Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kasus

Dens Evaginatus : Pendekatan Masalah

A. Ayer1, M. Vikram1 and P. Suwal2

1
Departemen Konservasi Gigi & Endodontik, B.P. Koirala Institute of Health
Sciences, Dharan 56700 Nepal.
2
Department Prostodonsia, B.P. Koirala Institute of Health Sciences, Dharan
56700, Nepal.

Dens evaginatus adalah sebuah anomali perkembangan gigi yang jarang pada
manusia yang ditandai dengan adanya tuberkulum pada permukaan oklusal gigi
premolar rahang bawah dan permukaan lingual gigi anterior. Trauma oklusal pada
tuberkulum ini cenderung menyebabkan fraktur sehingga mengekspos jalur ke
ruang pulpa gigi. Laporan kasus ini tentang dens evaginatus pada premolar
mandibular bilateral; dimana gigi 44 adanya periodontitis apikal kronis.
Tuberkulum yang fraktur pada premolar di restorasi dengan resin komposit.
Perawatan saluran akar dilakukan pada gigi 44. Perawatan endodontik rutin tidak
bisa mengurangi infeksi. Meskipun, kultur bakteri dan tes sensitivitas dilakukan
untuk mengidentifikasi penyebabnya dan memodifikasi rencana perawatan. Tiga
pasta antibiotik digunakan sebagai obat intrakanal untuk mensterilkan saluran
akar untuk mengurangi infeksi.

1. PENDAHULUAN
Dens evaginatus (DE) atau evaginated odontoma adalah perkembangan
suatu anomali ditandai dengan adanya cups aksesoris, tuberkulum abnormal, atau
elevasi yang terjadi pada proses pertumbuhan gigi manusia. Ini terdiri dari enamel
meliputi inti dentin yang biasanya berisi jaringan pulpa. Pulpa dengan puncak
seperti tuberkulum memiliki ciri klinis dan yang membedakan itu cups
supplemental, seperti puncak Carabelli [1]. Deteksi dini dan manajemen kondisi ini
penting karena trauma selama pengunyahan menyebabkan fraktur atau memakai
tuberkulum yang mengarah ke nekrosis pulpa dan infeksi periapikal. Kondisi ini
terutama ditemukan pada permukaan oklusal gigi premolar mandibula[2] dan

13
permukaan lingual gigi anterior (terutama gigi seri lateral rahang atas)[3].
Prevalensi DE di beberapa populasi berkisar 1% sampai 4%[4]; Prevalensi
[5]
ditemukan di sekitar 2% penduduk keturunan Asia . Tingkat yang lebih tinggi
[6]
terjadinya dilaporkan di antara penduduk Cina, 1,29% -3,6% . Hal ini diamati
biasanya bilateral, distribusi simetris, dengan kecenderungan seksual sedikit untuk
wanita.

2. PRESENTASI KASUS
Seorang wanita 20 tahun datang ke departemen. Pasien khawatir tentang
"bubble on her gums". Hasil pemeriksaan kebersihan mulut pasien sedang dan
terdapat tuberkulum di oklusal pada premolar rahang bawah (Gambar 1). Pus pada
saluran sinus yang berdekatan pada gigi 44 diamati. Intraoral radiografi periapikal
(IOPAR) terdapat radiolusen pada periapikal pada 44 (Gambar 2). Tes sensitivitas
listrik pada pulpa menunjukkan premolar rahang bawah masih vital kecuali gigi
44. Tidak ada penyakit sistemik dan kongenital yang terlihat pada pasien.
Perawatan saluran akar (RCT) pada gigi 44 dan penyelarasan tuberkulum oklusal
gigi 34 , 35 , dan 45 yang direncanakan (Gambar 3).

Pengurangan sedikit kontak gigi dan restorasi komposit pada gigi 34, 35,
dan 45 setelah preparasi kavitas dilakukan. Preparasi akses kavitas, shaping, dan
cleaning dilakukan pada gigi 44. Canal shaping dilakukan sesuai dengan teknik
instrumentasi "crown-down". Preparasi apikal diperbesar sampai k file nomor 40
(Mani, Inc., Jepang). Selama instrumentasi, saluran akar di irigasi dengan sodium
hipokhlorit 2,5% dan root canal conditioner (Glyde Berkas Prep, Dentsply,
Maillefer, USA). Pengeringan saluran akar dilakukan dengan paper point
(Dentsply, Maillefer). Kalsium hidroksida sebagai bahan dressing saluran akar
dan diganti setiap 10 hari diikuti dengan irigasi saluran akar dengan klorheksidin
untuk jangka waktu dua bulan (Gambar 4); kavitas di tambal dengan bahan
restorasi sementara (IRM,Dentsply Caulk, Milford, USA).

14
Gambar 1: tuberkulum oklusal di premolar rahang bawah.

Gambar 2: IOPAR Diagnostik, radiolusen periapikal pada gigi 44.

Gambar 3: Setelah preparasi akses korona. Dens evaginatus di


premolar kanan dan kiri.

15
Gambar 4: Penempatan kalsium hidroksida (Metapex)
bahan dressing intrakanal

Gambar 5: kultur mikrobiologi terlihat adanya coccus gram positif

Meskipun debridement dilakukan dengan teliti pada saluran akar, tidak


terlihat adanya tanda-tanda penyembuhan. Terlihat adanya sinus yang persisten
dan saluran akar masih basah. Telah dilakukan kultur dan tes sensitivitas. Pada
saat kultur pada media terdapat pertumbuhan Enterococcus faecalis dan spesies
Streptococcus yang diamati (Gambar 5). Tes sensitivitas dilakukan menggunakan
media pertumbuhan dan obat-obatan intrakanal berbeda: Triple Antibiotik Paste
(ciprofloxacin, minocycline, dan metronidazol dicampur dalam propilen glikol
[7]
dengan perbandingan 7: 4) , kalsium hidroksida, chlorhexidine, dan kalsium
hidroksida dengan iodoform (Metapex, META Biomed Co Ltd, Korea). Triple
Antibiotik Paste terlihat memiliki zona inhibisi terbesar (Gambar 6). Jadi, kami
menggunakan tiga antibiotik sebagai obat intrakanal dan obat diganti yang setiap
15 hari selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, gigi asimptomatik dan saluran sinus
menghilang. Gigi diobturasi dengan gutta-percha (Dentsply, Maillefer)

16
menggunakan AH Plus (Dentsply, Konstanz, Jerman) sealer saluran akar diikuti
dengan restorasi resin komposit (Gambar 7). Follow up evaluasi setelah enam
bulan mengungkapkan penyembuhan progresif pada lesi (Gambar 8).

3. DISKUSI
Dens evaginatus adalah suatu anomali dengan tanda klinis yang cukup
signifikan, sering menyebabkan hambatan oklusal. Menjaga keberisihan daerah
antara nodul dan gigi sulit dilakukan, dan karies sering ditemukan. Tinggi
kemungkinan terbukanya pulpa selama fase awal perkembangan akar, sehingga
menyebabkan pulpa nekrosis dan pembentukan akar tidak lengkap. Adanya
tuberkulum atau elevasi pada permukaan gigi adalah sering terlihat tapi kadang-
kadang, menyebabkan fraktur atau atrisi , tidak ada bukti malformasi eksternal.
Jadi, deteksi dini kondisi ini penting agar manajemen pencegahan dapat dimulai
sedini mungkin. Gigi dengan DE dengan pulpa vital, pengurangan selektif dari
gigi antagonis bisa dilakukan, dalam situasi di mana tuberkulum fraktur, dapat
direstorasi dengan resin. Dalam kasus DE dengan terbukanya pulpa selama fase
awal perkembangan akar, disarankan mineral trioksida agregat (MTA) pulpotomi.
Jika telah terjadi nekrosis pulpa, MTA pada akar dalam kasus ini pada apeks gigi
immature dan perawatan saluran akar konvensional harus dilakukan pada gigi
dewasa [1].

Gambar 6: Kultur dan uji sensitivitas: triple pasta antibiotik


dengan zona hambat terbesar di wilayah kiri atas

17
Gambar 7: Obturasi dengan gutta-percha dan sealer endodontik

Figure 8: Follow up setelah 6 bulan

Dalam kasus yang disajikan, periodontitis apikalis kronis tidak


memberikan respon terhadap preparasi kemomekanis dan kalsium hidroksida
antar kunjungan dalam perawatan, kami melakukan kultur mikrobiologi di mana
Pertumbuhan Enterococcus faecalis dan spesies Streptococcus dapat diamati.
Spesies mikroba yang terdeteksi saat kultur resisten terhadap pengobatan dan
menyebabkan infeksi sekunder yang kemudian menjadi persisten[8]. Hal penting
lainya adalah gejala dan flare-up antar kunjungan. Kelangsungan hidup dan
pertumbuhan mikroorganisme saat kultur menunjukkan resisten terhadap langkah-
langkah perawatan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan
saluran akar. Ini merupakan sumber agresi yang terus-menerus di wilayah
periapikal. Infeksi sekunder intraradikular adalah salah satu penyebab utama
kegagalan perawatan endodontik[8]. E. faecalis telah tidak ditemukan pada kasus
dengan beberapa kunjungan dan / atau di gigi dibiarkan terbuka untuk drainase
[8]
.

18
Tes sensitivitas dilakukan untuk memilih obat intrakanal yang tepat. Obat
antimikroba antar kunjungan dapat menguntungkan untuk mengurangi
pertumbuhan bakteri kembali dan mungkin bahkan meningkatkan hilangnya
bakteri [9]
. Studi melaporkan efektivitas Triple Antibiotic Paste di kasus
periodontitis apikal [10, 11]. Kombinasi antibiotik dilaporkan efektif terhadap bakteri
campuran pada saluran akar terinfeksi bila dibandingkan dengan kalsium
hidroksida, yodium kalium iodida, atau iodoform[12]. Gomes-Filho et al.[13] evaluasi
respon dan menyimpulkan bahwa Triple Antibiotic Paste adalah obat intrakanal
yang biokompatibel. Sebuah studi yang dilakukan oleh Windley et al.[10]
mengamati bahwa penggunaa Triple Antibiotic Paste dan irigasi mengakibatkan
penurunan yang signifikan terhadap bakteri dibandingkan untuk yang irigasi
dengan sodium hipoklorit saja. Studi telah menunjukkan bahwa desinfeksi saluran
akar dicapai dengan obat antimikroba intrakanal yang tepat[14].

4. KESIMPULAN
Hambatan oklusal Pembukaan tuberkulum dapat berkontribusi untuk
mikroorganisme lebih ganas yang berhasil berkolonisasi di kanal dan dengan
demikian terjadi resistensi pengobatan[8]. Periodontitis apikal kronis disebabkan
dens evaginatus mungkin memerlukan strategi terapi khusus untuk memberantas
infeksi. Inspeksi dilakukan untuk follow up jangka panjang. Dokter harus
menyadari terhadap anomali yang terjadi pada rongga mulut pasien dan
konsekuensi sehingga pengobatan yang tepat dapat dilakukan. Pemeriksaan
laboratorium yang tepat juga menjadi sangat penting dalam kasus tersebut dan
penggunaan obat intrakanal akan mengarah ke hasil yang lebih baik. Deteksi dini
dan perencanaan pengobatan yang baik diperlukan untuk mencegah komplikasi
lebih lanjut dari kondisi tersebut.

BENTURAN KEPENTINGAN
Para penulis menyatakan bahwa tidak ada konflik kepentingan mengenai
publikasi makalah ini.

19
REFERENSI
[1] M. E. Levitan and V. T. Himel, Dens evaginatus: literature review,
pathophysiology, and comprehensive treatment regimen, Journal of Endodontics,
vol. 32, no. 1, pp. 19, 2006.

[2] S. Stecker and A. J. DiAngelis, Dens evaginatus. A diagnostic and treatment


challenge,The Journal of the American Dental Association, vol. 133, no. 2, pp.
190193, 2002.

[3] E. Dankner, D. Harari, and I. Rotstein, Dens evaginatus of anterior teeth.


Literature review and radiographic survey of 15,000 teeth, Oral Surgery, Oral
Medicine, Oral Pathology, Oral Radiology, and Endodontics, vol. 81, no. 4, pp.
472475, 1996.

[4] F. J.Hill andW. J. Bellis, Dens evaginatus and itsmanagement, British


Dental Journal, vol. 156, no. 11, pp. 400402, 1984.

[5] C. E. Jerome and R. J. Hanlon Jr., Dental anatomical anomalies in Asians and
Pacific Islanders., Journal of the California Dental Association, vol. 35, no. 9,
pp. 631636, 2007.

[6] G. S. Kocsis, A. Marcsik, E. L. Kokai, and K. S. Kocsis, Supernumerary


occlusal cusps on permanent human teeth, Acta Biologica Szegediensis, vol. 46,
no. 1-2, pp. 7182, 2002.

[7] R. Ordinola-Zapata, C. M. Bramante, P. G. Minotti et al., Antimicrobial


activity of triantibiotic paste, 2% chlorhexidine gel, and calcium hydroxide on an
intraoral-infected dentin biofilm model, Journal of Endodontics, vol. 39, no. 1,
pp. 115118, 2013.

[8] J. F. Siqueira and I. N. Rocas, Microbiology and treatment of endodontic


infections, in Cohens Pathways of the Pulp, K. M. Hargreaves and S. Cohen,
Eds., pp. 559600, Mosby Elsevier, 2011.

[9] Z. Metzger, B. Basrani, and H. E. Goodis, Instruments, materials, and


devices, in Cohens Pathways of the Pulp, K. M. Hargreaves and S. Cohen, Eds.,
pp. 223282, Elsevier, Mosby, 2011.

[10] W. Windley III, F. Teixeira, L. Levin, A. Sigurdsson, and M. Trope,


Disinfection of immature teeth with a triple antibiotic paste, Journal of
Endodontics, vol. 31, no. 6, pp. 439443, 2005.

[11] B. Thibodeau, F. Teixeira, M. Yamauchi, D. J. Caplan, and M. Trope, Pulp


revascularization of immature dog teeth with apical periodontitis, Journal of
Endodontics, vol. 33, no. 6, pp. 680689, 2007.

20
[12] R. C. Pallotta, M. S. Ribeiro, andM. E. D. L.Machado, Determination of the
minimum inhibitory concentration of four medicaments used as intracanal
medication, Australian Endodontic Journal, vol. 33, no. 3, pp. 107111, 2007.

[13] J. E. Gomes-Filho,P.C.T.Duarte, C. B. deOliveira et al., Tissue reaction to a


triantibiotic paste used for endodontic tissue selfregeneration of nonvital
immature permanent teeth, Journal of Endodontics, vol. 38, no. 1, pp. 9194,
2012.

[14] C. J. Baumgartner, J. F. Siqueira, C. M. Sedgley, and A. Kishen,


Microbiology of endodontic disease, in Ingles Endodontics 6, J. I. Ingle, L. K.
Bakland, and J. C. Baumgartner, Eds., pp. 221308, BC Decker Inc, Hamilton,
Canada, 2008.

21

Anda mungkin juga menyukai