Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU AGENDA 3

MANAJEMEN & SMART ASN

Oleh:
MUHAMAD IKBAL BUNTARAN, S.P.

PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI SULAWESI TENGAH


ANGKATAN CV
2022
1. IDENTIFIKASI DAN DESKRIPSI ISU

Dalam upaya intensifikasi, pupuk berperan berkenaan dengan penggunaan bibit


unggul yang perlu diimbangi dengan asupan hara yang cukup. Dalam upaya
ekstensifikasi, pupuk diperlukan untuk peningkatan produktivitas lahan dan untuk
mengembalikan produktivitas tanah lahan konversi. Efektivitas penggunaan pupuk
diarahkan pada penerapan pemupukan berimbang dan organik sesuai rekomendasi
spesifik lokasi atau standar teknis penggunaan pupuk yang dianjurkan. Dalam
penerapan pemupukan berimbang, perlu didukung dengan aksesibilitas dalam
memperoleh pupuk dengan harga yang terjangkau.
Ketersediaan pupuk, sebagai salah satu sarana produksi yang utama, terutama
pupuk bersubsidi, diharapkan dapat dipenuhi sesuai azas 6 (enam) tepat yaitu: tepat
waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepat mutu, dan tepat harga. Dengan
demikian dalam pengelolaan pupuk bersubsidi diperlukan kesepahaman seluruh
stakeholder terkait dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Dalam pengawasan terhadap produksi, pengadaan, penyaluran dan penggunaan
pupuk (khususnya pupuk bersubsdi) dan pestisida di tingkat petani, maka ditunjuklah
Direktur Pupuk dan Pestisida dibawah komando Dirjen Prasarana dan Sarana
Pertanian Kementan RI untuk melakukan tugas pengawasan tersebut.
Namun, ada masalah yang ditimbulkan akibat penggunaan pupuk bersubsidi
bersubsidi ini, beberapa diantaranya adalah:
1. Keterlambatan distribusi pupuk ke kelompok tani;
2. Tidak sinkron antara data eRDKK dengan jumlah pengajuan Volume pupuk dari
kelompok tani;
3. SDM petugas verifikasi dan validasi dara eRDKK yang belum memadai di tingkat
desa dan kecamatan;
4. Tingginya ketergantungan petani terhadap kebutuhan pupuk an-organik;
5. Kurangnya pemahaman petani akan pentingnya menggunakan pupuk organik
olahan sendiri sehingga kebutuhan pupuk an-organik (pabrikan) menjadi tinggi;
Kelima masalah diatas menjadi pemicu dan menetaskan sebuah masalah besar
baru lagi yang skalanya cukup luas, yaitu kelangkaan pupuk di tingkat petani.
2. MENETAPKAN CORE ISU
Dalam menetapkan isu utama (core isu) terkait lima isu-isu diatas maka perlu
dibuatkan metode analisa untuk menetapkan core isu yang pada akhirnya akan
dicarikan solusi / gagagsan kreatif.
A. ANALISIS APKL
NO MASALAH A P K L Keterangan
1. Keterlambatan distribusi pupuk ke Memenuhi
   
kelompok tani syarat
2. Tidak sinkron antara data eRDKK Tidak
dengan jumlah pengajuan Volume   - - Memenuhi
pupuk dari kelompok tani syarat
3. SDM petugas verifikasi dan validasi Tidak
dara eRDKK yang belum memadai di    - memenuhi
tingkat desa dan kecamatan syarat
4. Tingginya ketergantungan petani Memenuhi
   
terhadap kebutuhan pupuk bersubsidi syarat
5. Kurangnya pemahaman petani akan
pentingnya menggunakan pupuk
Memenuhi
organik olahan sendiri sehingga    
syarat
kebutuhan pupuk an-organik
(pabrikan) menjadi tinggi.
A : Aktual K : Kekhalayakan
P : Problematik L : Kelayakan

B. ANALISIS USG
Dari 5 isu-isu diatas, telah ditetapkan 3 isu yang memenuhi syarat APKL,
sehingga analisis selanjutnya akan ditapis kembali dengan USG.
NO MASALAH U S G Total Peringkat
1. Keterlambatan distribusi pupuk ke
5 4 4 13 2
kelompok tani
2. Tingginya ketergantungan petani
terhadap kebutuhan pupuk 4 5 5 14 1
bersubsidi
3. Kurangnya pemahaman petani
akan pentingnya menggunakan
pupuk organik olahan sendiri 4 3 3 10 3
sehingga kebutuhan pupuk an-
organik (pabrikan) menjadi tinggi.
Keterangan :
1 : Sangat kecil U = Urgency
2 : Kecil S = Seriousness
3 : Sedang G = Growth
4 : Besar
5 : Sangat besar
A. ISU PRIORITAS
Hasil dari 2 jenis tapisan isu dengan analisis APKL dan USG, maka isu prioritas
yang menjadi isu penting adalah tingginya ketergantungan petani terhadap kebutuhan
pupuk bersubsidi.
B. ANALISIS POHON MASALAH

C. ANALISIS PENYEBAB MASALAH (Mc NAMARA)


NO Penyebab Masalah Efektivitas Kemudah Biaya Jumlah
an
1. Kurangnya sosialisasi
dampak buruk pupuk
organik terhadap 3 4 4 11
kesuburan tanah dlm
jangka panjang.
2. Mahalnya pupuk non-
4 4 2 10
subsidi
3. Bahan baku sebagaian
4 4 2 10
besar masih impor
4. Rendahnya SDM petani
dalam memproduksi 4 4 5 13
pupuk organik sendiri
Keterangan :
1 : Sangat kurang
2 : Kurang
3 : Sedang
4 : Baik
5 : Sangat baik
Masalah utama yang menjadi pemicu Tingginya ketergantungan petani terhadap kebutuhan
pupuk bersubsidi adalah Rendahnya SDM petani dalam memproduksi pupuk organik
sendiri.

3. SOLUSI / GAGASA KREATIF


Terhadap rendahnya SDM petani dalam memproduksi pupuk organik sendiri,
berdasarkan tugas pokok dan fungsi jabatan saya sebagai Pengawas Pupuk dan
Pestisida maka perlu diberikan solusi / gagasan kreatif terkait masalah tersebut
sebagai berikut:
1. Melakukan eduksi berupa sosialisasi dengan koordinasi bersama Penyuluh
Pertanian Lapang melakuan Penyuluhan (Farmer Meeting), Sekolah Lapang
(SL), Field Trip (Kunjungan lapangan) yang berkaitan dengan teknik dan cara
memproduksi pupuk organik secara mandiri sebagai pengganti pupuk an-
organik.
2. Berkolaborasi dengan instansi terkait misalnya Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) dalam melakukan pembinaan terhedap petani, kelompok,
maupun gapoktan untuk melakukan adopsi teknologi yang sedang
berkembang di bidang pengolahan dan pengelolaan pertanian.
3. Mendorong partisipasi aktif klompok tani binaan dengan memanfaatkan
kegiatan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) dimana program ini
mendorong petani melalui pembiayaan yang difasilitasi oleh Kementan
dalam mengelola ternak dan turunannya mengahsilkan pupuk kompos (hasil
fermentasi kotoran ternak).
4. Memantau dan mendampingi kelompok tani binaan agar hasil dari edukasi
yang telah dilakukan berjalan secara berkelanjutan dan bernilai ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai