Anda di halaman 1dari 10

BULAN FEBRUARI 2023

Oleh:
DEWA GEDE IQBAL CHANDRA, SP
NIP. 19850410 201212 1 002

WIBI DESA KANTEWU, DESA KANTEWU II DAN DESA ONU


BALAI PENYULUHAN PERTANIAN

KECAMATAN PIPIKORO KABUPATEN SIGI


TAHUN 2023
1. Latar Belakang : Tingkat penggunaan teknologi pertanian pada pelaku
utama masih sangant rendah, ini didasari pada hasil
pendapatan dari segi pertanian. Poktan sebagai wadah
pelaku utama belum secara aktif melaksanakan perannya
sebagai fasilitator penyerapan teknologi oleh pelaku utama
dari penyuluh pendamping atau sumber teknologi
pertanian lainnya. Tingkat pengetahuan, sikap dan
keterampialan pelaku utama sangat berpengaruh terhadap
daya serap dan aplikasi terhadap teknologi pertanian yang
baru.
2. Tujuan Umum : 1. Meningkatkan pengetahuan pelaku utama dengan
terlebih dahulu membenahi kelembagaan pelaku
utama, memberikan informasi pertanian disertai dengan
contoh secara nyata dilapangan.
2. Diharapkan ada perubahan sikap pelaku utama dalam
upaya pengenmbangan budidaya pertanian berdasar
pada teknologi pertanian sehingga dapat meningkat
pendapatan usaha taninya.
3. Meningkatkan keterampilan pelaku utama dalam
membudidayakan usaha pertanian sehingga dapat
menigkat hasil usaha taninya.
3. Masalah Umum : 1. Sebagian besar poktan masih belum melaksanakan
perannya secara aktif dalam merangkul anggotanya.
2. Rata-rata tingkat pendidikan pelaku utama masih
sangat rendah sehingga penerimaan dan penerapan
paket teknologi baru masih sangat lambat
diaplikasikan.
3. Sikap acuh tak acuh sebagian pelaku utama dalam
penerapan paket teknologi baru.
4. Materi : (Terlampir)
5. Hasil Pelaksanaan : (Terlampir)

Kantewu II, 28 Februari 2023

Penyuluh Pertanian

DEWA GEDE IQBAL CHANDRA, SP


NIP. 19850410 201212 1 002
Lampiran 1.

MATERI KUNJUNGAN
1. Pembukaan : 1. Kelompoktani Bakung, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 21 ha, Kakao luas lahan 32,5 ha.
2. Kelompoktani Mekar, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 19 ha, Kakao luas lahan 20,5 ha.
3. Kelompoktani Anggrek, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 11,5 ha, Kakao luas lahan 10 ha.
4. Kelompoktani Mawar, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 24,5 ha, Kakao luas lahan 30 ha.
5. Kelompoktani Melati, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 24 ha, Kakao luas lahan 24 ha.
6. Kelompoktani Delima, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 18 ha, Kakao luas lahan 15,5 ha.
7. Kelompoktani Jaya Siko, komoditi andalan Padi Sawah
luas lahan 30,5 ha, Kakao luas lahan 36,5 ha.
8. Kelompoktani Remaja Tani, komoditi andalan Padi Sawah
luas lahan 33,5 ha, Kakao luas lahan 38,5 ha.
9. Kelompoktani Sumber Tutupilili, komoditi andalan Padi
Sawah luas lahan 37 ha, Kakao luas lahan38 ha.
10. Kelompoktani Makmur Kahampoa, komoditi andalan Padi
Sawah luas lahan 27,5 ha, Kakao luas lahan 30 ha.
11. Kelompoktani Sejahtera Tani, komoditi andalan Padi
Sawah luas lahan 26 ha, Kakao luas lahan 29 ha.
12. Kelompoktani Mulia Rodo, komoditi andalan Padi Sawah
luas lahan 33 ha, Kakao luas lahan 35,5 ha.
13. Kelompoktani Kabeloata, komoditi andalan Padi Sawah
luas lahan 21 ha, Kakao luas lahan 30 ha.
2. Unsur Utama : 1. Pengendalian Penyakit
2. Panen dan pasca panen
3. Penutup : Teknik budidaya tanaman Padi sawah harus dipahami petani
secara menyeluruh sehingga mendapatkan hasil yang
maksimal dalam meningkatkan pendapatan petani dan
keluarganya.
A. Pengendalian Penyakit
1. Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB)/ Xanthomonas campestris pv. Oryzae
Gejala penyakit berupa bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari
terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Bercak bisa mulai dari
salah satu atau kedua tepi daun yang rusak, dan berkembang hingga menutupi
seluruh helaian daun. Pada varietas yang rentan, bercak bisa mencapai pangkal
daun terus ke pelepah daun.
Infeksi pada pembibitan menyebabkan bibit menjadi kering. Bakteri
menginfeksi masuk sistem vaskular tanaman padi pada saat tanam pindah atau
sewaktu dicabut dari tempat pembibitan dan akarnya rusak, atau sewaktu terjadi
kerusakan daun.
Apabila sel bakteri masuk menginfeksi tanaman padi melalui akar dan
pangkal batang, tanaman bisa menunjukkan gejala kresek. Seluruh daun dan
bagian tanaman lainnya menjadi kering. Infeksi dapat terjadi mulai dari fase
persemaian sampai awal fase pembentukan anakan.
Sumber infeksi dapat berasal dari jerami yang terinfeksi, tunggul jerami,
singgang dari tanaman yang terinfeksi, benih, dan gulma inang. Sel-sel bakteri
membentuk butir-butir embun pada waktu pagi hari yang mengeras dan melekat
pada permukaan daun.
Cara pengendaliannya sebagai berikut :
 Gunakan varietas tahan seperti Conde dan Angke
 Gunakan pupuk nitrogen sesuai dengan kebutuhan tanaman
 Bersihkan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang terinfeksi
 Jarak tanam jangan terlalu rapat
 Gunakan benih atau bibit yang sehat.

Gambar 6. Tanaman padi terserang Hawar Daun Bakteri

2. Penyakit Blast
Penyakit blast menginfeksi tanaman padi pada setiap fase pertumbuhan.
Gejala khas pada daun yaitu bercak berbentuk belah ketupat - lebar di tengah
dan meruncing di kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cm
berkembang menjadi berwarna abu-abu pada bagian tengahnya. Daun-daun
varietas rentan bisa mati. Bercak penyakit blas sering sukar dibedakan dengan
gejala bercak coklat Helminthosporium.
Blast dapat menginfeksi tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan.
Infeksi bisa terjadi juga pada ruas batang dan leher malai yang disebut blas leher
(neck blast). Leher malai yang terinfeksi berubah menjadi kehitam-hitaman dan
patah, mirip gejala beluk oleh penggerek batang. Apabila blas leher terjadi,
hanya sedikit malai yang berisi atau bahkan hampa. Pemupukan nitrogen dalam
takaran tinggi dan cuaca yang lembab, terutama musim hujan, menguntungkan
bagi terjadinya infeksi.
Cara pengendaliannya adalah:
 Gunakan varietas tahan blast secara bergantian.
 Gunakan pupuk nitrogen sesuai anjuran.
 Upayakan waktu tanam yang tepat, agar waktu awal pembungaan tidak
banyak embun dan hujan terus menerus.
 Gunakan fungisida yang berbahan aktif metil tiofanat atau fosdifen dan
kasugamisin.
 Perlakuan benih.
3. Busuk batang
Busuk batang/Sclerotium oryzae Cattaneo (anamorph), Magnaporthe
salvinii (Cattaneo) R.A. Krause & R.K. Webster (telemorph) Helminthosporium
sigmoideum adalah Infeksi penyakit ini terjadi pada batang yang dekat dengan
permukaan air, masuk melalui pembengkakan dan kerusakan. Gejala awal
berupa bercak berwarna kehitam-hitaman, bentuknya tidak teratur pada sisi luar
pelepah daun dan secara bertahap membesar.
Akhirnya, cendawan menembus batang padi yang kemudian menjadi lemah,
anakan mati, dan akibatnya tanaman rebah. Stadia tanaman yang paling rentan
adalah pada fase anakan sampai stadia matang susu. Kehilangan hasil akibat
penyakit ini dapat mencapai 80%.
Cara pengendalian
 Tunggul-tunggul padi sesudah panen dibakar atau didekomposisi.
 Keringkan petakan dan biarkan tanah sampai retak sebelum diari lagi.
 Gunakan pemupukan berimbang; pupuk nitrogen sesuai anjuran dan
pemupukan K cenderung dapat menurunkan infeksi penyakit.
 Gunakan fungisida (bila diperlukan) yang berbahan aktif belerang atau
difenokonazol.
4. Tungro
Di lapang, penyakit ini ditularkan oleh wereng hijau. Tanaman yang
terinfeksi tumbuh kerdil dengan anakan sedikit (Gambar 59). Daun mengalami
perubahan warna dari hijau menjadi sedikit kuning sampai kuning oranye dan
kuning coklat, dimulai dari ujung daun, terutama pada daun muda (Gambar 60).
Tanaman yang terinfeksi biasanya hidup hingga fase pemasakan.
Pembungaan yang terlambat bisa menyebabkan tertundanya panen. Malai
menjadi kecil, steril, dan tidak sempurna. Bercak coklat gelap menutupi bulir-
bulir, sehingga bobot bulir lebih rendah daripada bulir tanaman sehat sehingga
mengakibatkan hasil rendah.
Tanaman tua yang terinfeksi bisa tidak memperlihatkan gejala serangan
sebelum panen, tetapi singgang yang tumbuh bisa memperlihatkan gejala
serangan dan menjadi sumber inokulum.
Stadia pertumbuhan tanaman yang paling rentan adalah dari pembibitan
sampai bunting. Kehilangan hasil dapat mencapai 68% ketika tanaman yang
terinfeksi baru berumur 10-20 hari setelah sebar (hss); atau 30% apabila
tanaman yang terinfeksi sudah berumur antara 40-50 hss; dan hanya 5% jika
tanaman sudah berumur 70-80 hss.
Cara pengendalian:
 Lihat cara pengendalian wereng hijau.
 Bila di pertanaman sudah terlihat gejala tungro, tanaman sakit dibuang.
 Varietas tahan tungro dengan tekstur nasi pulen yang telah dilepas adalah
Tukad Petanu, Tukad Unda, Tukad Balian, Kalimas, dan Bondoyudo.
 atur waktu tanam serempak minimal 20 ha luasan sawah.
 tanam bibit pada saat yang tepat, yaitu dengan menanam bibit sebulan
sebelum puncak kepadatan wereng hijau tercapai.
 Tanam jajar legowo.
 Pada saat tanaman umur 2-3 minggu setelah tanam bila dijumpai 2 tanaman
bergejala dari 10 rumpun segera aplikasi insektisida yang efektif mematikan
wereng hijau.
 Sawah jangan dikeringkan, biarkan kondisi air pada kapasitas lapang agar
wereng hijau tidak aktif berpencar menyebarkan tungro.
5. Keracunan besi (iron toxicity)
Gejala tanaman yang keracunan besi terlihat dari bercak-bercak kecil
berwarna coklat pada daun-daun bawah. Bercak-bercak kecil tersebut
berkembang dari pinggir daun kemudian menyebar ke pangkal dan berubah
warna menjadi coklat, ungu, kuning atau oranye, lalu mati.
Pertumbuhan dan pembentukan anakan terhambat, sistem perakarannya
jarang atau sedikit, kasar, dan berwarna coklat gelap atau membusuk.

Gejala keracunan besi berupa noda- noda Daun berubah warna menjadi coklat ungu kuning
kecil berwarna coklat pada daun. atau oranye dan mati.

B. Panen dan Pasca Panen


1. Panen
Lakukan panen saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar
potong padi dengan sabit gerigi, 30-40 cm di atas permukaan tanah. Gunakan
plastik atau terpal sebagai alas tanaman padi yang baru dipotong dan ditumpuk
sebelum dirontok. Sebaiknya panen padi dilakukan oleh kelompok pemanen dan
gabah dirontokan dengan power tresher atau pedal tresher. Apabila panen
dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya pada sore harinya langsung
dirontokan. Perontokan lebih dari 2 hari menyebabkan kerusakan beras.
2. Pasca Panen
Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5-7 cm. Lakukan
pembalikan setiap 2 jam sekali. Pada musim hujan, gunakan pengering buatan
dan pertahankan suhu pengering 500C untuk gabah konsumsi atau 420C untuk
mengeringkan benih. Pengeringan dilakukan sampai kadar air gabah mencapai
12- 14% untuk gabah konsumsi dan 10-12% untuk benih. Gabah yang sudah
kering dapat digiling dan disimpan.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggilingan dan penyimpanan
adalah:
a) Untuk mendapatkan beras kualitas tinggi, perlu diperhatikan waktu panen,
sanitasi (kebersihan), dan kadar air gabah (12-14%)
b) Simpan gabah/beras dalam wadah yang bersih dalam lumbung/gudang,
bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
c) Simpan gabah pada kadar air kurang 14% untuk konsumsi, dan kurang dari
13% untuk benih.
d) Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, jika akan digiling,
dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air 12-14%.
e) Sebelum digiling, gabah yang dikeringkan tersebut diangin-anginkan terlebih
dahulu untuk menghindari butir pecah.
LAPORAN PELAKSANAAN LATIHAN DAN KUNJUNGAN (LAKU)
PENYULUH PERTANIAN DESA KANTEWU, DESA KANTEWU II DAN DESA ONU
KECAMATAN PIPIKORO KABUPATEN SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH BULAN FEBRUARI TAHUN 2023

Poktan/ Materi Pemecahan Masalah/


No. Hari/Tanggal Permasalahan/Kendala Tanda Tangan
Gapoktan Kunjungan Saran-saran

Pemahaman petani tentang Penyuluhan teknologi


Rabu, Pengendalian
1. Anggrek pengendalian penyakit masih pengendalian Penyakit terpadu 1.
01-02-2023 Penyakit
rendah. (PHT)

Pemahaman petani tentang Penyuluhan teknologi


Kamis, Pengendalian
2. Mawar pengendalian penyakit masih pengendalian Penyakit terpadu 2.
02-02-2023 Penyakit
rendah. (PHT)

Pemahaman petani tentang Penyuluhan teknologi


Senin, Pengendalian
3. Melati pengendalian penyakit masih pengendalian Penyakit terpadu 3.
06-02-2023 Penyakit
rendah. (PHT)

Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa


Selasa, Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
4. Jaya Siko 4.
07-02-2023 Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah
Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa
Rabu, Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
5. Remaja Tani 5.
08-02-2023 Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah

Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa


Senin, Sejahtera Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
6. 6.
13-02-2023 Tani Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah

Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa


Selasa, Sumber Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
7. 7.
14-02-2023 Tutupilili Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah

Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa


Rabu, Makmur Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
8. 8.
15-02-2023 Kahampoa Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah

Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa


Kamis, Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
9. Mulia Rodo 9.
16-02-2023 Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah
Pemahaman petani tentang Penyuluhan teknologi
Senin, Pengendalian
10. Kabeloata pengendalian penyakit masih pengendalian Penyakit terpadu 10.
20-02-2023 Penyakit
rendah. (PHT)

Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa


Selasa, Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
11. Bakung 11.
21-02-2023 Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah

Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa


Rabu, Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
12. Mekar 12.
22-02-2023 Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah

Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa


Senin, Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
13. Delima 13.
27-02-2023 Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah
Petani belum memahami Pemberian pemahaman bahwa
Selasa, Panen dan pentingnya pemanenan secara dengan pemanenan secara
14. Anggrek 14.
28-02-2023 Pasca Panen teratur dan tujuan pasca panen teratur dan tujuan pasca panen
tanaman padi sawah pada tanaman padi sawah

Kantewu II, 28 Februari 2023


Menyetujui,
Kepala Balai Penyuluhan Pertanian Mengetahui,
(BPP) Pipikoro Kepala Desa Kantewu II Penyuluh Pertanian

MARHAM, SP EFRIK NEKO DEWA GEDE IQBAL CHANDRA, SP


NIP. 19800513 201212 1 002 NIP. 19850410 201212 1 002

Anda mungkin juga menyukai