Oleh :
Wahyudin
C14101001
WAHYUDIN
C.14101001
RINGKASAN
WAHYUDIN. Pengaruh Rotifera yang Diperkaya dengan Beberapa Jenis Sumber
Lemak terhadap Kelangsungan Hidup Larva Udang Vannamei Litopenaeus
vannamei.
Dibimbing oleh DEDI JUSADI dan ING MOKOGINTA.
Skripsi
Oleh :
Wahyudin
C14101001
SKRIPSI
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
: Wahyudin
NRP
: C14101001
Disetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas segala rahmat Allah SWT serta atas
izin-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini. Penelitian yang
dilaksanakan penulis berjudul pengaruh rotifera yang diperkaya dengan beberapa
jenis sumber lemak terhadap kelangsungan hidup larva udang vannamei
Litopenaeus vannamei. Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Dedi Jusadi
dan Ibu Dr. Ing Mokoginta selaku pembimbing atas bimbingan, saran dan
masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak A. Musyafik selaku Asisten Vice
Presiden PT. CentralPertiwi Bahari (CPB), Ibu Fivi Najmusyabah selaku General
Manager PT. CPB, Bapak Subandriyo selaku Senior Manager PT. CPB, Bapak
Edi Poncolaksito selaku pembimbing lapang, Bang Tupa dan Mas Andika selaku
Kepala Seksi Laboratorium pakan alami, Mas Tholib, serta warga Hatchery II dan
seluruh staf serta karyawan PT. CPB yang telah banyak membantu
terselesaikannya skripsi ini. Selain itu terima kasih juga penulis ucapkan kepada
kedua orang tuaku, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan doanya
selama ini. Terima kasih kepada Pak Wasjan, teman-teman nutrisi, teman-teman
kost serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Terakhir
penulis mengucapkan terima kasih kepada Yuliana Sagita yang selalu memberi
dorongan, semangat serta doa kepada penulis supaya dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan penulis. Namun penulis berharap semoga karya
yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Bogor, Desember 2005
Wahyudin
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 4 Maret 1982 sebagai anak
pertama dari pasangan Karwi dan Iroh. Penulis memulai pendidikan di Sekolah
Dasar Taman Mekar pada tahun 1989. Kemudian penulis melanjutkan sekolah di
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Lemahabang pada tahun 19951998.
Selanjutnya penulis melanjutkan studi ke Sekolah Menegah Umum Negeri 5
Karawang pada tahun 1999-2001.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun
2001 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Jurusan Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama menjadi mahasiswa
penulis aktif sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa pada periode
kepengurusan 2002/2003. Penulis juga pernah menjadi pengurus HIMAKUA
pada tahun 2001/2002, 2002/2003, dan 2003/2004. Selain itu penulis juga pernah
mengikuti pelatihan pembuatan akuarium, pelatihan kawin suntik, serta pelatihan
akuascaping. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah teknik produksi
ikan hias (2004/2005), nutrisi ikan, (2005) dan teknik produksi pakan alami
(2004).
Penulis melakukan penelitian berjudul : Pengaruh Rotifera yang
Diperkaya dengan Beberapa Jenis Sumber Lemak terhadap Kelangsungan
Hidup Larva Udang Vannamei Litopenaeus vannamei. Penelitian ini
dilaksanakan di PT. CentalPertiwi Bahari, Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo,
Kabupaten Lampung Selatan.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ii
iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..............................................................................
1.2 Tujuan Penelitian ...........................................................................
1
3
4
4
7
10
11
11
12
12
13
14
16
V. KESIMPULAN .........................................................................................
19
20
LAMPIRAN ...................................................................................................
22
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Persentase relatif asam lemak n-3 pada berbagai ikan ......................
Tabel 4. Kandungan asam lemak rotifera yang diberi ragi dan yang
diperkaya minyak cumi .....................................................................
12
14
16
DAFTAR GAMBAR
16
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
22
24
25
28
28
28
28
29
30
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larva udang vannamei Litopenaeus vannamei di pembenihan mengalami
perkembangan stadia mulai dari nauplii, zoea, mysis sampai pasca larva. Stadia
perkembangan larva udang yang paling kritis adalah pada stadia zoea dan mysis.
Stadia zoea memiliki kelangsungan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan
stadia yang lain, bahkan kematian pada stadia zoea dapat mencapai 90 % sebelum
berkembang menjadi mysis (Elovaara, 2001). Begitu pula pada stadia mysis, di
PT CentralPertiwi Bahari (CPB) kelangsungan hidup dapat mencapai kurang dari
40% sehingga sering dilakukan pembuangan larva. Hal tersebut karena terjadinya
gagal molting pada larva stadia zoea dan mysis sehingga larva mati sebelum
mencapai stadia selanjutnya. Masalah tersebut merupakan masalah umum dalam
usaha pembenihan udang, dan hal ini terjadi juga pada pembenihan di PT. CPB.
Upaya untuk meningkatkan kelangsungan hidup udang dapat dilakukan
dengan meningkatkan kualitas nutrien pakannya, yang salah satunya adalah
lemak.
Lemak
mempunyai
peranan
penting
untuk
pertumbuhan
dan
dan
kelangsungan
hidup.
Kekurangan
phospholipid
akan
menyebabkan gagalnya larva untuk mengganti kulit tuanya selama larva molting
(Teshima, 1997). Kebutuhan larva udang akan phospholipid adalah sebesar 3%
(Jones et al, 1997).
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rotifera
yang diperkaya dengan minyak ikan, minyak cumi atau A1 DHA Selco terhadap
kelangsungan hidup larva udang vannamei Litopenaeus vannamei.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
diberi
pakan
nauplii
artemia
atau
zooplankton
seperti
Rotifera
berfungsi sebagai sumber energi (8-9 kal/g), juga penting sebagai sumber asam
lemak esensial. Menurut Walford dan Lana (1986) penelitian akhir-akhir ini di
Jepang menunjukkan bahwa kandungan n3-HUFA (20:5n-3 dan 22: 6n-3) dalam
pakan alami merupakan faktor paling menentukan nilai nutrisi pakan untuk
pemeliharaan larva ikan yang berasal dari laut. Hal ini disebabkan oleh rendahnya
kemampuan ikan yang berasal dari laut untuk melakukan biokonversi asam
linoleat (18 : 2n-6) dan linolenat (18:3n-3) menjadi n3-HUFA. Sementara itu
Kompyang dan Ilyas (1988) menyatakan bahwa kekurangan asam lemak esensial
dalam pakan akan menyebabkan pertumbuhan yang rendah, menurunnya efisiensi
pakan dan dapat meningkatkan angka kematian ikan. Phospholipid dan kolesterol
merupakan komponen yang esensial bagi udang sehingga perlu ditambahkan
melalui pakan agar terpenuhi kebutuhan nutriennya. Phospholipid dan kolesterol
dibutuhkan untuk perkembangan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup larva
udang. Kolesterol sangat penting bagi crustacea untuk pembentukan sel dan
sebagai prekursor dari hormon steroid diantaranya hormon untuk molting
(Teshima, 1997). Hal ini sangat penting bagi zoea dalam proses molting untuk
dapat berkembang menuju stadia selanjutnya. Kebutuhan kolesterol pada larva
udang adalah sebesar 1% (Jones et al, 1997). Phospholipid dibutuhkan oleh udang
untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Kekurangan phospholipid akan
menyebabkan gagalnya larva untuk mengganti kulit tuanya selama larva molting
(Teshima, 1997). Kebutuhan larva udang akan phospholipid adalah sebesar 3%
(Jones et al, 1997).
Minyak ikan merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk
memperkaya rotifera. Minyak ikan mengandung banyak jenis asam lemak baik
asam lemak jenuh maupun asam lemak tidak jenuh. Kandungan utama minyak
ikan adalah asam lemak yang memiliki ketidak jenuhan yang tinggi. Minyak ikan
laut kaya akan asam lemak linolenat, EPA 20:5n-3 dan DHA (Sargent, 1997).
Berikut kandungan asam lemak dari minyak ikan (Tabel 1).
C 18:3
C20:5
C22:6
Cumi-cumi
1%
9%
31%
Lemuru
3%
5%
29,5%
Teri
2%
9%
25%
1,5%
8%
18%
Selar
4%
4%
16%
Tenggiri
1%
3%
17%
Kembung
1)
2)
13,4 -16,9
5,0 - 6,6
2,3 - 2,6
15,5 - 16,4
1,0 - 1,1
0,8 - 0,9
8,4 - 9,2
3,0 - 3,4
13,4 - 17,4
0,9 - 1,4
12,8 - 15,6
DHA Selco merupakan sumber pengkaya yang sangat baik untuk rotifera
karena mempunyai kandungan HUFA yang tinggi. Kandungan lemak dari DHA
Selco sebesar 18 % dengan kandungan EPA dan DHA sebesar 16,9 mg/g dan
26,7 mg/g.
alami merupakan makanan utama dan pertama yang harus diberikan kepada larva
dalam suatu kegiatan pembenihan. Salah satu pakan alami yang sering diberikan
dalam pembenihan udang adalah rotifera. Salah satu rotifera yang berasal dari
laut, Brachionus sp. telah digunakan secara luas sebagai pakan larva udang dan
ikan laut dan telah dikultur secara masal sebagai pakan udang pada stadia mysis
dan akhir dari stadia zoea (Elovaara, 2001).
Beberapa karakter yang membuat rotifera menjadi pakan alami yang
menarik dalam budidaya laut adalah ukurannya relatif kecil, gerakannya lambat
dengan gerak mempertahankan posisi dalam kolom air, dapat dibudidayakan
dalam kepadatan yang tinggi dapat berkembang baik dengan cepat sehingga
dalam waktu yang relatif singkat dapat tersedia dalam jumlah yang banyak, dan
dapat diperkaya dengan asam lemak atau antibiotik yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva (Lubzens et al, 1989 dalam Lesmana,
2000). Agar rotifera yang diberikan pada larva dapat memberikan pertumbuhan
dan kelangsungan hidup yang optimal, ukuran rotifera, distribusi dan konsentrasi
rotifera dalam tangki pemeliharaan, serta kualitas nutrisi rotifera harus
diperhatikan. Rotifera dapat dibudidayakan dengan menggunakan micro alga
sebagai pakannya. Kandungan dari EPA dan DHA yang tinggi seperti pada
Nannochloropsis yang kaya akan EPA dan Isochrysis yang kaya akan DHA
menjadikan alga tersebut sebagai sumber pakan yang baik untuk kultur Rotifera
(Dhert, 1996). Untuk menjaga kultur Rotifera tetap stabil, harus dijaga kondisi air
supaya tetap hijau. Oleh karena itu kepadatan Nannochloropsis atau Isochrysis
harus tetap dijaga 0,2 x 106 sel/ml. Sebagai alternatif pakan rotifera yang cukup
praktis dapat digunakan ragi roti yang mempunyai ukuran 5-7m (Dhert, 1996).
Berikut adalah kandungan asam lemak rotifera yang diberi ragi dan diperkaya
minyak cumi (Tabel 4):
Tabel 4. Kandungan asam lemak rotifera yang diberi ragi dan yang diperkaya
minyak cumi
Asam Lemak
16:0
16:n-7
18:0
18:n-9
18:n-6
18:n-3
20:1
20:3n-3
20:4n-6
20:5n-3
22:5n-3
22:6n-3
Sumber : Watanabe, 1988
Tabel 5. Kandungan asam lemak rotifera yang diperkaya dengan minyak ikan,
minyak cumi dan DHA Selco dan yang diberi Nannochloropsis
Sumber Lemak
Nannochloropsis 1)
DHA Selco
1)
Minyak ikan
2)
2)
minyak cumi
3)
4)
Ragi
3)
Sumber :
1) Dhert, 1996
2) Ando et al, 2004
3) Kitajima et al, 1980
4) Kitajima et al, 1990
12 wadah dengan kepadatan rata-rata 100 ekor/l. Larva dimasukkan pada sore hari
antara pukul 16.00 17.00. Pemberian pakan dilakukan mulai pukul 23.00,
berupa pakan alami (Chetoceros gracillis, Skeletonema costatum dan rotifera) dan
pakan buatan (CP. Star 100, CP Spina, BP Eguchi dan Lanzy ZM). Jadwal
pemberian pakan pada larva udang vannamei dapat dilihat pada Lampiran 2.
Mulai stadia zoea 2, larva udang diberi perlakuan yang berbeda, yakni
tambahan pemberian rotifera. Perlakuan tersebut adalah :
1. Perlakuan A : larva diberi rotifera dari kultur massal.
2. Perlakuan B : larva diberi rotifera yang diperkaya dengan 0,5 ml minyak ikan
per 10 liter media pengkaya.
3. Perlakuan C : larva diberi rotifera yang diperkaya dengan 0,5 ml minyak cumi
per 10 liter media pengkaya.
4. Perlakuan D : larva diberi rotifera yang diperkaya dengan 0,5 ml A1 DHA
Selco per 10 liter media pengkaya.
Benur dipelihara dengan pemberian pakan rotifera sampai mencapai stadia
pasca larva 1 (PL1) atau 10 hari masa pemeliharaan. Setelah mencapai stadia PL1
atau 10 hari pemeliharaan dilakukan panen dan sampling penghitungan jumlah
larva.
Tabel 6. Kisaran parameter kualitas air pemeliharaan larva udang vannamei yang
diukur selama penelitian.
Parameter
Nilai
pH
7,95 8,15
Suhu (0 C)
28,6 31,3
Salinitas (ppt)
30 31
4,83 -6,66
ttd 1,894
Alkalinitas (mg/L)
95,48 121,52
3.5 Pengamatan
Parameter yang diamati pada percobaan ini adalah kelangsungan hidup,
panjang PL1 dan kecepatan perubahan stadia.
Adapun perhitungan kelangsungan hidup dengan menggunakan rumus :
SR = Nt x 100 %
N0
Dimana SR adalah tingkat kelangsungan hidup (%)
N0 adalah jumlah benur pada saat mulai perlakuan (ekor)
Nt adalah jumlah benur pada akhir penelitian (ekor)
Tabel 7. Kandungan lemak serta polar dan nonpolar lipid (% bobot kering)
Perlakuan
awal
Rotifera :
Total lipid
Neutral lipid
Polar lipid /Phospholipid
PL1 Udang :
Total lipid
11,22
8,50
5,89
2,61
20,10
18,39
1,70
17,13
14,26
2,87
18,05
14,32
3,73
9,00
9,57
9,51
9,39
100
Kelangsungan hidup (%)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A
Perlakuan
4,00
3,90
a
3,80
Panjang (mm)
3,70
3,60
3,50
3,40
3,30
3,20
3,10
3,00
2,90
A
Perlakuan
Gambar 2. Panjang PL1 larva udang vannamei. Huruf yang sama di dalam setiap
kolom menyatakan nilai rata-rata yang tidak berbeda nyata (p>0,05)
Stadia larva udang vannamei di akhir penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.
Udang yang diberi rotifera yang diperkaya dengan tiga jenis sumber asam lemak
menunjukan perkembangan stadia yang lebih cepat. Hal ini terlihat pada akhir
pemeliharaan dimana perlakuan A sebagian masih ada dalam stadia mysis 3,
sedangkan perlakuan B, C dan D telah mencapai stadia PL1 dan PL2.
A
46,711,6
53,311,6
-
B
66,6711,55
33,3311,55
C
73,3311,55
26,6711,54
D
53,3346,19
46,6746,19
4.2 Pembahasan
Hasil analisa kimia kandungan lemak pada rotifera menunjukan adanya
peningkatan kandungan lemak pada rotifera dari 8,5% pada perlakuan A menjadi
20,1%, 17,13%, dan 18,15% pada perlakuan B, C dan D. Kandungan lemak pada
rotifera yang diperkaya memberikan pengaruh pada komposisi kandungan lemak
polar dan nonpolar rotifera. Kandungan polar lipid (phospolipid) pada perlakuan
A, B, C dan D adalah sebesar 2,61%, 1,7%, 2,87% dan 3,73%. Kebutuhan
phospholipid pada larva udang antara 1%-3,5% (Kanazawa, 1985 dalam Harris,
1997). Keempat perlakuan tersebut memiliki kandungan phospolipid yang berada
dalam kisaran kebutuhan phospholipid pada larva udang. Kandungan lemak larva
yang diberi pakan rotifera yang diperkaya lebih tinggi dari larva yang diberi pakan
rotifera dari kultur massal. Larva perlakuan A memiliki kandungan lemak 9%,
sedangkan larva perlakuan B, C dan D memiliki kandungan lemak 9,57%, 9,51%
dan 9,39%.
Perkembangan larva udang vannamei setelah diberi perlakuan menunjukan
adanya perbedaan. Di akhir penelitian pada perlakuan pemberian rotifera yang
diperkaya dengan minyak ikan, minyak cumi dan A1 DHA Selco larva sudah
mencapai stadia PL1 dan PL2. Sementara larva yang diberi pakan rotifera dari
kultur massal masih ada dalam stadia mysis sebanyak 46,7% dan PL1 53,33%.
Lancarnya perkembangan stadia larva berkorelasi dengan nilai kelangsungan
hidup larva. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian rotifera yang
diperkaya dengan bahan pengkaya yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda
terhadap kelangsungan hidup larva udang vannamei (Gambar 1). Pemberian
rotifera pada perlakuan B, C, dan D dapat menghasilkan kelangsungan hidup
larva masing- masing sebesar 70,89,3%, 84,39,2% dan 82,28,8%. Sedangkan
pada perlakuan A memiliki nilai kelangsungan hidup 45,55,6%. Lancarnya
perkembangan stadia dan meningkatnya nilai kelangsungan hidup diduga
dipengaruhi kandungan lemak dan asam lemak terutama EPA dan DHA pada
rotifera yang diberikan ke larva. Lemak (kolesterol) sangat penting bagi crustacea
untuk pembentukan sel dan sebagai prekursor dari hormon steroid dan hormon
untuk molting (Teshima, 1997). Selain itu jika larva kekurangan lemak
(phospholipid) akan menyebabkan gagalnya larva untuk mengganti kulit tuanya
selama larva molting (Teshima, 1997). Asam lemak terutama EPA dan DHA
memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan, perkembangan dan
kelangsungan hidup larva udang. EPA dan DHA adalah salah satu bahan
pembentuk jaringan syaraf dan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan dari udang peneid (Elovaara, 2001). DHA mempunyai peranan
KESIMPULAN
Pengkayaan rotifera dengan sumber lemak minyak ikan, minyak cumi dan
DHA Selco meningkatkan kelangsungan hidup larva udang vannamei dan dapat
diaplikasikan di pembenihan udang vannamei. Nilai kelangsungan hidup
perlakuan B, C dan D masing- masing sebesar 70,89,3%, 84,39,2% dan
82,28,8% lebih besar dari nilai kelangsungan hidup perlakuan A sebesar
45,455,63%.
DAFTAR PUSTAKA
( X + Y ) Z x100%
X
D
x100 %
A
4. Bilas dengan chloroporm 20ml tampung dalam labu 1, kemudian bilas lagi
dengan Chloroform : Methanol dengan perbandingan 49 : 1 lalu tampung
dalam labu yang sama maka akan terkumpul lemak nonpolar, kemudian
siapkan labu 2 (C gram).
5. Bilas lagi sep-pak dengan methanol 20ml dan tampung di labu 2 untuk
menampung lemak polar.
6. Labu 1 dan 2 diuapkan dalam evoporator sampai kering, kemudian timbang
untuk mengetahui kandungan lemak polar dan nonpolar (B dan C).
7. Kandungan nonpolar =
( B-B)
x 100% x A
(C-C)+ ( B-B)
8. Kandungan polar
( C-C)
x 100% x A
(C-C)+ ( B-B)
Hari
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ket :
Stadia
N6
Z1
Z1-2
Z2
Z3
ZM
M1
M2
M3
MPL
PL1
Pakan Buatan
CP. Spina BP. Eguchi
(ppm)
(ppm)
0,5
0,5
0,5
0,5
0,7
0,7
0,7
0,7
1
1,5
1,5
Panen
Panen
Pakan alami
Lanzy ZM Chaetoceros gracillis Skeletonema costatum Rotifera
(ppm)
(sel/ml)
(sel/ml)
(ind/ml)
1
1,5
2
3
4
4,5
5
5
5
Panen
30-150
30-150
30-150
30-150
x
x
x
x
10
3
10
3
10
3
10
3
Panen
Pakan buatan diberikan pada pukul (07.00, 11.00, 16.00, 19.00, 23.00 dan 01.00) WIB
Pakan alami diberikan pada pukul (05.00, 09.00, 14.00 dan 21.00) WIB
20-40 x 10
3
20-40 x 10
3
20-40 x 10
3
20-40 x 10
3
20-40 x 10
Panen
2
5
7
10
15
20
25
Panen
Tanggal
Perlakuan Ulangan DO (mg/L) Suhu( C)
28 Juli
M. Ikan
3 6,22
28,7
28 Juli
Kontrol
1 6,23
28,9
28 Juli
M. Cumi
3 6,34
28,8
28 Juli
M. Ikan
1 6,37
28,9
28 Juli
Kontrol
2 6,21
28,8
28 Juli
M. Cumi
1 6,26
28,7
28 Juli A1 DHA Selco
1 6,19
28,8
28 Juli
M. Ikan
2 6,31
29,1
28 Juli
Kontrol
3 6,16
28,7
28 Juli
M. Cumi
2 6,25
29,5
28 Juli A1 DHA Selco
3 6,15
29,4
28 Juli A1 DHA Selco
2
6,1
29
29 Juli
M. Ikan
3 5,53
30
29 Juli
Kontrol
1 5,53
30,2
29 Juli
M. Cumi
3 5,47
30,2
29 Juli
M. Ikan
1 5,55
30,2
29 Juli
Kontrol
2 5,34
30,3
29 Juli
M. Cumi
1 5,57
30,2
29 Juli A1 DHA Selco
1 5,91
30,2
29 Juli
M. Ikan
2 5,51
30,6
29 Juli
Kontrol
3
5,4
29,4
29 Juli
M. Cumi
2
5,5
30,7
29 Juli A1 DHA Selco
3 5,46
30,7
29 Juli A1 DHA Selco
2 5,24
30,2
30 Juli
M. Ikan
3 6,14
30,4
30 Juli
Kontrol
1 6,09
30,4
30 Juli
M. Cumi
3 6,09
30,4
30 Juli
M. Ikan
1 6,22
30,3
30 Juli
Kontrol
2 6,04
30,4
30 Juli
M. Cumi
1 5,98
30,5
30 Juli A1 DHA Selco
1 5,91
30,5
30 Juli
M. Ikan
2 5,81
31
30 Juli
Kontrol
3 6,16
29,4
30 Juli
M. Cumi
2 5,84
30,9
30 Juli A1 DHA Selco
3
5,8
30,9
30 Juli A1 DHA Selco
2 5,78
30,4
31 Juli
M. Ikan
3 5,92
30,7
31 Juli
Kontrol
1 5,87
30,6
31 Juli
M. Cumi
3 5,83
30,7
31 Juli
M. Ikan
1 5,85
30,5
31 Juli
Kontrol
2 5,73
30,6
31 Juli
M. Cumi
1
5,7
30,7
31 Juli A1 DHA Selco
1 5,85
30,8
31 Juli
M. Ikan
2 5,61
31,2
31 Juli
Kontrol
3 5,73
29,7
31 Juli
M. Cumi
2 5,63
31,1
31 Juli A1 DHA Selco
3 5,65
31,2
pH Alkalinitas(mg/L) Salinitas(ppt)
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,02
116
31
8,1
8,07
8,05
8,02
8,11
8,11
8,12
8,12
8,12
8,13
8,15
112,84
104,16
104,16
112,84
104,16
112,84
104,16
112,84
95,48
121,52
104,16
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
TAN(mg/L)
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
0,0816
0,1723
0,1322
0,0965
0,1492
0,1111
0,0944
0,1369
0,1119
0,1337
0,1988
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
31 Juli A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus A1
Agustus
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
DHA Selco
M. Ikan
2
3
1
3
1
2
1
1
2
3
2
3
2
3
1
3
1
2
1
1
2
3
2
3
2
3
1
3
1
2
1
1
2
3
2
3
2
3
1
3
1
2
1
1
2
3
2
3
2
3
5,5
5,57
5,6
5,47
5,52
5,5
5,62
5,65
5,65
5,44
5,58
5,37
5,47
6,23
6,21
6,48
6,52
6,66
6,42
6,56
6,25
6,28
6,43
6,66
6,13
5,53
5,36
5,37
5,45
5,35
5,36
5,35
5,28
4,97
5,22
4,94
5,04
5,13
5,25
5,31
5,48
5,4
5,26
5,27
5,36
5,45
5,25
5,21
5,02
5,29
30,7
29,6
29,8
30
29,9
30,1
30,2
30,2
30,6
30
30,5
30,7
30,3
30,1
30,2
30,2
30,2
30,3
30,4
30,4
30,8
29,3
30,4
30,9
30,5
29,6
29,7
29,7
29,7
29,8
29,9
30
30,3
29,1
30,2
30,5
30,3
30
30
30
30
30,1
30,1
30,1
30,6
29,4
30,4
30,6
30,6
30,2
8,14
104,16
8
8,05
8,01
8,06
8,06
8,05
8,03
8,05
8,07
8,05
8,08
8,02
112,84
112,84
121,52
121,52
121,52
112,84
104,16
112,84
121,52
112,84
112,84
112,84
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
0,2284
1,5141
1,1401
1,6149
1,623
1,2954
1,5054
1,6224
1,6832
0,7299
1,4961
1,3149
1,894
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus A1
Agustus A1
Kontrol
M. Cumi
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
M. Ikan
Kontrol
M. Cumi
DHA Selco
DHA Selco
1
3
1
2
1
1
2
3
2
3
2
3
1
3
1
2
1
1
2
3
2
3
2
3
1
3
1
2
1
1
2
3
2
3
2
5,33
5,16
5,07
5,91
5,04
5,39
5,33
5,15
5,14
5,07
5,08
5,04
5,04
5,08
5,07
5,03
5,06
5,97
5,02
5,06
5,02
4,93
4,83
5,65
5,67
5,81
5,86
5,74
5,73
5,75
5,56
5,67
5,57
5,59
5,52
30,3
30,5
30,4
30,4
30,6
30,6
31,1
29,9
31
31,3
31,2
30,1
30,1
30,3
30,2
30,3
30,3
30,4
30,9
29,6
30,7
31,1
30,9
30
30
30
30,1
30,1
30,2
30,3
30,7
29,5
30,7
30,9
30,7
8,04
8,07
8,01
8,07
8,09
8,07
8,07
8,07
8,07
8,05
8,07
8,03
121,52
121,52
112,84
121,52
121,52
121,52
112,84
104,16
104,16
95,48
121,52
112,84
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1,5141
1,1401
1,6149
1,623
1,2954
1,5054
1,6224
1,6832
0,7299
1,4961
1,3149
1,894
Ulangan
1
2
3
Rata-rata
Perlakuan
A
B
C
D
46,92
80,20
94,54
78,83
54,39
70,44
76,76
92,18
35,04
61,76
81,39
75,46
45,459,76 70,89,23 84,239,22 82,168,84
JK
2855,124
687,350
3542,474
db
3
8
11
KT
951,708
85,919
Fhitung
11,077
p-value
0,003
A
B
C
D
3,42
3,85
3,54
3,33
3,46
3,77
3,97
3,96
3,60
3,62
3,51
3,60
3,390,09 3,750,12 3,670,26 3,630,32
JK
0,102
0,377
0,479
db
3
8
11
KT
0,03403
0,04718
Fhitung
0,721
p-value
0,567
U1
33600
32400
30600
29100
25500
26700
22200
21300
17700
19500
13655
U2
30600
31200
27600
22200
18300
13500
15000
17400
15000
15000
12075
U3
rata-rata
U1
U2
U3
rata-rata
29100 31100 30600 30000 30000 30200
29400 31000 30000 29400 29700 29700
29100 29100 29700 29400 27000 28700
24300 25200 27000 19200 22500 22900
23400 22400 27000 21600 19500 22700
18600 19600 24900 16500 17400 19600
21900 19700 19800 17100 16500 17800
15000 17900 22200 18000 15900 18700
12000 14900 24900 17100 16200 19400
9300
14600 22200 14700 14400 17100
8515
11415 21655 13525 13895 16358,3
C
U1
30000
30300
26700
19500
20400
16500
18900
18300
15900
17400
18435
U2
28800
29100
29400
26700
23400
22800
19800
22800
21900
18300
20495
U3
rata-rata
U1
U2
U3
rata-rata
30000 29600 28800 29400 31500 29900
29400 29600 29700 30300 31200 30400
29400 28500 30900 29400 27900 29400
25500 23900 19200 26400 25200 23600
27000 23600 19500 24600 26100 23400
23250 20850 18000 26400 21600 22000
20400 19700 19200 24300 21000 21500
21300 20800 19500 30000 21600 23700
22200 20000 16500 24300 23100 21300
21900 19200 16200 27000 21600 21600
20755 19895 15135 24335 19015 19495
Keterangan :
1. Perlakuan A : larva diberi rotifera dari kultur massal.
2. Perlakuan B : larva diberi rotifera yang diperkaya dengan 0,5 ml minyak ikan per 10 liter media pengkaya.
5. Perlakuan C : larva diberi rotifera yang diperkaya dengan 0,5 ml minyak cumi per 10 liter media pengkaya.
4. Perlakuan D : larva diberi rotifera yang diperkaya dengan 0,5 ml A1 DHA Selco per 10 liter media pengkaya
U1
100
100
0
100
80
20
20
80
60
40
40
60
0
20
80
40
60
0
80
20
0
100
20
U2
100
100
40
60
80
20
60
40
100
0
20
80
0
40
60
80
20
20
60
20
0
100
20
C
D
U3
Rata-rata
U1 U2 U3
Rata-rata
100 100,0000,00 100 100 100 100,0000,00
100 100,0000,00 100 100 100 100,0000,00
60
33,3330,55 40 20 80
46,6730,55
40
57,5030,96 60 80 20
53,3330,55
60
73,3311,55 80 40 80
66,6723,09
40
26,6711,55 20 60 20
33,3323,09
20
33,3323,09 100
0
0
33,3357,74
80
66,6723,09
0 100 100
66,6757,74
80
80,0020,00 100 20 20
46,6746,69
20
20,0020,00
0 60 80
46,6741,63
0
20,0020,00 20
0
0
6,6711,55
100
80,0020,00 80 100 100
93,3311,55
0
0,0000,00
0
0
0
0,0000,00
40
33,3311,55 20 20 20
20,0000,00
60
66,6711,55 80 80 80
80,0000,00
40
53,3323,09 80 20 60
53,3330,55
60
46,6723,09 20 80 40
46,6730,55
0
6,6711,55 20
0
0
6,6711,55
60
66,6711,55 60
0 80
6,6741,63
40
26,6711,55 20 100 20
46,6746,19
0
0,0000,00
0
0
0
0,0000,00
100
100,000,00 100 100 100
100,000,00
40
26,6711,55 20 100 20
46,6746,69