Anda di halaman 1dari 16

A.

Pengrtian Parasitologi

Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Tetapi
dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini terbatas mempelajari organisme parasit yang tergolong
hewan parasit, meliputi: protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis
ataupun anthroponosis. Cakupan parasitologi meliputi taksonomi, morfologi, siklus hidup masing-masing
parasit, serta patologi dan epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Organisme parasit adalah
organisme yang hidupnya bersifat parasitis; yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang
ditempatinya (hospes). Predator adalah organisme yang hidupnya juga bersifat merugikan organisme lain
(yang dimangsa). Bedanya, kalau predator ukuran tubuhnya jauh lebih besar dari yang dimangsa, bersifat
membunuh dan memakan sebagian besar tubuh mangsanya. Sedangkan parasit, selain ukurannya jauh
lebih kecil dari hospesnya juga tidak menghendaki hospesnya mati, sebab kehidupan hospes sangat
essensial dibutuhkan bagi parasit yang bersangkutan.

B.Cabang-cabang ilmu biologi :

1) Anatomi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari bentuk dan susunan organ-organ tubuh suatu
organisme.

2) Anatesi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari semua segi yang berhubungan dengan operasi
atau pembedahan.

3) Bakteriologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari bakteri dan seluk beluknya.

4) Botani adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang tumbuhan dan seluk beluknya.

5) Bryologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang lumut dan seluk beluknya.

6) Dendrologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pohon dan tanaman berkayu.

7) Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya (interaksi factor abiotik dengan factor biotic).

C. Penyakit Penyakit Akibat Parasit

Berikut ini ada 12 (dua belas) jenis penyakit yang disebabkan oleh parasit pada manusia :

1.Malaria disebabkan oleh Plasmodium melalui nyamuk anopheles betina

2.Pediculosis disebabkan oleh kutu penghisap darah,serangga dan parasit lainnya

3.Schistosomoasis disebabkan oleh parasit Trematoda

4.Amebiasis disebabkan oleh Amoeba

5.Ascariasis disebabkan oleh parasit Ascaris Lumbricoides (cacing usus)


6.Anchilostomiasis disebabkan oleh parasit Ancylostoma Duodenale (cacing tambang)

7.Enterobiasis disebabkan oleh parasit Enterobius Vermicularis (cacing kremi)

8.Trichuriasis disebabkan oleh parasit Trichuris Trichuira (cacing cambuk)

9.Taeniasis disebabkan oleh parasit Taenia Solium (cacing pita)

10.Strongiloiddiasis disebabkan oleh parasit strongiloides stercoralis (cacing benang)

11.Trichinosis disebabkan oleh parasit trichinella spiralis (cacing otot)

12.Filariasis disebabkan oleh parasit Brugia Malayi (cacing filaria)

A. Malaria

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang dapat ditularkan oleh nyamuk bernama Anopheles.
Nyamuk ini membawa parasit plasmodium dan menggigit orang sekaligus menyebarkannya melalui
peredaran darah. Malaria merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Dari
pernyataan yang saya kutip dari Wikipedia, berdsarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh anak
setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit
ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak. Nyamuk yang
menyebarkan parasit ini yaitu nyamuk betina yang sebelumnya sudah terinfeksi oleh plasmodium. Selain
melalui nyamuk, penyakit malaria juga dapat menyebar melalui beberapa hal seperti transfusi darah,
transplantasi organ, jarum suntuk yang sudah terkontaminasi. Ibu hamil juga dapat menularkan penyakit
ini kepada bayinya.

1. Penyebab Penyakit Malaria

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit yang merupakan golongan plasmodium. Media utama yang
menjadi penyebar penyakit ini yaitu nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini terinfeksi oleh parasit
plasmodium dari gigitan yang dilakukan terhadap seseorang yang sudah terinfeksi parasit tersebut.
Nyamuk tersebut akan terinfeksi selama satu mingguan hingga waktu makan selajutnya. Pada saat
makan, maka nyamuk ini menggigit orang lain sekaligus menyuntikkan parasit plasmodium ke dalam
darah orang tersebut sehingga orang tersebut akan terinsfeksi malaria.

Ada 4 jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, diantaranya yaitu:

1. Plasmodium ovale

2. Plasmodium malariae

3. Plasmodium falciparum

4. Plasmodium vivax
Dari kasus-kasus tentang penyakit malaria di seluruh dunia, disimpulkan bahwa jenis plasmodium vivax
yang paling sering ditemukan pada pasien yang terserang penyakit ini. Selain itu plasmodium falciparum
merupakan penyumbang kematian paling besar pada penyakit malaria yang menyerang manusia di dunia
yaitu sekitar 90%.

2. Gejala Penyakit Malaria

Gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 bagian ditinjau dari berat-ringannya. Gejalanya yaitu sebagai
berikut.

A. Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa Komplikasi)

Pada penderita penyakit malaria, umumnya mengalami demam dan menggigil, sakit kepala, mual-mual,
muntah, diare, terasa nyeri pada otot, pegal-pegal. Pada gejala malaria ringan, dapat dibagi menjadi 3
stadium yaitu sebagai berikut.

1. Stadium dingin

Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi terasa
semakin cepat namun lemah, bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah yang terjadi
kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.

2. Stadium demam

Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit kering, muntah dan kepala rasanya
sangat sakit. Suhu tubuh biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita mengalami
kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.

3. Stadium berkeringat

Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-
rata sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya sering
merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.

B. Gejala Penyakit Malaria Berat (Malaria dengan Komplikasi)

Penderita yang masuk dalam criteria ini biasanya sangat lemah sekali. Malaria berat dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga memiliki komplikasi
sebagai berikut ini.

Tidak sadarkan diri kadang hingga koma

Sering mengigau

Bicara yang salah-salah (tidak terkontrol)


Kejang-kejang

Suhu tubuh sangat tinggi

Dehidrasi

Nafas cepat, sesak nafas

3. Cara Mencegah Penyakit Malaria

Penyakit malaria ini disebarkan oleh nyamuh sehingga kita harus menjaga kebersihan diri maupun
lingkungan sekita sehingga tidak ada nyamuk yang berkembang biak. Bila anda sedang mengujungi
tempat-tempat yang terkenal sebagai timbulnya penyakit malaria, minumlah obat Klorokuin yang
berfungsi untuk mencegah masuknya parasit plasmodium falciparum ke dalam tubuh.

4. Cara Mengobati Penyakit Malaria

1. Cara Modern

Jika terkena penyakit malaria, usahakan cepat ditangani dengan membawanya berobat ke dokter ahli
penyakit malaria. Jika sudah ditangan dokter pastinya akan cepat ditangani namun bagaimana jika anda
berada ditempat terpencil dan sangat jauh dari tempat dokter, anda bisa menggunakan cara tradisional

2. Cara Tradisional

Cara tradisional dapat dijadikan alternatif jika ada kendala berobat kepada dokter. Untuk pengobatan
secara tradisonal sangat mudah yaitu menggunakan Daun Pepaya. Jangan salah, daun papaya juga
sangat manjur untuk mengobati penyakit malaria. Caranya yaitu siapkan beberapa daun papaya
kemudian rebus dan minum airnya 3 kali sehari. Lakukan ini secara teratur setiap hari dan yakinlah
bahwa anda akan sembuh.

Sanma, Vio. 2013. Penyebab Penyakit Malaria, Gejala, Mencegah dan Cara Mengobati, (Online),
(http://www.penyebab-penyakit.com/2013/06/penyebab-penyakit-malaria-Gejala.htm

B. Pediculosis Kapitis

Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut pediculus humanus capitis
pada kulit kepala. (Brunner & Suddarth)

Tuma betina akan meletakkan telurnya (nits) di dekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada
batang rambut dengan suatu substansi yang liat. Telur ini akan menetas menjadi tuma muda dalam
waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturitasnya dalam tempo 2 minggu.
1. Cara penularan

Melalui perantara benda seperti pakaian, sisir, sikat yang dipakai bersama, wig, topi, dan perangkat
tempat tidur yang terinfeksi.

2. Gejala klinis

a. tuma paling sering ditemukan di sepanjang bagian posterior kepala dan di belakang telinga.

b. Telur tuma ini dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai benda yang berbentuk oval, mengkilap dan
berwarna perak yang sulit dilepas dari rambut.

c. Gigitan serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang dilakukan untuk
menghiulangkan gatal seringkali menimbulkan infeksi bakteri sekunder seperti impetigo serta
furunkulosis.

d. Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anak-anak dan orang yang berambut panjang.

3. Pengobatan

a. Pengobatan bertujuan memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati infeksi sekunder.

b. Menurut kepustakaan, pengobatan terbaik ialah secara topical dengan malathion 0,5 % atau 1 dalam
bentuk losio atau spray

caranya: malam sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu
kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir
yang halus dan rapat (serit. Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat
kutu atau telur. Obat tersebut sulit didapat

c. Di Indonesia obat yang mudah didapat dan cukup efektif adalah krim gama benzene heksaklorida
(gameksan=gammexan) 1 %. Cara pemakaiannya adalah: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam,
kemudian dicuci dan disisir dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur,
seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama.

d. Obat lain adalah zil benzoate 25 %, dipakai dengan cara yang sama.

e. Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur, infeksi sekunder dionati dulu
dengan antibiotic sistemik dan topical. Dan kemudian disusul dengan pemberian oabat dia atas
dalambentuk shampoo. Hygiene merupakan syarat agar tidak terjadi residif.

C. Schistosomoasis
Schistosomiasis (bilharziasis) adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing pipih (cacing pita). Ini seringkali
menyebabkan ruam, demam, panas-dingin, dan nyeri otot dan kadangkala menyebabkan nyeri perut dan
diare atau nyeri berkemih dan pendarahan.

Schistosomiasis mempengaruhi lebih dari 200 juta orang di daerah tropis dan subtropis di Amerika
Selatan, Afrika, dan Asia. Lima jenis schistosoma yang paling menyebabkan kasus pada schistosomiasis
pada orang :

Schistosoma hematobium menginfeksi saluran kemih (termasuk kantung kemih)

Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicum, Schistosoma mekongi, dan Schistosoma intercalatum


menginfeksi usus dan hati. Schistosoma mansoni menyebar luas di Afrika dan satu-satunya schistosome
di daerah barat.

1. Penyebab

Schistosomiasis diperoleh dari berenang, menyeberangi, atau mandi di air bersih yang terkontaminasi
dengan parasit yang bebas berenang. Schistosomes berkembang biak di dalam keong jenis khusus yang
menetap di air, dimana mereka dilepaskan untuk berenang bebas di dalam air. Jika mereka mengenai
kulit seseorang, mereka masuk ke dalam dan bergerak melalui aliran darah menuju paru-paru, dimana
mereka menjadi dewasa menjadi cacing pita dewasa. Cacing pita dewasa tersebut masuk melalui aliran
darah menuju tempat terakhir di dalam pembuluh darah kecil di kandung kemih atau usus, dimana
mereka tinggal untuk beberapa tahun. Cacing pita dewasa tersebut meletakkan telur-telur dalam jumlah
besar pada dinding kandung kemih atau usus. Telur-telur tersebut menyebabkan jaringan setempat rusak
dan meradang, yang menyebabkan borok, pendarahan, dan pembentukan jaringan luka parut. Beberapa
telur masuk ke dalam kotoran(tinja)atau kemih. Jika kemih atau kotoran pada orang yang terinfeksi
memasuki air bersih, telur-telur tersebut menetas, dan parasit memasuki keong untuk mulai siklusnya
kembali.

Schistosoma mansoni dan schistosoma japonicum biasanya menetap di dalam pembuluh darah kecil
pada usus. Beberapa telur mengalir dari sana melalui aliran darah menuju ke hati. Akibatnya peradangan
hati bisa menyebabkan luka parut dan meningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah yang membawa
darah antara saluran usus dan hati (pembuluh darah portal). Tekanan darah tinggi di dalam pembuluh
darah portal (hipertensi portal) bisa menyebabkan pembesaran pada limpa dan pendarahaan dari
pembuluh darah di dalam kerongkongan.

Telur-telur pada schistosoma hematobium biasanya menetap di dalam kantung kemih, kadangkala
menyebabkan borok, ada darah dalam urin, dan luka parut. Infeksi schistosoma hematobium kronis
meningkatkan resiko kanker kantung kemih.

Semua jenis schistosomiasis bisa mempengaruhi organ-organ lain (seperti paru-paru, tulang belakang,
dan otak). Telur-telur yang mencapai paru-paru bisa mengakibatkan peradangan dan peningkatan
tekanan darah di dalam arteri pada paru-paru (hipertensi pulmonari).

2. Gejala
Ketika schistosomes pertama kali memasuki kulit, ruam yang gatal bisa terjadi (gatal perenang). Sekitar 4
sampai 8 minggu kemudian (ketika cacing pita dewasa mulai meletakkan telur), demam, panas-dingin,
nyeri otot, lelah, rasa tidak nyaman yang samar (malaise), mual, dan nyeri perut bisa terjadi. Batang
getah bening bisa membesar untuk sementara waktu, kemudian kembali normal. kelompok gejala-gejala
terakhir ini disebut demam katayama.

Gejala-gejala lain bergantung pada organ-organ yang terkena ::

Jika pembuluh darah pada usus terinfeksi secara kronis : perut tidak nyaman, nyeri, dan pendarahan
(terlihat pada kotoran), yang bisa mengakibatkan anemia.

Jika hati terkena dan tekanan pada pembuluh darah adalah tinggi : pembesaran hati dan limpa atau
muntah darah dalam jumlah banyak.

Jika kandung kemih terinfeksi secara kronis : sangat nyeri, sering berkemih, kemih berdarah, dan
meningkatnya resiko kanker kandung kemih.

Jika saluran kemih terinfeksi dengan kronis : peradangan dan akhirnya luka parut yang bisa
menyumbat saluran kencing.

Jika otak atau tulang belakang terinfeksi secara kronis (jarang terjadi) : Kejang atau kelemahan otot.

3. Pengobatan

Untuk pengobatan, 2 sampai 3 dosis praziquantel digunakan melalui mulut lebih selama 1 hari.

4. Pencegahan

Schistosomiasis paling baik dicegah dengan menghindari berenang, mandi, atau menyeberang di air alam
di daerah yang diketahui mengandung schistosomes.

D. Amebiasis

Amebiasis adalah suatu infeksi usus besar yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica.

1. Penyebab

Penyebabnya adalah Entamoeba histolytica. Penularan langsung terjadi melalui kontak dengan tinja yang
terinfeksi. Penyakit ini paling sering ditemukan pada masyarakat yang tinggal di daerah yang derajat
kesehatan lingkungannya buruk. Buah buahan dan sayuran bisa terkontaminasi jika tumbuh di dalam
tanah yang diberi pupuk kotoran manusia, atau dicuci dengan air yang terkontaminasi pada orang yang
telah mengadakan atau diolah oleh seseorang terinfeksi. Penyakit ini juga ditemukan pada orang yang
telah mengadakan perjalanan ke negara berkembang dan pada pria homoseksual.

2. Gejala
Kebanyakan penderita, terutama yang tinggal di daerah beriklim sedang, tidak menunjukkan gejala.
Kadang kadang gejalanya samar samar, sehingga hampir tidak diketahui. Gejalanya bisa berupa diare
yang hilang timbul dan sembelit, banyak buang angin dan keram perut. Bila disentuh, perut akan terasa
nyeri dan tinja bisa mengandung darah serta lendir. Bisa terjadi demam ringan dan sering terjadi
penurunan berat badan dan anemia.

3. Pengobatan

Ini dapat diobati dengan obat anti amuba (amebisid). Pengobatan ini harus berdasarkan resep dokter.
Tinja akan diperiksa ulang dalam waktu 1,3 dan 6 bulan setelah pengobatan untuk memastikan
kesembuhan pasien.

4. Pencegahan

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah terkena amebiasis :

a. Selalu cuci tangan dengan bersih menggunakan sabun dan air mengalir setelah buang air besar.

b. Pastikan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bersih.

E. Ascariasis

Ascariasis adalah kondisi untuk menyebut infeksi yang disebabkan cacing gelang. Cacing gelang bersifat
parasit karena menggunakan tubuh manusia sebagai inang untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi.
Cacing dewasa dapat berukuran hingga 30 cm. Ascariasis paling banyak terjadi pada anak-anak di daerah
tropis dan subtropis, terutama pada lingkungan dengan sanitasi dan kebersihan yang buruk.

1. Gejala

Kebanyakan kasus ascariasis tidak menunjukkan gejala. Sedangkan kasus infeksi berat mungkin
menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung bagian tubuh yang terpengaruh. Berikut adalah
diantaranya:

a. Paru-paru

Setelah tertelan, telur ascariasis akan menetas dalam usus kecil dan larva bermigrasi melalui aliran darah
atau sistem limfatik ke paru-paru. Pada tahap ini, penderita mungkin mengalami tanda-tanda dan gejala
yang mirip dengan asma atau pneumonia, termasuk: Batuk terus menerus, sesak napas, dan mengi.
Setelah 6 hingga 10 hari di paru-paru, larva kemudian melanjutkan perjalanan ke tenggorokan untuk
kemudian dibatukkan dan tertelan.

b. Usus

Larva tumbuh menjadi cacing dewasa di usus kecil dan terus hidup disana hingga mati. Dalam kasus
ascariasis ringan hingga sedang, infeksi pada usus akan menimbulkan gejala yaitu nyeri perut samar,
mual dan muntah, diare atau tinja berdarah. Sedangkan infeksi berat ascariasis akan menimbulkan gejala
yaitu sakit perut parah, kelelahan, muntah, berat badan.

2. Penyebab

Ascariasis tidak menular secara langsung dari manusia ke manusia. Untuk tertular, seseorang harus
mengalami kontak dengan tanah yang tercampur tinja yang mengandung telur cacing.

Karena anak kecil sering bermain di tanah, infeksi terjadi saat tangan yang kotor dimasukkan ke mulut
atau digunakan memegang makanan.

Buah atau sayuran yang belum dicuci dan tumbuh di tanah yang terkontaminasi juga dapat menularkan
telur cacing gelang yang menyebabkan ascariasis.

Seluruh proses daur hidup cacing, mulai dari telur yang tertelan hingga telur yang dikeluarkan melalui
kototran, berlangusng sekitar dua hingga tiga bulan.

Sebagai informasi, cacing gelang bisa hidup di dalam tubuh manusia selama satu hingga dua tahun.

F. Anchilostomiasis

1. Gejala

Gejala penderita cacing tambang (Nekatoriasis/Ankilostomiasis) adalah gangguan saluran cerna (mual,
muntah, diare dan nyeri ulu hati), pusing nyeri kepala, lemah dan lelah, anemia, gatal di daerah
masuknya cacing.

2. Penyebab

Cacing tambang (Nekatoria dan ankilostomia)

Cacing masuk tubuh manusia dengan berbagai cara. Telur cacing gelang tertelan sewaktu makan
makanan yang terkontaminasi oleh kotoran. Sedang larva cacing tambang hidup ditanah dan masuk
lewat kulit yang menyebabkan infeksi.

3. Hal Yang Dapat Dilakukan

Menjaga kebersihan diri dengan memotong kuku, menggunakan sabun pada waktu mencuci tangan
sebelum makan, setelah buang air besar dan pada waktu mandi

Menghindari makanan yang telah dihinggapi lalat dan cuci bersih bahan makanan untuk menghindari
telur cacing yang mungkin ada serta biasakan memasak makanan dan minuman

Menggunakan karbol di tempat mandi


Menggunakan alas kaki untuk menghindari sentuhan langsung dengan tanah saat bekerja dihalaman,
perkebunan pertanian, pertambangan, dll

G. Enterobiasis

Enterobiasis atau oxyuriasis adalah penyakit akibat infeksi cacing Enterobius vermicularis atau Oxyuris
vermicularis. Disebut pula sebagai pinworm infection, atau di Indonesia dikenal sebagai infeksi cacing
kremi. Penyakit ini identik dengan anak-anak, meski tak jarang orang dewasa juga terinfeksi.

1. Diagnosa

Pada pemeriksaan tinja dapat ditemukan adanya cacing dewasa. Cacing jantan dewasa setelah kopulasi
mati dan keluar bersama tinja. Sementara dengan metode Scotch adhesive tape swab, dapat
menemukan telur yang diletakkan didaerah perianal.

2. Gejala Klinis

Enterobiasis relatif tidak berbahaya. Gejala klinis yang paling menonjol adalah rasa gatal (pruritus ani)
mulai dari rasa gatal sampai timbul rasa nyeri. Akibat garukan akan menimbulkan iritasi di sekitar anus,
kadang sampai terjadi perdarahan dan disertai infeksi bakteri. Keadaan ini sering terjadi pada waktu
malam hari. Hal ini akan menyebabkan gangguan tidur pada anak-anak (insomnia) oleh karena rasa gatal,
anak akan kurang tidur dan badannya pun menjadi lemah serta lebih cengeng atau sensitif. cepat marah,
dan gigi menggeretak. Kondisi yang tidak mengenakkan ini membuat nafsu makan anak berkurang. Berat
badannya serta merta berkurang.

Kadang-kadang cacing dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung,
esofagus dan hidung sehingga menyebabkan gangguan di daerah tersebut. Cacing sering ditemukan di
apendiks (usus buntu) tetapi jarang menyebabkan appendisitis. Pada beberapa kasus dilaporkan adanya
migrasi cacing betina pada penderita wanita bisa sampai ke vagina-rahim-akhirnya ke tuba fallopi dan
menimbulkan radang saluran telur atau salpingitis. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama pada wanita
usia subur, sebab dapat menyebabkan kemandulan, akibat buntunya saluran tuba. Adanya cacing
dewasa pada mukosa usus akan menimbulkan iritasi dan trauma sehingga dapat menyebabkan ulkus
kecil. Jumlah cacing yang banyak dalam rektum dapat menyebabkan rectal kolil (rasa nyeri hebat pada
usus besar).

3. Penularan Penyakit

Penularan dari tangan ke mulut (hand to mouth), setelah anak-anak menggaruk daerah sekitar anus oleh
karena rasa gatal, kemudian mereka memasukkan tangan atau jari-jarinya ke dalam mulut. Kerap juga
terjadi, sesudah menggaruk daerah perianal mereka menyebarkan telur kepada orang lain maupun
kepada diri sendiri karena memegang benda-benda maupun pakaian yang terkontaminasi. Telur
Enterobius vermicularis menetas di daerah perianal kemudian larva masuk lagi ke dalam tubuh
(retroinfeksi) melalui anus terus naik sampai sekum dan tumbuh menjadi dewasa. Cara inilah yang kita
kenal sebagai : autoinfeksi

4. Pencegahan

Sangat penting untuk menjaga kebersihan pribadi, dengan menitikberatkan kepada mencuci tangan
setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan.

Pakaian dalam dan seprei penderita sebaiknya dicuci sesering mungkin.

Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi adalah:

1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.

2. Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku.

3. Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu.

4. Mencuci jamban setiap hari.

5. Menghindari penggarukan daerah anus.

6. Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan mulut.

H. Trichuriasis

Trichuriasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Trichuris trichiura.

Penyakit ini terutama terjadi di daerah subropis dan tropis, dimana kebersihan lingkungannya buruk
serta iklim yang hangat dan lembab memungkinkan telur dari parasit ini mengeram di dalam tanah.

1. Penyebab

Penyebabnya adalah Trichuris trichiura, suatu cacing cambuk usus.

Infeksi terjadi jika manusia menelan makanan yang mengandung telur parasit yang telah mengeram di
dalam tanah selama 2-3 minggu.

Larva akan menetas di dalam usus halus lalu berpindah ke usus besar dan menancapkan kepalanya di
dalam lapisan usus.

Setiap larva akan tumbuh sepanjang 12,5 cm. Cacing betina dewasa menghasilkan sekitar 5000 telur/hari
dan dibuang melalui tinja.

2. Gejala
Hanya infeksi yang berat yang menyebabkan gejala berupa nyeri perut dan diare. Infeksi yang sangat
berat menyebabkan perdarahan usus, anemia, penurunan berat badan dan peradangan usus buntu
(apendisitis). Kadang rektum menonjol melewati anus (prolapsus rektum), terutama pada anak-anak
atau wanita dalam masa persalinan.

3. Diagnosa

Pada pemeriksaan contoh tinja dengan mikroskop, akan ditemukan telur parasit yang bebentuk seperti
tong.

4. Pengobatan

Infeksi ringan tidak memerlukan pengobatan khusus.

Jika diperlukan pengobatan, biasanya diberikan mebendazol. Mebendazol< tidak boleh diberikan kepada
wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang dikandungnya.

5. Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya penyakit ini perlu diperhatikan hal-hal berkut:

Gunakan jamban yang bersih

Tingkatkan kebersihan individu

Hindari sayuran yang belum dicuci bersih.

I. Taeniasis

Taenia saginata (cacing pita daging sapi) : Cacing dewasa dapat ditemukan dalam usus manusia
penderita taeniasis, berbentuk pipih panjang seperti pita dan tubuhnya beruas-ruas (segmen).
Panjangnya rata-rata 5m bahkan bisa mencapai 25m yang terdiri atas lebih dari 1000 segmen (Pawlowski
& Schultz 1972; Soulsby 1982; Smyth 2004).

1. Cara Penularan

Telur Taenia saginata yang dikeluarkan lewat tinja orang yang terinfeksi hanya bisa menular kepada sapi
& didalam otot sapi parasit akan berkembang menjadi Cysticercus bovis, stadium larva dari Taenia
saginata. Infeksi pada manusia terjadi karena orang tersebut memakan daging sapi mentah atau yang
dimasak tidak sempurna yang mengandung Cysticerci; di dalam usus halus cacing menjadi dewasa &
melekat dalam mukosa usus. Begitu juga infeksi Taenia solinum terjadi karena memakan daging babi
mentah atau yang dimasak kurang sempurna (measly pork) yang mengandung cysticerci; cacing
menjadi dewasa didalam intestinum.

2. Gejala dan Tanda


Infestasi T.saginata umumnya bersifat asimptomatik. Masa inkubasi berlangsung selama 8-10 minggu.
Segmen cacing yang disebut proglotid dapat keluar dari anus secara sendiri atau bersama tinja. Pada
beberapa kasus dapat ditemukan gejala sakit perut, kolik, nausea, kelelahan dan penurunan berat badan.
Nafsu makan dapat turun, tetapi ada juga yang meningkat. Perut menggembung dan merasa kurang
nyaman akibat akumulasi gas dalam saluran pencernaan.

Gejala klinik yang ditimbulkan oleh infestasi T.solium mirip dengan T.saginata. gejala klinik yang cukup
parah dapat terjadi apabila manusia bertindak sebagai induk semang antara. Cysticercus umumnya
terbentuk pada jaringan dibawah kulit, namun dapat pula terbentuk di otak dan mata. Apabila terbentuk
diota, gejala klinik yang timbul berupa kelumpuhan, epilepsi, bahakan dapat bersifat fatal. Gejala epilepsi
akibat cysticercus terbentuk diotak pernah dilaporkan di Papua.

3. Pengobatan

Pengobatan pada hakekatnya sama untuk semua cacing pita manusia. Untuk mencapai penyembuhan
sempurna. Scolexnya harus dikeluarkan. Maka untuk memeriksa hasil pengobatan, pencarian teliti
daripada scolex dalam tinja harus dilakukan. Bila scolex tidak ditemukan, perlu ditunggu 3 bulan untuk
memastikan apakah penderita sudah tidak mengeluarkan proglotid atau telur lagi (Brotowidjoyo, 1987).

4. Pencegahan

a. Mencegah terjadinya pencemaran/kontaminasi tinja terhadap tanah, air, makanan & pakan ternak
dengan cara mencegah penggunaan air limbah untuk irigasi

b. Memasak daging sapi atau daging babi secara sempurna.

c. Daging sapi atau daging babi yang dibekukan pada suhu di bawah minus 5oC (23oF) selama lebih
dari 4 hari dapat membunuh cysticerci.

d. Jauhkan ternak babi kontak dengan jamban & kotoran manusia.

J. Strongiloiddiasis

Jenis cacing ini membahayakan bagi bayi karena dapat ditularkan melalui ASI. Strongyloides stercoralis
hidup pada daerah beriklim tropis dan subtropis. Hanya cacing betina dari jenis cacing ini yang hidup
sebagai parasit di usus manusia, terutama di duodenum dan yeyunum. Telurnya menetas di kelenjar
usus, kemudian keluar bersama feces dalam bentuk larva rhabditiform. Larva ini akan berubah menjadi
larva filariform apabila sudah berada di tanah. Namun demikian, larva filariform bisa juga terbentuk di
dalam usus sehingga terjadi infeksi yang disebut autoinfeksi interna. Ada tiga tipe strongiloiddiasis (nama
penyakit yang disebabkan Strongyloides stercoralis,-red) yaitu tipe ringan, tipe sedang, dan tipe berat.
Tipe ringan tidak memberikan gejala apa-apa. Pada tipe sedang, dapat menyebabkan gangguan pada
saluran pencernaan, umumnya gejala di usus. Jika sudah pada tipe atau infeksi berat, penderita
mengalami gangguan hampir di seluruh sistem tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian.
K. Trichinosis

Trichinosis adalah penyakit yang disebabkan oleh larva cacing Trichinela spiralis. Cacing dewasanya hidup
dalam usus mamalia dan larvanya dalam jaringan otot hospes yang sama. Hewan yang rentan adalah
babi, tikus, beruang dan manusia. Sapi, domba, kambing kurang rentan.

1. Cara Penularan

Babi terinfeksi akibat makan tikus yang menderita trichinosis. Disamping itu tinja tikuspun dapat infektif
apabila tikus makan daging yang mengkista dan larvanya dikeluarkan dalam keadaan tidak tercerna.
Selain itu babi juga dapat sebagai sumber infeksi bagi babi lain. Babi tertular biasanya bila diberikan
makanan dari sisa restoran yang tercemar daging babi yang mengandung lava infektif.

2. Gejala Klinis

Gejala klinis ditimbulkan dipengaruhi oleh faktor-faktor sbb:

Jumlah cacing, besar dan umur hewan, otot yang diserang, daya tahan tubuh hewan dan adanya
penyakit lain. Gejala yang patogenitas adanya larva pada alat-alat pernapasan yang dapat melumpuhkan
alat pernapasan. Gejala yang jelas (manusia) adalah diare, sakit otot, suara parau, oedema pada dahi
dan tuli, cacing ini memproduksi zat racun yang sangat berbahaya pada hewan.

Penyakit ini bersifat zoonosis, berbahaya bagi manusia pemakan daging babi. Cacing dewasa pada usus
dapat menimbulkan iritasi dan menyebabkan enteritis.

3. Pencegahan

1. Memutuskan siklus hidup

a. pengobatan penderita

b. bahan makanan untuk babi yang berasal dari sisa dapur dan RPH harus dimasak terlebih dahulu.

c. Pemeliharaan ternak secara intensif dan higiene

d. Meniadakan tikus yang berkeliaran di RPH dan kandang babi

2. pengawasan terhadap ternak potongan, terutama didaerah tertular

3. memasak daging dengan sempurna dengan suhu paling sedikit 65,6 C

4. RPH harus dilengkapi dengan kamar pendingin hal ini untuk pencegahan kiste terhadap konsumen.
Kiste pada tempratur-27 C selama 36 jam akan mati.
L. Filariasis

Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva)
akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit
tersebut.

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan
cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin
menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari WHO, urutan
negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan
Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan Indonesia
(Asia Tenggara).

1. Penularan

Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya.
Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang
terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut.

Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari
genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan
sangat cepat.

2. Tanda dan Gejala

Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak, dimana dalam
waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai dirasakan perkembangannya.

Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :

Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah
bekerja berat

Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis)
yang tampak kemerahan, panas dan sakit

Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau
pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)

Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan
mengeluarkan nanah serta darah
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas
(early lymphodema)

Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis)
pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

3. Penanganan dan Pengobatan

Tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah membasmi parasit
atau larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan
dikurangi.

Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik untuk
filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong
murah, aman dan tidak ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan
memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan obat
simtomatik.

Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan diberikan oral sesudah makan
malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air
kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui,
dan penderita sakit berat atau dalam keadaan lemah.

Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak terdeteksi dini,
selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.

4. Pencegahan

Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan kedokter dan
mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat
lainnya. Untuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga
sekitarnya.

Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata rantai
penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah
terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai