Anda di halaman 1dari 16

PENETAPAN MATERI

Dalam menetapkan suatu materi perlu ada pertimbangan untuk


menentukan materi yang akan digunakan dalam kegiatan penyuluhan di lapangan.
Materi yang dipilih berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada di matrik
RKTP dengan kondisi di lapangan ketika akan melakukan penyuluhan.
Tujuan dibuatnya materi penyuluhan adalah untuk memenuhi kebutuhan
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan
dan pelestarian sumberdaya pertanian yang ada, sehingga materi yang
disampaikan ke petani harus sesuai dengan kebutuhan petani dan telah diverifikasi
terlebih dahulu oleh instansi terkait seperti Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
Permasalahan yang ditemuakan di lapangan dan belum teratasi dengan
baik di Desa Mujur adalah serangan hama tikus dengan intensitas yang tinggi,
Rendahnya adopsi teknologi petani tentang manfaat penggunaan pupuk
berimbang, Rendahnya kesadaran petani dalam pergiliran pola tanam serta
penanaman serempak dan kurangnya Budidaya padi dengan sistem tanam jajar
legowo. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh petani di Desa
Mujur pada MT I dan MT II.
Penetapan materi berdasarkan masalah-masalah yang ada di RKTP
dilakukan dengan melakukan uji prioritas masalah yang dilakukan dengan diskusi
bersama penyuluh setempat, kelompok tani, dan petani Desa Mujur saat
pertemuan penetapan materi pada Pertemuan Petani Kegiatan Praktek Penyusunan
Program dan Penetapan Materi Penyuluhan Pertanian PKL I.
SKALA UJI PRIORITAS MASALAH

Skor (1-5)
No Masalah Prioritas
Gawat Mendesak Sebaran Jumlah
Petani belum semuanya mau
1 melaksanakan Pergiliran komoditas 4 3 3 10 2
pada saat penanaman
Petani belum semua mau
menggunakan pupuk N-P-K
2 berimbang pada tanaman padi 2 3 2 7 4
maupun kedelai.
Petani belum mampu melakukan
3 pengendalian tikus dengan efektif 5 5 3 13 2
dan optimal
Petani belum semuanya mau
4 melaksanakan tanam sistem jajar 5 4 5 14 1
legowo secara baik dan benar.
Belum dilakukannya penanaman
5 papaya secara serempak oleh petani 3 1 1 5 5

Petani belum mau melakukan


6 Perawatan tanaman pepaya. 1 1 1 3 5

Petani Ikan belum mau melaksanakan


7 3 3 1 7 4
pembenihan rakyat.
Petani belum mau melaksanakan
8 pengendalian hama dan penyakit 3 3 3 9 3
ikan.
Petani belum mau memanfaatkan
9 lahan pekarangan secara maksimal 3 3 3 9 3

Petani belum mau melakukan


10 pemupukan berimbang pada tanaman 3 5 1 9 3
kelapa
Petani belum mau melakukan
11 3 1 1 5 5
Vaksinasi AI pada hewan unggas.
Petani belum mau memberikan pakan
12 tambahan (konsentrat) pada ayam 3 3 3 9 3
buras.
Petani belum mampu
13 mengidentifikasi penyakit yang 1 1 1 3 5
menyerang ternak
14 Petani belum mau melaksanakan 1 1 1 3 5
teknik pemeliharaan sapi
potong/pedaging sesuai anjuran.

Petani ternak belum mau dan mampu


15 3 3 3 9 3
membuat pakan ternak sendiri
Belum semua kelompok bisa
16 membuat rencana kegiatan 3 3 3 9 3
kelompok.
Belum semua administrasi kelompok
17 2 3 2 7 4
tani dilakukan dengan tertib
Belum semua anggota kelompok tani
18 mau ikut pertemuan rutin 3 2 3 8 3

Petani belum mau melakukan


19 3 4 2 9 3
pengolahan terhadap hasil panennya.
Semua kelompok baru mampu
20 menyediakan pupuk bersubsidi untuk 2 1 3 6 4
bedidayanya.
Petani belum tau cara penanganan
21 pasca panen dan harga jual yang 3 3 3 9 3
rendah pada panen raya

Penilaian Skor
1 = Tidak Gawat, Mendesak, Penyebaran
2 = Kurang Gawat, Mendesak, Penyebaran
3 = Gawat, Mendesak, Penyebaran
4 = Cukup Gawat, Mendesak, Penyebaran
5 = Sangat Gawat, Mendesak, Penyebaran

Pada table hasil identifikasi melalui skor gawat, mendesak dan penyebaran
diatas diketahui bahwa masalah yang mendapatkan skor jumlah tertinggi adalah
masalah bahwa Petani belum mampu dan mau menerapkan sistem tanam jajar
legowo dengan jumlah skor 14. Oleh karena itu masalah tersebut menjadi masalah
dengan prioritas utama di Desa Mujur Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan masalah penerapkan sistem tanam jajar
legowo:
 Masih rendahnya kesadaran petani untuk menerapkan Pergiliran
komoditas tanaman di sawah.
 Masih rendahnya kesadaran petani untuk melakukan penanaman
serempak.
 Masih kurangnya pengetahuan petani tentang teknik sistem tanam jajar
legowo.
 Masih kurangnya kesadaran petani untuk mengendalikan tikus sesuai
Pengendalian Hama Terpadu.
Untuk menetapkan masalah tersebut menjadi materi dalam Penyuluhan
Pertanian di Desa Mujur maka dapat di tentukan dengan inovasi aspek. Penilaian
terhadap masalah diatas terdapat pada tabel berikut ini.
TABEL INOVASI ASPEK

Aspek Penilaian
N
Materi Penyuluhan Compibilit Complexit Observabil
o Profitable Triability Jumlah Rata-rata
y y ity
1 Keuntungan
menggunakan Sistem 3 3 2 2 1 11 2.2
tanam jajar legowo
2 Teknik sistem tanam
3 3 3 3 2 14 2.8
jajar legowo
3 Teknik pemeliharaan
tanaman dengan jajar 3 2 3 2 2 12 2.4
legowo
Penilaian :
Sangat Menguntungkan (3)
Menguntungkan (2)
Kurang Menguntungkan (1)

Berdasarkan tabel inovasi aspek, dapat diketahui bahwa materi penyuluhan yang akan disampaikan adalah Teknik sistem tanam jajar legowo
dengan jumlah skor 14
Materi ini ditetapkan sebagai materi penyuluhan pertanian dengan
memperhatikan beberapa hal antara lain:
1. Profitable
Profitable artinya materi yang dipilih dapat memberikan keuntungan nyata
kepada sasaran. Dengan materi “Budidaya padi dengan sistem Jajar Legowo”,
pelaku utama dapat menerapkan budidaya padi dengan sistem tanam jajar
legowo pada petakan sawah milik pribadi dari petani.
2. Complementer
Complementer artinya dapat mengisi kegiatan lain. Materi ini dipilih karena
dengan adanya budidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo dapat
memberikan manfaat seperti mengurangi serangan hama tikus di Desa Mujur
dan dapat meningkatkan hasil panen padi sehingga materi tersebut dipilih dan
dapat mengisi kegitaan lainnya.
3. Competibility
Competibility artinya tidak bertentangan dengan adat istiadat. Materi budidaya
padi dengan sistem tanam jajar legowo tidak bertentangan dengan adat istiadat
maupun kebudayaan di Desa Mujur, sehingga dapat dijadikan materi untuk
punyuluhan di Desa Mujur.
4. Simplycity
Simplycity artinya mudah dilaksanakan. Materi Budidaya padi dengan sistem
jajar legowo tidak memerlukan keahlian khusus sehingga petani dapat dengan
mudah untuk mengadopsi materi dari budidaya padi dengan sistem tanam jajar
legowo. Materi sistem jajar legowo dapat dilakukan bagi semua gender baik
petani wanita maupun petani laki-laki.
5. Availability
Availability artinya kebutuhan pendukung seperti pengetahuan, biaya, dan
sarana dapat disediakan oleh sasaran karena semua kebutuhan pendukung
mudah untuk didapatkan. Dalam pelaksanaan materi Budidaya padi dengan
sistem tanam jajar legowo kebutuhan pendukung dapat disediakan oleh
sasaran.
6. Immediate Aplicability
Immediate Aplicability artinya dapat dimanfaatkan dan segera memberikan
hasil yang nyata. Setelah dilakukan penyuluhan materi Budidaya padi dengan
sistem tanam jajar legowo dapat segera dimanfaatkan dan memberikan hasil
yang nyata bagi petani setelah petani menerapkan budidaya padi dengan
sistem tanam jajar legowo yang dapat meningkatkan hasil produksi,
mengurangi serangan hama, dan mudah untuk melakukan sanitasi terhadap
tanaman padi.
7. In Expensiveness
In Expensiveness artinya tidak memerlukan ongkos terlalu mahal. Materi
Budidaya padi dengan sistem tanam jajar legowo sudah disesuaikan dengan
kegiatan yang biasa dilakukan oleh petani sehingga tidak memerlukan ongkos
tambahan yang terlalu mahal.
8. Low Risk
Low Risk artinya tidak memiliki resiko besar dalam penerapannya. Materi
Budidaya padi dengan sistem jajar legowo sudah disesuaikan dengan kegiatan
yang biasa dilakukan oleh petani sehingga tidak memerlukan ongkos
tambahan yang terlalu mahal.
9. Spectacular Impact
Spectacular Impact artinya dampak dari materi yang disampaikan oleh
penyuluh setelah diterapkan oleh pelaku utama dapat terlihat menonjol. Materi
Budidaya padi dengan sistem jajar legowo dalam penerapannya dampaknya
dapat terlihat menonjol karena memadukan beberapa aspek.
10. Expandible
Expandible artinya dapat dilakukan diberbagai keadaan sesuai dengan keadaan
lahan maupun keadaan alam. Materi Budidaya padi dengan sistem tanam jajar
legowo dapat dilakukan oleh sasaran diberbagai keadaan.
Materi yang perlu disampaikan dalam penyuluhan tersebut antara lain:
1 Materi Pokok : Budidaya padi dengan sistem jajar legowo
2 Materi Penting : a. Pengertian jajar legowo
b. Teknik Jajar legowo
3 Materi Penunjang : a. Alat dan bahan yang diperlukan dalam jajar
legowo
b. Keuntungan penggunaan sistem jajar legowo
4 Materi Mubazir : Perawatan sistem jajar legowo

MATERI
BUDIDAYA PADI DENGAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya
adalah petani, akan tetapi kenyataan yang terjadi sangat ironis Indonesia
masih mengimpor bahan makanan dari luar negeri. Dahulu sejarah
mencatat Indonesia mampu swasembada pangan, tapi sayangnya hanya
berlangsung beberapa saat saja. Hingga saat ini untuk beberapa jenis bahan
makanan kita masih menggantungkan nasib dengan negara lain. Beberapa
jenis bahan makanan yang masih diimpor antara lain beras, daging sapi,
gula dan lain sebagainya. Untuk menghindari impor beras pemerintah
telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi padi
nasional. Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal ini
Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan Penelitian untuk
mencapai target program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional).
Upaya – upaya tersebut antara lain melakukan penelitian untuk
mendapatkan benih padi unggul, upaya peningkatan teknologi budidaya
serta penerapan sistem tanam jajar legowo. Sistem jajar legowo
merupakan sistem tanam yang baik dan benar yang direkomendasikan
pemerintah untuk diterapkan oleh petani. Sistem ini bertujuan untuk
meningkatkan jumlah produksi padi nasional serta meningkatkan kualitas
gabah yang dihasilkan.

B. SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO


Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya
adalah petani, akan tetapi kenyataan yang terjadi sangat ironis Indonesia
masih mengimpor bahan makanan dari luar negeri. Dahulu sejarah
mencatat Indonesia mampu swasembada pangan, tapi sayangnya hanya
berlangsung beberapa saat saja. Hingga saat ini untuk beberapa jenis bahan
makanan kita masih menggantungkan nasib dengan negara lain. Beberapa
jenis bahan makanan yang masih diimpor antara lain beras, daging sapi,
gula dan lain sebagainya. Untuk menghindari impor beras pemerintah
telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi padi
nasional. Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam hal ini
Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan Penelitian untuk
mencapai target program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional).
Upaya – upaya tersebut antara lain melakukan penelitian untuk
mendapatkan benih padi unggul, upaya peningkatan teknologi budidaya
serta penerapan sistem tanam jajar legowo. Sistem jajar legowo
merupakan sistem tanam yang baik dan benar yang direkomendasikan
pemerintah untuk diterapkan oleh petani. Sistem ini bertujuan untuk
meningkatkan jumlah produksi padi nasional serta meningkatkan kualitas
gabah yang dihasilkan. Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana
setiap empat baris tanaman di selingi oleh satu baris kosong yang memiliki
jarak tanam antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka setiap
barisan tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman
pinggir yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek
tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan
dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan baris ke-
4) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan. Denagn
demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (4:1) adalah 20 cm (antar
barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm
(barisan kosong).

C. MANFAAT DAN KEUNTUNGAN PENERAPAN SISTEM TANAM


JAJAR LEGOWO
Pola menanam padi dengan sistem jajar legowo yang direkomendasikan
oleh Departemen Pertanian RI memiliki manfaat dan keuntungan bagi
petani padi. Keuntungan dan manfaat tersebut bisa diperoleh dari beberapa
aspek seperti penambahan jumlah populasi, kemudahan perawatan,
menekan populasi hama, menghemat biaya pemupukan, serta
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gabah. Berikut beberapa
manfaat dan keuntungan penerapan sistem jajar legowo ;
a). Jumlah Populsai Tanaman Meningkat

Dengan sistem tanam jajar legowo jumlah populasi tanaman padi bisa
ditingkatkan dan diharapkan jumlah produksi gabah juga akan meningkat.

b). Memudahkan Perawatan & Pemeliharaan

Pertanaman padi dengan sistem jajar legowo memiliki banyak baris


kosong sehingga dapat mempermudah dalam melakukan perawatan dan
pemeliharaan tanaman. Pemupukan, pengontrolan dan penyemprotan bisa
dilakukan memalui barisan kosong tersebut sehingga tanaman tidak
terganggu.

c). Menekan Serangan Hama dan Penyakit

Dengan adanya barisan kosong pada lahan pertanaman, lingkungan relatif


lebih terbuka sehingga beberapa hama terutama tikus tidak menyukai
tempat tersebut. Sistem jajar legowo juga dapat mengurangi kelembaban
sehingga perkembangan penyakit bisa ditekan.

d). Hemat Biaya Pemupukan

Penerapan sistem jajar legowo diharapkan dapat menekan serta


menghemat penggunaan pupuk, karena pemupukan lebih terkonsentrasi
pada tanaman dalam barisan.

e). Meningkatkan Produksi dan Kualitas Gabah

Penerapan sistem jajar legowo memiliki jumlah tanaman pinggir yang


lebih banyak. Seperti kita ketahui bahwa tanaman pinggir memiliki
kualitas pertumbuhan dan jumlah produksi yang lebih baik. Tanaman yang
berada pada barisan pinggir memiliki ruang tumbuh lebih leluasa serta
mendapatkan intensitas sinar matahari lebih banyak, intensitas sinar
matahari mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi padi. Dengan
semakin banyaknya tanaman efek pinggir kualitas dan produksi gabah
dapat meningkat.

D. TIPE SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO

Tipe Jajar legowo itu bukan cuman satu tetapi ada beberapa tipe yaitu Jajar
legowo 2 : 1, Jajar legowo 3 : 1, Jajar legowo 4 : 1, Jajar legowo 5 : 1, Jajar
legowo 6 : 1. Dari masing-masing tipe jajar legowo itu penambahan/peningkatan
populasinya tidak sama yaitu sebagai berikut ;

 Jajar legowo 2 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1(1 + 2) = 30


%
 Jajar legowo 3 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 3) = 25
%
 Jajar legowo 4 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 4) = 20
%
 Jajar legowo 5 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 5) =
16,6 %
 Jajar legowo 6 : 1 peningkatan populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 6) =
14,29 %

Jajar Legowo 2 : 1 (40 cm x 20 cm x 10 – 15 cm) adalah salah satu cara tanam


pindah sawah yang memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap
dua barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm – 15
cm tergantung dari kesuburan tanahnya. Pada lahan kurang subur kebiasaan petani
tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10 cm.
Pada lahan dengan kesuburan sedang kebiasaan petani tanam cara tegel 22 x 22
cm, jarak tanam dalam barisan 12, 5 cm. Pada tanah yang subur 25 cm x 25 cm,
jarak tanam dalam barisan 15 cm.
Legowo 1 : 2

Legowo 1 : 3
Legowo 1 : 4

Tujuan dari cara tanam jajar legowo 2 : 1 adalah memanfaatkan radiasi surya bagi
tanaman pinggir, tanaman relatif aman dari serangan tikus karena lahan lebih
terbuka, menekan serangan penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan
dengan cara tanam biasa, populasi tanaman bertambah 30%, pemupukan lebih
efisien, pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah dilakukan dari pada
cara tanam biasa.

Adapun manfaat sistem tanam jajar legowo adalah:

 Menambah jumlah tanaman padi ;


 Meningkatkan produksi tanaman padi;
 Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir;
 Mengurangi serangan penyakit;
 Mengurangi tingkat serangan hama;
 Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun
penyemprotan pestisida;
 Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris
tanaman.
Selain manfaat sistem tanam jajar legowo juga punya kelemahan antara lain:

 Membutuhkan tenaga tanam yang lebih banyak dan waktu tanam yang
lebih lama pula
 Membutuhkan benih yang lebih banyak dengan semakin banyaknya
populasi.

Penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil maksimal dengan
memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar matahari. Lajur
barisan tanaman dibuat menghadap arah matahari terbit agar seluruh barisan
tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang optimum
dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang
terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari.

Untuk mewujudkan upaya tersebut masih terkendala karena masih banyak petani
yang belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya. Sebagai contoh dalam hal
sistem tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang
beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang
benar dalam hal ini adalah sistem tanam jajar legowo akan diperoleh efisiensi dan
efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya.

Untuk merubah perilaku para petani agar mau melakukan penanaman padi dengan
sistem jajar legowo maka perlu dikenalkan keseluruan tipe jara legowo dan tujuan
serta manfaatnya sehingga para petani mau melakukan dan dapat memilih tipe
jajar legowo apa yang akan digunakan.
Demikian sedikit yang bisa diuraikan tentang sistem tanam jajar legowo semoga
dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dan semoga dengan penanaman padi system
jajar legowo para petani dan buruh tanam dapat memahami manfaat dari sistem
tanam jajar legowo. Memang pada awal penggunaan sistem ini akan terasa berat
dan lama lantaran belum terbiasa, namun hasil yang diperoleh nantinya sangat
menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani itu sendiri.

Tipe 1

Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan
keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada
kondisi lahan yang kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai
256.000 rumpun/ha dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola
tegel (25x25) cm.

Tipe 2

Sistem tanam legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan
tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Populasi tanaman
192.712 ± 4260 rumpun/ha dengan persentase peningkatan hanya sebesar 20,44%
dibanding pola tegel (25x25) cm. Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan
tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman
lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan
resiko kerebahan selama pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai