Anda di halaman 1dari 20

Makalah Iron Ores (Bijih Besi) BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang

Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dari

endapan besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun

seringkali ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi

terdapat sebagai kandungan logam tanah (residual), namun jarang yang

memiliki nilai ekonomis tinggi. Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa

Magnetite, Hematite, Limonite dan Siderite. Kadang kala dapat berupa mineral:

Pyrite, Pyrhotite, Marcasite, dan Chamosite. Proses pengolahan bijih besi ini

dapat di olah dengan beberapa macam jenis alat, salah satu contohnya adalah

dapur tinggi listrik. Dan dalam proses bijih besi menjadi sebuah besi atau baja

juga dikenal proses sinter. 1.2 Rumusan Masalah 1. Beberapa metode dalam

pembuatan PCB. 2. Pembuatan PCB yang banyak digunakan. 3. Proses

pembuatan PCB. 4. Hasil pembuatan PCB. 1.3 Tujuan 1. Mengetahui gambar

konstruksi dapur listrik. 2. Mengetahui proses kerja dapur listrik. 3. Mengetahui

jenis dapur listrik. 4. Mengetahui keuntungan (advantage) dapur listrik. BAB II

ISI 2.1 Klasifikasi bijih besi (iron ores). Besi merupakan logam kedua yang

paling banyak di bumi ini. Karakter dari endapan besi ini bisa berupa endapan

logam yang berdiri sendiri namun seringkali ditemukan berasosiasi dengan

mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat sebagai kandungan logam tanah

(residual), namun jarang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Endapan besi

yang ekonomis umumnya berupa Magnetite, Hematite, Limonite dan Siderite.

Kadang kala dapat berupa mineral: Pyrite, Pyrhotite, Marcasite, dan Chamosite.
Beberapa jenis genesa dan endapan yang memungkinkan endapan besi bernilai

ekonomis antara lain : 1. Magmatik: Magnetite dan Titaniferous Magnetite 2.

Metasomatik kontak: Magnetite dan Specularite 3. Pergantian/replacement:

Magnetite dan Hematite 4. Sedimentasi/placer: Hematite, Limonite, dan Siderite

5. Konsentrasi mekanik dan residual: Hematite, Magnetite dan Limonite 6.

Oksidasi: Limonite dan Hematite 7. Letusan Gunung Api Dari mineral-mineral

bijih besi, magnetit adalah mineral dengan kandungan Fe paling tinggi, tetapi

terdapat dalam jumlah kecil. Sementara hematit merupakan mineral bijih utama

yang dibutuhkan dalam industri besi. Mineral-mineral pembawa besi dengan

nilai ekonomis dengan susunan kimia, kandungan Fe dan klasifikasi komersil

dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel mineral-mineral bijih besi bernilai

ekonomis Mineral Susunan kimia Kandungan Fe (%) Klasifikasi komersil

Magnetit FeO, Fe2O3 72,4 Magnetik atau bijih hitam Hematit Fe2O3 70,0 Bijih

merah Limonit Fe2O3.nH2O 59-63 Bijih coklat Siderit FeCO3 48,2 Spathic,

black band, clay ironstone Sumber : Iron & Ferroalloy Metals in (ed) M. L.

Jensen & A. M. Bafeman, 1981; Economic Mineral Deposits, P. 392. Besi

primer ( ore deposits ) Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi

berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat

peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan

zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma

menerobos batuan tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses

rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian


kontak magma dengan batuan yang diterobosnya. Perubahan ini disebabkan

karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma

tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku

umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa juga

melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti

cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih. Besi

sekunder ( endapan placer ) Cebakan mineral alochton dibentuk oleh kumpulan

mineral berat melalui proses sedimentasi, secara alamiah terpisah karena

gravitasi dan dibantu pergerakan media cair, padat dan gas/udara. Kerapatan

konsentrasi mineral-mineral berat tersebut tergantung kepada tingkat

kebebasannya dari sumber, berat jenis, ketahanan kimiawi hingga lamanya

pelapukan dan mekanisma. Dengan nilai ekonomi yang dimilikinya para ahli

geologi menyebut endapan alochton tersebut sebagai cebakan placer. Jenis

cebakan ini telah terbentuk dalam semua waktu geologi, tetapi kebanyakan pada

umur Tersier dan masa kini, sebagian besar merupakan cadangan berukuran

kecil dan sering terkumpul dalam waktu singkat karena tererosi. Kebanyakan

cebakan berkadar rendah tetapi dapat ditambang karena berupa partikel bebas,

mudah dikerjakan dengan tanpa penghancuran; dimana pemisahannya dapat

menggunakan alat semi-mobile dan relatif murah. Penambangannya biasanya

dengan cara pengerukan, yang merupakan metoda penambangan termurah.

Cebakan-cebakan placer berdasarkan genesanya: G e n e s a J e n i s

Terakumulasi in situ selama pelapukan Placer residual Terkonsentrasi dalam


media padat yang bergerak Placer eluvial Terkonsentrasi dalam media cair yang

bergerak (air) Placer aluvial atau sungai Placer pantai Terkonsentrasi dalam

media gas/udara yang bergerak Placer Aeolian (jarang) Placer residual, Partikel

mineral/bijih pembentuk cebakan terakumulasi langsung di atas batuan

sumbernya (contoh : urat mengandung emas atau kasiterit) yang telah

mengalami pengrusakan/peng-hancuran kimiawi dan terpisah dari bahan-bahan

batuan yang lebih ringan. Jenis cebakan ini hanya terbentuk pada permukaan

tanah yang hampir rata, dimana didalamnya dapat juga ditemukan mineral-

mineral ringan yang tahan reaksi kimia (misal : beryl). Placer eluvial, Partikel

mineral/bijih pembentuk jenis cebakan ini diendapkan di atas lereng bukit suatu

batuan sumber. Di beberapa daerah ditemukan placer eluvial dengan bahan-

bahan pembentuknya yang bernilai ekonomis terakumulasi pada kantong-

kantong (pockets) permukaan batuan dasar. Placer sungai atau alluvial, Jenis ini

paling penting terutama yang berkaitan dengan bijih emas yang umumnya

berasosiasi dengan bijih besi, dimana konfigurasi lapisan dan berat jenis partikel

mineral/bijih menjadi faktor-faktor penting dalam pembentukannya. Telah

dikenal bahwa fraksi mineral berat dalam cebakan ini berukuran lebih kecil

daripada fraksi mineral ringan, sehubungan : Pertama, mineral berat pada

batuan sumber (beku dan malihan) terbentuk dalam ukuran lebih kecil daripada

mineral utama pembentuk batuan. Kedua, pemilahan dan susunan endapan

sedimen dikendalikan oleh berat jenis dan ukuran partikel (rasio hidraulik).

Placer pantai, Cebakan ini terbentuk sepanjang garis pantai oleh pemusatan
gelombang dan arus air laut di sepanjang pantai. Gelombang melemparkan

partikel-partikel pembentuk cebakan ke pantai dimana air yang kembali

membawa bahan-bahan ringan untuk dipisahkan dari mineral berat. Bertambah

besar dan berat partikel akan diendapkan/terkonsentrasi di pantai, kemudian

terakumulasi sebagai batas yang jelas dan membentuk lapisan. Perlapisan

menunjukkan urutan terbalik dari ukuran dan berat partikel, dimana lapisan

dasar berukuran halus dan/ atau kaya akan mineral berat dan ke bagian atas

berangsur menjadi lebih kasar dan/atau sedikit mengandung mineral berat.

Placer pantai (beach placer) terjadi pada kondisi topografi berbeda yang

disebabkan oleh perubahan muka air laut, dimana zona optimum pemisahan

mineral berat berada pada zona pasang-surut dari suatu pantai terbuka.

Konsentrasi partikel mineral/bijih juga dimungkinkan pada terrace hasil

bentukan gelombang laut. Mineral-mineral terpenting yang dikandung jenis

cebakan ini adalah : magnetit, ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil,

xenotim dan zirkon. Mineral ikutan dalam endapan placer, Suatu cebakan pasir

besi selain mengandung mineral-mineral bijih besi utama tersebut

dimungkinkan berasosiasi dengan mineral-mineral mengandung Fe lainnya

diantaranya : pirit (FeS2), markasit (FeS), pirhotit (Fe1-xS), chamosit [Fe2Al2

SiO5(OH)4], ilmenit (FeTiO3), wolframit [(Fe,Mn)WO4], kromit (FeCr2O4);

atau juga mineral-mineral non-Fe yang dapat memberikan nilai tambah seperti :

rutil (TiO2), kasiterit (SnO2), monasit [Ce,La,Nd, Th(PO4, SiO4)], intan, emas

(Au), platinum (Pt), xenotim (YPO4), zirkon (ZrSiO4) dan lain-lain. Eksplorasi
bijih besi Penyelidikan umum dan eksplorasi bijih besi di Indonesia sudah

banyak dilakukan oleh berbagai pihak, sehingga diperlukan penyusunan

pedoman teknis eksplorasi bijih besi. Pedoman dimaksudkan sebagai bahan

acuan berbagai pihak dalam melakukan kegiatan penyelidikan umum dan

eksplorasi bijih besi primer, agar ada kesamaan dalam melakukan kegiatan

tersebut diatas sampai pelaporan. Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi

urutan kegiatan eksplorasi sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan

dan setelah pekerjaan lapangan. Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai prospek cebakan bijih besi

primer, meliputi studi literatur dan penginderaan jarak jauh. Penyediaan

peralatan antara lain peta topografi, peta geologi, alat pemboran inti, alat ukur

topografi, palu dan kompas geologi, loupe, magnetic pen, GPS, pita ukur, alat

gali, magnetometer, kappameter dan peralatan geofisika. Kegiatan pekerjaan

lapangan yang dilakukan adalah penyelidikan geologi meliputi pemetaan;

pembuatan paritan dan sumur uji, pengukuran topografi, survei geofisika dan

pemboran inti. Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain

adalah analisis laboratorium dan pengolahan data. Analisis laboratorium

meliputi analisis kimia dan fisika. Unsur yang dianalisis kimia antara lain :

Fetotal, Fe2O3, Fe3O4, TiO2, S, P, SiO2, MgO, CaO, K2O, Al2O3, LOI.

Analisis fisika yang dilakukan antara lain : mineragrafi, petrografi, berat jenis

(BD). Sedangkan pengolahan data adalah interpretasi hasil dari penyelidikan

lapangan dan analisis laboratorium. Tahapan eksplorasi adalah urutan


penyelidikan geologi yang umumnya dilakukan melalui empat tahap sbb :

Survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum, eksplorasi rinci. Survei tinjau, tahap

eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi

keterdapatan mineral pada skala regional. Prospeksi, tahap eksplorasi dengan

jalan mempersempit daerah yg mengandung endapan mineral yg potensial.

Eksplorasi umum, tahap eksplorasi yang rnerupakan deliniasi awal dari suatu

endapan yang teridentifikasi . Eksplorasi rinci, tahap eksplorasi untuk

mendeliniasi secara rinci dalarn 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah

diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan

terowongan. Penyelidikan geologi adalah penyelidikan yang berkaitan dengan

aspek-aspek geologi diantaranya : pemetaan geologi, parit uji, sumur uji.

Pemetaan adalah pengamatan dan pengambilan conto yang berkaitan dengan

aspek geologi dilapangan. Pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis litologi,

mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sedangkan pengambilan

conto berupa batuan terpilih. Penyelidikan Geofisika adalah penyelidikan yang

berdasarkan sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah

permukaan, geometri cebakan mineral, serta sebarannya secara horizontal

maupun secara vertical yang mendukung penafsiran geologi dan geokimia

secara langsung maupun tidak langsung. Pemboran inti dilakukan setelah

penyelidikan geologi dan penyelidikan geofisika. Penentuan jumlah cadangan

(sumberdaya) mineral yang mempunyai nilai ekonomis adalah suatu hal

pertama kali yang perlu dikaji, dihitung sesuai standar perhitungan cadangan
yang berlaku, karena akan berpengaruh terhadap optimasi rencana usaha

tambang, umur tambang dan hasil yang akan diperoleh. Dalam hal penentuan

cadangan, langkah yang perlu diperhatikan antara lain : - Memadai atau

tidaknya kegiatan dan hasil eksplorasi. - Kebenaran penyebaran dan kualitas

cadangan berdasarkan korelasi seluruh data eksplorasi seperti pemboran,

analisis conto, dll. - Kelayakan penentuan batasan cadangan, seperti Cut of

Grade, Stripping Ratio, kedalaman maksimum penambangan, ketebalan

minimum dan sebagainya bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi dan

sebaran bijih besi bawah permukaan. Umumnya terdapat di alam Indonesia

mempunyai kadar besi (Fe) sekitar 35% 40% berbentuk besi oksida hematit

(Fe2O3) dan bercampur dengan material ikutan seperti SIO2, Al2O3, CaO,

MgO, TiO2, Cr2O3, NiO2, P, S dan H2O Untuk meningkatkan kadar besi (Fe)

hingga 60-65% diperoleh melalui tahapan proses: 1. Proses Penghancuran

(Crushing) Bahan baku dalam bentuk batuan atau pasir dihancurkan sampai

ukuran menjadi mesh 10. Dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan

dari material sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya. 2. Proses

Penghalusan (Grinding) Dimaksudkan agar butiran halus bijihbesi lebih banyak

lagi terpisah dengan kotoran atau mineral mineral ikutan yang tidak diinginkan,

proses ini sampai menhasilkan ukuran 120 mesh. 3. Proses Pemisahan

(Magnetic Separator) Untuk memisahkan material logam dan non logam dengan

pencucian dengan menggunakan air dalam mesin silender yang dilapisi magnet

apabila bijih besi tersebut banyak mengandung hematit Fe2O3 atau magnetit
(Fe3O4) akan terpisah sempurna sehingga kemurnian dari oksida besi

meningkat. 4. Proses Pemanggangan (Roasting) Proses ini dilakukan material

bijih besi banyak mengandung bijih hematit (Fe2O3) diubah menjadi magnetit

(Fe3O4) yang mempunyai daya magnit lebih kuat sehingga terpisah antara

material yang non magnet dan dihasilkan kadar Fe sampai 65%. 5. Proses

Kalsinasi (Rotary Dryer) Proses ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air

dalam material, material diumpankan ke silinder yang berputar dengan arah

yang berlawanan (counter current) Dihembuskan gas panas dari burner (temp.

200-300 oC). 6. Proses Pembuatan Pellet (Pan Palletizer) Sebelum masuk ke

alat ini material bijih besi dicampur dalam alat mixer agitator dengan komposisi

tertentu ditambahkan batubara dan binder bentonit dengan tujuan agar

konsentrat besi oksida halus dapat merekat membentuk gumpalan-gumpalan

(aglomerisasi yang disebut pellet basah (green pellet) yang mempunyai

kekuatan yang cukup kuat untuk dapat dibawa ke proses selanjutnya, sedang

batubara fungsinya untuk meningkatkan kadar besi dengan cara proses reduksi

dari internal pada proses selanjutnya. Prinsip kerja dari alat ini adalah proses

aglomerisasi konsentrat bijih besi yang telah bercampur batubara dan binder

bentonit dimasukkan secara kontinyu kedalam mesin pelletizing yang berbentuk

setengah drum/bejana yang berputar dengan kecepatan dan sudut kemiringan

tertentu sambil disemprotkan air secara kontinyu. Akibat perputaran ini

terjadilah gaya centrifugal yang menyebabkan partikel-partikel halus saling

mendekat dan menekan satu sama lain sehingga terbentuklah gumpalan-


gumpalan pellet basah (green pellet) sampai ukuran diameter 12 mm dan

mempunyai kuat tekan 5 kg/pellet dan kuat jatuh 5 kali, hal ini diperlukan agar

tidak pecah selama proses handling atau tranportasi ke proses berikutnya. 7.

Proses Reduksi (Rotary Kiln) Proses ini bertujuan untuk memurnikan

kandungan besi oksida menjadi besi murni dengan cara proses reduksi external

dengan gas alam (gas CO) dan reduksi Internal dari Batubara Dengan

temperatur 1700C akibat dari proses ini material oksida besi akan terpisah

membentuk besi murni (Fe 92%) dan oksidanya membentuk gas CO2. Prinsip

kerjanya material berbentuk pellet diumpankan ke silinder yang berputar

dengan RPM dan sudut kemiringan tertentu kemudian dihembuskan gas panas

dari arah berlawanan (counter current) kemudian dari titik titik tertentu di

semprotkan gas CO dari gas alam sehingga akan terjadi proses reduksi dari

internal maupun external. Kemudian material tersebut didinginkan di pendingin

cooler sampai temperatur 60C dan siap untuk dikemas atau curah. Hasil yang

keluar dari alat ini sudah merupakan produk sponge iron yang berupa pellet

dengan qualitas sesuai produk standart ASTM, JIS, DIN dan mempunyai

kekuatan tekan 250mpa dengan diameter 12-15 mm. 8. Produksi Pig Iron Hasil

pellet (green pellet) yang dihasilkan dari proses pelletizer dimasukkan dalam

tungku (blast furnace) dimasukkan larutan kapur, gas CO sebagai zat pereduksi

dengan temperatur tertentu, kemudian akan mengalami proses pelelehan

(melting) sehingga terpisah antara kandungan yang banyak mengandung logam

besi (Fe) dan akan terpisah karena perbedaan berat jenis dari kotorannya (slag),
kemudian kandungan besinya akan masuk ke mesin casting (cetak) sesuai

kebutuhan dengan kandungan Fe total 95% dalam produk jadi Pig Iron. 2.2

Konstruksi mesin-mesin pengolah bijih besi (iron ores) a) Dapur tinggi: Proses

produksi didalam dapur tinggi terdiri atas 4 tahap : 1. Proses pemasukan muatan

2. Proses reduksi 3. Proses pencairan 4. Hasil produksi dapur tinggi Proses

Pemasukan Muatan Yang dimaksud dengan muatan dapur tinggi adalah isi dari

dapur tinggi yang terdiri atas bahan bakar kokas, biji besi dan bahan tambah

yang berupa batu kapur. Proses Reduksi Reduksi yaitu Oksid arang C(O) dan

kokas serta zat arang C. Proses ini terjadi sangat cepat. Pada proses reduksi

terbagi menjadi 3 daerah, yaitu: 1. Daerah pengeringan Daerah paling atas,

terdapat gas CO2 1. Daerah reduksi Muatan akan mulai melebur dan bergerak

kebawah mendekati daerah pencairan 2. Daerah pencairan Proses Pencairan

Muatan dapur tinggi yang berisi kokas, biji besi dan batu kapur setelah

mengalami pemanasan akan bergerak kebawah. Dalam perjalanan dari atas ke

bawah mengalami proses reduksi. Hasil produksi dapur tinggi - Besi kasar

sebagai bahan dasar pembuatan baja - Terak - Gas dapur tinggi b) Jaw Crusher

(Alat pemecah) Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi

ukuran yang lebih kecil sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Selain memisahkan

batuan hasil pemecahan dengan menggunakan saringan atau screen. Crusher

terdiri dari beberapa bagian yaitu crusher primer, crusher sekunder, crusher

tersier. Setelah batuan diledakan, batuan dimasukan kedalam crusher primer.

Hasil dari crusher primer dimasukan kedalam sekunder untuk mendapatkan


hasil yang diinginkan. Bila hasil crusher sekunder belum memenuhi spesifikasi

yang ditetapkan maka batuan diolah kembali di crusher tersier dan seterusnya.

Peralatan penghancur zat padat dibagi atas mesin pemecah (crusher)mesin

giling (grinder), mesin giling ultrahalus (ultrafine grinder) dan mesin potong

(cutting machine) . Mesin pemecah bertugas melakukan kerja berat memecah

bongkah bongkah besar menjadi kepingan-kepingan kecil. Mesin pemecah

primer digunakan untuk mengerjakan bahan mentah hasil tambang dan dapat

menampung segala macam yang keluar dari muka tambang dan

memecahkannya menjadi kepingan kepingan antara 6-10inchi. Mesin

pemecah sekunder bertugas untuk memecahkan lagi kepingan-kepingan

menjadi partikel yang ukurannya, barangkali 0.25 inchi .Untuk pemecah secara

komersil dalam ukuran of masses of solids 1 ft atau lebih, berdiameter sampai

dengan 200-mesh, setidaknya akan melalui 3 tahapan berdasarkan tipe

mesinnya. 3 stage yang dilalui adalah : Coarse size reduction ( reduksi ukuran

kasar ) : umpan 2-96 in Intermediate size reduction (reduksi ukuran

intermedium) : umpan 1-3 in Fine size reduction ( reduksi ukuran halus) :

umpan 0.25-0.5 in Table. Jenis crusher beserta rasio reduksi Tipe crusher Rasio

reduksi Jaw Gyratory True 4: 9:1 3:1 10:1 Cone (standard) 4:1 6:1 Roll

Single roll Double roll Maksimum 7:1 Maksimum 3:1 Impact Sampai 15:1 1.

Jaw crusher Jaw crusher diperkenalkan oleh Blake dan Dodge , dan beroperasi

dengan menerapkan penghancur bertekanan. Merupakan salah satu peralatan

pemecah batu yang paling terkenal di dunia. Jaw Crusher sangat ideal dan
sesuai untuk penggunaan pada saat penghancuran tahap pertama dan tahap

kedua. Memiliki kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling

tinggi hingga dapat mencapai 320Mpa. Keuntungan stone crusher model jaw

crusher ini antara lain : struktur sangat sederhana sehingg perawatannya mudah

kapasitas yang fleksibel Proteksi dari over load Efisiensi tinggi dan biaya

operasi yang rendah Hasil akhir partikel dan rasio hancur yang baik Untuk

pengolahan mineral pertambangan, jaw crusher dapat digunakan untuk

pengolahan menghancurkan bauksit, bijih tembaga, bijih emas, bijih besi, bijih

timah, mangan, bijih perak, bijih seng, alunite, aragonit, arsenik, aspal, ball

clay, barit, basal, bentonit, kokas, beton, dolomit, feldspar, granit, kerikil,

gipsum, kaolin, batu kapur, marmer, kuarsa, pasir silika, dll. Sering digunakan

sebagai peralatan pengolahan primer, sehingga jaw crusher dianggap memiliki

kelebihan dalam pemeliharaan mudah dan baik untuk instalasi. Jaw crusher

dapat mencapai rasio 4-6 dan menghancurkan bentuk produk akhir. Mereka

banyak diterapkan untuk menghancurkan kekerasan tinggi, kekerasan

pertengahan dan batu lunak dan bijih seperti terak, bahan bangunan, marmer,

dll. Kekuatan resistensi tekanan di bawah 350Mpa, yang, cocok untuk

menghancurkan primer. Jaw crusher bisa digunakan dalam kimia pertambangan,

industri metalurgi, konstruksi, jalan dan bangunan kereta api,, kemahiran, dll

Prinsip Kerja Mesin Jaw Crusher: Jaw Crusher bekerja mengandalkan kekuatan

motor . Melalui roda motor, poros eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan

slot wheel untuk terdiri dari jaw plate, jaw plate yang bergerak dan side-lee
board dapat dihancurkan dan diberhentikan membuat jaw plate bergerak

seirama. Oleh karena itu, material dalam rongga penghancuran yang melalui

pembukaan pemakaian. kerja alat ini adalah dengan menggerakan salah satu

jepit, sementara jepit yang lain diam. Tenaga yang dihasilkan oleh bagian yang

bergerak mampu menghasilakn tenaga untuk menghancurkan batuan yang

keras. Kapasitas jaw crusher ditentukan oleh ukuran crusher.Alat pemecah

rahang ini terutama dipakai untuk memecah bahan olahan berupa bijih-bijih

atau batu-batu. Bahan olahan ini ini dipecah diantara dua rahang besi atau baja.

Konstruksinya mempunyai sepasang rahang yang satu diam dan yang satunya

bergerak maju mundur ( bolak-balik ). Proses pemecahan bahan olahan dari

pemecah rahang ini berlangsung berkala dengan cara tekanan & potongan. Jaw

crusher ada 2 jenis, yaitu: 1. Jaw crusher system blake ( titik engsel diatas ) 2.

Jaw crusher system dodge ( titik engsel dibawah ) 1. Sistem Blake dgn ciri-

ciri titik engsel di atas, bagian bawah bergerak mundur maju CARA KERJA :

Suatu eksentrik menggerakkan batang yang dihubungkan dengan dua toggle,

togel yang satu dipakukan pada kerangka dan satu lagi ke rahang ayun. Titik

pivat terletak pada bagian atas rahang gerak atau diatas kedua rahang pada garis

tengah bukan rahang. Pada system ini, umpan dimasukkan kedalam rahang

berbentuk V yang terbuka ke atas. Satu rahang tetap dan tidak bergerak,

sedangkan rahang yang satu lagi membuat sudut 20 derajat 30 derajat dan

dapat bergerak maju mundur yang digerakkan oleh sumbu eksentrik, sehingga

memberikan kompresi yang besar terhadap umpan yang terjepit diantara dua
rahang. Muka rahang ini mempunyai alur dangkal yang horizontal. Umpan

besar yang terjepit antara bagian atas rahang dipecah dan jatuh keruang

bawahnya yang lebih sempit dan dipecah. Pada mesin ini baut pecah yang

berfungsi sebagai penahan apabila terdapat material solid dengan ukuran yang

lebih besar dan keras maka dia akan pecah dengan sendirinya tetapi tidak akan

merusak keseluruhan dari pada alat jaw crusher. 2.3 Proses dan hasil proses

sintering Sintering merupakan proses pemanasan dibawah titik leleh dalam

rangka membentuk fase kristal baru sesuai dengan yang diinginkan dan

bertujuan membantu mereaksikan bahan-bahan penyusun baik bahan keramik

maupun bahan logam. Proses sintering akan berpengaruh cukup besar pada

pembentukan fase kristal bahan. Fraksi fase yang terbentuk umumnya

bergantung pada lama dan atau suhu sintering. Semakin besar suhu sintering

dimungkinkan semakin cepat proses pembentukan kristal tersebut. Besar

kecilnya suhu juga berpengaruh pada bentuk serta ukuran celah dan juga

berpengaruh pada struktur pertumbuhan kristal (setyowati, 2008). Suhu

sintering dapat ditentukan dari eksperimen termal seperti DTA, DTG, dan DSC.

Berdasarkan hasil eksperimen ini diperoleh suhu lelehan selain suhu

dekomposisi. Setiap komposisi senyawa tertentu memiliki titik leleh berbada.

Sintering bahan keramik biasanya ditentukan sekitar 75% dari titik leleh total .

Pada proses sintering, terjadi proses pembentukan fase baru melalui proses

pemanasan dimana pada saat terjadi reaksi komponen pembentuk masih dalam

bentuk padat dari campuran serbuk. Hal ini bertujuan agar butiran-butiran
(grain) dalam partikel-partikel yang berdekatan dapat bereaksi dan berikatan.

Proses sintering fase padat terbagi menjadi tiga padatan, yaitu: a. Tahap awal

Pada tahap awal ini terbentuk ikatan atomik. Kontak antar partikel membentuk

leher yang tumbuh menjadi batas butir antar partikel. Pertumbuhan akan menjdi

semakin cepat dengan adanya kenaikan suhu sintering. Pada tahap ini

penyusutan juga terjadi akibat permukaan porositas menjadi halus. b. Tahap

menengah Pada tahap ini terjadi desifikasi dan pertumbuhan partikel yaitu butir

kecil larut dan bergabung dengan butir besar. Akomodasi bentuk butir ini

menghasilkan pemadatan yang lebih baik. Pada tahap ini juga berlangsung

penghilangan porositas. Akibat pergeseran batas butir, porositas mulai saling

berhubungan dan membentuk silinder di sisi butir. c. Tahap akhir Fenomena

desifikasi dan pertumbuhan butir terus barlangsung dengan laju yang lebih

rendah dari sebelumnya. Demikian juga dengan proses penghilangan porositas,

pergeseran batas butir terus berlanjut. Apabila pergeseran batas butir lebih

lambat daripada porositas maka porositas akan mucul dipermukaan dan saling

berhubungan. Akan tetapi jika pergeseran batas butir lebih cepat daripada

porosositas maka porositas akan mengendap di dalam produk dan akan sulit

dihilangkan Produk yang dihasilkan diharapkan memiliki densitas yang tinggi

dan homogen, maka pada proses sintering harus terjadi homogenisasi. Jika

terdapat lapisan oksida pada serbuk logam, proses sintering yang diharapkan

bisa menjadi lebih lambat. Selain lapisan oksida ini menyebabkan produk yang

dihasikan menjadi lebih getas, lapisan oksida tersebut juga menghambat proses
difusi antar partikel serbuk saat sintering dan meningkatkan temperatur

sintering. Lapisan oksida yang menempel pada serbuk terbentuk akibat kontak

antar permukaan serbuk dengan udara dan akibat perlakuan yang diterima

serbuk saat proses produksi metalurgi serbuk berlangsung. Oksida pada serbuk

dapat diminimalkan dengan mengalirkan gas reduksi sebelum atau sewaktu

sintering berlangsung. Hasil proses sintering 1. Plat. 2. Hot wheel (roda gila). 3.

Gear (gear mesin). 4. Baut dan mur. 5. As dan pipa besi. Diposkan oleh

Sabutomo Zatriou di 18.57 Reaksi: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi

ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Posting Lebih Baru Posting

Lama Beranda Ingat waktu :) Penayangan 193302 Blogger templates Satrio

Budi Utomo Create Your Badge Blogger templates Entri Populer Makalah Blast

Furnace (Dapur Tinggi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada

umumnya dapur tinggi digunakan untuk mengolah bijihbijih besi untuk dij...

Makalah Heat Treatment PENDAHULUAN A. Diskripsi Pengertian Dan

Definisi Besi Besi adalah? Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi

(tambang) yang... Cara menentukan Venturi karburator Rumus Menentukan

Venturi Karburator Bagaimana menentukan venturi karburator.? Sesuaikan

dengan peak power di RPM mana yang suda... Validitas dan Reliabiliras Dalam

Evaluasi Pendidikan Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk

mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai. Hal ini berarti

evaluasi t... PENGERTIAN PENILAIAN ACUAN NORMA(PAN) DAN

PENILAIAN ACUAN PATOKAN(PAP) ATAU PENILAIAN ACUAN


KRITERIA(PAK) BAB I KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas

kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya kami masih diberi

kes... Makalah Pembuatan Baja/ Konvertor BAJA/KONVERTOR BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baja merupakan salah satu bahan yang

sangat banyak dipakai di ... Makalah Iron Ores (Bijih Besi) BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besi merupakan logam kedua yang

paling banyak di bumi ini. Karakter dari endapa... Makalah Pompa Injeksi jenis

Distributor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia

semakin maju, sehingga semua hal yang mendukung kemajuan du... Dapur

Listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan baja dalam

dapur listrik merupakan cara yang paling baik dan meng... Makalah Modifikasi

Kiprok CARA MEMBUAT KIPROK FULL WAVE PAKAI KIPROK

HONDA SUPRA FIT MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah

Elektronika Dasar yang ... Daftar Link Artikel-Indonesia NarutobleachLover

Satrio Page2 Bimbel Platinum College Tokoku Diwe About Download Anime

Manga Subtitle Indonesia Free Download Software refreshing not repressing

Pages Beranda Foto liburan saya Tentang saya Pages - Menu Beranda Tentang

saya Google+ Badge Entri Populer Makalah Blast Furnace (Dapur Tinggi) BAB

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya dapur tinggi digunakan

untuk mengolah bijihbijih besi untuk dij... Makalah Heat Treatment

PENDAHULUAN A. Diskripsi Pengertian Dan Definisi Besi Besi adalah? Besi

adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang... Cara menentukan
Venturi karburator Rumus Menentukan Venturi Karburator Bagaimana

menentukan venturi karburator.? Sesuaikan dengan peak power di RPM mana

yang suda... Validitas dan Reliabiliras Dalam Evaluasi Pendidikan Tes

merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh tujuan

pembelajaran telah tercapai. Hal ini berarti evaluasi t... PENGERTIAN

PENILAIAN ACUAN NORMA(PAN) DAN PENILAIAN ACUAN

PATOKAN(PAP) ATAU PENILAIAN ACUAN KRITERIA(PAK) BAB I

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT,

karena atas rahmat dan karunianya kami masih diberi kes... Makalah Pembuatan

Baja/ Konvertor BAJA/KONVERTOR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Belakang Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di ...

Makalah Iron Ores (Bijih Besi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dari

endapa... Makalah Pompa Injeksi jenis Distributor BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia semakin maju, sehingga semua hal

yang mendukung kemajuan du... Dapur Listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Pembuatan baja dalam dapur listrik merupakan cara yang paling

baik dan meng... Makalah Modifikasi Kiprok CARA MEMBUAT KIPROK

FULL WAVE PAKAI KIPROK HONDA SUPRA FIT MAKALAH Untuk

memenuhi tugas matakuliah Elektronika Dasar yang ... Mengenai Saya Foto

saya Sabutomo Zatriou Lihat profil lengkapku Blog Archive


Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Anda mungkin juga menyukai