Oleh:
DEWA GEDE IQBAL CHANDRA, SP
NIP. 19850410 201212 1 002
Penyuluh Pertanian
MATERI KUNJUNGAN
1. Pembukaan : 1. Kelompoktani Bakung, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 21 ha, Kakao luas lahan 32,5 ha.
2. Kelompoktani Mekar, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 19 ha, Kakao luas lahan 20,5 ha.
3. Kelompoktani Anggrek, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 11,5 ha, Kakao luas lahan 10 ha.
4. Kelompoktani Mawar, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 24,5 ha, Kakao luas lahan 30 ha.
5. Kelompoktani Melati, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 24 ha, Kakao luas lahan 24 ha.
6. Kelompoktani Delima, komoditi andalan Padi Sawah luas
lahan 18 ha, Kakao luas lahan 15,5 ha.
7. Kelompoktani Jaya Siko, komoditi andalan Padi Sawah
luas lahan 30,5 ha, Kakao luas lahan 36,5 ha.
8. Kelompoktani Remaja Tani, komoditi andalan Padi Sawah
luas lahan 33,5 ha, Kakao luas lahan 38,5 ha.
9. Kelompoktani Sumber Tutupilili, komoditi andalan Padi
Sawah luas lahan 37 ha, Kakao luas lahan38 ha.
10. Kelompoktani Makmur Kahampoa, komoditi andalan Padi
Sawah luas lahan 27,5 ha, Kakao luas lahan 30 ha.
11. Kelompoktani Sejahtera Tani, komoditi andalan Padi
Sawah luas lahan 26 ha, Kakao luas lahan 29 ha.
12. Kelompoktani Mulia Rodo, komoditi andalan Padi Sawah
luas lahan 33 ha, Kakao luas lahan 35,5 ha.
13. Kelompoktani Kabeloata, komoditi andalan Padi Sawah
luas lahan 21 ha, Kakao luas lahan 30 ha.
2. Unsur Utama : 1. Pengendalian Penyakit
2. Panen dan pasca panen
3. Penutup : Teknik budidaya tanaman Padi sawah harus dipahami petani
secara menyeluruh sehingga mendapatkan hasil yang
maksimal dalam meningkatkan pendapatan petani dan
keluarganya.
A. Pengendalian Penyakit
1. Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB)/ Xanthomonas campestris pv. Oryzae
Gejala penyakit berupa bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari
terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Bercak bisa mulai dari
salah satu atau kedua tepi daun yang rusak, dan berkembang hingga menutupi
seluruh helaian daun. Pada varietas yang rentan, bercak bisa mencapai pangkal
daun terus ke pelepah daun.
Infeksi pada pembibitan menyebabkan bibit menjadi kering. Bakteri
menginfeksi masuk sistem vaskular tanaman padi pada saat tanam pindah atau
sewaktu dicabut dari tempat pembibitan dan akarnya rusak, atau sewaktu terjadi
kerusakan daun.
Apabila sel bakteri masuk menginfeksi tanaman padi melalui akar dan
pangkal batang, tanaman bisa menunjukkan gejala kresek. Seluruh daun dan
bagian tanaman lainnya menjadi kering. Infeksi dapat terjadi mulai dari fase
persemaian sampai awal fase pembentukan anakan.
Sumber infeksi dapat berasal dari jerami yang terinfeksi, tunggul jerami,
singgang dari tanaman yang terinfeksi, benih, dan gulma inang. Sel-sel bakteri
membentuk butir-butir embun pada waktu pagi hari yang mengeras dan melekat
pada permukaan daun.
Cara pengendaliannya sebagai berikut :
Gunakan varietas tahan seperti Conde dan Angke
Gunakan pupuk nitrogen sesuai dengan kebutuhan tanaman
Bersihkan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang terinfeksi
Jarak tanam jangan terlalu rapat
Gunakan benih atau bibit yang sehat.
2. Penyakit Blast
Penyakit blast menginfeksi tanaman padi pada setiap fase pertumbuhan.
Gejala khas pada daun yaitu bercak berbentuk belah ketupat - lebar di tengah
dan meruncing di kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cm
berkembang menjadi berwarna abu-abu pada bagian tengahnya. Daun-daun
varietas rentan bisa mati. Bercak penyakit blas sering sukar dibedakan dengan
gejala bercak coklat Helminthosporium.
Blast dapat menginfeksi tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan.
Infeksi bisa terjadi juga pada ruas batang dan leher malai yang disebut blas leher
(neck blast). Leher malai yang terinfeksi berubah menjadi kehitam-hitaman dan
patah, mirip gejala beluk oleh penggerek batang. Apabila blas leher terjadi,
hanya sedikit malai yang berisi atau bahkan hampa. Pemupukan nitrogen dalam
takaran tinggi dan cuaca yang lembab, terutama musim hujan, menguntungkan
bagi terjadinya infeksi.
Cara pengendaliannya adalah:
Gunakan varietas tahan blast secara bergantian.
Gunakan pupuk nitrogen sesuai anjuran.
Upayakan waktu tanam yang tepat, agar waktu awal pembungaan tidak
banyak embun dan hujan terus menerus.
Gunakan fungisida yang berbahan aktif metil tiofanat atau fosdifen dan
kasugamisin.
Perlakuan benih.
3. Busuk batang
Busuk batang/Sclerotium oryzae Cattaneo (anamorph), Magnaporthe
salvinii (Cattaneo) R.A. Krause & R.K. Webster (telemorph) Helminthosporium
sigmoideum adalah Infeksi penyakit ini terjadi pada batang yang dekat dengan
permukaan air, masuk melalui pembengkakan dan kerusakan. Gejala awal
berupa bercak berwarna kehitam-hitaman, bentuknya tidak teratur pada sisi luar
pelepah daun dan secara bertahap membesar.
Akhirnya, cendawan menembus batang padi yang kemudian menjadi lemah,
anakan mati, dan akibatnya tanaman rebah. Stadia tanaman yang paling rentan
adalah pada fase anakan sampai stadia matang susu. Kehilangan hasil akibat
penyakit ini dapat mencapai 80%.
Cara pengendalian
Tunggul-tunggul padi sesudah panen dibakar atau didekomposisi.
Keringkan petakan dan biarkan tanah sampai retak sebelum diari lagi.
Gunakan pemupukan berimbang; pupuk nitrogen sesuai anjuran dan
pemupukan K cenderung dapat menurunkan infeksi penyakit.
Gunakan fungisida (bila diperlukan) yang berbahan aktif belerang atau
difenokonazol.
4. Tungro
Di lapang, penyakit ini ditularkan oleh wereng hijau. Tanaman yang
terinfeksi tumbuh kerdil dengan anakan sedikit (Gambar 59). Daun mengalami
perubahan warna dari hijau menjadi sedikit kuning sampai kuning oranye dan
kuning coklat, dimulai dari ujung daun, terutama pada daun muda (Gambar 60).
Tanaman yang terinfeksi biasanya hidup hingga fase pemasakan.
Pembungaan yang terlambat bisa menyebabkan tertundanya panen. Malai
menjadi kecil, steril, dan tidak sempurna. Bercak coklat gelap menutupi bulir-
bulir, sehingga bobot bulir lebih rendah daripada bulir tanaman sehat sehingga
mengakibatkan hasil rendah.
Tanaman tua yang terinfeksi bisa tidak memperlihatkan gejala serangan
sebelum panen, tetapi singgang yang tumbuh bisa memperlihatkan gejala
serangan dan menjadi sumber inokulum.
Stadia pertumbuhan tanaman yang paling rentan adalah dari pembibitan
sampai bunting. Kehilangan hasil dapat mencapai 68% ketika tanaman yang
terinfeksi baru berumur 10-20 hari setelah sebar (hss); atau 30% apabila
tanaman yang terinfeksi sudah berumur antara 40-50 hss; dan hanya 5% jika
tanaman sudah berumur 70-80 hss.
Cara pengendalian:
Lihat cara pengendalian wereng hijau.
Bila di pertanaman sudah terlihat gejala tungro, tanaman sakit dibuang.
Varietas tahan tungro dengan tekstur nasi pulen yang telah dilepas adalah
Tukad Petanu, Tukad Unda, Tukad Balian, Kalimas, dan Bondoyudo.
atur waktu tanam serempak minimal 20 ha luasan sawah.
tanam bibit pada saat yang tepat, yaitu dengan menanam bibit sebulan
sebelum puncak kepadatan wereng hijau tercapai.
Tanam jajar legowo.
Pada saat tanaman umur 2-3 minggu setelah tanam bila dijumpai 2 tanaman
bergejala dari 10 rumpun segera aplikasi insektisida yang efektif mematikan
wereng hijau.
Sawah jangan dikeringkan, biarkan kondisi air pada kapasitas lapang agar
wereng hijau tidak aktif berpencar menyebarkan tungro.
5. Keracunan besi (iron toxicity)
Gejala tanaman yang keracunan besi terlihat dari bercak-bercak kecil
berwarna coklat pada daun-daun bawah. Bercak-bercak kecil tersebut
berkembang dari pinggir daun kemudian menyebar ke pangkal dan berubah
warna menjadi coklat, ungu, kuning atau oranye, lalu mati.
Pertumbuhan dan pembentukan anakan terhambat, sistem perakarannya
jarang atau sedikit, kasar, dan berwarna coklat gelap atau membusuk.
Gejala keracunan besi berupa noda- noda Daun berubah warna menjadi coklat ungu kuning
kecil berwarna coklat pada daun. atau oranye dan mati.