Elektrolit,Saluran Kemih
ROMAS
1402101010164
KELAS / RUANG : 03 / 03
BANDA ACEH
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta,
manusia, dan kehidupan beserta segala isinya, karena berkat pimpinan, bimbingan, bantuan, izin
serta bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan paper dengan judul Obat yang Bekerja pada
waktunya.
Pada kesempatan ini, Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
bimbingannya.Topik pada makalah ini adalah Obat yang Bekerja pada Metabolisme
pembahasan macam-macam obatnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan paper ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca demi peningkatan kualitas paper.
X
Daftar Isi
Kata Pengantar x
Bab I
Pendahulan..1
Tinjauan Pustaka.1
Latar Belakang.1
Rumusan Masalah...1
Tujuan Penulisan.1
Bab II
Pembahasan.2
Bab II
Penutup10
Kesimpulan..10
Daftar Pustaka.xii
xi
BAB I
Pendahuluan
1.1 Tinjauan Pustaka
Farmakologi berasal dari Kata Farmakon Yang berarti : obat dalam arti sempit, dan
dalam makna luas adalah : Semua zat selain makanan yg dapat mengakibatkan perubahan
susunan atau fungsi jaringan tubuh. Logos yaitu : ilmu. Singkatnya Farmakologi ialah : Ilmu
yang mempelajari cara kerja obat didalam tubuh (Sulanjani dkk,2013)
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan untuk oleh semua
mahkluk untukbagian luar dan dalam tubuh guna mencegah,menghilangkan,menyembuhkan
penyakit ataupun gejala penyakit,luka ataupun kelainan badaniah baik hewan maupun manusia
termasuk memperelok tubuh hewan maupun manusia (Syamsuni,2006).
Diuretik berasal dari kata dioureikos yang berarti merangsang berkemih atau merangsang
pengeluaran urin (Dorland,1996). Dengan kata lain diuretik ialah obat yang dapat menambah
kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis memiliki dua pengertian, ialah menunjukkan
adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat
terlarut dan air (Sunaryo,1995). Obat diuretik dapat pula digunakan untuk mengatasi hipertensi
dan edema (Marantha,2005)
Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau
kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuestrasi)
baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu (Dorland, 2002).
1.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme didalam saluran
kemih (mulai dari ginjal sampai urethra) yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,
virus atau mikroorganisme lain (Rahardjo,1999).
2.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengaruh diuretic terhadap eksresi zat terlarut penting artinga untuk menentukan tempat kerja
diuretic dan sekaligus untuk meramalkan akibat penggunaan suatu diuretic.Obat yang dapat
menghambat transport elektrolit di tubuli ginjal adalah (1) benzotiadiazid (2) diuretic kuat (3)
diuretic hemat kalium dan (4) penghambat karbonik anhydrase
Famakodinamik
Diuretik Kuat juga meningkatkan eksresi asam yang dapat dititrasi dan
ammonia.Fenomena yang diduga terjadi karena efeknya di nefron distal ini merupakan
salah satu factor penyebab erjadinya alkalosis metabolic.Bila mobilisasi cairan edema
terlalu cepat alkalosis metabolic oleh diuretic kuat ini terutama terjadi akibat penyusutan
cairan ekstrasel.Sebaliknya pada pengunaan yang kronik,factor utama penyebab alkalosis
ialah besarnya asupan garam dan eksresi H+ dan K+.Alkalosis ini sering disertai
hipotremia tetapi masing-masing disesbabkan mekanisme yang berbeda
Farmakokinetik
Diuretik kuat mudah diserap melalui saluran cerna,dengan derajat agak berbeda-
beda.Bioavabilitas furosemide 65%,sedangkan bunerenid hamper 100%.Obat golongan
ini terikat pada protein plasma secara ekstensif,sehingga tidak di filtrasi di glomerulus
tetapi cepat sekali disekresi melalui system transport asam organic di tubuli
proksimal.Dengan cara ini obat terakumulasi di cairan tubuli dan mungkin sesekali di
tempat kerja di daerah yang lebih distal lagi probenesid dapat menghambat
furosemide,dan interaksi anatara keduanya hanya terbatas pada tingkat sekresi tubuli dan
tidak pada tempat kerja diuretic
Kira-kira 2/3 dari asam etakrinat yang diberikan secara IV dieksresikan melalui
ginjal dalam bentuk utuh dan dalam konjugasi dengan senyawa sulfhidril terutama sistein
dan N-asetil sistein.Sebagian lagi dieksresikan dengan cara yang sama,hanya sebagian
kecil dalam bentuk glukoronid kita-kira 50% bumetanid dieksresi dalam bentuk asal
selebihnya sebagai metabolit
Efek Samping
Interaksi
Pemberian diuretic kuat dapat meningkatkan risiko aritmia pada pasien yang juga
mendpaat digitalis atau obat antiaritmia.Diuretik kuat dapat berinteraksi denganwarfarin
dan klofibrat melalui penggeseran ikatannya dengan protein.Pada penguunaan
kronis,diuretic kuat ini dapat menurunkan klirens litium.
4.
Pengunaan Klinik
1.2 Benzotiadiazid
Bentotiadiazid atau tiazid disintesis dalam rangka penelitian zat penghambat enzim
karbonik anhydrase.Kompisisi yang terbentuk setelah pemberian obat ini ternyata
mengandung banyak ion klorida,efek sangat berbeda denga senyawa induknya yaitu benzene
sulfonamide.Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa benzotiadiazid berefek langsung
terhadap transfor Na+dan Cl- di tubuli ginjal,lepas dari efek penghambatannya terhadap
enzim karbonik anhydrase.
Farmakodinamik
Diuretik tiazid bekerja menghambat simporter Na+ dan Cl- dari lumen ke dalam sel epitel
tubulus.Na+ selanjutnya dipompakan ke luar tubulus dan di tukar dengan K+,sedangkan Cl-
dikeluarkan melalui kanal klorida.Efek farmakodinamik tiazid yang utama ialah
meningkatkan eksresi natrium klorida dan sejumlah air.Efek natriuresis dan kloruresis ini
disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsoprsi elektrolit pada hulu tubuli distal laju
eksresi Na+ maksimal yang di tumbulkan oleh tiazd relative lebih rendah di bandingkan
dengan diuretic lain
Fungsi Ginjal
Efek kaliuresis disebabkan oleh bertambahnya natriuresis dan pertukaran Na+dan K+ yang
blebih aktif pada tubuli distal.
5.
Cairan Ekstrasel
Tiazid dapat meninggikan eksresi ion K+ terutama pada pemberian jangka pendek,dan
mungkin efek ini menjadi kecil bila penggunaannya berlangsung dalam jangka
panjng.Eksresi natrium yang berlebihan tanpa disertai jumlah air yang sebanding,dapat
menyebabkan hipoatremia dan hipokloremia,terutama bila pasien tersebut mendapat diet
rendah garam.Namun demekian secara keseluruhan golongan tiazid cenderung menimbulkan
gangguan komposisi cairan ekstrasel yang lebih ringan dibandingkan dengan diuretic
kuat,karena intensitas diuresis yang ditimbulkan relative rendah.
Farmakokinetik
Absorpsi tiazid melalui saluran cerna baik sekali.Umumnya efek obat tampak setelah satu
jam.Klorotiazid didistribusi ke seluruh ruang ekstra sel dan dapat melewati sawar uri,tetapi
obat ini hanya di timbun dalam jaringan ginjal saja.Dengan suatu proses aktif,tiazid
dieksresikan oleh sel tubuli proksimal ke dalam cairan tubuli.Jadi klirens ginjal obat ini besar
sekli,biasanya dalam 3-6 jam sudah dieksresi oleh badan.
Efek Samping
Interaksi
Indometasin dan AINS lain dapat mengurangi efek diuretic tiazid karena kedua obat ini
menghambat sintesis prostaglandin vasodilator di ginjal,sehingga menurunkan aliran darah
ginjal dan laju filtrasi glomerulus.Probenesid menghambat sekresi tiazid ke dalam lumen
tubulus.Akibatnya efektivitas tiazid berkurang.Hipokalkemia yang terjadi akibat pemberian
tiazid dapat meningkatkan risiko aritmia oleh digitalis dan obat-obat antriaritmia,sehingga
pemantauan kadar kalium sangat penting pada pasien yang juga mendapat digitalis atau
antiaritmia.
6.
Indikasi
- Hipertensi
- Gagal Jantung
- Pengobatan Jangka Panjang edema kronik
- Diabetes insipidus
- Hiperkalsiuria
Farmakokinetik
Efek Samping
Efek Toksik yang utama dari spironolakton adalah hyperkalemia yang sering
terjadi apabila obat ini diberi secara bersama-sama dengan asupan kalium yang
berlebihan.tetapi efek toksik ini dapat pula terjadi bila dosis yang biasa diberikan
bersama dengan tiazid pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang berat
7.
Indikasi
- Hipertensi
- Edema refrakter
- Gagal Jantung
- Hiperaldosteronisme primer
- Hiperaldosteronisme sekunder
Kedua obat ini terutama memperbesar eksresi natrium dan kloridan sedangkan
eksresi kalium berkurang dan eksresi bikarbonak tidak mengalami perubahan.Efek
penghambatan reabsoprsi natrium dan klorida oleh triameren agaknya suatu efek
langsung,tidak melalui penghambatan aldosterone.
Farmakokinetik
Absorspsi triamterene melalui saluran cerna baik sekali,obat ini hanya diberikan
oral.Efek diuresisnya biasanya mulai tampak setelah satu jam.Amilorid dan triametren
per oral diserap kira-kira 50% dan efekdiuresisnya terlihat dalam 6 jam dan berakhir
sesudah 24 jam.
Efek Samping
- Hiperkalemia
- Azotemia
- Anemia megaloblastik
Indikasi
8.
1.4 Diuretik Osmotik
Istilah diuretic osmotic biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat
di eksresi oleh ginjal.Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic osmotic apabila memenuhi 4
syarat :
Dengan sifat-sifat ini,maka diuretic osmotic dapat diberikan dalam jumlah cukup besar
sehingga turut menentukan derajat osmolaritas plasma,filtrate glomerulus dan cairan
tubuli.Contoh golongan Oabt ini adalah Manitol,Urea,Gliserin,Isosorbid.Adanya zat tersebut
dalam lumen tubuli,meningkatkan tekanan osmotic,sehingga jumlah air dan elektrolit yang
dieksresikan bertambah besar.Tetapi untuk menimbulkan diuresis yang cukup besar,diperlukan
dosis diuretic osmotic tinggi.
Diuretik osmotic terumtama bermanfaat pada pasien oliguria akut akibat syok
hipovolemik yang telah dikoreksi akibat reaksi trnasfursi atau sebab lain yang menimbulkan
nekrosis tubuli akut,karena dalam keadann ini obat kerjanya mempengaruhi fungsi tubuli
tidak efektif
Indikasi
Efek Samping
Karbonik anhydrase merupakan cairan protein dengan berat molekul kira-kira 30.000
dam mengandung satu atom Zn dalam setiap molekul.Enzim ini dapat dihambat aktivitasnya
oleh sianida,azida,dan sulfida.Derivat sulfonamide yang juga dapat menghambat kerja enzim
ini adalah asetazolamid dan diklorofenamid.
9.
Farmakodinamik
Efek farmakodinamik hanya terbatas pada organ tempat enzim tersebut berada
Ginjal
Di dalam sel-sel tubuli proksimal asetazolamid menghambat perubahan CO2- (+) H2O ->
H2CO3- sehingga pembentukan dan H+ untuk disekresi dan ditukarkan dengan Na+ dari
lumen tubulus juga berkurang sehingga eksresi Na+ akan meningkat,Selain itu HCO3- dalam
lumen yang tidak digabung dengan H+ akan dieksresi ke urin.Hal ini mengakibatkan
meningkatnya eksresi bikarbonat,natrium dan kalium melalui urin sehingga urin menjadi
alkalis,sehingga urin menjadi alkalis,sedangkan darah cenderung mengalami asidosis.
Karena lkalosis ekstrasel yang sudah disertai hiperklamia,efek diuresis obat ini kiga
kurang.Asetazolamid memperbesar eksresi K+,
MATA
Dalam cairan bola mata banyak sekali terdapat enzim karbonik anhydrase dan
bikarbonat.Pemberian asetazolamid baik secara oral maupun parenteral,mengurangi
pembentukan cairan bola mata disertai penurunan tekana intraocular sehingga asetazolamid
berguna dalam pengobatan glaucoma
Farmakokinetik
Asetazolamid mudah diserap melalui saluran cerna,kadar maksimal dalam darah dicapai
dalam 2 jam dan eksresi melalui ginjal sudah sempurna dalam 24 jam.Oabt ini mengalami
proses sekresi aktif oleh tubuli dan sebagian di reabsorpsi secara pasif.Asetazolamaid terikat
10.
kuat pada karbonik anhydrase,sehingga terakumulsi dalam sel yang mengandung enzim
ini,terutama korteks ginjal
Distribusi penghambat karbonik anhydrase dalam tubuh ditentukan oleh ada tidaknya
enzim karbonik anhydrase dalam sel yang bersangkutan dan dapat tidaknya obat itu msk ke
dalam sel.Asetazolamid tidak dimetabolisme dan dieksresi dalam bentuk utuh melalui urin.
Indikasi
- Glaukoma
- Paralisis periodic
- Alkalinasi urin
- Alkalosis metabolik
Obat yang bekerja pada metabolism jaringan (anti
inflamasi)
Obat analgesic antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan salah
satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter.Obat obat ini
merupakan suatu kelompok obatyang heterogen secara kimia,walaupun demikian obat-obat ini
ternyata memiliki banyak efek terapi maupun efek samping.
Berbagai salicylate dan agen-agen lain yang mirip dipakai untuk mengobati penyakit
reumatik sama-sama memiliki kemampuan untuk menekan tanda-tanda dan gejala
inflamasi.Obat-obat ini mempunyai efek antipiretik dan analgesic,tetapi sifat-sifat antiinflamasi
merekalah yang membuat mereka paling bik dalam menangani gangguan-gangguan dengan rasa
sakit yang dihubungkan dengan intensitas proses inflamasi.
Farmakodinamik
11.
Kebanyakan obat mirip aspirin,terutama yang baru,lebih dimanfaatkan sebagai anti
inflamasi pada pengobatan kelainan musculoskeletal,misalnya artritis reumotoid,osteoarthritis
danspondilitis ankilosa.Tetapi hrus diingat bahwa obat-obat mirip-aspirin ini hanya
menghilangkan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara
simtomatik,tidak menghentikan,memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan
muskoletal ini.
Sebagai antipiretik,obat mirip-aspirin akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan
demam.Walaupun kebanyakan obat ini memperlihatkan efek antipiretik in vitro,tidak semuanya
berguna sebagai antipiretik krena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama ini
berkaitan dengan hipotesis bahwa COX yang ada disentral otak terutama COX-3 dimana hanya
para setamol dan beberapa obat AINS.
Sebagai analgesic,obat mirip aspirin hanya efektif terhdap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang misalnya sakit kepala,myalgia,arthralgia dan nyeri lain yang berasa dari
intugmen,terutama terhadap berkaitan dengan inflamasi.Oabt mirip aspirin hanya mengubah
persepsi modalitas sensorik nyeri tidak mempengaruhi sensorik lain.Nyeri akibat terpotongnya
saran eferen tidak teratasi dengan obat mirip-aspirin.Sebaliknya nyeri kronis pasca beda dapat
diatasi
Efek Samping
- Kerusakan Hati
- Tukak Peptik
- Anemia Sekunder
- Iritasi lambung
- Gangguan saluran cerna
- Gangguan fungsi trombosit
PembahasanObat
Salsilat
Asam asetil salisilat yang lebih di kenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgesic
antipiretik dan anti inflamasi yang luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas.Selain
sebagai prototip ,obat ini merupakan standar dalam menilai efek obat sejenis.
Farmakodinamik
12.
Farmakokinetik
Pada pemberian obat oral,sebagian salsilat diabsorpsi dengan cepat dalam bentuk utuh
dilambung,tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas.Kadar tertinggi dicapai kira-kira 2 jam
setelah pemberian.Kecepatan absorpsinya tergantung dari kecepatan disintegrasi dan disolusi
tablet,PH permukaan mukosa dan waktu pengosongan lambung.Absorpsi pada pemberian secara
rektal tidak dianjurkan.Asam salisilat diabsorpsi cepat dari kulit sehat terutama obat gosok atau
salep.
Indikasi
- Antiperitik
- Analgesik
- Demam reumatik akut
- Artritis rheumatoid
Salsilamid
Amida sama salsilat ayang memperlihatkan efek analgesic dan antipiretik mirip
asetosal,walaupun dalam badan salisilamid tidak diubah menjadi salsilat.Efek analgesic
antipiretik salisilamid lebih lemah dari salisilat,karena salisilamid dalam mukosa usus
mengalami metabolism lintas pertama,sehingga hanya sebagian salisilamid yang diberikan
masuk sirkulasi sebagai zat aktif.Oabt ini mudah diabsorpsi usus dan cepat didisbrusikannya ke
jaringan.
Obatt ini menghambat glukuronidasi obat analgesic lainnya dihati misalnya Na salisilat
dan asmtaminofen,sehingga pemberian bersama dapat meningkatkan efek terapi efektifitas obat
tersebut
13.
Diflusinal
Obat ini merupakan derivate difluorofenil dari asam salisilat tetapi in vivo tidak diubah
menjadi asam salisilat bersifat antipiretik.efek sampingnya lebih ringan dari pada asetosal dan
tidak dilaporkan menyebabkan gangguan pendengaran.
Derivat para amino fenol yaitu fenasetin dan asetaminofen merupakan metabolit fenasetin
dengan efek antipiretik yang sama dan efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus
aminobenzen.Fenesetin tidak lagi digunakan dalam pengobatan karena penggunaannya di
kaitkan dengan terjadinya analgesic nefropati,anemia hemolitik dan kanker kandung kemih.
Farmakodinamik
Efek analgesic parasetamol serupa dengan salisilat yaitu mengilangkan atau mengurangi
rasa nyeri ringan sampai sedang.Keduanya menurunkan suhu dengna mekanisme yang diduga
juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek anti-inflamasinya sangat lemah
Farmaokinetik
Indikasi
Efek samping
- Demam
- Eritema
- Anemia Hemolitik
- Gangguan Ginjal
- Tosisitas akut
- Nekrosis Hati
- Nekrosis Tubuli renalis
- Koma Hipoglikemik
14.
PIRAZOLON DAN DERIVAT
Indikasi
Efek Samping
Asam mefenamat
Diklofenak
15.
Ibuprofen
Iritasi gastrointestinal dan pendarahan terjadi sekalipun tidak sesering seperti aspirin.Pemakaian
ibunofren bersamaan dengan aspirin mungkinmenurunkan efek anti-inflamasi total.Oabt ini
dikontradiksikan secara reltif pada orang polip hidung,angioedema,dan rekativitas bronkospastik
terhadap aspirin..Efek Hematologis jarang terjadi seperti agranulositosis dan anemia
aplastic.Efek pada ginjal meliputi gagal ginjal nefritis intersititial dan sindroma nefrotik.
Ketofren
Derivat asam propionate ini memiliki efektivitas seperti ibunofren dengan sifat anti-
inflamasinya sedang absorpsi berlangsung baik dari lambung dan waktu paruh plasma sekitar 2
jam.Efek samping sama dengan AINS lain terutama menyebabkan gangguan saluran cerna dan
reaksi hipersensivitas.Dosis 2 kali 100 mg sehari,tetapi sebaiknya ditentukan secara individual.
Indometasin
Efek samping :
- Nyeri Abdomen
- Diare
- Pendarahan Lambung
- Pankreititis
16.
3.5 Obat Pirai
Ada 2 kelompok obat priai,yaitu obat yang menghentikan proses inflamasi akut misalmya
kolkisin,fenilbutazon,oksifentabutazon,dan indometasin; da obat yang mempengaruhi kadar
asam urat misalnya probenesid,allopurinol dan sulfinpirazon
Kolkisin
Adalah suatu anti-inflamasi yang unik terutama diindikasikan pada penyakit prai
Farmakodinamik
Sifat anti radang kolkisin spesifik terhadap penyakit pirai dan beberapa artisis lainnya
sedang sebagai antiradang umum kolkisin tidak efektif.Kolkisin tidak memilik efek
analgesic.Pada penyakit pirai,kolkisin tidak meningkatkan eksresi,sintesis atau kadar asam urat
dalam darah.Oabt ini berikatan dengan dengan protein mikrotubular dan menyebabkan
depolimerasasi dan menghilangnya mikrotubul fibrilar granulosit dan sel bergerak lainnya
sehingga menghambat migrasi garanulosit ke tempat radang sehingga pelepasan mediator
inflamasi juga dihambat dan respon inflamasi ditekan.
Famakokinetik
Absorpsi melalui saluran cerna baik.Oabt ini didistribusi secara luas dalam jaraingan
tubuh,Volumenya 49,5-9,5 L.Kadar tertinggi dapat di ginjal,hati dan limpa serta saluran cerna
sebagian obat ini dieksresikan melalui urine
Indikasi
- Penyakit Pirai
Efek Samping
- Muntah
- Diare
- Mual
- Depresi sumsum tulang
- Puepura
- Neuritis perifer
- Miopati
- Anuria
- Alopesia
- Gangguan Hati
17.
Alopurinol
Berguna untuk mengobati penyakit pirai karena menurunkan kadar asam urat.Pengobaan
jangkan panjang mengurangi frekuensi serangan,menghambat pembentukan tofi,memobilisasi
asam urat dan mengurangi besarnya tofi.Berguna untuk mengobati pirai yang kronik dengan
influensi ginjal dan batu urat ginjalberguna juga untuk pengobatan pirai sekunder akibat
polisitemia vera,metaplasia myeloid,leukemia,limfoma,psoriasis,hipereurisemia akibat obat.
Efek samping :
Reaksi ini berlangsung baik pada PH urin yang rendah.Pada PH lebih dari 7,4 obat ini tidak
efektif.
18.
Indikasi.Profilaksis terhadap salurang kemih kencing
Asam Nalidiksat
Kristal asam nalidiksat berupa bubuk putih atau kuning muda.Kelarutan dalam air rendah
sekali,tetapi mudah larut dalam hidroksida alkali dan karbonat,spectrum mikrobanya bekerja
dengan menghambat enzim DNA girase bakteri biasanya bersifat bakterisid terhadap kebanyakan
kuman pathogen penyebab infeksi saluran kemih.Obat ini menghambat E.coli,Proteus
sp.Klebsiella sp. Dan kuman kuman koliform lainnya pseudomonasbiiasanya resisten
Farmakokinetik
Pada pemberian per oral 90% obat akan diserap.Konsentrasinya dalam plasma sampe 50
ml,tetapi 95% protein plasma.Dalam tubuh,sebagian dari obat ini akan diubah menjadi asam
hidrosiniladiksat yang juga mempunyai daya antimikroba
Nirofurantonin
Adalah antiseptic saluran kemih derivate furan.Oabt ini efektif untuk kebanyakan kuman
penyebab infeksi saluran kemih sepertiE.coli,Proteus
sp.Klebsiella,Enterobacter,Enterococcus,Streptococcus,Clostridia dan B. subtulis.Untuk proteus
sp. Dan Pseudomonas obat ini kurang efektif.Resistensi dapat berkembang melalui pemindahan
plasmid.
Farmakokinetik
Diserap dan di cerna dengan lengkap melalui saluran cerna.setelah dicerna obat ini terikat
kuat dengan protein plasma dan cepat dieksresikan melalui ginjal sehingga kadar obat bebas
dalam darah tidak dapat mencapai kadar terapi.Masa paruhnya hanya 20 menit dan kira-kira
40% obat ini di eksresidalam bentuk asalnya sehingga di dapatkan kadar yang cukup tinggi
dalam urin bila faal ginjal cukup baik.
17.
Fosfomisin Trometamin
Obat ini bekerja dengan menghambat tahap awal sintesis dinding sel kuman.Fosfomisin
aktif terhadap kuman gram-positif maupun gram-negatif.Bioavailabilitasnya pada pemberian oral
hanya 37%.Pemberian bersama makanan akan mengurangi penyerapan obat ini sebnayak
30%.Fosfomisin tidak mengalami metabolism dalam tubuh dan dikeluarkan system urine dan
tinja sebagai obat induknya
18.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Obat yang bekerja pada Keseimbangan cairan dan elektrolit adalah Diuretik
kuat,Benzitiadiazid,Diuretik Hemat Kalium,Diureik osmotic dan Penghambat
karbonik anhydrase
Semua obat diatas bila diberikan secara berlebihan atau tidak sesuai anjuran rata akan
mengalami diare mual dan muntah secara umum
19.
Daftar Pustaka
Anonim.2012.http://digilib.unila.ac.id/2285/11/Bab%20II.pdf Lampung.Universitas Lampung