMK AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA

Hubungan antara Struktur Pengendalian Internal, Resiko


Pengendalian dan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat dan Daerah

KELOMPOK 10
ANNISA FURQANI ARIGUSTI
NADYA FAKTHY PUSPITA
LARASTIKA MEDIANTI

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) adalah sistem pengendalian
intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP
mewajibkan menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota untuk
melakukan pengendalian terhadap penyelenggaraan kegiatan pemerintahannya.
Suatu organisasi membuat sistem pengendalian intern dengan berbagai tujuan.
Dimana tujuan dibuatnya suatu sistem ini diharapkan dapat mendukung kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
Terdapat dua tujuan sistem pengendalian intern, yaitu tujuan akuntansi dalam
menjaga kekayaan dan mengecek ketelitian data akuntansi dan tujuan administrative
yang lebih kearah untuk mendorong efesiensi serta dipatuhinya kebijakan
manajemen.
Tujuan sistem pengendalian intern menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008, adalah sebagai berikut :
Sistem pengendalian intern bertujuan untuk memberikan keyakinan yang
memadai bagi tercapainya efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintah, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan pertundang-undangan. (2009:2)
Intinya sistem pengendalian intern bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa
tujuan dari organisasi dapat tercapai, diantaranya yaitu tercapainya efektifitas dan
efesiensi, keandalan laporan keuangan serta ditaatinya peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Uraian lebih jelasnya dari tujuan sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi
Merupakan rerangka pembagian tanggungjawab fungsional kepada unit-unit
organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan organisasi atau dapat
disrtikan sebagai menggidentifikasikan kerangka hubungan formal untuk Mencapai
Tujuan Organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketelitiannya dalam
melaksanakan operasi. Sistem pengendalian intern dapat mencegah dan menemukan
kesalahan.
3. Mendorong Efesiensi Usaha
Pengendalian dalam organisasi ditujukan untuk menghindari pekerjaan berganda
yang tidak perlu, dan mencegah pemborosan terhadap semua aspek kegiatan
termasuk pencegahan penggunaan dana yang tidak efesien.
4. Mendorong Efesiensi ditaatinya Kebijakan Manajemen
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sistem pengendalian intern (SPI) memberikan jaminan bahwa prosedur dan
peraturan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan.
Sistem pengendalian intern merupakan proses integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
pemerintah. Tindakan ini untuk memberi keyakinan yang memadai atas tercapainya
tujuan organisasi pemerintah yang optimal. Tentu saja optimalitas itu terjadi jika
organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien, memiliki keandalan pelaporan
keuangan, menjalankan pengamanan aset negara, dan taat terhadap peraturan
perundang-undangan.
Demi good governance, pengawasan intern dilakukan untuk memperkuat dan
menunjang efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern. Sistem
pengendalian yang semula berorientasi sekadar mematuhi ketentuan yang berlaku
(compliance audit) akan menuju sebagai tindakan audit yang dapat mengukur
akuntabilitas operasional organisasi (performance audit) dari kinerja aparat birokrasi.
Perubahan orientasi sistem pengendalian intern ini menjadikan presiden beserta
seluruh penyelenggara pemerintah di tingkat pusat dan daerah harus mampu
melaksanakan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik. Langkah ini dimulai dari
tahap perencanaan sampai dengan proses pengendalian pada tahap pelaksanaannya.
Situasi ini tentu saja membuat presiden sangat membutuhkan sebuah sistem
pengendalian internal. Sebab selaku kepala negara (dan kepala pemerintahan),
presiden bertugas sebagai pengelola, dan penanggung gugat (akuntabilitas)
pengelolaan keuangan negara. Tentu saja pengendalian intern yang diperlukan
tersebut harus merupakan sebuah sistem yang andal, menyeluruh, utuh, serta berlaku
efektif dalam mengikat tali koordinasi, dan membangun sistem pengawasan antar-
lembaga baik di tingkat pusat maupun daerah.
Intinya, seluruh komponen bangsa harus mengawal pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Karena dari peraturan ini terlihat
upaya mandiri aparatur pemerintah untuk menciptakan dirinya sebagai pegawai
negara yang profesional, berani menghindar dari perilaku korupsi, kolusi dan
nepotisme, dan ingin menciptakan budaya kerja yang beradab (mulia) di lingkungan
organisasinya. Namun semua semangat itu hendaknya dibarengi dengan langkah
cepat pemerintah untuk menciptakan tingkat kesejahteraan yang memadai bagi para
aparaturnya. Sebab tanpa itu, apa pun bentuk kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
pasti akan selalu menemui jalan buntu. Yakni, lagi-lagi tidak mampu dijalankan dan
ditegakkan dengan konsisten, penuh integritas, serta bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai