Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NURUL ADILAH ZAINAL, SP

NDH : 31
ANGKATAN : XXXII KABUPATEN MAROS

IDENTIFIKASI ISU
1. Belum terampungnya database E-RDKK dalam bentuk digital.
2. Rendahnya pengetahuan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam
pemanfaatan lahan pekarangan.
3. Belum tersedianya pembukuan database pada Kelompok Wanita Tani
(KWT).
4. Kurangnya informasi kelembangaan penyuluhan dan petani pada BPP.
5. Rendahnya pengetahuan Kelompok Tani dalam pemanfaatan sampah untuk
pembuatan pupuk organik.
TEKNIK ANALISIS ISU
a. Teknik APKL

NO. ISU A P K L JUMLAH RANK


Belum terampungnya database
E-RDKK dalam bentuk digital.
1 4 4 3 4 15 4

Rendahnya pengetahuan
Kelompok Wanita Tani (KWT)
2 4 5 5 5 19 1
dalam pemanfaatan
pekarangan.
Belum tersedianya pembukuan
3 database pada Kelompok 2 4 3 5 14 5
Wanita Tani (KWT).
Kurangnya informasi
kelembangaan penyuluhan dan
4 petani pada BPP. 4 4 4 4 16 3

Rendahnya pengetahuan
Kelompok Tani dalam
5 5 2 5 5 17 2
pemanfaatan sampah untuk
pembuatan pupuk organik.
b. Teknik USG

NO. ISU U S G JUMLAH RANK


Rendahnya pengetahuan
1 Kelompok Wanita Tani (KWT) 5 5 5 15 1
dalam pemanfaatan pekarangan.
Rendahnya pengetahuan
Kelompok Tani dalam
2 4 5 3 13 2
pemanfaatan sampah untuk
pembuatan pupuk organik.
Kurangnya informasi
3 kelembangaan penyuluhan dan 4 4 3 11 3
petani pada BPP.

Berdasarkan identifikasi isu yang telah diuraikan di atas, analisis


menggunakan APKL yaitu aktual, problematika, kekhalayakan, dan kelayakan.
1) Aktual, benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2) Problematika, isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
3) Kekhalayakan, isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4) Kelayakan, isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Teknik analisis isu menggunakan APKL dilakukan dengan cara


mengelompokkan isu yang memenuhi kriteria dan yang tidak
memenuhi. Isu yang memenuhi kriteria kemudian dianalisis lebih
lanjut menggunakan USG. Analisis USG merupakan alat analisis yang
dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui tingkat kegawatan,
keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu atau masalah.

Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,


dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu
isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth
artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera.

Analisis isu menggunakan APKL dan USG dilakukan dengan


memberikan nilai dengan rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan
nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang,
nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar. Isu dengan total
skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk
diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan.

Teknik analisis isu menggunakan USG dilakukan dengan


memberikan penilaian kepada isu tentang seberapa pentingnya isu dan
seberapa mendesaknya isu untuk segera ditangani serta seberapa
potensi bahaya jika isu tidak segera ditangani.

Dari hasil analisis menggunakan Teknik APKL dan USG,


ditetapkan isu yang dipilih dan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana
kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi isu tersebut. Adapun
hasil perumusan isu yang terpilih adalah belum optimalnya pelayanan
rawat jalan pasien tuberkulosis serta rendahnya pengetahuan
masyarakat terhadap penularan, pencegahan, dan pengobatan penyakit
tuberkulosis di Puskesmas Barana. Berikut adalah penjabaran analisis
isu tersebut.

Aktual Penyakit Covid-19 yang terjadi saat ini menyadarkan


kita tentang pentingnya membangun ketahanan
pangan. Disaat pandemi seperti ini, pemanfaatan
pekarangan menjadi salah satu solusi jitu untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga yang terkendala
pembatasan mobilitas. Semakin banyak masyarakat
yang memanfaatkan pekarangan, kerawanan pangan
akan semakin berkurang dan dengan demikian
pembangunan ketahanan pangan daerah dan nasional
akan meningkat.
Problematik Sektor pertanian dihadapkan pada permasalahan
pemenuhan kebutuhan pangan dan kesejahteraan
petani. Indonesia sebagai negara dengan jumlah
penduduk yang besar dihadapkan pada tantangan
kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan
penduduknya. Untuk memenuhi kebutuhan pangan
yang terus meningkat petani dituntut untuk selalu
berproduksi.

Khalayak Ketahanan pangan selalu menjadi perhatian


pemerintah untuk keberlangsungan hidup. Oleh karena
itu, dengan menyediakan kemandirian pangan, salah
satunya dengan pemanfaatan lahan pekarangan untuk
memenuhi kebutuhan gizi dengan menanam pangan
dan sayuran.

Layak Isu mengenai pemanfaatan lahan pekarangan ini layak


dijadikan inisiatif pemecahan masalah karena
rendahnya pengetahuan bahwa dengan memanfaatkan
lahan pekarangan dapat mendorong kestabilan pangan
nasional dalam memenuhi kebutuhan pangan rumah
tangga.

Urgency Pemerintah secara terus menerus menjaga ketahanan


pangan nasional. Dengan meningkatkan pengetahuan
Kelompok Wanita Tani dalam memanfaatkan lahan
pekarangan dapat mewujudkan kemandirian pangan
rumah tangganya sehingga bisa memenuhi kebutuhan
gizi yang ada.

Seriousness Ketahanan pangan akan tetap menjadi permasalahan


pokok di Indonesia seiring dengan bertambahnya
penduduk, peningkatan daya beli dan dinamika iklim
global. Dengan menambah pengetahuan masyarakat
mengenai pemanfaatan lahan pakarangan dengan
menanam tanaman pangan dan sayuran. Akhirnya
dapat memandirikan pemenuhan pangan pada rumah
tangga.

Growth Masih banyaknya lahan pekarangan yang tidak


difungsikan menjadi pekarangan kosong. Jika
dibiarkan begitu saja, akan sulit pemerintah melakukan
kemandirian pangannya. Apabila lahan pekarangan
tersebut dimanfaatkan, kebutuhan masyarakat
khususnya kelompok wanita tani dapat memenuhi
kebutuhan makanan dan tidak perlu lagi membeli,
tetapi bisa langsung mengambil hasil produksinya
untuk dikonsumsi.

c. Fishbone

SDM Sarana

Lahan pekarangan
yang tidak difungsikan.
Kurangnya pengetahuan petani terkait
pemanfaatan lahan pekarangan.

Rendahnya pengetahuan petani dalam


pemanfaatan lahan pekarangan untuk
memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga.

Masih kurangnya pengetahuan jenis


tanaman / sayuran yang tepat untuk
ditanam pada pekarangan.
Masih kurangnya sosialisasi terkait
program pemerintah dalam
pemanfaatan lahan pekarangan
untuk kemandirian pangan.

Alat Prosedur
d. Mind Mapping

Menggalang
Membuat kuisioner sejauh
dukungan dari
mana tingkat pengetahuan
stakeholder KWT terkait pemanfaatan
lahan pekarangan.

Peningkatan Pengetahuan
Kelompok Wanita Tani (KWT)
dalam pemanfaatan lahan
pekarangan untuk memenuhi
kebutuhan pangan rumah tangga.

Sosialisasi kebijakan
program pemerintah
terkait pemanfaatan
lahan pekarangan. Melakukan penyuluhan tentang
pentingnya kemandirian pangan
dalam pemenuhan kebutuhan
pangan rumah tangga.

CORE ISU
“Rendahnya pengetahuan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam pemanfaatan
lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga”.

GAGASAN ISU
“Peningkatan Pengetahuan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam pemanfaatan
lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga”

Anda mungkin juga menyukai