Anda di halaman 1dari 75

Analisis Kimia

Tim Dosen Kimia


Analisis kimia
Analisis kualitatif mengidentifikasi
komponen baik unsur maupun gugus dalam
suatu zat
Analisis kuantitatif menghitung /
menentukan perbandingan banyaknya
masing-masing komponen yang terkandung
dalam suatu zat yang dianalisis.
Metode Analisis
Konvensional
Gravimetri
Volumetri
Instrumental menggunakan instrumen /
peralatan
Cara Elektrokimia
Cara Spektrofotometri
Cara Kromatografi
Gravimetri
Analisis gravimetri analisis kuantitatif
dengan menimbang, yaitu proses pemisahan
dan penimbangan suatu komponen (unsur
atau radikal) dalam suatu zat yang
banyaknya tertentu dalam keadaan semurni
mungkin.
Banyaknya komponen yang dianalisis
dihitung dari hubungan massa atom, massa
molekul dan berat senyawa yang ditimbang
Persyaratan pd analisis gravimetri
1. Zat yg ditentukan hrs dpt diendapkan
secara terhitung (99%)
2. Endapan yg terbentuk hrs cukup murni dan
dapat diperoleh dlm bentuk yg cocok untuk
pengolahan selanjutnya.
Metode Gravimetri

Analisis gravimetri dapat dilakukan dengan


metode :
Pengendapan
Penguapan
Elektrolisis
Pengendapan
Komponen dari suatu zat yang dianalisis
diendapkan dari larutan dengan suatu
pereaksi menjadi suatu endapan.
Contoh pereaksi anorganik yang dapat
digunakan :
HCl encer untuk mengendapkan ion Ag+,
Hg2+, dan ion Pb2+
Buffer ammonia untuk mengendapkan ion
Al3+, Cr3+, dan Fe3+.
Penguapan
Digunakan untuk menetapkan komponen
suatu senyawa yang relatif mudah menguap.
Penguapan dapat dilakukan dengan :
Pemanasan dalam udara atau gas tertentu
Penambahan pereaksi tertentu sehingga
komponennya sangat mudah menguap
Penguapan
Metode penguapan ini dapat digunakan
untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam
suatu senyawa atau kadar air dalam suatu
sampel basah.
Perhitungan menimbang berat sampel
sebelum dan sesudah penguapan
Contoh : pada penentuan NH3 dalam garam
amonium, penentuan kadar N dalam protein
Elektrolisis
Dengan metode ini unsur suatu senyawa
ionik akan ditentukan dengan diendapkan
atau dibebaskan secara elektrolisis pada
elektroda yang sesuai
Hukum dasar elektrolisis :
Hukum Faraday
Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara
mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi
endapan logam.
Ion-ion logam berada dalam bentuk kation
apabila dialiri dengan arus listrik dengan
besar tertentu dalam waktu tertentu maka
akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam
dengan bilangan oksidasi 0.
Elektrolisis
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat
ditentukan berdasarkan beratnya
misalnya mengendapkan tembaga terlarut
dalam suatu sampel cair dengan cara
mereduksi.
Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada
sampel yang diduga mengandung kadar
logam terlarut cukup besar seperti air
limbah.
Keuntungan metode gravimetri
sederhana
Akurat (accurate)
Kesalahan 0,1 0,3%
Analisis makro, diperlukan endapan 10 mg
atau lebih
Kerugian metode gravimetri
Memakan waktu lama (time consuming),
sekitar hari
Langkah-langkah metode gravimetri
Pengeringan dan penimbangan sampel
Pelarutan sampel
Pengendapan dg cara penambahan pereaksi
(berlebih) yang sesuai
Pemisahan/penyaringan endapan
Pencucian endapan
Pengeringan atau pemijaran endapan ----->
stabil dan diketahui komposisinya
Penimbangan bobot konstan endapan
Penambahan Pereaksi Pengendap

Sebagai pereaksi pengendap dapat


digunakan senyawa anorganik atau senyawa
organik tetapi dipilih yang spesifik dan
mudah menguap.
Mengapa harus dipilih yang mudah
menguap?
Pencucian endapan
Tujuan: menghilangkan sisa pereaksi, hasil
samping, impurities ------> endapan murni
Syarat cairan pencuci :
Tidak melarutkan endapan tetapi melarutkan
pengotor (imputities)
Tidak menyebabkan dispersi endapan
Tidak membentuk hasil yang atsiri ataupun tak
dapat larut dengan endapan
Mudah menguap pada pengeringan
Tidak mengganggu penelitian lebih lanjut
Pencucian endapan
Pencucian endapan Fe(OH)3 menggunakan larutan
elektrolit asam-nitrat, harus bebas ion Cl-,
dipijarkan pada suhu 600oC
Pencucian endapan BaSO4 harus bebas ion sulfat,
tidak dipijarkan untuk menghindari reduksi
endapan oleh karbon menjadi BaS
Pencucian endapan Cu(OH)2 harus bebas ion sulfat
Pengeringan
Tujuan: menghilangkan sisa pelarut,
mendapatkan senyawa stabil dengan
komposisi tertentu/diketahui
Pengeringan suhu rendah (1050 C) untuk
senyawa yang termolabil, misalnya AgCl
Pemijaran untuk senyawa yang termo stabil,
mis BaSO4 atau untuk mendapatkan
endapan stabil, misalnya Mg2P2O7.
Analisis gravimetri
Zat yang Endapan Zat yang Contoh
dianalisis ditimbang pengganggu
Fe Fe(OH)3 Fe2O3 Al, Ti, Cr
Al Al(OH)3 Al2O= Fe, Ti, Cr
Al(OX)3 Al(OX)3 Banyak, kecuali Mg
Ba BaCrO4 BaCrO4 Pb
SO42- BaSO4 BaSO4 NO3-,PO43-,ClO3-
Cl- AgCl AgCl Br-,I-,SCN-,CN-
Ag AgCl AgCl Hg(I)
PO43- MgNH4PO4 Mg2P2O7 C2O42-, K+
Penentuan kadar besi
Besi diendapkan sebagai besi (III) hidroksida,
kemudian di pijarkan pada suhu tinggi menjadi
Fe2O3.
Contoh untuk analisis batuan dimana besi
dipisahkan dahulu dari unsur-unsur yang
mengganggu.
Bijih besi biasanya dilarutkan dalam asam klorida,
dan asam nitrat digunakan untuk mengoksidasi
besi ke keadaan oksidasi +3.
Jadi larutan yang mengandung besi (III)
ditambahkan larutan amonia yang sedikit berlebih
untuk mengendapkan Fe(OH)3
Fe3++ 3NH3 + 3H2O Fe(OH)3+ 3NH4+
Endapan mirip gelatin yang sangat tidak larut
dalam air. Endapan dicuci dengan air yang
mengandung sedikit amonium nitrat untuk
mencegah peptisasi.
Penyaringan dilakukan dengan menggunakan
kertas saring, kemudian kertas dan endapan
dibakar pada suhu yang cukup tinggi.
Hal-hal yang harus diperhatikan
Unsur atau senyawa yang ditentukan harus
terendapkan secara sempurna.
Bentuk endapan yang ditimbang harus
diketahui dengan pasti rumus molekulnya.
Endapan yang diperoleh harus murni dan
mudah ditimbang.
Perhitungan
Dari berat endapan yang ditimbang, maka
presentase analit A adalah:
berat A
%A x100%
berat sampel
Dengan faktor gravimetri :
Ar atau Mr yang dicari
faktor gravimetri=
Mr endapan yang ditimbang
berat A = berat P x faktor gravimetri
berat P x faktor gravimetri
%A x100%
berat sampel
P = endapan
Contoh soal 1:

0,6025 gram sampel garam klorida


dilarutkan dalam air dan kloridanya
diendapkan dengan menambahkan perak
nitrat berlebih. Endapan perak klorida
disaring, dicuci, dikeringkan dan ditimbang.
Ternyata beratnya 0,7134 gram. Hitunglah
persentase klorida dalam sampel.
(Ar Cl=35,5 ; Ar Ag=107,9)
reaksi : Ag Cl AgCl(p)
A r Cl 35, 5 35, 5
0, 25
Mr AgCl (107, 9 35, 5) 143, 4
berat Cl x faktor gravimetri
%Cl x100%
berat sampel
0, 7134gx0, 25
= x100% 29, 60%
0, 6025g
Soal 1
Dalam suatu sampel batuan fosfat seberat
0,5428 gram, fosfor diendapkan sebagai
MgNH4PO4.6H2O dan dibakar menjadi
Mg2P2O7. Jika berat endapan setelah
pembakaran adalah 0,2234gram, hitunglah
persentase P2O5 dalam sampel !
(Ar Mg = 24; N = 14; H=1; P=31; O=16)
berat endapan x faktor gravimetri
%P2 O5 x100%
berat sampel
P2 O5
0, 2234gx
= Mg2P2 O7 x100%
0, 5428g
142
0, 2234gx
222, 6
= x100% 26, 25%
0, 5428
Contoh soal 2
Gravimetri dengan pemanasan/penguapan
Berapa % garam Glauber (Na2SO4.10 H2O)
kehilangan berat maksimum kalau garam tersebut
dipanaskan pada suhu 1050 C selama 1 jam?
Reaksi : Na2SO4.10H2O Na2SO4 + 10 H2O
Dari reaksi tersebut setiap mol garam Glauber
melepaskan (kehilangan) 10 mol H2O yang
menguap kalau dipanaskan.
Berat 1 mol garam Glauber =(2x23+32+4x16)
+ 10(2+16) = 46+32+64+180 = 322 gram
Setelah dipanaskan kehilangan berat 10 mol
air yang beratnya = 180 gram
Jadi besarnya kehilangan berat maksimum
(semua air hidrat/kristal menguap) =
(180/322) x 100%
= 55,90 %
Soal 2
Dengan cara yang sama dapat dihitung
berapa persen kehilangan berat kalau garam
hidrat, misalnya FeSO4.7H2O (Prusi) atau
CaCl2.6H2O (garam Inggris) dipanaskan pada
suhu sekitar 1000 C selama 1 jam atau lebih.
Analisis Volumetri
Analisis volumetri
Analisis volumetri : analisis kuantitatif yang
pada umumnya dilakukan dengan mengukur
banyaknya volume larutan standar yang
dapat bereaksi kualitatif dengan larutan zat
yang dianalisis yang banyaknya tertentu dan
diketahui
Larutan standar
Larutan standar : larutan yang
konsentrasinya telah diketahui
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam molar
(mol/L) atau normal (gram ekuivalen/L)
Larutan standar ada 2 :
Larutan standar primer
Larutan standar sekunder
Larutan standar
Larutan standar primer merupakan larutan yang telah
diketahui konsentrasinya (molaritas atau normalitas)
secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan
standar primer berfungsi untuk menstandarisasi /
membakukan atau untuk memastikan konsentrasi
larutan tertentu, yaitu larutan yang konsentrasinya
belum diketahui secara pasti (larutan standar
sekunder).
Larutan standar sekunder (titran) biasanya
ditempatkan pada buret yang kemudian ditambahkan
ke dalam larutan zat yang telah diketahui
konsentrasinya secara standar primer).
Syarat-syarat larutan standar primer
Harus mudah didapat dan dalam keadaan murni
Tidak higroskopis, tidak ter oksidasi, tidak
menyerap udara dan selama penyimpanan tidak
boleh berubah (stabil)
Mengandung kotoran (zat lain) tidak melebihi
0,01%
Harus mempunyai berat ekivalen yang tinggi
Mudah larut dalam pelarut yang sesuai
Reaksinya stoichiometri dan berlangsung terus
menerus
Larutan standar primer
Untuk asam-basa : Na2CO3 , Na2B4O7 , K
biftalat , as benzoat, KIO3, H2C2O4.2H2O
Reaksi redoks : K2Cr2O7 , KBrO3 , KIO3 , as
oksalat, As2O3, I2, As2O3, Na2C2O4, KH(IO3)2
Titrasi pegendapan : NaCl , KCl dan KBr,
AgNO3
Reaksi Pembentukan kompleks : Zn , Mg , Cu
, Na2EDTA , NaCl, AgNO3, NaCl, KCl
Titrasi
Proses penambahan larutan standar ke
dalam larutan yang akan ditentukan sampai
terjadi reaksi sempurna disebut titrasi.
Sedang saat dimana reaksi sempurna
dimaksud tercapai disebut titik ekivalen atau
titik akhir titrasi.
Persyaratan Titrasi
Reaksi yang dapat digunakan dalam metode
volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang sesuai
dengan persyaratan sebagai berikut:
Reaksi harus berlangsung cepat
Tidak terdapat reaksi samping
Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui
dengan pasti reaktan dan produk serta
perbandingan mol / koefisien reaksinya
Terdapat zat yang dapat digunakan untuk
mengetahui saat titrasi harus dihentikan (titik
akhir titrasi) yang disebut zat indikator
Level volume titran

Klem
aA + tT produk
sejumlah a molekul analit A bereaksi dengan
t molekul reagensia T (titran). Penambahan
buret titran dilakukan sedikit demi sedikit melalui
buret.

Stopcock
Titik ekuivalen
Titik dimana jumlah titran yang
erlenmeyer ditambahkan ekuivalen dengan
jumlah analit secara stoikhiometri
Larutan
analit Pengaduk
magnet
Penentuan titik akhir titrasi

Perhatikan
perubahan
warna
Titik Ekivalen dan Titik Akhir Titrasi
Titik ekuivalen diketahui dari adanya perubahan
dalam larutan yang disebabkan karena
penambahan indikator yang dapat
menyebabkan perubahan warna setelah titik
ekuivalen tercapai
Titik ekivalen (ttk akhir teoritis titrasi) adalah
titik (saat) dimana jumlah ekivalen zat penitrasi
sama dengan jumlah ekivalen zat yang dititrasi
Titik akhir titrasi adalah saat timbul perubahan
warna indikator
Titik akhir titrasi

Perubahan warna indikator


Terjadinya kekeruhan yang disebabkan
oleh terbentuk atau melarutnya endapan
Perubahan DHL larutan
Perubahan arus listrik dalam larutan
Indikator
Nama Indikator Warna asam Warna basa Trayek pH
Alizarin kuning - kuning ungu 10,1 - 12,0
Fenolftalein tak berwarna merah 8,0 - 9,6
Timolftalein tak berwarna biru 9,3 - 10,6
Fenol merah kuning merah 6,8 - 8,4
Bromtimol blue kuning biru 6,0- 7,6
Metil merah merah kuning 4,2 - 6,2
Metil jingga merah kuning 3,1 - 4,4
Para nitrofenol tak berwarna kuning 5,0 - 7,0
Timol blue kuning biru 8,0 - 9,6
Tropeolin OO merah kuning 1,3 - 3,0
Perubahan warna pada fenolftalien

Perubahan warna terjadi pada pH 8,3 - 10


Perubahan warna pada biru bromtimol

Perubahan warna terjadi pada pH 6 - 7,6


Perubahan warna pada merah metil

Perubahan warna terjadi pada pH 4,2 - 6,3


Satuan Konsentrasi
a. Persen berat (% w/w)
g zat terlarut
% berat x 100
g zat terlarut g pelarut
b. Persen volume (%v/v)
mL zat terlarut
% berat x 100
mL zat terlarut mL pelarut

c. Persen berat/volume (%w/v)


g zat terlarut
% w/v x 100
mL larutan
d. Parts Per Million dan Parts Per Billion
1 ppm (bag. per sejuta) = 1mg zat/L larutan
1 ppb (bag. per milliard) = 1g/L larutan
a. Kemolaran (M)
Jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
b. Kenormalan (N)
ekivalen zat terlarut dalam liter larutan
Berat satu ekivalen disebut berat ekivalen (BE)
Reaksi asam-basa
1 ekivalen 1 mol H+ atau 1 mol OH-
Reaksi pengendapan dan pembentukan
kompleks
BE = BM/ muatan ion
Reaksi redoks
1 ek 1 mol elektron
Jenis - jenis titrasi
Titrasi netralisasi /asam-basa
titrasi redoks
titrasi pengendapan
titrasi pembentukkan kompleks
Titrasi Netralisasi
TITRASI ASIDIMETRI
Titrasi terhadap basa bebas atau lar garam yang
berasal dari asam lemah, dengan lar STANDAR
ASAM.
Contoh : NaOH dititrasi dengan HCl
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Reaksi sebenarnya : OH- + H+ H2O
Titrasi netralisasi
TITRASI ALKALIMETRI
Titrasi terhadap asam bebas atau garam yang
berasal dari basa lemah, dengan larutan
STANDAR BASA.
Contoh : CH3COOH dititrasi dengan NaOH
Reaksi :
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
Reaksi sebenarnya : H+ + OH- H2O
Titrasi pengendapan
Titrasi yang mengakibatkan terjadinya endapan
Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar
AgNO3
Cl-(aq) + Ag+(aq) AgCl(s) (=reaksi kombinasi
ion)
Titrasi pembentukan kompleks
Semua jenis titrasi yang mengakibatkan
terjadinya senyawa kompleks
Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar
Hg(NO3)2
2Cl-(aq) + Hg2+(aq) HgCl2 (kompleks)
Titrasi redoks
Titrasi yg menyangkut reaksi redoks / reaksi
perpindahan elektron antara zat yg dititrasi dan zat
pentitrasi atau sebaliknya
Larutan standar = Oksidator
Larutan sampel = Reduktor
Contoh : Titrasi Cerimetri
Garam Fero (FeSO4) sebagai reduktor dititrasi
dengan garam ceri (Ce(SO4)2) sebagai oksidator
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
Fe2+ Fe3+ + e
Ce4+ + e Ce3+
Titrasi Asam - Basa
Titran merupakan asam atau basa kuat
titrasi asam kuat - basa kuat
titrasi basa kuat - asam kuat
titrasi asam lemah - basa kuat
titrasi basa lemah - asam kuat
Kurva Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

pH 12
11
10
9 Fenolftalein
8 Titik ekuivalen
7 Biru bromtimol
6
5 Merah metil
4
3
2
1
10 20 30 40 50 60 70 ml NaOH
Kurva Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

pH 12
11
10
9
Titik ekuivalen
8
7
6
5
4
3
2
1

10 20 30 40 50 60 70 ml NaOH
Cara menghitung pH titrasi
untuk titrasi asam lemah - basa kuat
Spesi yang
terdapat pada
Persamaan HA + OH - = A- + H2O
larutan

HA HA + H2O = H3 O++ A- [H3O+][A-]


Ka =
T=0 asam [HA]
terionisasi [H3O+] = Ka.[HA] [H3O+] = [A-]

T<1 HA dan A-
Ka =
[H3O+][A-] [A-]
buffer [HA] pH = pKa + log
[HA]
A- + H2O = HA + OH - [HA][OH -]
T=1 A- Kb =
[A-]
Garam
[OH-] = Kb.[A-] [HA] = [OH -]
terhidrolisis

T>1 OH- [OH-] = kelebihan titran


Titrasi asam lemah - basa kuat
misalkan 50ml suatu asam lemah HA Setelah penambahan 10 ml NaOH
Ka =1,0 x 10-5 0,1 M dititrasi dengan reaksi yang terjadi selama titrasi
NaOH 0,1M adalah
HA + OH- H2O + A-
sebelum penambahan NaOH (50 ml) x (0,1 mmol/ml) HA bereaksi
HA adalah asam lemah dan dengan (10 ml) x (0,1 mmol/ml) OH-
terdisosiasi dengan lemah
HB (aq) + H2O (l) H3O+ (aq) + A- HA + OH- H2O + A-
(aq)
5,00 mmol 1,00mmol
1,00 mmol 1,00mmol
Maka dianggap [H3O+] [A-] dan
[HA] = 0,1 - [H3O+] 0,1 4,00 mmol 0 1,0mmol 1,0mmol

[H3O+][A-] dalam kesetimbangan terdapat 4,00


= Ka mmol HA dan 1,0 mmol A- dalam 60
[HA]
ml larutan.
[H3O]2
= 1,0 x 10-5
0,1

[H3O+] = 1,0 x 10-3

pH = 3,00
Setelah penambahan 50 ml
4,00 4,00 NaOH
[HA] = - [H3 O +] (pH pada titik ekuivalen)
60 60
terbentuk 5,00 mmol A-; [A-] =
5,00/100 = 0,05M
1,00 1,00 A- adalah basa dan reaksinya
[A-] = + [H3O+]
60 60 dengan air adalah
A- + H2O HA + OH-
dianggap [HA] [OH-]
[H3O+][A-] maka
= Ka [HA][OH-]
[HA]
= Kb = 1,0 x 10-9
[A- ]
[H3O+] (1,0/60)
[OH-] 2
= 1,0 x 10-5
(4,0/60) = 1,0 x 10-9
0,05

[OH-] = 7,1 x 10-6


[H3O+] = 4 x 10-5
pOH = 5,15
pH = 5 - log 4 = 4,40 pH = 8,85
Setelah penambahan 60 ml NaOH
setelah tercapai titik ekuivalen, masih
terdapat 10 ml OH- 0,1M atau 1,0
mmol
sementara OH- yang dihasilkan dari
reaksi
A- + H2O HA + OH- Perhatikan: setelah titik
dapat diabaikan, sehingga ekuivalen tercapai (besar pH =
8,85), penambahan 0,10 ml
1,0 mmol
titran akan merubah pH menjadi
[OH ] =
- = 9,1 x 10-3
110 ml 9,7 nilai tersebut diperoleh dari

pOH = 2,04 0,01 mmol


pH = 11,96 [OH-] = = 9,99 x 10-5
100,1 ml

pOH = 4,0
pH = 10,0
Cara menghitung pH titrasi
untuk titrasi basa lemah - asam kuat
Spesi yang
terdapat pada Persamaan B + H3O+ = HB+ + H2O
larutan
[HB+][OH -]
B B + H2O = HB+ + OH - Kb =
T=0 Basa [B]
terionisasi [OH-] = Kb.[A-]
[HB] = [OH -]

T<1 B dan HB+ [HB+][OH -] [HB+]


buffer
Kb = pOH = pKb + log
[B] [B]
T=1 HB+ HB+ + H2O = H3O++ B [H3O+][B]
Ka =
[HB+]
Garam
[H3O+] = Ka.[HB+] [H3O+] = [B]
terhidrolisis

T>1 H3O+ [H3O+] = kelebihan titran


25 mL larutan asam cuka perdagangan dimasukkan
ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan
akuades sampai tanda batas. Ambil 10 mL larutan
yang telah diencerkan tersebut dan dimasukkan ke
dalam erlemneyer 50 mL, tambahkan 2 tetes
indikator pp. Larutan tersebut kemudian dititrasi
dengan larutan NaOH 0,09M yang telah dan
volume NaOH yang digunakan sebanyak 12 ml.
Hitung kadar asam asetat dalam cuka tersebut.
Soal
Dua cuplikan terdiri dari NaOH, Na2CO3 dan zat
inert dan mengandung 30% berat NaOH dilarutkan
dalam air sehingga larutan mempunyai volume 100
ml. 25 ml larutan kemudian dititrasi dengan larutan
HCl encer mula-mula dengan indikator pp
kemudian dengan indikator mo. Apabila banyaknya
volume HCl pada titrasi pp = 25 ml, dan volume HCl
pada titrasi mo = 10 ml.
a. Hitung konsentrasi larutan HCl
b. Berapa % berat garam Na2CO3 dalam cuplikan?
Titrasi pengendapan
Titrasi argentometri : larutan standarnya
garam AgNO3
Indikator : larutan garam K2CrO4, larutan
garam Fe3+, larutan fluoresein atau eosin
Argentometri dengan indikator
K2CrO4
Larutan garam LiCl 0,1 M dititrasi dengan larutan
standar 0,1 N AgNO3 dengan indikator K2CrO4.
Apabila banyaknya larutan K2CrO4 5% b/v yang
digunakan sebagai indikator adalah 5 tetes (0,05
ml) setiap 100 ml larutan, hitunglah berapa molar
besarnya konsentrasi ion Cl- dalam larutan pada
saat terjadi endapan merah dari garam Ag2CrO4.
Ksp AgCl = 1,2 x 10-10
Ksp Ag2CrO4 = 1,7 x 10-12
Dalam 100 ml larutan K2CrO4 5% b/v terkandung
5/194 mol zat terlarut
Konsentrasi K2CrO4 = 10 x (5/194) = 50/194 M
0,05 ml K2CrO4 1 liter larutan banyaknya K2CrO4
= 0,5 ml, berarti ion CrO42- dalam larutan :
2 0, 5 50
[CrO4 ] x 1, 289x104 M
1000 194
Ksp 1, 7x1012 4
[Ag ] 2
4
1, 148 x10 M
[CrO4 ] 1, 289x10
1, 2x1010 6
-
Konsentrasi ion Cl dalam larutan = 4
1, 045x10 M
1, 148x10
Titrasi redoks
Titrasi redoks : titrasi yang mengakibatkan
terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi
Titrasi redoks ada beberapa jenis :
Titrasi permanganometri
Titrasi bikromatometri
Titrasi bromatometri
Titrasi iodometri
Titrasi permanganometri
Titrasi permanganometri : titrasi redoks yang
menggunakan larutan standar KMnO4.
Dalam suasana asam, ion permanganat
(MnO4-) tereduksi menjadi garam mangan
(Mn2+) mgrek = 1
Dalam suasana basa, ion MnO4- tereduksi
menjadi mangan dioksida (MnO2) sehingga
mgrek = 1/3
Titrasi bikromatometri
Titrasi bikromatometri : titrasi redoks yang
larutan standarnya K2Cr2O7
K2Cr2O7 Cr3+
Mgrek = 1/6
Titrasi bromatometri
Titrasi bromatometri : titrasi redoks yang
larutan standarnya berupa kalium bromat
(KBrO3).
BrO3- + 6H+ + 6e- Br- + 3H2O
1 grek = 1/6 mol
Titrasi Iodo-iodimetri
Titrasi iodo-iodimetri : titrasi antara larutan
iodium (I2) dengan larutan standar garam
natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan indikator
amilum.
2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-
Derajat Kemurnian Bahan Kimia
COMERCIAL GRADE = TECHNICAL GRADE =
TEKNIS
mengandung beberapa pengotor
untuk industri
tidak untuk pereaksi/zat standar primer dalam
analisis kimia
Derajat Kemurnian Bahan Kimia
CHEMICALY PURE (CP)
Kemurnian lebih tinggi dari teknis
Untuk reagensia/pereaksi
Tidak untuk baku primer
REAGENT/ANALYZED GRADE, PRO ANALYSIS
(P.A.) GUARANTED REAGENT (G.R.)
Ada batas kadar maksimum zat-zat pengotor
Untuk reagensia dan baku primer dalam
volumetri
Derajat Kemurnian Bahan Kimia
PRIMARY STANDARD GRADE
Kemurnian 100%
Lebih murni dari pro analisis
Mikroanalisis (analisis dengan ketelitian tinggi,
dengan alat-alat yang peka)
SUPRA PURE
Kemurnian paling tinggi
Penelitian dengan alat-alat canggih, misal HPLC

Anda mungkin juga menyukai