PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor penghambat dalam meningkatkan produktivitas padi diantaranya adanya
serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). OPT utama pertanaman padi di Badung antara lain;
tikus, penggerek batang, wereng batang coklat (WBC), walang sangit, keong mas, blas, hawar daun
bakteri (HDB). Hama penggerek batang sampai saat ini merupakan hama utama dan penting pada
pertanaman padi karena sering menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil yang tinggi. Hama
ini dapat merusak tanaman padi pada semua fase pertumbuhan, mulai pada saat di pembibitan, fase
anakan sampai fase pembungaan. Serangan pada pembibitan dan fase anakan menyebabkan
kematian anakan muda hama ini disebut sundep. Jika serangan sundep pada fase tersebut kurang dari
5 %, kehilangan hasil tidak terlalu besar karena tanaman padi masih dapat membentuk anakan baru.
Jika serangan pada fase pembungaan menyebabkan malai tampak putih dan hampa disebut beluk.
Sulitnya petani dalam mengendalikan hama penggerek batang padi disebabkan oleh kurangnya
pemahaman petani tentang penggunaan alat pengendali hama serta keterlibatan petugas POPT dalam
pengendalian hama penggerek batang di lapangan
B. Tujuan dan Manfaat
Manfaat konsultasi adalah sebagai sarana petani untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam pengendalian hama penggerek batang pada tanaman padi
A. Masalah
Banyaknya kupu kupu disela - sela tanaman padi, banyak anakan tanaman padi yang
mati, warna daun tanaman padi menjadi kekuning-kuningan
B. Perioritas Masalah
Banyaknya kupu kupu disela - sela tanaman padi, banyak anakan tanaman padi yang
mati, warna daun tanaman padi menjadi kekuning-kuningan
A. REKOMENDASI
Penggerek batang merusak pertanaman padi pada semua fase tumbuh, sejak persemaian
sampai panen. Bila tanaman padi masih muda, anakan yang rusak berwarna coklat dan mati, kondisi
ini disebut sundep. Bila kerusakan terjadi pada fase pembentukan malai, maka malai berwarna putih
dan disebut beluk.
Penggerek batang padi terdapat sepanjang tahun dan menyebar di seluruh Indonesia pada
ekosistem padi yang beragam. Intensitas serangan penggerek batang padi pada tahun 1998 mencapai
20,5% dan luas daerah yang terserang mencapai 151.577 ha. Kehilangan hasil akibat serangan
penggerek batang padi pada fase vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat
mengkompensasi dengan membentuk anakan baru.
Berdasarkan simulasi pada fase vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat
kerusakan oleh penggerek sampai 30%. Gejala serangan pada fase generatif menyebabkan malai
muncul putih dan hampa yang disebut beluk. Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala
beluk berkisar 1-3% atau rata-rata 1,2%. Kerugian yang besar terjadi bila penerbangan ngengat
bersamaan dengan saat tanaman bunting.
Penggerek batang adalah hama yang ulatnya hidup dalam batang padi. Hama ini berubah
menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat. Biasanya 1 larva berada dalam 1 anakan. Ngengat aktif
di malam hari. Larva betina menaruh 3 massa telur sepanjang 7-10 hari masa hidupnya sebagai
serangga dewasa. Massa telur penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulu-bulu
berwarna coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung sekitar 100 telur.
1. Varietas berumur genjah, anakan banyak, hingga kini belum ada varietas yang tahan terhadap
serangan hama penggerek batang.
2. Tanam serempak, dalam satu hamparan tidak lebih dari tiga minggu.
3. Mengatur waktu tanam, sehingga ngengat dari jerami tidak dapat meletakan telur di
persemaian.
4. Memotong jerami serendah mungkin dan dimusnahkan.
5. Pemupukan berimbang, hindarkan pemupukan N yang berlebihan, pupuk K dapat mengurangi
keparahan akibat serangan hama penggerek batang.
6. Segera setelah panen tunggul jerami dimusnahkan atau segera dibajak.
Cara Mekanis:
1. Mengairi sawah lebih awal sehingga mendorong semua ulat menjadi kupu-kupu yang pada
saat itu tanaman padi belum ada.
2. Pengambilan dan pemusnahan kelompok telur pada persemaian.
3. Pengambilan dan pemusnahan kelompok telur pada tanaman muda.
Cara Biologi:
Cara Kimiawi:
Insektisida sistemik seperti Sidafur 3G (Karbofuran), Sidatan 410 SL (Dimehipo) atau Fipros 55
SC (Fipronil) merupakan bahan kimia yang dapat mengendalikan penggerek setelah masuk
kedalam batang. Pestisida ini baik diaplikasikan di persemaian ataupun di pertanaman.
Ambang kendali aplikasi insektisida adalah:
V. PENUTUP
Penggerek batang merusak pertanaman padi pada semua fase tumbuh, sejak persemaian
sampai panen. Bila tanaman padi masih muda, anakan yang rusak berwarna coklat dan mati, kondisi
ini disebut sundep. Bila kerusakan terjadi pada fase pembentukan malai, maka malai berwarna putih
dan disebut beluk.
BPP GILIRENG
KECAMATAN GILIRENG
KABUPATEN WAJO
TAHUN 2022