Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat
rahmat serta hidayahnya Laporan Kultur Jaringan Tanaman dengan judul
“Subkultur Iles-Iles” ini dapat kami selesaikan. Penyusunan dan penyelesaian
laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tata cara dan
informasi lain subkultur pada tanaman iles-iles.
Demikian laporan ini kami selesaikan. Kami menyadari bahwa masih ada
banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran
membangun sangat kami perlukan untuk perbaikan laporan kami yang
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2
BAB III. METODOLOGI.....................................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................4
3.3 Prosedur Kerja........................................................................................5
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................6
4.1 Hasil..........................................................................................................6
4.2 Pembahasan.............................................................................................7
BAB V. PENUTUP...............................................................................................10
5.1 Kesimpulan............................................................................................10
5.2 Saran.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Perbanyakan tanaman porang selama ini melalui dua metode yaitu secara
vegetatif dengan menggunakan umbi batang, bagian umbi batang, umbi daun
(bulbil) dan bagian daun. Sedangkan secara generatif melalui biji. Waktu yang
dibutuhkan untuk menjadikan bibit siap panen membutuhkan waktu antara 4-6
bulan (Sumarwoto, 2005; Jansen et al. 1996; Ambarwati dkk., 2000). Berdasarkan
pada kondisi diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai alternatif
perbanyakan lain, yang memungkinkan tanaman porang dikembangkan dalam
waktu yang relatif singkat. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah
2
dengan teknik in vitro, metode ini memungkinkan perbanyakan dilakukan dalam
waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
3
BAB III. METODOLOGI
4
f. Alcohol 96%
5
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
6
4. Fina Dinda Sari 1 1 Terjadi kontaminasi
pada salah satu eksplan
yang ditandai dengan
adanya seperti miselia
yang tumbuh kedalam
botol kultur sehingga
terdapat bakteri yang
menyebabkan
kontaminasi.
5. Felina Elisa Putri 1 1 Terjadi kontaminasi
pada salah satu eksplan
yang ditandai dengan
adanya semut yang
masuk kedalam botol
kultur sehingga terdapat
bakteri yang
menyebabkan
kontaminasi.
6. M. Thabah Adi Santoso 2 0 Tidak terjadi
kontaminasi
7
4.2 Pembahasan
Perbanyakan tanaman iles-iles umumnya dilakukan secara vegetatif melalui
umbi, bulbil dan setek daun. Sebenarnya perbanyakan iles-iles juga dapat
dilakukan melalui biji, namun iles-iles merupakan tanaman triploid apomiksis
yang bukan merupakan hasil rekombinasi kedua tentunya, karena itu keragaman
genetiknya sangat terbatas. Pengembangan tekhnik kultur jaringan atau tekhnik in
vitro bagi perbanyakan tanaman iles-iles telah berhasil dilakukan melalui kultur
tunas pucuk. Penguasaan tekhnik tersebut, selain bermanfaat bagi penyediaan
bibit unggul diharapkan dapat dijadikan langkah awal bagi perbaikan mutu
genetik iles-iles baik melalui poliploidisasi, induksi mutasi maupun hibridisasi
somatik.
Sitokinin dan auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang banyak digunakan
dalam kultur jaringan tanaman. Sitokinin seperti benzylaminopurine (BAP) sangat
berperan dalam pembentukan dan penggandaan tunas in vitro, sedangkan auksin
seperti naptaleneacetidacid (NAA) berperan dalam pembentukan akar dan
perpanjangan sel.
8
Adanya peristiwa kontaminasi disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
adalah :
9
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Harus disadari bahwa dalam proses praktikum ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu perlu adanya bimbingan dan arahan yang lebih
baik dan adanya kesanggupan diri dari praktikan agar praktikum dapat
dilakukan secara optimal dan mendapatkan hasil yang maksimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Suheriyanto, Romaidi dan Ruri Siti Resmisari. 2012. Pengenbangan Bibit
Hal 16-23 di
https://www.researchgate.net/publication/284012058_PENGEMBANGAN
_BIBIT_UNGGUL_PORANG_Amarphopallus_oncophilus_MELALUI_T
EKNIK_KULTUR_IN_VITRO_UNTUK_MENDUKUNG_KETAHANA
N_PANGAN_NASIONAL (diakses 22 Mei)
https://www.academia.edu/18308345/Laporan_Sub_Kultur_Jaringan
(diakses 22 Mei)
11