Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

KARSINOMA BRONKHOGENIK (KANKER PARU)

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau
kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan, pekerjaan klien,
tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor registrasi dan asuransi kesehatan.

a) Keluhan utama
Keluhan utama klien dengan karsinoma bronkhogenik biasanya bervariasi seperti
keluhan batuk, batuk produktif, batuk darah, dan sesak napas.
b) Riwayat penyakit saat ini
Biasanya keluhan hampir sama dengan jenis penyakit paru lainnya dan tidak
mempunyai awitan (onset) yang khas. Seringkali karsinoma ini menyerupai
pneumonitis yang tidak ditanggulangi. Batuk merupakan gejala umum yang sering
kali diabaikan oleh klien dengan bronkhitis kronis, batuk akan timbul lebih sering
dan volume sputum bertambah.
c) Riwayat penyakit sebelumnya
Walaupun tidak terlalu spesifik, biasanya akan didapatkan adanya keluhan batuk
jangka panjang dan penurunan berat badan secara signifikan.
d) Riwayat penyakit keluarga
Terdapat juga bukti bahawa anggota keluarga dari kliaen dengan kanker paru
beresiko lebih besar mengalami penyakit ini, walaupun masih belum dapat
dipastikan apakah hal ini benar-benar karena faktor herediter atau karena faktor-
faktor familial.
B. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
a) Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Klien mengeluh batuk yang berkepanjangan,dengan /tidak disertai sekret,nyeri pada
dada ,malaise dan keletihan fisik.

b) Pola aktivitas dan latihan


Klien memiliki kesulitan pada aktifitasnya karena klien merasa lemah dan keletihan
fisik.
c) Pola nutrisi dan metabolik
Pemenuhan nutrisi pada klien kanker paru-paru menurun dikarena biasanya nafsu
makan buruk dan intake nutrisi yang tidak adekuat.
d) Pola eliminasi
Eleminasi alvi: sukar BAB ,dikarnakan gerak peristaltik usus menurun.
Eliminasi urin: pengukuran volume output urin dilakukan dalam hubungan intake
cairan
e) Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena batuk , penumpukan sputum serta nyeri dada yang
menyebabkan gangguan kenyamanan pada klien.
f) Pola kognitif dan perseptual
Klien dan keluarganya biasanya tidak terlalu mengerti tentang penyakit yang diderita
(kanker paru-paru) ini.
g) Pola konsep diri
Adanya perasaan takut dan cemas terhadap penyakit yang diderita.

h) Pola koping
Mekanisme koping biasanya mal adaptif yang diikuti perubahan mekanisme peran
dalam keluarga, kemampuan ekonomi untuk pengobatan, serta prognosis yang tidak
jelas merupakan faktor-faktor pemicu kecemasan dan ketidakefektifan koping
individu dan keluarga.
i) Pola seksual dan reproduksi
Pola seksualnya kurang terpenuhi karena kondisinya tersebut.

j) Pola peran hubungan


Hubungan klien dengan keluarganya terganggu karena klien tidak dapat menjalankan
aktifitasnya seperti biasa.
k) Pola nilai kepercayaan
Pemenuhan aspek spiritual seperti ibadah biasanya tidak dapat terpenuhi secara
lengkap karena nyeri dada, batuk dan kelemahan fisik yang dirasakan.

C. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Rambut : Biasanya akan terlihat kusut
Mata : Biasanya tidak dapat kelainan, pembekakan atau perasangan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid
Thoraks : biasanya tanpa gejala JVD (Obstruksi Vena Kava)
Inspeksi
Secara umum biasanya klien tampak kurus, terlihat batuk, dengan/tanpa
peningkatan produksi sekret. Pergerakan dada biasanya asimetris apabila
terjadi komplikasi efusi pleura dengan hemoragi. Nyeri dada dapat timbul
dalam berbagai bentuk tapi biasanya sebagai rasa sakit atau tidak nyaman
akibat penyebaran neoplastik ke mediastinum. Selain itu, dapat pula
timbul nyeri pleuritis bila terjadi serangan sekunder pada pleura akibat
penyebaran neoplastik atau pneumonia. Gejala-gejala umum seperti
anoreksia, lelah, dan berkurangnya berat badan merupakan gejala-gejala
lanjutan.
Palpasi
Pada palpasi, ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun.
Perkusi
Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor.
Auskultasi
Didapatkan bunyi stidor lokal, wheezing unilateral didapatkan apabila
karsinoma melibatkan penyempitan bronkun dan ini merupakan tanda
khas pada tumor bronkhus. Penyebaran lokal tumor ke struktur
mediastinum dapat menimbulkan suara serak akibat terangsangnya saraf
rekuren, terjadi disfagia akibat keterlibatan esofagus, dan paralisis
hemidiafragma akibat keterlibatan saraf frenikus.
(Alsagaff, 1996 dalam Muttaqin,A, 2008)
Jantung : bunyi jantung terdengar efusi,takikardi; disritmia, bunyi
jantung terdengar gesekan perikardial
Paru : biasanya gerakan dada tidak sama antara dekstra dan sinistra,
Terdengar pekak di daerah lapang dada, Terdengar mengi pada
saat inspirasi/ekspirasi
Abdomen : Tidak puncit, tidak tampak spider nervi, Hepar atau line tidak
teraba, Bunyinya terdengar tympani
Ekstremitas : biasanya teraba hangat, turgor baik, terdapat edema pada
wajah atau leher, dada dan punggung.
Intagumen : biasanya kulit teraba hangat, turgor baik
Integritas ego : timbul perasaan takut karena akan dilakukan pembedahan

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi.

Foto thorax.
Untuk mengetahui adanya pembesaran massa atau tidak dan letak pembesaran
tersebut.

CT Scan.
Dapat memberikan bantuan lebih lanjut dalam membedakan lesi lesi yang
dicurigai.

Bronkoskopi.
Bronkoskopi yang sertai dengan biopsi untuk mendiagnosis jenis karsinoma yang
terjadi.

Biopsi kelenjar skalenus.


Cara terbaik untuk mendiagnosis kanker yang tidak terjangkau oleh bronkoskopi.

2. Pemeriksaan Sitologi.

Sputum rutin, dikerjakan terutama bila ada keluhan seperti batuk.


Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil yang berarti karena tergantung pada :
Letak tumor terhadap bronkus.

Jenis tumor.

Teknik mengeluarkan sputum.

Jumlah sputum yang diperiksa (dianjurkan pemeriksaan 3 5 hari berturut turut).

Waktu pemeriksaan sputum.

Pada kanker paru yang letaknya sentral pemeriksaan sputum yang baik dapat
memberikan hasil positif sampai 67 85 % pada karsinoma sel skuamosa. Sehingga untuk
Tn. J dapat dilakukan sitologi ini untuk mamastikan apakah termasuk dalam kanker paru
sel skuamosa.
2. NANDA, NOC, NIC
NO Dx NOC NIC
1 Bersihan jalan Status respirasi : kepatenan Monitor Respirasi
napas tidak jalan nafas Aktifitas:
efektif Indikator: - buka jalan nafas dengan meggunakan
rata- rata pernafasan teknik chin lift atau jaw thrust, bila perlu
ritme pernafasan - monitor frekuensi, ritme, dan usaha
kedalaman inspirasi respirasi

kemampuan - catat pergerakan dada, lihat kesimetrisan.

membersihkan sekresi - monitor pola nafas


- monitor kebisingan respirasi

Status respirasi : ventilasi - catat letak trakea

Indikator : - palpasi kesamaan ekspansi paru

rata-rata pernafasan - monitor sekresi respirasi pasien

ritme perafasan - Auskultasi bunyi paru setelah perawatan


dan catat hasilnya
kedalaman inspirasi
- Monitor kemampuan pasien untuk batuk
suara perkusi
secara efektif
volume tidal
- Monitor dyspnea dan hal-hal yang
kapasitas vital
meingkatkan atau memperburuknya
Airway Management
Aktifitas :
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift
atau ut;ter thrust bila perlu
- Posisikan pasien untuk
memaksimalkanventilasi
- Identifikasi pasien perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
- Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
- Berikan bronkodilator bila perlu
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
- Monitor respirasi dan position O2
2 Pola napas tidak Kepatenan jalan Manajemen jalan nafas
efektif nafas: Aktivitas :
Indikator : - Buka jalan nafas dengan teknik
- Frekuensi nafas mengangkat dagu atau dengan
normal mendorong rahang sesuai keadaan
- Irama nafas normal - Beri aerosol, pelembab/oksigen,
- Tidak ada demam ultrasonic humidifier jika diperlukan
- Tidak cemas - Posisikan pasien untuk mengurangi
- Bebas dari suara nafas dispnu
tambahan - Monitor pernafasan dan status oksigen
- Dorong nafas dalam, pelan dan batuk
Ventilasi - Identifikasi masukan jalan nafas baik
Indikator : yang aktual ataupun potensial
- Pengembangan dada - Posisikan pasien untuk
simetris memaksimalkan ventilasi yang
- Kenyamanan dalam potensial
bernafas
- Frekuensi nafas Monitor pernafasan
normal Aktivitas :
- Suara nafas normal - Monitor frekuensi, rata-rata, irama,
- Tidak ada suara nafas kedalaman dan usaha bernafas
tambahan - Catat pergerakkan dada, lihat
kesimetrisan, penggunaan otot
Status tanda-tanda vital tambahan, dan supraklavikula dan
Indikator : retaksi otot intercostal
- suhu badan - Monitor bising pernafasan seperti
- denyut nadi ribut atau dengkuran
- pernapasan - Monitor pola nafas seperti bradipnu,
- tekanan darah takipnu, hiperventilasi, pernafasan
diastolic kussmaul, Ceyne stokes, apnu, biot
- tekanan darah sistolik dan pola ataksi

3 Gangguan Keseimbangan elektrolit Manajemen asam basa


pertukaran gas dan asam basa Aktivitas :
- Jaga kepatenan jalan napas
Indikator : - Pantau ABG dan level elektrolit
- Denyut jantung - Monitor status hemodinamik termasuk
- Irama jantung CVP (tekanan vena sentral), MAP
- Pernapasan (tekanan arteri rata-rata), PAP
- Irama napas (tekanan arteri paru)
- Sodium serum - Pantau kehilangan asam (muntah,
- Pottasium serum diare, diuresis, melalui nasogastrik)
- Klorida serum dan bikarbonat (drainase fistula dan
- Kalsium serum diare)
- Magnesium serum - Posisikan untuk memfasilitasi ventilasi
- pH serum : DBN* yang adekuat seperti membuka jalan
- Albumin serum : napas dan menaikkan kepala tempat
DBN tidur
- Kreatinin serum : - Pantau gejala gagal pernapasan seperti
DBN PaO2 yang rendah, peningkatan
- Bikarbonat serum PaCO2, dan kelemahan otot napas
:DBN - Pantau pola napas
- Pantau factor penentu pengangkutan
oksigen jaringan seperti PaO2, SaO2,
kadar Hb dan cardiac output
- Sediakan terapi oksigen
- Berikan dukungan ventilasi mekanik
- Pantau factor penentu konsumsi
oksigen seperti SvO2, avDO2
(perbedaan oksigen arterivena)
- Pantau ketidakseimbangan elektrolit
yang semakin buruk dengan
mengoreksi ketidakseimbangan asam
basa
- Dorong pasien dan keluarga untuk
aktif dalam pengobatan
ketidakseimbangan asam basa

Manajemen Jalan Nafas


Aktivitas :
- Buka jalan nafas dengan teknik
mengangkat dagu atau dengan
mendorong rahang sesuai keadaan
- Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi yang
potensial
- Identifikasi masukan jalan nafas baik
yang aktual ataupun potensial
- Masukkan jalan nafas/ nasofaringeal
sesuai kebutuhan
- Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction/pengisapan
- Kaji keinsetifan spirometer
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya
ventilasi yang turun atau yang hilang
dan catat adanya bunyi tambahan
- Lakukan pengisapan endotrakeal atau
nasotrakeal
- Beri bronkodilator jika diperlukan
- Beri aerosol, pelembab/oksigen,
ultrasonic humidifier jika diperlukan
- Atur intake cairan untuk
mengoptimalkan keseimbangan cairan
- Posisikan pasien untuk mengurangi
dispnue
- Monitor pernafasan dan status
oksigen.

Monitor Pernafasan
Aktivitas :
- Monitor frekuensi, rata-rata, irama,
kedalaman dan usaha bernafas
- Catat pergerakkan dada, lihat
kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, dan supraklavikula dan
retaksi otot intercostal
- Monitor bising pernafasan seperti
ribut atau dengkuran
- Monitor pola nafas seperti bradipnu,
takipnu, hiperventilasi, pernafasan
kussmaul, Ceyne stokes, apnu, biot
dan pola ataksi
- Palpasi jumlah pengembangan paru
- Perkusi anterior dan posterior torak
dari apeks sampai basis secara
bilateral
- Catat lokasi trakea
- Monitor kelemahan otot diafragma
- Auskultasi bunyi nafas, catat
ventilasi yang turun atau hilang
- Tentukan apakah harus dilakukan
pengisapan dari hasil auskultasi
seperti adanya ronkhi atau wheezing
- Auskultasi lagi paru setelah
dilakukan treatmen
- Monitor sekresi pernafasan pasien
- Monitor dispnu dan persitiwa yang
bisa meningkatkan kejadian dispnu
- Monitor hasil penyinaran (X-Ray)
4 Nyeri akut Kontrol Nyeri Manajemen nyeri
Indikator : Lakukan penilaian nyeri secara
- Menilai factor penyebab komprehensif dimulai dari lokasi,
- Recognize lamanya Nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
- Penggunaan analgesic yang intensitas dan penyebab.
tepat Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal,
- Gunakan tanda-tanda vital terutama untuk pasien yang tidak bisa
memantau perawatan mengkomunikasikannya secara efektif
- Menilai gejala dari nyeri Pastikan pasien mendapatkan perawatan
- Gunakan catatan nyeri dengan analgesic
- Laporkan bila nyeri Tentukan dampak nyeri terhadap
terkontrol kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu
makan, aktivitas, kesadaran, mood,
Tingkat Nyeri hubungan sosial, performance kerja dan
- Melaporkan Nyeri melakukan tanggung jawab sehari-hari)
- Frekuensi nyeri Gunakan metoda penilaian yang
- Panjangnya episode nyeri berkembang untuk memonitor
- Ekspresi nyeri lisan perubahan nyeri serta mengidentifikasi
- Ekspresi wajah saat nyeri faktor aktual dan potensial dalam
- Melindungi bagian tubuh mempercepat penyembuhan
yang nyeri Tentukan tingkat kebutuhan pasien yang
- Kegelisahan dapat memberikan kenyamanan pada
- Hilangnya Nafsu makan pasien dan rencana keperawatan
Menyediakan informasi tentang nyeri,
contohnya penyebab nyeri, bagaimana
kejadiannya, mengantisipasi
ketidaknyamanan terhadap prosedur
Pilihlah variasi dari ukuran pengobatan
(farmakologis, nonfarmakologis, dan
hubungan atar pribadi) untuk
mengurangi nyeri
Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri
ketika memilih metoda mengurangi
nyeri
Mendorong pasien dalam memonitor
nyerinya sendiri

Pemberian Analgesik
Menentukan lokasi , karakteristik, mutu,
dan intensitas nyeri sebelum mengobati
pasien
Periksa order/pesanan medis untuk obat,
dosis, dan frekuensi yang ditentukan
analgesik
Cek riwayat alergi obat
Tentukan jenis analgesik yang
digunakan berdasarkan tipe dan tingkat
nyeri.
Tentukan analgesik yang cocok, rute
pemberian dan dosis optimal.
Utamakan pemberian secara IV
dibanding IM sebagai lokasi
penyuntikan, jika mungkin
Cek pemberian analgesik selama 24 jam
untuk mencegah terjadinya puncak nyeri
tanpa rasa sakit, terutama dengan nyeri
yang menjengkelkan
Mengkaji pengetahuan pasien atau
anggota keluarga mengenai analgesic,
terutama sekali opioids(karena resiko
kecanduan tinggi)
Dokumentasikan respon pasien tentang
analgesik, catat efek yang merugikan
Hipetermi Termoregulasi Pengobatan demam
Indikator: Tindakan:
Tidak adanya sakit kepala Pantau suhu berkali-kali jika
Tidak adanya ngilu pada diperlukan
otot Adakan pemantauan suhu secara
Tidak adanya iritabilitas berkelanjutan, jika diperlukan
Tidak adanya perasaan Pantau warna kulit dan suhu
mengantuk Pantau tekanan darah, nadi dan
Tidak adanya perubahan pernafasan, jika diperlukan
warna kulit Pantau untuk penurunan tingkat
Tidak adanya kejang pada kesadaran
otot Pantau aktivitas berlebihan
Pantau intake dan output
Tanda-tanda vital Pantau selalu suhu untuk mencegah
Indikator: indikasi hipotermia
Suhu tubuh Monitor tanda-tanda vital
Denyut jantung Tindakan:
Ritme jantung Monitor tekanan darah, temperatur,
Denyut nadi radial status respirasi
Tingkat pernafasan Monitor irama paru-paru
Ritme nafas Monitor bunyi jantung
Tekanan sistol darah Identifikasi penyebab terjadinya
Tekanan diastol darah perubahan tanda-tanda vital
Tekanan nadi

Gangguan Tingkat pergerakan Terapi latihan : ambulansi


mobilitas fisik Keseimbangan penampilan Mengatur tinggi rendah tempat tidur,
Posisi tubuh jika diperlukan
Ambulansi : berjalan Mengganti posisi tidur dengan mudah
Perpindahan sendi dilakukan
Perpindahan otot Meningkatkan kemampuan untuk
bangun dari tidur atau dari kursi roda
Membantu pasien untuk duduj dan
Ambulansi : berjalan menyamping dari tempat tidur
Pertahanan berat Konsultasi dengan terapi fisik tentang
Berjalan dengan langkah rencana ambulansi, jika diperlukan
efektif Mengintruksikan penggunaan alat bantu,
Berjalan dengan langkah jika diperlukan
sedang Mengintruksikan pasien bagaiman posisi
Berjalan dengan cepat yang benar dalam proses berpindah
Berjalan dengan langkah Gunakan gaitbelt untuk membentu
naik berpindah dan ambulansi, jika
Berjalan dengan langkah diperlukan
turun Menolang pasien untuk berpindah, jika
Berjalan dengan miring ke dibutuhkan
atas Menyediakan cueing ard di kepala
Berjalan dengan miring ke sebagai fasilitas untuk berpindah
bawah Membantu pasien dengan inisial
ambulansi dan jika dibutuhkan
Mengintruksikan pasien tentang
keamanan berpindah dan teknik
ambulansi
Mengontrol pasien menggunakan
crutches atau alat bantu jalan lainya
Membantu pasien untuk berdiri dan
ambulansi jarak jauh
Membantu pasien untuk meningkatkan
kemandirian dalam ambulansi jarak jauh
Meningkatkan kemandirian ambulansi
dengan batas aman
Gangguan Status nutrisi Manajemen nutrisi
pemenuhan Asupan zat gizi Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan
Asupan makanan dan menghitung intake kalori harian, jika
nutrisi kurang
cairan diperlukan
dari kebutuhan Energi Memantau ketepatan urutan makanan
tubuh Indeks masa tubuh untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Berat badan harian
Menetukan kebutuhan makanan saluran
Status nutrisi : intake nasogastric
nutrien Anjurkan pasien untuk memilih
- Intake kalori makanan ringan, jika kekurangan air liur
- Intake ptotein mengganggu proses menelan
- Intake lemak Memastikan bahwa makanan berupa
- Intake karbohidrat makanan yang tinggi serat untuk
- Intake zat besi mencegah konstipasi
- Intake vitamin Membantu pasien membentuk posisi
- Intake mineral duduk yang benar sebelum makan
- Intake kalsium Mengajarkan pasien dan kelurga tentang
memilih makanan
Pengontrolan berat badan
Menggunakan suplemen Monitor Nutrisi
nutrisi jika diperlukan Aktivitas:
Mempertahankan pola Timbang berat badan klien
makan yang dianjurkan Monitor kehilangan dan pertambahan
Mempertahankan berat badan
keseimbanagan cairan
Mengontrol berat badan Monitor respon emosi klien terhadap
Mempertahankan intake situasi dan tempat makan
Monitor adanya mual dan muntah
kalorioptimal harian
Monitor nilai albumin, total protein,
hemoglobin dan hematokrit
Monitor nilai limfosit dan elektrolit
Monitor menu makanan dan pilihannya
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor tingkat energi, lelah, lesu, dan
lemah
Monitor intake kalori dan nutrisi

Anda mungkin juga menyukai