Persalinan Dengan Porcef Vacum Dan SC
Persalinan Dengan Porcef Vacum Dan SC
penyusunan
makalah
ini
penyusun
mendapat
banyak
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
........................................................................................
i DAFTAR ISI
...........................................................................................
.........
ii BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
.....................................................................................
2.
Tujuan Penulisan
.......................................................................................
1
2
A. Pengkajian............................................................................................. 41
B. Analisa Data.......................................................................................... 45
C. Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 46
D. Intervensi................................................................................................46
BAB IV PENUTUP
A.
Simpulan.............................................................................................
........
53
B. Saran
...........................................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan maternal-perinatal adalah pemberian layanan kesehatan yang
berkualitas dan profesional yang mengidentifikasi, berfokus dan beradaptasi
dengan kebutuhan fisik dan psikososial ibu bersalin, keluarga dan bayi baru lahir.
Persalinan proses yang dilalui oleh ibu hamil pada akhir trimester kehamilan
dimana terjadi pengeluaran janin melalui jalan lahir sampai dengan bayi dan ibu
dapat melangsungkan kehidupannya secara terpisah dengan atau tanpa penyulit
persalinan. . Setiap wanita hamil menginginkan proses persalinan yang normal,
namun karena berbagai penyebab dan factor resiko yang membahayakan baik bagi
ibu dan bayinya
Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun
memerlukan ilmu obsteri yang harus diketahui penolong. Oleh karena itu dukun
beranak masih mempunyai peranan penting dan memerlukan pendidikan dan
latihan, terutama dinegara-negara berkembang.
Kadang-kadang persalinan menemui hambatan yang tak terelakkan. Sebagai
contoh, saat panggul ibu terlalu kecil untuk dilewati bayi, atau bayi terlalu besar,
dsb. Saat itu, dibutuhkan bantuan supaya persalinan bisa berlanjut dan bayi bisa
lahir dengan selamat. Yang paling sering digunakan adalah persalinan dengan
vakum, forsep, atau sesar.
Pertolongan persalinan dengan tindakan pembedahan merupakan tindakan
untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Resiko infeksi setelah persalinan merupakan
ancaman yang dapat membahayakan sehingga perawatan setelah operasi
memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat untuk menurunkan angka
kesakitan dan angka kematian.
Seorang perawat mempunyai tugas untuk mempersiapkan pasien sebelum
pelaksanaan persalinan tindakan, untuk mengurangi resiko komplikasi yang tidak
diharapkan,
maka
perawat
harus
mengetahui
penatalaksanaan
tindakan
mampu memberikan komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi kepada ibu dan
keluarga. Selain itu dalam rencana persalinan tindakan pembedahan tersebut perlu
diperhatikan bahwasanya operasi tersebut tidak menambah beratnya penderitaan
atau cacat. Maka dari itu perlu persiapan yang matang sehingga dapat dicapai
optimalisasi ibu maupun bayinya. Persiapan sebelum tindakan pembedahan
meliputi persiapan mental dan fisik penderita. Dengan tindakan pembedahan
diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang penatalaksanaan klien
dengan partus tindakan pembedahan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan klien dengan partus
tindakan ekstraksi forsep
b. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan klien dengan partus
tindakan ekstraksi vakum
BAB II TINJAUAN
TEORI
A. DEFINISI
Ekstraksi Forcep
Forsep
adalah
tindakan
obstetric
yang
bertujuan
untuk
2) Indikasi Janin
a) Janin yang mengalami disstress
b) Presentasi yang belum pasti
c) Janin berhenti rotasi
d) Kelahiran kepala pada presentasi bokong
3) Indikasi waktu :
a) Indikasi pinard ( 2 jam mengedan tidak lahir)
b) Modifikasi remeltz
(1) Setelah kepala di dasar panggul diberikan 5 unit oksitoksin
(2) Tunggu 1 jam tidak lahir dilakukan ekstraksi forsep
2) Persiapan penolong
a) Cuci tangan secara furbringer
b) Memakai baju steril
c) Memakai sareng tangan steril
3) Persiapan alat
a) Doek steril
b) Sarung tangan steril
c) Alat persalinan normal
d) Alat forcep
e) Alat untuk episiotomy dan menjahit
f) Kateter
g) Obat-obatan desinfektan dan uterotonika
4) Persiapan untuk bayi
a) Penghisap lendir dan alat resusitasi lainnya
b) Alat pemanas bayi
yaitu:
b) Infeksi
c) Trauma jalan lahir seperti terjadinya fistula vesiko vaginal,
fistula recto vaginal , fistula utero vaginal, rupture uteri, rupture
serviks, dan robekan perineum
2) Komplikasi pada bayi
a) Trauma ekstraksi forcep dapat menyebabkan cacat karena
aplikasi forcep
b) Infeksi yang berkembang menjadi sepsis dapat menyebabkan
kematian serta encephalitis sampai meningitis.
c) Gangguan susunan syaraf pusat yang dapat menimbulkan
gangguan intelektual
d) Gangguan pendengaran dan keseimbangan
2. Ekstraksi Vakum
a. Pengertian
Ekstraksi Vakum adalah metode pelahiran dengan memasang
sebuah mangkuk ( Cup ) vakum di kepala janin dan tekanan negatif.
(Bobak,Ledwig,Jensen, 2005, hal 799).
Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan
dengan ekstraksi tenaga negatif (vakum) di kepalanya. (Kapita selekta
Kedokteran : 331)
b. Syarat-syarat ekstraksi vakum
1) Pembukaan lengkap atau hampir lengkap
2) Presentasi kepala, janin aterm, TBJ > 2500 g
Using the vacuum device for delivery. After determining position of the head, (A)
insert the cup into the vaginal vault, ensuring that no maternal tissues are trapped
by the cup. (B) Apply the cup to the flexion point 3 cm in front of the posterior
fontanel, centering the sagittal suture. (C) Pull during a contraction with a steady
motion, keeping the device at right angles to the plane of the cup. In
occipitoposterior deliveries, maintain the right angle if the fetal head rotates. (D)
Remove the cup when the fetal jaw is reachable.
Reprinted with permission from Damos JR, Bassett R. Chapter H: assisted vaginal
delivery. In: Advanced Life Support in Obstetrics (ALSO) Provider Syllabus. 4th
ed. Leawood, Kan.: American Academy of Family Physicians; 2003:38.
tarikan
dengan
usaha
mengejan,
awasi
juga
dipergunakan
untuk
melahirkan
kepala
waktu
Sectiocaecar.
3. Sectio Cesarea
a. Pengertian
Seksio Caesarea adalah kelahiran janin melalui insisi trans
abdomen pada uterus. (Bobak,Ledwig,Jensen, 2005, hal 801)
d. Jenis-jenis SC
1) Sectio cesaria transperitonealis profunda
Sectio cesaria transperitonealis propunda dengan insisi di
segmen bawah uterus. insisi pada bawah rahim, bisa dengan
teknik melintang atau memanjang. Keunggulan pembedahan ini
adalah:
a) Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak.
b) Bahaya peritonitis tidak besar.
c) Perut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri
dikemudian hari tidak besar karena pada nifas segmen bawah
uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti
korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.
2) Sectio cecaria klasik atau section cecaria korporal
Pada sectio cecaria klasik ini di buat kepada korpus uteri,
pembedahan ini yang agak mudah dilakukan, hanya di
selenggarakan apabila ada halangan untuk melakukan sectio
cecaria transperitonealis profunda. Insisi memanjang pada segmen
atas uterus.
3) Sectio cecaria ekstra peritoneal
Section cecaria eksrta peritoneal dahulu di lakukan untuk
mengurangi bahaya injeksi perporal akan tetapi dengan kemajuan
pengobatan terhadap injeksi pembedahan ini sekarang tidak
banyak lagi di lakukan. Rongga peritoneum tak dibuka, dilakukan
pada pasien infeksi uterin berat.
4) Section cesaria Hysteroctomi
Setelah sectio cesaria, dilakukan hysteroktomy dengan indikasi:
a) Atonia uteri
b) Plasenta accrete
c) Myoma uteri
d) Infeksi intra uteri berat
menyertai
dan
menyebabkan
dilakukan
tindakan
2) Riwayat Obstetri
a) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
b) Tahun persalinan, tempat persalinan, umur kehamilan, jenis
kelamin anak, BB anak, keluhan saat hamil, dan keadaan
anak sekarang.
h.
Pemeriksaan Fisik
1) Head to to atau per sistem.
2) Sama seperti pemeriksaan ibu hamil lainnya.
3) Masalah perlu dikaji kesiapan untuk tindakan pembedahan.
i. Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan HB dan leukosit menjadi hal yang harus
diperhatikan untuk melihat adakah
tinggi
kerusakan
pertukaran
gas
terhadap
janin
Perencanaan Keperawatan
a. Pre Tindakan
1) Kurang
pengetahuan
mengenai
prosedur
pembedahan
atau
Rasional
sudah
dokter
didiskusikan
bila
ditemukan
prosedur
dengan
akurat
istilah-istilah
sederhana,
klien/pasangan
kesiapan
untuk
menerima
informasi
b) Mengidentifikasi
anjurkan
c) Memberikan
informasi
dan
kesempatan
untuk
mengevaluasi
pertanyaan
dan
pemahaman
mengungkapkan
pemahaman mereka
d) Gambarkan
prosedur
pra
d) Informasi
memungkinkan
mengantisipasi
prosedur
memahami
pemasangan
kejadian
klien
dan
alasan
intervensi/tindakan.
penyuluhan
termasuk
e) Memberikan
mencegah
tehnik
komplikasi
untuk
yang
hipostatik
dan
menurunkan
pembebatan; dan
operasi.
latihan
stress
pada
sisi
pengetatan abdomen.
2) Nyeri berhubungan dengan kontraksi otot uterus
Tujuan : Klien dapat mengungkapkan rasa nyeri
Kriteria hasil :
Klien dapat mengungkapkan penurunan ketidaknyamanan/nyeri
Intervensi
Rasional
khususnya
saat
tindakan.
sesaria,
atau
ansietas
kontrol)
(mis
berikan
b) Tingkat
toleransi
adalah
individual
dipengaruhi
factor.
ansietas
oleh
Ansietas
dan
berbagai
berlebihan
dapat
meningkatkan
berhubungan
dan
kemampuan
klien
untuk mengatasi.
c) Instruksikan teknik relaksasi; c) Dapat
posisikan senyaman mungkin.
membantu
dalam
meningkatkan
kenyamanan.
d) Kolaboratif berikan sedative, d) Meningkatkan
kenyamanan
narkotik, atau obat praoperatif
dengan memblok impuls nyeri.
Mempunyai
potensial
kerja
agen anestetik.
3) Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman konsep diri,
ancaman yang dirasakan actual dari kesejahteraan maternal dan
janin, transmisi interpersonal
Tujuan : Ansietas berkurang.
Kriteria hasil :
a) Klien dapat mengungkapkan rasa takut pada keselamatan klien
dan janin.
b) Klien mendiskusikan perasaan tentang kelahiran sesaria.
c) Klien tampak benar-benar rileks.
d) Klien dapat menggunakan sumber/system pendukung dengan
efektif.
Intervensi
a) Kaji
respon
Rasional
psikologi
pada
a) Makin
klien
merasakan
pendukung
ansietas.
b) Pastikan
apakah
direncanakan
atau
tidak
direncanakan.
tidak
direncanakan,
waktu
untuk
Bicara
perlahan.
Tunjukkan empati.
c) Membantu
membatasi
mendokumentasikan
perhatian
d) Beri penguatan aspek positif
dari ibu dan kondisi janin.
terhadap
klien/pasangan.
d) Memfokuskan
kemungkinan
pada
keberhasilan
hasil
akhir
membawa
dan
membantu
ancaman
yang
kembali
koping
yang
diekspresikan.
e)
Mendukung
mekanisme
penerimaan,
dan
menurunkan ansietas.
f) Diskusikan pengalaman/harapan
kelahiran anak pada masa lalu,
bila tepat.
f) Klien
dapat
penyimpangan
melahirkan
mengalami
memori
masa
lalu
dari
atau
akan
meningkatkan
ansietas.
4) Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas terhadap janin berhubungan
dengan perubahan aliran darah ke plasenta dan atau melalui tali
pusat.
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan gas terhadap janin
Kriteria hasil :
a) Janin menunjukkan denyut jantung janin (DJJ) dalam batas
normal.
b) Janin
memanifestasikan
variabilitas
normal
pada
strip
pemantau.
c)
Rasional
factor-faktor
yang
secara
negative
mempengaruhi
atau
plasenta
vasospasme
dalam
menurunkan
sirkulasi
plasenta
dan
oksigenasi janin.
b) Lanjutkan
ketersediaan
oksigen
untuk
dapat
terjadi,
ambilan janin.
pemantauan
karena
per
dimanifestasikan
denyut
atau
deselerasi
hipoksia;
mungkin
dengan
penurunan
variabilitas,
deselerasi
lambat,
dan
adanya
variabel
perubahan
posisi
amnion
bila
jalan
lahir
dan
bagian
pecah
ketuban.
ketuban pecah.
praoperasi
anastesi regional.
atau
variabilitas
DJJ
memerlukan
dan
pemberian
nalokson(Narcan)
setelah
anesthesia
secara
umum
menyebabkan
g) Kolaborasi
Berikan lead internal, dan
pemantauan janin elektronik
sesuai indikasi.
Bantu
peninggian
dokter
dengan
verteks,bila
diperlukan
Atur adanya dokter anak dan
perawat perawatan intensif
neonatal
pada
ruang
Memberikan
pengukuran
posisi
menghilangkan
dapat
tekanan
karena
maternal
kondisi
dan/atau
perawatan
segera/resusitasi.
b. Pasca Tindakan
1) Nyeri berhubungan dengan dengan trauma pembedahan, efek-efek
anesthesi, efek-efek hormonal, distensi kandung kemih/andomen . atau
perlukaan jalan lahir akibat invasive alat forcepdan vakum
Tujuan: rasa nyaman terpenuhi dan tidak terasa nyeri
Kriteria:
a) Mengidentifikasi dan menggunakan intervensi untuk mengtatasi
nyeri/ketidaknyamanan dengan tepat.
b) Mengungkapkan berkurangnya nyeri.
Rasional
verbal
dan
seperti
meringis,
pemecahan
Perhatikan
nonverbal
kaku
dan
dan
ketakutan
ketidaktahuan
karena
dan
memberikan
rasa kontrol.
b) Berikan informasi dan petunjuk b) Pada banyak klien, nyeri dapat
antisipasi
mengenai
penyebab
yang tepat
c) Observasi tanda-tanda vital.
c) Selama
12
jam
pertama
intensitasnya
dikurangi.
meliputi
multipara,
preparat
ergot
dan
oksitosin.
d) Perhatikan nyeri tekan uterus dan
adanya karakteristik nyeri klien: d) Meningkatkan kenyamanan dan
menurunkan
distraksi
tidak
perhatikan infus oksitosin pasca
menyanangkan,
operasi.
e) Ubah
posisi
klien,
kurangi
meningkatkan
rasa sejahtera.
Pembebatan
ketegangan
area
berkenaan
meningkatkan
peristaltik
untuk
batuk
menghilangkan ketidaknyamanan
prosedur
spirometri
insentif
dan
pembebatan
dengan
kelahiran plasenta.
analgesik
h) Anjurkan
ambulasi
dini.
h) Memungkinkan
gas
meningkat
memudahkan pengeluaran
i) Anjurkan
penggunaan
varises
vulva
meningkatkan
dengan
vasokonstriksi
menurunkan
ketidaknyamanandan gatal dan
meningkatkan kembalinya fungsi
usus normal.
j) Inspeksi hemoroid pada perineum. j) Kembalinya
fungsi
kandung
distensi
sesuai kebutuhan.
dan ketidaknyamanan.
k) Palpasi
kandung
kandung
kemih
melalui
duramater
ke
dalam
diperlukan
setelah
pengangkatan
kateter
indwelling.
menyokong
jaringan
otak,
setelah
anestesi
subarakhnoid.
kepala
beratnya
dengan
sakit
meningkatkan
kemerahan.
kepala spinal.
(bila
cairan,
berikan
Pembesaran
klien
menyusui)
dapat
dan
intervensi
memerlukan
segera
memudahkan
menyusui
untuk
kontinuitas
dan
mencegah
menggunakan
bra
kelelahan otot.
o) Membantu
merangsang
laktasi
aliran
klien
ASI
dan
menghilangkan
stasis
dan
ketegangan.
Penggunaan
gendongan
Football
informasi
dan
makan,
memberikan
memberikan
kompres
mungkin
nyeri.
makan
dengan
payudara
kemudian
bayi
dan
mengeluarkan
ASI
secara manual
yang
Mulai
tidak
sakit
dilanjutkan
pada
mengurangi
nyeri
dan
meningkatkan penyembuhan.
q) Anjurkan klien mulai memberi q) Pengikatan
dan
kompres
es
memperbaiki
dan meningkatkan
memungkinkan
menyusui
status psikologis
morbilitas.
ibu
menikmati
yang
dalm
60
menit
sebelum
menyusui.
2.) Cemas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri,
transmisi atau kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpeuhi.
Tujuan: rasa aman klien terpernuhi: cemas hilang
Kriteria:
a) Mengungkapkan kesadaran akan perasaan ansietas
b) Mengidentifikasi cara untuk menurunkan atau menghilangkan
ansietas
c) Melaporkan bahwa ansietas sudah menurun ke tingkat yang dapat
diatasi
d) Kelihatan rileks, dapat tidur/istirahat dengan benar.
Intervensi
Rasional
mengetahui
tingkat
sehingga
memudahkan
mengungkapkan
mengungkapkan perasaannya.
perasaan.
c) Bantu klien atau pasangan c) Membantu
dalam
mengidentifikasi
memfasilitasi
mekanisme
koping
lazim
perkembangan
dan
strategi
koping
yang
baru
peran
baru
mengurangi
perasaan ansietas.
jika
dibutuhkan.
d) Berikan
informasi
kurangnya
dan bayi
kesalahfahaman
informasi
atau
dapat
meningkatkan
tingkat
kecemasan.
e) Mulai
kontak
antara e) Mengurangi
ansietas
yang
sesegera mungkin.
penanganan bayi.
3). Resiko injuri pada ibu dan janin berhubungan dengan trauma jaringan
akibat pemasangan alat forsep dan tindakan pembedahan.
Tujuan: injuri tidak terjadi
Kriteria:
a) Mendemonstrasikan perilaku untuk menurunkan faktor-faktor
resiko dan/atau perlindungan diri.
b) Bebas dari komplikasi
Intervensi
Rasional
intranatal
terhadap
faktor-faktor
resiko
faktor-faktor
yang
distensi
uterus
berlebihan,
mempredisposisikan
klien
tromboflebitis
memungkinkan
operatif
prenatal
klien
lebih
membasahi
balutan,
namun
dapat
menunjukkan
terjadinya komplikasi.
d) Perhatikan
karakter
peningkatan
konsistensi fundus.
kehilangan darah.
e) Pantau
(perhatikan
intake-output, e) Bila
penampilan,
berat
aliran
pengeluaran
jenis
dan
menurun,
meningkat,
dan
sebaliknya.
jenis urine)
Urine
menunjukan
truma
berkenaan
yang
kemungkinan
kandung
kemih
dengan
intervensi
pembedahan.
f) Anjurkan ambulasi dini dan f) Meningkatkan
latihan.
aliran
balik
sirkulasi
dan
vena
dari
benar
Kriteria:
a) Mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan resiko dan
meningkatkan penyembuhan
b) Menunjukkan luka bebas dari drainage purulen dengan tanda awal
penyembuhan, uterus lunak/tidak nyeri tekan, dengan aliran dan
karakter lochea normal.
c) Bebas dari infeksi, tidak demam, tidak ada bunyi nafas adventisius
dan urine jernih kuning pucat.
Intervensi
Rasional
a. Membantu
membatasi
dan
infeksi.
pembuangan
pengalas
mencegah
dan
penyebaran
b. Anemia,
diabetes,
dan
kelahiran
sesarea
perlambatan
penyembuhan.
c. Kaji status nutrisi klien.
d. Mencegah
dehidrasi,
memaksimalkan
C dan besi.
volume
Protein
dan
vitamin
diperlukan
untuk
balutan
terhadap
abdominal
eksudat
atau
rembesan.
gangguan
penyatuan
jaringan
atau
menunjukan
Peningkatan
suhu
sangat
mengindikasikan
infeksi,
peningkatan
sampai
380C
pada
kedua
dalam
hari
g. Perlambatan
involusi
meningkatkan
adanya
endometritis. Perkembangan
nyeri
tekan
uterus
ekstrem.
nyeri
tekan
menandakan
jaringan
resiko
ekstrim
kemungkinan
plasenta
tertahan
atau infeksi.
h. Perhatikan jumlah dan bau
amis;
namun
pada
dapat
gagal
menunjukkan
kuman
jalan lahir
melalui
j. Untuk
perlukaan
mencegah
infeksi
pembedahan,
pengosongan
Rasional
terjadinya
dan
akumulasi
atau
Anjurkan
diet
dan
merangsang
bijinya.
mencegah
meningkatnya
cairan,
eliminasi
dan
terjadinya
konstipasi defekasi
d) Anjurkan latihan kaki dan d) Latihan kaki mengencangkan
pengencangan
abdominal,
otot-otot
memperbaiki
abdomen
dan
motilitas
menghilangkan
atau
klien
dapat
menggunakannya di rumah
dan
kemandirian.
f) Kolaborasi
pemberian f) Memudahkan
meningkatkan
kemampuan
ambulasi.
merangsang
membantu
fungsi usus.
faeces,
peristaltiik
dan
mengembalikan
Rasional
menjadi
dan
pasangan
mengidentifikasi
kebutuhan
dalam
kebutuhan-
pengalaman
diberikan
untuk
positif
membantu
mengembangkan pertumbuhan
ibu, maturasi, dan kompetensi.
menjamin
nasihat
atau
c) Perhatikan
status
psikologis c) Ansietas
yang
berhubunan
dengan
merawat
diri
anaknya,
kekecewaan
kemampuan
pengalaman
sendiri
kelahiran,
masalah-masalah
perpisahannya
anak
dapat
pada
atau
dari
mempunyai
negative
kemampuan
dan
berkenaan
dengan
dampak
untuk
belajar
pada
dan
kesiapan klien
d) Berikan
informasi
yang d) Membantu
berhubungan
klien
mengenali
dengan
dan
perubahan
fisiologis
psikologis
yang
normal
berkenaan
dengan
kelahiran
sesarea
dan
memerlukan tindakan.
kebutuhan-
bayi.
Observasi
ulang
informsi f) Meningkatkan
dan
makan optimal.
misal:
fisiologi
menyusui,
pengalaman
kemandirian
pemberian
rencana-rencana
untuk
penatalaksanaan
seksual
lagi
dan
informasi
tentang
lebih
banyak
bila
yang
mengalami
kelahiran pervagina.
h) Hubungan
dapat
dilakukan
pemulihan
mengalami
telah
kemajuan,
Pasangan
mungkin
perlu
mengklarifikasi
ketersediaan
metoda-metoda
kontrasepsi
dan
kenyatan
berhubungan
pemeriksaan
lanjutan
pasca
dengan
partum
sesarea
dijadwalkan
daripada
karena
mungkin
minggu
minggu
keenam
peningkatan
infeksi
pemulihan
dan
ketiga
resiko
pelambatan
pola
berkemih
yang
biasa/optimal
setelah
pengangkatan kateter
b) Mengosongkan kandung kemih pada setiap berkemih.
Intervensi
Rasional
dan
konsentrasi
drainage urin
30
ml
perjam)
disebabkan
mungkin
oleh
kelebihan
kehilangan
cairan,
ketidakadekuatan
cairan,
atau
penggantian
efek-efek
anti
katalitik
berkenaan
proteinuria
dapat
dehidrasi
menandakan
berkenaan
dengan
dan
fungsi
membantu
ginjal,
dan
mencegah
statis
kandung kemih.
d)
Palpasi
kandung
kemih. d) Aliran
plasma
ginjal,
yang
lochea
pengisian
kandung kemih.
e)
kateter
indwelling
f)
Gunakan
untuk
memudahkan
enam
sampai
delapan
jam
berkemih
masih
mungkin
mengalami
klien
kali
sirkulasi
ke
anestesi berkurang
membantu
memulihkan
perhari
menyembuhkan
meningkatkan
perineum,
tonus
dan
otot
menurunkan
stres
inkontinensia
h) Petahankan infuse intravena h) Biasanya,
selama
24
pembedahan,
jam
tiga
liter
cairan,
setelah
sesuai
sebaiknya
tidak
Pantau
tes
hasil j) Pada
klien
mengalami
ginjal
protein
menetap,
total,
kreatinin,
klirens
sesuai indikasi
yang
HKK,
atau
telah
gangguan
vaskuler
atau
ini
dapat
tampak
setelah
kelahiran,
b)
Intervensi
a. Pastikan
berat/durasi
ketidaknyamanan.
adanya
spinal
sakit
Perhatikan
kepala
pasca
a) Nyeri
berat
mempengaruhi
pada
aktifitas
perawatan
diri
kebutuhan
fisiknya
sampai
terhadap
kenyamanan terpenuhi
b. Kaji status psikologis klien
b) Pengalaman
nyeri
fisik
yang
mempengaruhi
adanya
protocol
pesanan
mengenai
pengubahan posisi.
bantal
untuk
enam
sampai
mencegah
komplikasi
latihan kaki
dapat
bedah
terjadi
seperti
bila
ketidaknyamanan
mempengaruhi
pengubahan/aktifitas
normal
klien
e) Berikan
bantuan
kebutuhan
(misal
sesuai e) Memperbaiki
dengan
hygiene
menngkatkan
perawatan
mulut,
kesejahteraan.
harga
diri:
perasaan
yang
dapat
kebutuhan
kemampuan
mempengaruhi
untuk
4.
Implementasi
Pelaksanaan pada klien post partum dengan section caesaria
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan perawatan yang meliputi
tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil
kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi
dan keadaan klien.
5.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan dengan
melihat respon klien, mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini
merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan telah tercapai.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama
: Ny. I
Umur
: 26 yahun
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Sunda/ Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Tanggal masuk RS
: 2 Maret 2015
Tanggal pengkajian
: 4 Maret 2015
Diagnosa medis
Alamat
: Jn Sekepeer RT 04 RW 05 Kelurahan
sindang jaya- Mandalajati Bandung
: Tn. A
Umur
: 36 tahun
Agama
: Islam
Suku/bangsa
: Sunda/ Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri daerah operasi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Nyeri daerah luka operasi yang dirasakan bertambah apabila bergerak
atau batuk, dan berkurang apabila diam atau diistirahatkan. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk benda tajam dan mengganggu aktifitas. Nyeri
terfokus pada daerah luka op saja tidak menyebar ke daerah lain. Nyeri
yang dirasakan berada pada skala 7 dari rentang 1-10. Nyeri datang
secara terus menerus.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya,
klien
juga
meyangkal
pernah
menderita
penyakit
yang
mengatakan
setelah
kelahiran
anak
pertama
kehamilan
dahulu
klien
rajin
memeriksakan
Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
Nadi
: 76 kali permenit
Suhu
: 36,7 C
Respirasi
: 20 kali permenit
B. ANALISA DATA
No
1
Data
Penyebab
Masalah
yang
Nyeri
kontinuitas
dirasakan jaringan
1-10.
datang
secara
menerus.
da
serotonin
DO : - Terdapat luka op
didaerah abdomen bawah
arah transversal bawah
sepanjang 10 cm
-
bradikinin
Ekspresi
talamus
cortek
wajah serebri
kadang
terlihat
meringis
menahan nyeri.
2
DS : -
Tindakan pembedahan
Resiko
DO : - Terdapat luka op
infeksi
Terputusnya
jaringan
kontinuitas
sepanjang 10 cm.
Hilangnya
fungsi
kulit
sebagai proteksi
Memungkinkan
masuk
mikroorganisme ke tubuh
Resiko terjadi infeksi
tinggi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan dengan trauma pembedahan
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan trauma gangguan
integritas kulit akibat prosedur pambedahan
D. INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan dengan trauma pembedahan
Tujuan: rasa nyaman terpenuhi dan tidak terasa nyeri
Kriteria:
a.
b.
c.
Rasional
karakteristik
dan a) Meningkatkan
ketidaknyamanan.
pemecahan
masalah,
membantu
nonverbal
seperti
meringis,
karena
atau terbatas.
b) Berikan
informasi
ketidaktahuan
dan
menyebabkan
penyebab
ketidaknyamanan
gelisah
serta
nadi.
c) Selama
12
pascapartum
kuat
dan
jam
pertama
kondisi
teratur
uterus
dan
ini
frekuensi
dan
dikurangi.
intensitasnya
Faktor
yang
multipara,
perhatikan
infus
gosokan
punggung.
f) Anjurkan
pernafasan
penggunaan
relaksasi
kenyamanan
dan
d) Meningkatkan
dan
distraksi.
e) Relaksasi
mengalihkan
otot
dan
perhatian
dari
sensasi nyeri
f) Nafas
dalam
meningkatkan
ketidaknyamanan
sekresi
atau
ronchi
terdengar.
g) Lakukan latihan nafas dalam, g) Menurunkan pembentukan gas
spirometri intentif dan batuk
dengan
untuk
menggunakan
menghilangkan
prosedur-prosedur pembebatan
ketidaknyamanan
pemberian analgesik
akibat
h) Anjurkan
ambulasi
Anjurakan
menghindari
makanan
atau
cairan
pembentuk gas.
dari
kolon
desendens
sigmoid,
ke
memudahkan
pengeluaran
dan
varises
vulva
dengan
meningkatkan vasokonstriksi
menurunkan
ketidaknyamanandan gatal dan
meningkatkan
kembalinya
hemoroid
perineum.
pada
Anjurkan
penggunaan
kompres
es
kompres
witch
kandung
kemih,
berkemih
normal
memerlukan
perasaan
dorongan
dan
ketidaknyamanan.
k) Kebocoran
cairan
serebrospinal
melalui
menurunkan
jaringan
otak,
batang
otak
setelah
subarakhnoid.
CSS
dan
membatasi
berat
dapat
mengganggu
klien
kemampuan
untuk
melakukan
datar
timgkatkan
minuman
sesuai
berbaring,
cairan,
berkafein,
kebutuhan
berikan
bantu
pada
bayi.
m) Pada 24 jam pascapartum,
payudara harus lunak dan tidak
nyeri tekan, dengan puting
bebas dari area pecah-pecah
atau
adanya
kemerahan.
puting
atau
adanya
memerlukan
segera
untuk
kontinuitas
mencegah
intervensi
memudahkan
menyusui
dan
komplikasi
lebih
serius.
n) Inspeksi jaringan payudara dan n) Mengangkat
payudara
ke
puting; kaji terhadap adanya
dalam
dan
ke
atas,
pembesaran atau puting pecah.
mengakibatkan posisi lebih
nyaman
dan
menurunkan
kelelahan otot.
o) Anjurkan menggunakan bra
penyokong
o) Membantu
laktasi
klien
stasis
dan
ketegangan.
Penggunaan
gendongan
Football
mengarahkan
kaki
bayi
informasi
tentang
menyusui:
frekuensi
pemberian
makan,
p) Respon
payudara
memberikan
payudara
makan
yang
kemudian
sebelum
dengan
tidak
sakit
dilanjutkan
pada
mengurangi
nyeri
dan
meningkatkan penyembuhan.
pertama
menghisap
Ketidaknyamanan
berakhir
r)
Meningatkan
kenyamanan,
yang
merencanakan
menyusui.
penggunaan
ketat.
bra
Hindari
penyokong
pemajanan
memperbaiki
status
panas
atau
rangsangan
atau
klien
sampai
pemberian
Rasional
a) Membantu
mencegah
dan
dan
pembuangan
pengalas
ulang
Hb/Ht
sesarea
infeksi
meningkatkan
dan
resiko
perlambatan
penyembuhan.
c) Kaji status nutrisi klien.
atau
malnutrisi
lebih
dehidrasi,
besi.
diperlukan
pembentukkan
untuk
kolagen;
besi
balutan
abdominal e) Rembesan
dapat
menandakan
atau
dehisens
luka,
ketiga,
leukositosis
dan
infeksi,
meningkatkan
adanya
endometritis.
nyeri
tekan
uterus
involusi
resiko
Perkembangan
ekstrem.
atau
kemajuan
perubahan
normal
dari
pada
rabas
rubra
menjadi serosa
mungkin
purulen
menunjukkan
kemajuan
lokhea
menjadi
rubra
dan
dari
serosa
sampai alba.
i)
i) Lakukan teknik septic dan aseptic
mencegah
masuknya
Untuk
lahir
j)
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, Leveno, dkk,2009, Obstetri Williams, Panduan ringkas edisi
21, EGC, Jakarta.
Bobak. lowdermilk, 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, EGC,
Jakarta.
Doenges,Marilynn E, 2001, Rencana perawatan maternal/bayi : Pedoman
untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien,Penerbit Buku
kedokteran EGC,Jakarta.
http//indaahdianhusada.blogspot.com/p/forcep-Ekstraksi.html.
tanggal 5 maret 2015.
diunduh
1. Ny. B, 1 hari pasca operasi section saecaria. Jam 3 pagi ia terbangun dan
terlihat kelelahan. Dari pemeriksanan, tanda vital stabil, tetapi Ny. B
mengeluh tidak bisa tidur, merasa sakit pada bagian jahitan dan takut untuk
bergerak miring kiri/kanan. Ny. B tidak mendapatkan obat anti nyeri sejak
jam 9 malam. Manakah tindakan terbaik perawat yang seharusnya?
a. Memberikan obat anti nyeri agar cepat tidur
b. Menjelaskan keadaan luka operasi, mendiskusikan cara mengurangi nyeri
pada jahitan operasi
c. Memberikan minum susu hangat dan makanan ringan untuk merangsang
kantuk
d. Membantu merubah posisi, memijat punggung dan memberikan obat anti
nyerinya
e. Menghubungi dokter untuk meminta advice obat anti nyeri
2. Ny. G, 29 tahun, post partum yang kedua dengan tindakan ekstraksi forcep,
perawatan segera paska melahirkan yang tepat adalah, KECUALI
a. Palpasi fundus uteri setiap 15 menit
b. Pemantauan tanda vital tiap 15 menit
c. Pemeriksaan perdarahan balutan luka dan perineal tiap 15 menit
d. Mengusap fundus uteri agar tetap nyaman tiap 15 menit
e. Memberikan minum untuk test feeding setiap 15 menit.
3. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0, usia kehamilan 12 minggu
datang ke UGD RS dengan keluhan mual muntah yang sering, hampir 6 kali
sehari, tidak mau makan, nyeri epigastrium, pusing dan cepat letih. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan turgor kulit berkurang, mata cekung, nafas
berbau aseton. Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan aseton dalam
urin positif. Apakah Diagnosa keperawatan yang utama pada pasien tersebut?
8. Seorang ibu dengan hamil term G3P2A0 hendak melahirkan di bidan. Bidan
menyarankan untuk melahirkan di RS karena TFU sudah 40 cm dan hasil
USG BB bayi 4,2 kg. Ketika sudah tiba waktunya bersalin, keluarga
menyarankan
d.
10. Ny. A postpartum Post Extraksi Vakum hari ke 3 dengan terdapat luka
episiotomy yang cukup lebar dan sudah berada di rumah, menurut kebiasaan
masyarakat di tempat itu klien harus duduk di atas genteng yang sudah
dipanaskan agar luka episiotomi segera kering. Sikap yang tepat sebagai
perawat di masyarakat tersebut adalah
a. Menyarankan Ny. A tidak melakukan hal tersebut
b. Menjelaskan kepada Ny. A dan masyarakat hal tersebut dapat
berdampak putusnya jahitan pada perineum
c. Menjelaskan hal tersebut tidak berdampak segera dapat mempercepat
proses keringnya jahitan epis
d. Menawarkan alternative yang lebih aman tanpa harus melakukan
kebiasaan tersebut.
e. Membiarkan Ny. A melakukan apapun keinginannya.