MINHAJUL QOWIM
Abstrak
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang disebabkan karena kurangnya sekresi insulin
atau terjadi resistensi insulin pada jaringan. Penyakit ini ditandai dengan hiperglikemia. Saat
ini, diabetes mellitus merupakan salah satu dari 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di
dunia. Okra (Abelmoschus esculentus) merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki banyak
manfaat medis. Salah satu manfaat okra adalah sebagai antidiabetes. Dari hasil studi literatur
yang telah dilakukan, diketahui bahwa okra mengandung 2 glikosida flavonol yang berfungsi
untuk menghambat enzim -glukosidase. Viscous Soluble Dietary Fibers (VSDF) okra berperan
dalam menurunkan absopsi glukosa pada usus. Mekanisme kerja okra lainnya adalah dengan
menghambat enzim -amilase dan meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Hasil
berbagai penelitian menunjukan bahwa ekstrak okra dapat menurunkan kadar glukosa dalam
darah. Dalam studi kepustakaan ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai potensi okra sebagai
terapi diabetes melitus.
1. Latar Belakang
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh defisiensi pada produksi
insulin di pankreas, atau insulin yang telah diproduksi tidak dapat bekerja dengan efektif.
Defisiensi dan kerusakan insulin menyebabkan konsentrasi glukosa dalam darah meningkat.
Peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah dapat menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh,
terutama pada pembuluh darah dan saraf.
Secara umum, diabetes melitus memiliki dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes melitus
tipe 1 merupakan diabetes yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan tipe 2 merupakan
diabetes yang terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat. Faktor risiko untuk diabetes melitus tipe
1 meliputi faktor genetik, faktor ras dan faktor geografi. Pada diabetes melitus tipe 2, faktor
risikonya adalah obesitas, kurang berolahraga, tekanan darah tinggi, kadar HDL yang rendah,
dan kadar trigliserida yang tinggi dalam darah.
Prevalensi diabetes di dunia untuk semua umur diperkirakan 2,8 % pada tahun 2000 dan
4,4% pada tahun 2030. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), jumlah
penderita diabetes di dunia saat ini mencapai 347 juta orang. Pada tahun 2004, sebanyak
3,4 juta orang meninggal karena diabetes. Pada tahun 2030, diabetes dapat menduduki peringkat
ke-7 penyebab kematian terbanyak di dunia.
Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi diabetes melitus di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) pada tahun 2007
menunjukan bahwa proporsi penyebab kematian akibat diabetes melitus pada kelompok usia
45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%, sedangkan di daerah
pedesaan, diabetes melitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
Okra (Abelmoschus esculentus) atau yang sering disebut dengan ladys finger, merupakan
salah satu jenis sayuran yang tumbuh di daerah tropikal dan subtropikal. Okra berasal dari India
Minhajul Qowim
(1130013030)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Senin, 6 juni 2016
dan dimakan sebagai sayuran pada salad dan sup dan biasanya digunakan sebagai
pengental masakan di berbagai negara.
Okra diyakini dapat menurunkan kadar gula di dalam darah. Di Turki, biji okra direbus
dengan air, kemudian air hasil rebusan tersebut yang biasanya akan diminum oleh pasien
dengan kadar gula darah yang tinggi. Sejauh ini, okra telah diakui sebagai salah satu tanaman
untuk pengobatan tradisional Turki.
Okra telah dibudidayakan sejak ratusan tahun silam di Indonesia, namun okra
kurang dikenal oleh masyarakat. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya sosialisasi
mengenai manfaat okra. Di Jakarta, selama beberapa tahun terakhir ini, okra mulai dicari karena
beredar berita bahwa tanaman okra baik untuk penderita diabetes.
2. Permasalahan
1) Apa saja yang terkandung dalam okra sehingga bisa menyembuhkan diabetes militus.
2) Bagaimana cara pengolahan okra untuk menyembuhkan diabetes militus.
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelian ini adalah:
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
4. Manfaat
1) Bagi mahasiswa : Menambah wawasan dan pengetahuan akademis mengenai okra
(Abelmoschus esculentus) sebagai salah satu pengobatan untuk diabetes melitus.
Pengetahuan ini diharapkan dapat berguna untuk mengurangi prevalensi diabetes
melitus.
2) Bagi peneliti lain : Hasil penulisan ini dapat dikembangkan sebagai bahan masukan
untuk melakukan penelitian.
3) Bagi masyarakat : Menambah pengetahuan masyarakat mengenai peranan okra
(Abelmoschus esculentus) terhadap pengobatan diabetes melitus. Okra (Abelmoschus
esculentus) dapat berperan sebagai pengobatan alternatif diabetes melitus. Selain
itu, okra (Abelmoschus esculentus) juga dapat ditemukan di pasar tradisional dengan
harga yang murah. Pengetahuan ini diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat untuk
mengobati diabetes melitus.
Minhajul Qowim
(1130013030)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Senin, 6 juni 2016
5. Kajian Pustaka
1) Taksonomi Okra (Abelmoschus esculentus)
Secara taksonomi, tanaman (Abelmoschus esculentus) termasuk dalam klasifikasi sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Abelmoschus
Spesies : A. esculentus
Zat Jumlah
Karbohidrat 6,4 g
Protein 1,9 g
Lemak 0,2 g
Fiber 1,2 g
Air 89,6 g
Mineral 0,7 g
Natrium 6,9 mg
Sulfur 30 mg
Riboflavin 0,1 mg
Asam oksalat 8 mg
Kalsium 66 mg
Kalium 103 mg
Besi 0,35mg
Tiamin 0,07mg
Asam nikotinat 0,6 mg
Vitamin C 13 mg
Magnesium 53 mg
Tembaga 0,19 mg
Minhajul Qowim
(1130013030)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Senin, 6 juni 2016
Okra biasanya dimakan sebagai sayuran pada salad dan sup. Okra dapat
dimakan mentah maupun direbus atau digoreng. Selain itu, okra juga digunakan
sebagai pengental masakan di daerah tertentu.
Okra sering dipakai sebagai obat tradisional dan dikenal sebagai tanaman
yang memiliki banyak manfaat medis. Saat ini, beberapa fungsi okra sudah
dibuktikan dalam penelitian-penelitian. Salah satu contoh penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui fungsi okra adalah penelitian Vayssade et al yang mengamati
pengaruh okra terhadap sel melanoma. Pada hasil penelitian tersebut, disimpulkan
bahwa okra memiliki potensi sebagai antikanker.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ngoc et al pada tahun 2008,
ditemukan bahwa okra dapat menurunkan kadar kolesterol dan kadar trigliserida pada
tikus. Selain menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, menurut penelitian yang
dilakukan oleh Liao et al pada tahun 2012, okra memiliki fenol dan flavonoid yang
memiliki efek antioksidan.
Pada pengobatan tradisional Asia dan Afrika, buah okra digunakan sebagai
terapi penyakit inflamasi dan iritasi gaster. Lengsfeld et al melakukan studi
mengenai pengaruh okra pada infeksi Helicobacter pylori pada tahun 2004 dan
hasilnya okra dapat mencegah adhesi Helicobacter pylori dan mengurangi iritasi
gaster.
Okra telah diakui sebagai salah satu tanaman untuk pengobatan tradisional
Turki. Di Turki, biji okra direbus dengan air, kemudian air hasil rebusan tersebut
yang biasanya akan diminum oleh pasien dengan kadar gula darah yang tinggi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aslan et al pada tahun 2003, okra memiliki
efek antidiabetik.
4) Diabetes Militus
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon
insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali
sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya
kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2 macam type DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan
akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta
pancreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam
hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM type ini berat
badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan
insulin seumur hidup.
DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini
disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat
normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk
metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi
sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan obersitas atau
ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
Minhajul Qowim
(1130013030)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Senin, 6 juni 2016
Minhajul Qowim
(1130013030)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Senin, 6 juni 2016
negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. Dalam 10 tahun
belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di
kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda, kata Dr Gauden
Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.
Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi
dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak
tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300
kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori
per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori.
Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita
kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah
salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes
melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya
penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah
dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan
kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di
masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi
lemak, termasuk gorengan.
Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari
obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong
camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue
manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang
memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi.
Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam
menaikkan kadar gula dalam darah.
Kurang tidur.
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari
University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan
kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat.
Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu
makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan
berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Sering stress
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang,
tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik
dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa
untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres
berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan
bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula
bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya
hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Minhajul Qowim
(1130013030)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Senin, 6 juni 2016
7. Pembahasan
Setalah diketahui kandungan buah okra peneliti menyimpulkan untuk
menumbuhkan suatu produk dari buah okra tersebut. Diawali dengan cara pembuatan
dengan bahan 4-5 buah okra , telur, garam, lada, tepung jagung.
Karena produk ini disajikan dalam bentuk camilan/snack hangat peneliti akan
menjelaskan detail tata cara pembuatan sampai mengemas produk tersebut. Pertama
pilihlah okra yang masih hijau dan segar, warna hijaunya merata dan berukuran 5-10cm
karena okra yang terlalu panjang akan memiliki rasa yang hambar , persiapan sebelum
mengolah okra, potong ujung batangnya, tujuannya agar okra dapat dikonsumsi, setelah
itu singkirkan bulu halus yang terdapat pada okra bisa dengan mencucinya dibawah air
mengalir lalu usap dengan tissue atau tepuk-tepuk okra dengan tissue, untuk mencegah
okra berlendir saat dimasak bisa dilaukukan dengan member cuka, tuangkan setengah
cangkir cuka kedalam mangkuk untuk setiap 500gr okra, percikkan cuka ke permukaan
okra dengan lembut hingga melapisi seluruh okra yang berada didalam mangkuk, biarkan
okra selama 30 menit didalam cuka, angkat okra dan bilas hingga bersih dan keringkan.
Lalu potong okra berukuran sekitar 6mm, tujuannya agar okra cepat matang. Lalu Kocok
telur dan rendam okradidalamnya selama 5 hingga 10 menit, selama okra direndam
didalam telur, masukkan sekitar satu cangkir tepung jagung kedalam mangkuk bersamaan
dengan garam dan lada, jangan gunakan tepung terigu karena akan menggumpal dan okra
menjadi lembek. Setelah merendam dalam telur masukkan potongan okra kedalam tepung
jagung, lapisi seluruh permukaan hingga merata, panaskan sekitar cangkir minyak
didalam penggorengan dengan api sedang, saat minyak telah panas, masukkan okra
kedalmnya dengan hati-hati, aduk atau bolak balik pastikan okra tidak hangus, saat okra
berubah warna menjadi keemasan angkat dan letakkan di atas tissue untuk menyerap sisa
minyaknya. Haluskan bawang putih tomat lada dan bawang Bombay lalu tumis diatas
pengorengan untuk bumbu/sambal okra goring. Buah yang mengandung banyak manfaat
diantaranya membantu menurunkan berat badan, dapat membantu mencegah sembelit,
Minhajul Qowim
(1130013030)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Senin, 6 juni 2016
8. Simpulan
Dari penelitian ini penulis dapat menyimpulkan hal-hal berkaitan dengan hasil penelitian
yaitu :
Daftar pustaka
1. Diabetes mellitus [Internet]. WHO. [cited 2016 Jun 1]. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs138/en/
2. Okra Seeds in the Management of Diabetes. Natural Product Radiance. 2003
Nov;2(6):330
3. Ngoc TH, Ngoc QN, Van ATT, Phung NV. Hypolipidemic Effect of Extracts from
Abelmoschus esculentus L. (Malvaceae) on Tyloxapol-Induced Hyperlipidemia in Mice.
Mahidol University Journal of Pharmaceutical Sciences.
2008;35(1-4):4246.
4. Liao H, Liu H, Yuan K. A new flavonol glycoside from the Abelmoschus
esculentus Linn. Pharmagnosy Magazine. 2012;8:12-5
5. Aslan M, Sezik E, Yeilada E. Effect of Hibiscus esculentus L. seeds on blood
glucose levels in normoglycaemic, glucose-hyperglycaemic and streptozotocin- induced
diabetic rats. Gazi Universitesi Eczacilik Fakultesi Dergisi. 2003;20:1-7
6. Tanaman Okra [Internet]. [cited 2016 Jun 1]. Available from:
http://photos1.blogger.com/hello/5/2980/640/vh2006%2520042.jpg
7. Tentang Tanaman Okra [Internet]. Agroklinik. [cited 2016 Jun 1]. Available from:
http://agroklinik.wordpress.com/produk-2/tentang-tanaman-okra/
Minhajul Qowim
(1130013030)