GELADIKARYA
Oleh :
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc
sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.
Wahyu Tri Krisno lahir di Semarang, 7 Februari 1970, anak ketiga dari tiga
bersaudara dari orang tua pasangan Bapak Alm. Ngadijo dan Ibu Kasihatin.
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pekerjaan
Puji syukur penulis atas berkat dan rahmat Tuhan Y.M.E., yang telah
Medan .
Utara Medan.
1. Bapak Prof Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K)
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng, selaku Ketua Program Studi
4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT, selaku Sekretaris Program Studi Magister
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajar dan membimbing penulis dari
Sumatera Utara.
diberikan semoga mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis
penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca demi
Demikianlah Geladikarya ini disusun dan semoga apa yang penulis sajikan
dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah bekal ilmu
pengetahuan.
PENDAHULUAN
Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun
rupiah merupakan anggaran belanja untuk infrastruktur. Angka itu lebih tinggi
Perubahan tahun 2012 adalah sebesar 174,9 triliun rupiah. Sementara itu, dalam
APBN tahun 2011 anggaran belanja infrastruktur hanya sebesar 128,7 triliun
Utara Pada Tahun 2011 dan 2012 mencapai 1,4 trilyun (Dinas Bina Marga
Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Wika Beton antara lain : a) Tiang Listrik b)
Tiang Pancang c) Sheet Pile untuk dinding penahan tanah d) Bantalan Jalan Rel
Kereta Api e) Pipa Beton f) Pipa Beton dan g) Produk Beton Pracetak lainnya yang
sifatnya berdasarkan pesanan. Sementara itu pengguna jasa yang utama dari produk
Indonesia, BUMN jasa konstruksi, serta perusahaan swasta baik nasional maupun
Untuk industri komponen beton pracetak dalam negeri, sampai dengan tahun
pemimpin pasar. Namun dalam realisasinya, dari tahun 2009 sampai dengan tahun
2011, perolehan pesanan tiang pancang beton mengalami penurunan. Tabel 1.1
menunjukkan posisi perolehan pesanan tiang pancang beton PT Wika Beton Wilayah
Penjualan I Medan mulai tahun 2009 sampai dengan bulan Agustus tahun 2013.
penurunan di tahun 2010 dan 2011, di tahun 2012 mengalami peningkatan, dan
memasarkan tiang pancang beton mengutamakan kualitas yang tinggi, dan masa
Menurut Wibowo (1998) bauran pemasaran merupakan salah satu faktor yang
harus dipenuhi tepat waktu, dengan kuantitas dan kualitas sesuai standar
Wilayah Penjualan I Medan masih berfluktuatif dan hal ini tentunya tidak diharapkan
berikut :
pemasaran dan kualitas pelayanan yang tepat, sehingga daya saing produk
pemasaran.
Agar penelitian ini lebih fokus dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka
2013 di PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan I Medan, karena pada
adalah faktor bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi,
LANDASAN TEORI
Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian
aktivitas yang berbeda untuk menghantarkan nilai yang unik. Sedangkan David
Strategi
Bisnis
Strategi Fungsional
(SDM, Pemasaran
Keuangan, Operasional)
Strategi Operasional
Strategi
Korporat
Strategi Bisnis
Strategi Fungsional
(SDM, Pemasaran,
Keuangan, Operasional)
Strategi Operasional
2003).
b. Strategi Bisnis.
Strategi bisnis atau sering disebut strategi unit bisnis ini bisa berupa
strategi di level anak perusahaan, divisi, lini produk, atau profit centre
c. Strategi Fungsional.
manajemen strategi di level lebih atas yaitu bisnis dan korporat. Setiap
d. Strategi Operasional.
Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan
yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2008). Menurut Kotler dan Amstrong
pemasaran.
mix adalah kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Jadi marketing mix terdiri dari
himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk
mix adalah variabel-variabel pemasaran yang terdiri dari produk (product), harga
Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang tepat, konsisten, dan loyal
dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang akan dituju
(target market) dalam jangka panjang. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat
sasaran pasar yang dituju sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
membeli produk kalau merasa cocok. Karena itu, produk harus disesuaikan
Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan
pasar atau selera konsumen, misalnya dalam hal mutu kemasan, dan lain-lainnya.
Karena itu tugas bagian pemasaran tidak mudah, harus menyesuaikan kemampuan
nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) didalamnya sudah tercakup warna,
harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta
pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa
mendapatkan sejumlah kombinasi barang dan jasa. Pada saat ini, bagi sebagian
besar anggota masyarakat harga masih menduduki tempat teratas sebagai penentu
dalam keputusan untuk membeli suatu barang dan jasa. Karena itu, penentuan
Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya yang telah
Jika harga ditetapkan terlalu tinggi, secara umum akan kurang menguntungkan,
karena pembeli dan volume penjualan berkurang. Akibatnya semua biaya yang
menderita rugi. Maka, salah satu prinsip dalam penentuan harga adalah
dengan jumlah yang cukup untuk menutup biaya-biaya yang telah dikeluarkan
disebut sebagai saluran distribusi. Amirullah dan Hardjanto (2005) dalam fungsi
kepemilikan yang memisahkan barang serta jasa dari mereka yang akan
menggunakannya.
promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli
menuntut standar layanan yang lebih tinggi. Seringkali kualitas pelayanan dilihat
sebagai bagian dari elemen bauran pemasaran place (tempat) dan dikaitkan
yang lebih luas dan terpisah yakni harapan pelanggan yang berubah, dimana
dipakai adalah yang berasal dari Parasuraman et. al. (1988) yang
adalah :
bersama)
keyakinan.
konsumen).
sesuatu yang oleh pelanggan dapat diraba, dicium, dilihat serta dapat
didengar. Oleh karena itu yang termasuk dalam aspek ini adalah fasilitas
iklan di surat kabar, kartu bisnis, website), merek (simbol atau logo yang
Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau
lebih kemungkinan. Namun, hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar
dan yang salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang hampir
benar dan yang mungkin salah. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama
pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk
pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan
keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan
keputusan. Keputusan dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri
aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.
keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif
suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan
usability.
dalam negeri telah meningkatkan persaingan bagi pelaku bisnis jasa konstruksi.
Salah satu upaya menjaga dan meningkatkan daya saing adalah dengan
dimana perhatian lebih ditujukan untuk memperluas jaringan relasi dengan tujuan
prategang. Salah satu produknya yakni tiang pancang beton mengalami penurunan
penjualan. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang
menyebabkan penurunan penjualan tiang pancang beton, dilihat dari sisi pemasaran.
Untuk itu disusun kerangka konseptual sebagai gambaran alur penelitian. Kerangka
terdahulu yang diadaptasi dari Kartono Wibowo (1998) dan Kuntjara (2007),
maka kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1
Produk (X1)
Harga (X2)
Keputusan
Distribusi (X3)
Pembelian (Y)
Promosi (X4)
Kualitas Pelayanan
(X5)
salah satunya adalah bauran pemasaran. Pada Gambar 3.1 terlihat bahwa
(X2), Tempat (X3), Promosi (X4) , Kualitas Pelayanan (X5) serta variabel
dependen pada penelitian ini adalah Keputusan Pembelian Tiang Pancang Beton
pemasaran.
pemasaran yang tepat agar daya saing dan penjualan tiang pancang beton Wika
Beton meningkat.
3.2 Hipotesis
logis antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif
sehingga dapat diuji kebenarannya (Sekaran, 2006). Pada penelitian ini hipotesis
yang akan diuji terdiri dari hipotesis simultan dan hipotesis parsial. Hipotesis
METODE PENELITIAN
ini dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu
faktor berkaitan atau berkorelasi dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan
Krakatau No.15 Medan. Penelitian ini dimulai bulan Februari hingga September
batasan-batasan yang akan digunakan dalam analisis. Pada Tabel 4.2 diuraikan
2004). Berdasarkan definisi tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah para
pimpinan perusahaan yang menjadi pelanggan PT Wika Beton. Hingga Juni 2012,
Jumlah populasi perusahaan yang pernah membeli .tiang pancang beton dari
digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data
dijadikan sampel dilakukan secara acak atau random dari masing-masing area.
Pada penelitian ini besar sampel didasarkan pendapat Hair et. all (1998),
yang menyatakan bahwa rasio antara jumlah subjek dan jumlah variabel
kuesioner diisi dan dikembalikan dan diisi sesuai petunjuk kuesioner. Jumlah ini
ni = Sampel strata i
Dari Tabel 4.2 dapat dilihar sebaran 75 responden yang akan dijadikan
a. Data primer, yang merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari kuesioner, yang
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
merupakan sekumpulan item yang digunakan untuk menanyakan hal yang ingin
alat ukur tersebut dapat menunjukkan hasil ukur dengan cermat dan
akurat.
a. Uji Validitas
Uji ini ditujukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
hitung > 0,30, maka dapat dinyatakan item tersebut valid (Sugiyono,
Seluruh pertanyaan pada Tabel 4.3. memiliki nilai validitas lebih besar
dari 0,30 sehingga dinyatakan valid, dan dapat digunakan pada penelitian ini.
b. Uji Reliabilitas
menunjukan hasil atau skor yang sama. Dalam suatu kelompok item
Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai alpha cronbach semua variabel lebih
besar dari 0,60 hal ini menunjukkan bahwa variabel reliabel atau handal untuk
metode regresi, dan untuk menjamin bahwa metode regresi dipilih telah sesuai
a. Uji Normalitas
Untuk mencek apakah hasil pengamatan data menyebar normal atau tidak,
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan uji histogram, uji normal P
(Situmorang dan Luthfi, 2008). Pada penelitian ini normalitas data dilakukan
b. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Cara yang digunakan untuk menguji
Autokorelasi hanya dilakukan pada data time series bukan pada data cross section.
c. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
antar variabel independent dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas. Pada riset ini akan
dilakukan uji Multikolinearitas dengan melihat Value Inflation Factor (VIF) pada
model regresi. Jika VIF lebih besar dari 5 , maka variabel tersebut mempunyai
d. Uji Heteroskedastisitas
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar hasil output SPSS
(a). Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk
maka telah terjadi Heteroskedastisitas; dan (b). Apabila tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi Heteroskedastisitas.
positif dari variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel dependen
dimana :
a = Konstanta
independen.
X1 = Produk
X3 = Distribusi
X4 = Promosi
X5 = Kualitas Pelayanan
e = Error
Fhitung hasil output SPSS dengan Ftabel. Penentuan hipotesis secara serentak ditolak
Jika thitung < ttabel atau Nilai Sig > 0,05, maka Ho diterima
Jika thitung > ttabel atau Nilai Sig < 0,05, maka Ho ditolak
Dari hasil analisis regresi berganda akan diketahui faktor yang paling
PT Wijaya Karya Beton (WIKA Beton) adalah salah satu anak perusahaan
PT Wijaya Karya (WIKA) yang khusus bergerak dalam industri beton pracetak.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, WIKA yang didirikan pada tahun 1960
Industri Beton Pracetak baru dimulai pada tahun 1978 dengan produk
keperluan PLN.
tanggal 11 Maret 1997. WIKA telah memulai konsentrasi pada industri beton
tiang beton untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton pracetak
serta produk lainnya seperti bantalan, bantalan rel kereta api, produk beton
untuk jembatan, pipa, dinding penahan tanah dan bangunan gedung dan
produk ini dihasilkan pada waktu yang tepat dan diprediksikan akan menjadi
Visi Wika Beton yakni Menjadi perusahaan terbaik dalam industri beton
berkesinambungan.
a. Tingkat Cacat Produk Beton dalam setahun tidak lebih dari 0,5%.
b. Tingkat Gagal Produk Beton dalam setahun tidak lebih dari 0,2%.
keluhan.
berdasarkan hasil survey dalam setahun tidak boleh kurang dari angka 4
c. Kerjasama dengan mitra kerja dilakukan dengan cara yang sehat dan
saling menguntungkan.
manusia.
WIKA berkembang menjadi perusahaan yang sehat dengan empat pilar bisnis
untuk berkembang lebih pesat dan memberi nilai tambah bagi menjadi unit
usaha yang mandiri. Setelah pembentukan Wika Beton yang pada awalnya
adalah Divisi produk beton pada tahun 1997, WIKA melanjutkan pembentukan
serta PT Wika Realty yang awalnya adalah Divisi Realti, pada awal tahun
2000.
produk produk beton pracetak lain seperti Balok Jembatan, Dinding Penahan
Tanah, Pipa, Bantalan Jalan Rel, dan lain lain. Dengan meningkatnya
Maret 1997 dibentuklah PT. Wijaya Karya Beton atau Wika Beton sebagai
perusahaan anak dengan maksud agar perusahaan dapat lebih fokus dan
terdiri dari :
5) Sheet Pile Beton, produk ini dipakai sebagai penahan pinggiran sungai
ataupun bendungan.
lainnya yang terlibat di dalamnya demi tercapainya tujuan perusahaan yang telah
jawab yang mengalir dalam satu garis lurus dan masing- masing Kasi atau
Pada bab ini akan dibahas hasil analisis dari pengolahan data yang terdiri
dari uji asumsi dasar atau uji asumsi klasik serta uji hipotesis dengan
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda. Pada penelitian ini uji asumsi klasik terdiri dari
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan uji histogram, uji normal P
Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov
(Situmorang dan Lufti, 2008). Pada penelitian ini normalitas data dilakukan
dengan uji histogram dan uji normal P Plot. Hasil dari output SPSS dengan
menggunakan Uji Histogram dapat dilihat pada Gambar 6.1 yang menunjukkan
lonceng).
Gambar 6.2.
antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas. Pada riset ini akan
(VIF) pada model regresi. Menurut Ghozali (2011), jika VIF lebih besar dari 10,
pengolahan data melalui SPSS diperoleh nilai VIF seperti terlihat pada Tabel 6.1.
(pada kolom VIF) untuk kelima variabel independen (bebas) yang digunakan,
semuanya memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10,
terjadi persoalan Multikolinearitas, atau tidak terjadi korelasi atau hubungan antar
variabel independen.
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
diagram residual terhadap variabel bebas pada output Scatterplot. Jika nilai error
membentuk pola tertentu tidak bersifat acak terhadap nol maka dikatakan terjadi
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (sumbu origin) pada
sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel
Untuk menjawab hipotesis yang ada, akan digunakan analisa regresi linier
berganda. Regresi linier berganda adalah regresi yang memiliki satu variabel
dependen dan lebih dari satu variabel independen. Analisa regresi berganda
tesebut dilakukan dengan melakukan analisis pada sub bab berikut ini.
semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi
semakin lemah. Nilai R dan R Square pada penelitian dapat dilihat di Tabel 6.2.
15,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
hubungan yang sangat erat antara produk, harga, distribusi, promosi dan kualitas
signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak seperti
Berdasarkan hasil pada Tabel 6.3 diperoleh nilai Fhitung sebesar 74,138
matematika FINV (0.05,5,69), diperoleh nilai Ftabel = 3,3737. Karena nilai Fhitung >
Ftabel (74,138 > 3,3737), maka H0 ditolak dan menerima H1. Artinya, terdapat
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen (X1 sampai dengan X5) secara parsial berpengaruh secara signifikan
k-1 atau df= 75 5 1 = 69 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel
Dari hasil output SPSS pada Tabel 6.4. didapat hasil thitung variabel produk
(X1) sebesar 7,011 , harga (X2) sebesar -5,516 , distribusi (X3) sebesar 3,693,
promosi (X4) sebesar 2,388 , dan variabel Kualitas Pelayanan (X5) sebesar
2,387.
Jika thitung < ttabel atau Nilai Sig > 0,05, maka H0 diterima
Jika thitung > ttabel atau Nilai Sig < 0,05, maka H0 ditolak
Nilai thitung dari variabel harga (X2) bernilai negatif yakni -5,516 yang
menunjukkan korelasi berlawanan arah, dengan nilai Sig lebih kecil dari 0,05
Wika Beton. Sedangkan, nilai thitung > ttabel pada variabel lainnya bernilai
positif dengan nilai Sig lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1
Keterangan :
Konstanta sebesar 0,376 artinya jika produk, harga, promosi, distribusi dan
tiang pancang beton di Wika Beton akan tetap ada sebesar 0,376 atau
Koefisien regresi produk (X1) sebesar 0,561 dengan nilai Sig. lebih kecil
dari 0,05 (0,000 < 0,05) artinya jika variabel independen lain nilainya tetap
sebesar 0,561 dan setiap penurunan 1 unit kualitas tiang pancang beton
Koefisien regresi harga (X2) sebesar -0,172 dengan nilai Sig. lebih kecil
dari 0,05 (0,000 < 0,05) artinya jika variabel independen lain nilainya tetap
sebesar 0,172 dan setiap penurunan 1 unit harga tiang pancang beton (X2)
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi korelasi negatif antara harga (X2)
dengan keputusan pembelian (Y), semakin turun harga (X2) maka semakin
dari 0,05 (0,000 < 0,05) artinya jika variabel independen lain nilainya tetap
Koefisien regresi promosi (X4) sebesar 0,160 dengan nilai Sig. lebih kecil
dari 0,05 (0,020 < 0,05) artinya jika variabel independen lain nilainya tetap
Koefisien regresi Kualitas Pelayanan (X5) sebesar 0,148 dengan nilai Sig.
lebih kecil dari 0,05 (0,020 < 0,05) artinya jika variabel independen lain
pembelian (Y).
pembelian tiang pancang beton di Wika Beton adalah produk (X1) karena
Dari hasil analisis regresi berganda, kelima faktor bauran pemasaran yang
terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi dan kualitas pelayanan memberikan
pengaruh terhadap keputusan pembelian. Salah satu dari lima faktor tersebut
konsumen membeli tiang pancang beton di Wika Beton. Strategi produk yang
dapat dilakukan Wika Beton dengan memproduksi tiang pancang beton yang
memiliki komposisi bahan baku terbaik, daya tahan tiang pancang terjamin serta
begitu juga sebaliknya, jika harga naik akan menurunkan keputusan pembelian.
kepada perusahaan.
pancang beton sesuai spesifikasi pesanan dengan tepat waktu dan tepat
tiang pancang beton dengan rinci disertai gambar yang jelas sesuai tren
permintaan pelanggan.
diproduksi.
beton.
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Wika Beton selama ini ( existing
Produk. Memproduksi tiang pancang dengan mutu diatas K-500. Hal ini
yang ditetapkan.
proyek.
nyaman selama 24 jam melalui staf atau pimpinan yang telah ditentukan.
telah dilakukan Wika Beton, harga tiang pancang beton diharapkan konsumen
lebih rendah atau Wika Beton melakukan kebijakan penurunan harga. Harga tiang
harga jual tiang pancang beton sangat sulit, karena biaya bahan baku yang tinggi.
biaya. Strategi kedua adalah strategi harga berdasarkan permintaan, atau pemasar
harga yang dapat diterima oleh target pasar. Yang terakhir adalah strategi harga
harga yang ditawarkan pesaing. Harga mungkin berada di bawah pasar (cost
leadership), sesuai pasar (dinamis), atau di atas pasar (premium), tergantung pada
kualitas yang ditawarkan diatas rata-rata, seperti terlihat pada Gambar 6.2.
menengah keatas. Salah satu kunci menawarkan produk premium kepada kelas
menengah atas adalah produk tersebut tidak hanya terpaku kepada benefit yang
bersifat fungsional semata. Memang fungsi dan kualitas yang berada di atas rata-
rata adalah suatu keharusan bagi produk-produk premium. Dalam setiap produk
premium harus terdapat sebuah image yang dapat menjadi alter ego dari
Kebijakan harga premium atau harga tinggi pada produk tiang pancang
ditetapkan oleh Wika Beton karena kualitas produk yang tinggi. Para pelanggan
Wika Beton yang terdiri dari BUMN dan perusahaan swasta. Pelanggan tiang
pancang beton dari BUMN selama ini tidak terpengaruh dengan naik atau
perusahaan swasta yang sensitif dengan kebijakan harga premium yang ditetapkan
oleh Wika Beton. Ketetapan harga dari pimpinan pusat Wika Beton yang kurang
sistem pembayaran, agar lebih fleksibel tanpa menurunkan harga tiang pancang
kualitas.
7.1 Kesimpulan
disimpulkan :
pembelian.
perusahaan adalah :
kualitas.
7.2 Saran
c. Merancang tiang pancang beton dengan model atau tipe yang beragam
dengan kualitas bahan baku yang tinggi, agar para pelanggan memiliki
Amirullah dan Imam Hardjanto, 2002, Pengantar Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
David, Fred R., 2006, Manajemen Strategis ; Konsep dan Kasus, Edisi
Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta
Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate Program IBM SPSS 19,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Hasan, M. Iqbal, 2004, Pokok-Pokok Materi Statistik II, Bumi Aksara, Jakarta
Hair, J.F. JR., Anderson, R.E, Tathan, R.L. & Black, W.C., 1998, Multivariate
Data Analysis, Fifth Edition, Prentice Hall, New Jersey
Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelan, 2003, Manajemen Strategis,
Diterjemahkan oleh Julianto Agung, Andi, Yogyakarta
Kristinayanti, Wayan Sri, 2012, Kajian Strategi Daya Saing Kontraktor Jasa
Konstruksi, Jurnal Matrix Vol. 2 No.1 Maret 2012, Bali
http://terkini.bbc.web.id/artikel/read/2012/11/05/58/713628/signifikansi-
kenaikan-anggaran-infrastruktur