Anda di halaman 1dari 3

BAB 3.

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu lima bulan. Pembuatan
bejana MDC dilakukan di Laboratorium Membran Hasil Perairan, Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas air
laut dilakukan di Laboratorium Produktivitas Lingkungan, Departemen
Manajemen Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Pengujian kinerja
sistem MDC dilakukan di Laboratorium Membran Hasil Perairan, Departemen
Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor. Hasil proses MDCberupa air
tawar dilakukan uji kadar garam di Laboratorium Produktivitas Lingkungan,
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan air laut, H2SO4 (Merck), K2Cr2O7 0,25 N (Merck),
Ferrous ammonium sulfate [Fe(NH4)2(SO4)2] 0,2 N (Merck), NaOH (Merck),
phenate (Merck), dan chlorox (Merck), MnSO4 (Merck).

3.3 Alat
Alat yang digunakan adalah meliputi MDC single-chamber air cathode
berbentuk balok dengan dimensi 5x10x10 cm, kabel, pH meter (TOA HM-30V),
Erlenmeyer (Pyrex), gunting kawat, sudip, pipet volumetrik (Pyrex), multimeter (UK
830LN), oxidation reduction potential (ORP) meter, dan salinometer.

3.4 Prosedur Percobaan


3.4.1 Pembuatan Microbial Desalination Cell Air Cathode (Saeed et al. 2015)

Sistem MDC yang digunakan merupakan sistem MDC satu bejana tanpa
membran separator mengacu Saeed et al. (2015) dengan modifikasi. Bejana berbentuk
balok yang terbuat dari kaca akrilik berukuran 5x 10 x 10 cm. Elektroda yang digunakan
adalah plat karbon grafit dengan ukuran 5 x 1 x 1 cm. Elektroda yang telah dibuat
kemudian dipasang pada bejana MDC. Katoda dan anoda dipasang pada kaca akrilik
dengan jarak yang berbeda yaitu 4 cm. Desain MDC dapat dilihat pada Gambar 1.
Multimeter

4 cm

Anoda Katoda

Gambar 4 Desain model MDC


3.4.2 Karakterisasi Air Laut
Air laut diambil dari lokasi menggunakan jerigen 10 L dan
dimasukkan ke dalam coolbox yang diisi es untuk mempertahankan kondisi
air. Air laut kemudian dikarakteristisasi dengan mengukur beberapa
parameter seperti pH, dan oxidation reduction potential (ORP). Selanjutnya
limbah dimasukkan ke dalam bejana MDC sebanyak 500 mL.

3.4.3 Pengukuran Nilai pH (Hasrianti dan Nurasia 2016)


Sampel air laut sebanyak 1000 mL dimasukkan ke dalam gelas piala.
Sampel kemudian diukur menggunakan pH meter untuk mengetahui derajat
keasamannya.

3.4.5 Pengukuran Salinitas Air (Hasrianti dan Nurasia 2016)


Sampel air laut sebanyak 1000 mL dimasukkan ke dalam gelas piala.
Sampel kemudian diukur salinitasnya menggunakan salinometer.

3.4.6 Inkubasi sistem MFC


Sampel air laut yang telah dikarakterisasi dimasukkan ke dalam
bejana MDC kemudian diinkubasi selama 120 jam. Perlakuan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu penambahan sedimen laut ke dalam
bejana yang berisi air laut dengan perbandingan 1:10, 2:10, dan tanpa
penambahan sedimen laut mengacu pada Patil et al. (2009) dengan
modifikasi. Selama proses inkubasi dilakukan pengukuran elektrisitas pada
bejana MDC.

3.4.7 Pengukuran Elektrisitas MFC


Pengukuran elektrisitas dilakukan menggunakan multimeter setiap
jam selama 120 jam. Masing-masing elektroda dihubungkan dengan kabel
lalu bejana ditutup. Kedua kabel dihubungkan oleh multimeter. Multimeter
diatur untuk pengukuran tegangan listrik pada skala terkecil terlebih dahulu
kemudian nilai yang tertera pada layar multimeter diamati pada selang waktu
tertentu (Suyanto 2010).

3.4.8 Total Plate Count (TPC) (FDA 2001)


Analisis TPC dilakukan untuk menghitung kepadatan biofilm yang
terbentuk pada permukaan elektroda tembaga MDC. Biofilm yang terbentuk
pada permukaan elektroda MDC selama proses pengolahan limbah 120 jam
diambil menggunakan swab steril. Swab dan sel biofilm yang terperangkap
kemudian dipindahkan kedalam tabung reaksi berisi 10 mL larutan fisiologis
KH2PO4 lalu divortex dan didapatkan larutan pengenceran 101.
Larutan tersebut kemudian diencerkan kembali dengan pengenceran
102, 103, dan 104. Setelah itu larutan pengencer sebanyak 1 mL dimasukkan
kedalam cawan petri kemudian dicampur dengan media PCA (Plate Count
Agar) dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 48 jam. Setelah inkubasi,
jumlah koloni yang tumbuh pada cawan dihitung berdasarkan rumus:

N = [(1 1) +(0,12)]
Keterangan:
N = Total koloni per mL atau gram sampel
C = Jumlah koloni dari semua cawan yang masuk dalam batas
perhitungan
n1 = Jumlah cawan pada pengenceran pertama
n2 = Jumlah cawam pada pengenceran kedua
d = Tingkat pengenceran pertama saat mulai perhitungan
Batas koloni yang dihitung = 25-250 cfu

3.5 Rancangan percobaan


Rancangan percobaan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 2 kali
ulangan. Perlakuan yang dilakukan yaitu penggunaan sedimen laut
dengan perbandingan 1:10; 2:10; dan tanpa penambahan sedimen laut.
Jika terdapat pengaruh yang nyata, dilakukan pengujian berupa uji lanjut
dan uji DUN. Data diolah menggunakan program SPSS dan disajikan
dalam bentuk tabel ANOVA.

Suyanto E, Mayangsari A, Wahyuni A, Zuhro F, Isa S, Sutariningsih SE,


Retnaningrum E. 2010. Pemanfaatan limbah cair domestik ipal kricak
sebagai substrat generator elektrisitas melalui teknologi microbial fuel cell
ramah lingkungan. Seminar Nasional Biologi di Yogyakarta 24-25
September 2010.
[APHA] American Public Health Association. 1999. Standar Methods for the
Examination of Water and Wastewater 20th Edition. Washington
DC(USA): American Public Health Association, American Water Works
Association, Water Environment Federation.
Saedd HM, Husseini GA, Yousef S, Saif J, Azzam S, Aidan A. 2015. Microbial desalination cell
technology: A review and case study. Desalination. 359:1-13.

Anda mungkin juga menyukai