Anda di halaman 1dari 9

PB ASPEK

SOSEK
INDIKATOR
Rosy Lesmono Putri 175040207111014

Chilya Qurrota A’yun 175040207111032

Naellya Amaniya Nabila 175040207111064

Cecelia Tiana Noverani 175040207111088

Deni Nanda Eka Saputra 175040207111090

Gagas Avief Haiqal 175040207111091

Nabila Dinar 175040207111102

R. Dhafin Naufal Razaqa 175040207111116


No. Indikator Hasil Wawancara

a. Onfarm : budidaya wortel dan jagung


1. Keragaman pendapatan b. Off farm : -
c. Non farm : ternak kambing

Distribusi sesuai komoditas


a. Panen jagung dilakukan selama 3 bulan sekali dengan sistem penjualan tebasan
2. Sistem panen
b. Panen wortel dilakukan dselama 3 bulan sekali dengan sistem menjual pada tengkulak, tapi lebih
c. sering borongan

 Input internal dan eksternal

Eksternal
a. Pupuk urea
b. Pupuk SP36
c. Pupuk phonska
d. Pupuk kandang
3. Implementasi manajemen
e. Pestisida

Internal
a. Pengambilan keputusan
b. Tenaga kerja dari dalam keluarga
c. Lahan 0,5 Ha
d. Sewa lahan 2 jt/tahun
No. Indikator Hasil Wawancara

4. Status pemilikan lahan a. Lahan yang dikelola petani merupakan lahan sewa dengan harga sewa 2 juta per tahun per 1/4 hetktar

a. Untuk distribusi pangan musiman maupun bukanan terbantu oleh adanya pasar yang terletak tidak jauh
Ketahanan Pangan: stabilitas pa dari desa.
b. Semua hasil panen jagung, dan wortel 100% dijual semua, terkecuali padi memang disimpan untuk diko
sokan bahan pangan Ketersedia
5. nsumsi pribadi
an aksesibilitas
c. Harga bahan pangan ketika pengamatan relatif stabil, (tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal)

Nilai dan praktik-praktik tradisio


 Masyarakat melakukan kegiatan gotong royong contohnya ialah ketika ada pembangunan saluran irigasi di dek
6. nal terkait pertanian: misal, goto
at lahan mereka.
ng royong, sambatan, dsb.
No. Indikator Hasil Wawancara

a. Status pendidikan formal petani adalah lulusan sekolah dasar dengan keterampilan
Indikator sosial: bertani otodidak yang dimulai sejak kecil.
a. pendidikan b. Kondisi kesehatan anggota keluarga cukup baik akan tetapi level prioritas kesehatan
b. kesehatan dalam keluarga masih sangat kurang.
7.
c. perumahan c. Material rumah berupa batu bata dengan status kepemilikan rumah sendiri, level
d. fasilitas kebutuhan peralatan rumah tangga belulm terlalu diperhatikan
d. Tipe peralatan rumah tangga yang dimiliki masih sederhana, keluarga
petani kurang mendapatkan akses rekreasi.

Petani tersebut merupakan bagian dari kelompok tani desa dengan jabatan anggota
kelompok tani. Petani tersebut cukup aktif dalam kegiatan yang dilakukan keompok baik
Keanggotaan dalam organisasi
8. kumpul anggota maupun kegiatan gotong royong lainnya. tujuan dari kelompok tani sendiri
adalah sebagai penyedia modal bagi petani disana serta penyalur bantuan bantuan lain dari
pemerintah untuk petani.

Layanan pendukung: a. Di desa tersebut belum ada kredit usaha rakyat. Petani yang kesulitan modal
a. Kredit b. akan dibantu oleh kelompok tani dengan cara meminjamkan uang atau modal
b. Teknologi terkait PB c. kepada petani yang membutuhkan.
9. c. Sumber informasi (radio, media massa, tv, dsb) d. Teknologi terkait dengan PB masih belum diterapkan sepenuhnya
d. Pelatihan PB e. Sumber informasi di dapatkan melalui pelatihan serta media massa lainnya
e. Fasilitas teknologi pasca panen f. Pelatihan PB belum dilakukan oleh petani
Teknologi pasca panen belum di terapkan.
No Indikator Hasil Wawancara

Sebagian petani memanfaatkan lahan Perhutani untuk bercocok tanam. Petani dan
Perhutani melakukan kesepakatan, petani boleh bercocok tanam di lahan Perhutani asalkan
Kebijakan: aturan masyarakat atau komunitas terkait
10 tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman tahunan seperti durian. Diterapkan system
pertanian berlanjut
bagi hasil antara Perhutani dengan petani yang menggunakan lahan Perhutani. Apabila
didapati terdapat petani yang melanggar kesepakatan, maka kerjasama dicabut.

Organisasi masyarakat: a. Kelompok tani Rukun Makmur, bisa kumpul kumpul sebulan sekali, ketua pak supardi
a. Organisasi formal dan informal petani kentang. Didesa tersebut, tidak ada koperasi untuk petani sawah. Namun,
11 b. level partisipasi masyarakat dalam perencanaan terdapat koperasi untuk gabungan petani ternak. Modal dari petani sendiri sendiri.
dan pembangunan berdasarkan kelompok umur dan b. Pertemuan kelompok tani dilakukan sebulan sekali untuk berkumpul, bertukar
gender pengalaman dan bermusyawarah

a. Rata-rata petani yang ada tidak memiliki pendidikan formal, yang artinya para petani
tidak pernah bersekolah. Keterampilan tidak dibedakan berdasarkan umur dan gender,
semua bergantung pada masing-masing petani dia tiap lahan. Presentase dan rata-rata
pendapatan dialokasikan untuk produksi tanaman musim berikutnya, sisanya digunakan
untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga
Ketersediaan layanan kebutuhan dasar sosial: b. Hampir semua keluarga memiliki WC masing-masing. Layanan kesehatan seperti
a. pendidikan puskesmas, klinik, dan rumah sakit tidak tersedia di sana, namun masyarakat dapat
b. kesehatan menjangkaunya dengan pergi ke daerah lainnya.
12
c. perumahan c. Rumah disana dimiliki oleh masing-masing keluarga, yang artinya setiap keluarga
d. fasilitas memiliki rumah masing-masing. Tipe rumah yang ada adalah rumah yang terbuat dari
e. pasar semen, namun ada juga yang dari kayu.
d. Fasilitas yang tersedia adalah fasilitas umum seperti sumber air, rekreasi berupa acara
adat yang dilaksanakan 1 tahun sekali. Selain itu juga terdapat fasilitas pinjaman bank,
yang dapat dijangkau oleh masyarakat untuk modal produksi tanaman.
e. Hasil produksi pertanian kebanyakan dibeli dari petani dengan cara ditebas atau dibeli
sebelum panen. Tidak terdapat pasar
No Indikator Hasil Wawancara

Level produksi pertanian per komoditas Hasil dari produksi jagung ¼ hektar tiap musim tanam adalah 1 ton.
13

a. Input yang digunakan pada lahan budidaya jagung adalah pupuk SP36 1 kwintal, urea 1
kwintal, Phonska dan pupuk kandang untuk tambahan unsur hara. Pupuk kandang didapat
dari kotoran ternak petani itu sendiri. Sedangkan untuk membasmi hama ulat, petani
menggunakan pestisida kimia furadan sebanyak 2 kg dan pestisida alami/ nabati dengan
Praktik manajemen usahatani:
mencampurkan daun gadung, gula tetes dengan urin kelinci/ urin kambing. Pestisida
a. input internal dan eksternal
diaplikasikan oleh petani sebelum adanya serangan hama ulat. Input yang digunakan pada
b. distribusi tenaga kerja dan pengambilan.
14 lahan budidaya wortel menggunakan pupuk Bass.
keputusan
b. Tenaga kerja yang digunakan ialah petani sendiri dan tidak ada bantuan tenaga kerja
c. teknologi pertanian berlanjut yang diadopsi
dalam keluarga. Pengambilan keputusan juga dilakukan sendiri menurut pengalaman
dan dikembangkan petani
sesama teman dan anggota kelompok tani ataupun pengalaman sendiri.
c. Penerapan system rotasi tanam, setelah jagung dipanen maka lahan ditanami kubis, lalu
setelahnya yaitu ditanami padi. Namun, masih belum dapat dikatakan pertanian yang
berkelanjutan karena terdapat praktek budidaya yang tidak memperhatikan ekologi

On farm :
Pemukiman : wortel dan Rotasi tanam jagung, kubis, padi
Keragaman sumber pendapatan : Agroforestri : kopi dan sengon
a. on farm Hutan : kopi, durian, dan pinus
15 Semusim : kubis, jagung dan padi rotasi tanam
b. off farm,
Off farm : -
c. non farm
Non farm :
Pemukiman :ternak kambing
No Indikator Hasil Wawancara

Kesetaraan gender distribusi gender Didalam kelompok tani tenaga kerja perempuan mendapat pekerjaan yang lebih ringan seperti
16
dalam organisasi penyiangan dan penanaman.sedangkan tenaga kerja laki-laki seperti pengolahan tanah .
Pola migrasi  migrasi keluar dan masuk Petani merupakan penduduk asli desa tersebut yang menetap dan melakukan usaha tani
17
kawasan tanaman semusim

Secara umum, sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Tulungrejo adalah di sektor pertanian.
Pemerataan pemilikan lahan dan
18 Dimana luas lahan untuk tanaman jagung 1/4 Ha dan tanaman wortel 1/4 ha. Pada kepemilikan lahan,
kesempatan berusaha
petani menyewa lahan tersebut. Dalam pembagian hasil dibagi rata antara pemilik lahan dan petani.

Akses layanan pendukung


a. kredit
Layanan pendukung di desa ini berasal dari berada dalm kelompok tani. Seperti bantuan pemerintah
b. teknologi terkait pb
berupa bibit yang di salurkan melalui kelompok tani tersebut. Begitu pula dengan sumber informasi
c. sumber informasi(radio, media massa,
19 kebutuhan pasar dan harga produk yang berasal dari petani lain yang berada pada kelompok tani
tv, dsb)
tersebut. Sedangkan untuk pelatihan tidak pernah didapatkan baik penyuluhan, hanya dari kelompok
d. pelatihan pb
tani itu sendiri.
e. fasilitas teknologi pasca panen

Pada plot ini limbah yang dihasilkan berupa jagung yang patah dan hasil tebasan digunakan untuk
20 Manajemen Limbah
pakan ternak milik petani tersebut .
Thank you

Anda mungkin juga menyukai