Anda di halaman 1dari 19

SKENARIO

Setelah dinyatakan tidak lulus blok Struktur Dasar Tubuh Manusia, Dono mengajukan keberatan
kepada ketua blok. Dono sudah belajar maksimal untuk menjawab ujian blok. Dono merasa
panitia ujian telah melakukan kesalahan dalam mengkoreksi data ujiannya. Dengan bijak dan
sabar disertai bukti yang akurat, ketua blok menerangkan bahwa Dono jatuh di ujian MCQ yang
mengukur hasil pembelajaran tutorial. Dono-pun mengakui kekurangannya. Ia merasa kurang
nyaman dengan sistem belajar melalui diskusi kelompok. Ia lebih senang belajar seorang diri di
kamar sambil membaca semua materi. Akibatnya ia tidak dapat mengikuti berbagai topik
pembelajaran yang dipaparkan temannya dalam tutorial. Dono juga merasa bahwa ilmu
kedokteran dasar tidak aplikatif dan tidak menarik, sehingga ia tidak termotivasi untuk
mempelajarinya lebih dalam. Dengan singkat ketua blok menyarankan agar dono mencari
relevansi setiap ilmu dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai. Dono harus mampu
menemukan sendiri bagaimana caranya.

I. Klarifikasi Istilah

1. MCQ : Multiple Choice Question (ujian pilihan berganda)


2. Relevansi : sesuatu yang memiliki hubungan atau ketertarikan (KBBI)
3. Blok : Kelompok atau bagian (KBBI)
4. Sistem blok : sebuah restrukturisasi jadwal untuk membuat unit waktu
untuk masing masing kelas
5. Aplikatif : mengenai atau berkenaan dengan penerapan (KKBI)
6. Kompetensi : kekuasaan untuk menentukan sesuatu/ memutuskan sesuatu
(Kamus Pintar b.indo)
7. Ilmu Kedokteran Dasar : Ilmu yang memberikan dasar dalam kumpulan informatif
pengetahuan faktual yang tanpa ini semua ilmu-ilmu klinik
tidak dapat didirikan.
8. Tutorial : Diskusi kelompok yang difasilitasi oleh seorang tutor
dengan skenario tertentu untuk diselesaikan.

II. Identifikasi Masalah

1
1. Dono dinyatakan tidak lulus blok struktur dasar tubuh manusia.
2. Dono jatuh di ujian MCQ yang mengukur hasil pembelajaran tutorial.
3. Dono mengajukan keberatan kepada ketua blok.
4. Dono merasa kurang nyaman dengan sistem belajar kelompok.
5. Dono senang belajar sendiri sehingga tidak mengikuti paparan temannya dalam tutorial.
6. Dono merasa ilmu kedokteran dasar tidak aplikatif dan tidak menarik sehingga ia tidak
termotivasi untuk mempelajari ilmu kedokteran dasar lebih mendalam.

Main Problem :
1. Dono dinyatakan tidak lulus blok struktur dasar tubuh manusia.
2. Dono jatuh di ujian MCQ yang mengukur hasil pembelajaran tutorial.
3. Dono merasa ilmu kedokteran dasar tidak aplikatif dan tidak menarik sehingga ia tidak
termotivasi untuk mempelajari ilmu kedokteran dasar lebih mendalam.
4. Dono merasa kurang nyaman dengan sistem belajar kelompok.
5. Dono senang belajar sendiri sehingga tidak mengikuti paparan temannya dalam tutorial.
6. Dono mengajukan keberatan kepada ketua blok.

III. Analisis Masalah


a. Dono dinyatakan tidak lulus blok struktur dasar tubuh manusia

1. Apa yang dipelajari pada blok struktur dasar tubuh manusia?


Yang dipelajari pada blok struktur dasar tubuh manusia adalah anatomi dasar.
Yang didapatkan memalui Kuliah Terintegrasi, tutorial,skil lab ,dan praktikum
2. Apa yang harus dilakukan oleh dono selanjutkan setelah tidak lulus ujian

dono harus mengikuti remedial

Jika dono tetap memiliki nilai yang tidak mencapi standar maka mahaswa
terancam tidak lulus EBT 1 dan tidak dapat melanjutkan peroses
pemelajaran.

Setelah memperbaiki nilai, dilakukan EBT I kembali. Apabila mahasiswa


tidak mampu memenuhi persyaratan pada EBT I, maka yang bersangkutan
dinyatakan putus studi (drop out).
3. Apa akibat yang diterima dono jika dia dinyatakan tidak lulus blok struktur
dasar tubuh manusia?

Akibat yang diterima dono jika dia di nyatakan tidak lulus blok struktur dasar
tubuh manusia adalah dono harus mengikuti remedial . Mahasiswa yang boleh
mengikuti remedial hanya mahasiswa yang pernah mengikuti ujian akhir blok .

b. Dono jatuh di ujian MCQ yang mengukur hasil pembelajaran tutorial

1. Apa yang dimaksud dengan tutorial?


Tutorial merupakan penerapan metode problem based learning. Setia satu
kegiatan tutorial terdiri dari 5 rangkaian aktivitas yaitu 2 kali diskusi
2
kelompok , 1 kali diskusi pleno diselingi 2 kali kegiatan mandiri terstruktur
dan terjadwal
2. Bagaimana tahapan dalam tutorial?
Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam tutorial:
A. Tutorial tahap 1
Dalam tutorial tahap satu dilakukan pemilihan moderator dan sekretaris,
pembacaan skenario, klarifikasi istilah, analisis masalah, meninjau ulang
masalah & menyusun keterkaitanantar masalah, dan identifikasi topik
pembelajaran (learning issue).
B. Belajar mandiri
Mencari dan mempelajari topik pemebelajaran yang disepakati pada
diskusi tahap satu dari barbagai sumber literatur.
C. Tutorial tahap 2
Dalam tutorial tahap , mahasiswa berbagi pengetahuan dari hasil belajar
mandiri, menyusun kerangka konsep sistematis, mengevaluasi learning
issue, dan merumuskan tupik pembelajarn yang baru.
D. Belajar mandiri
Mahasiswa mempelajari topik-topik tambahan maupun topik yang perlu
pendalaman dan menyusun laporan tutorial.
E. Diskusi pleno
Pada diskusi pleno masing-masing grup mempresentasikan hasil tutorial,
terdapat masukan dari narasumber dan erjadi umpan balik dosen tentang
sasaran pembelajaran.

3. Bagaimana cara dono memperbaiki nilai ujian mcq yang jatuh?


Dengan cara mengikuti remedial

c. Dono merasa ilmu kedokteran dasar tidak aplikatif dan tidak menarik sehingga ia
tidak termotivasi untuk mempelajari ilmu kedokteran dasar lebih mendalam

1. Mengapa dono tidak termotivasi untuk mempelajari ilmu kedokteran dasar


yang lebih mendalam?
Karena menurut dono ilmu kedokteran dasar dasar tidak aplikatif dan tidak
menarik, sehingga ia tidak termotivasi untuk mempelajarinya lebih dalam
2. Apa yang harus dilakukan dono agar bisa termotivasi untuk mempelajari ilmu
kedokteran dasar?
Dono harus menyadari bahwa ilmu kedokteran dasar juga merupakan bagian
dari pembelajaran yang harus dimiliki oleh seorang dokter, dan hal itu
merupakan hal penting bagi seorang dokter.
3. Siapa yang seharusnya bertanggung jawab sehingga dono tidak termotivasi
dalam pembelajarannya?

3
Yang harus bertanggung jawab adalah dono sendiri, karna dono sendiri harus
menyadari pentingnya setiap pembelajaran yang ada di fakultas kedokteran.
4. Apa saja dampak yang akan ditimbukan dari tidak termotivasinya dono dalam
belajar ilmu kedokteran dasar?
Dampaknya adalah nilai dono menurun dan dono tidak lulus ujian blok, jika
dono tidak lulus ujian blok maka ia harus mengulang blok itu tahun depan.
5. Dimana dono bisa mendapatkan motivasi untuk mempelajari ilmu kedokteran
dasar lebih mendalam?
Dono bisa mendaptkan motivasi dari dirinya sendiri, dari kenginginan yang
kuat untuk menjadi dokter, dari keinginan kuat mewujudkan cita-citanya
tersebut.

d. Dono merasa kurang nyaman dengan sistem belajar kelompok

1. Mengapa dono tidak menyukai system pembelajaran diskusi kelompok?


Karena gaya belajar dono adalah lebih menyukai belajar seorang diri.

2. Apa kelebihan dan kekurang sistem belajar kelompok?


Karena gaya belajar dono adalah lebih menyukai belajar seorang diri.

e. Dono senang belajar sendiri sehingga tidak mengikuti paparan temannya dalam
tutorial

1. Apa yang menyebabkan dono lebih senang belajr sendiri daripada mengikuti
paparan temannya dalam tutorial?
Karena dono merasa tidak nyaman saat sedang belajar didalam sebuah
diskusi kelompok.
2. Mengapa dono tidak mengikuti topic pembelajaran yang dipaparkan?
Karena dono lebih senang dan nyaman ketika belajar seorang diri sehingga ia
tidak mendengarkan dan mengikuti paparan temannya.

f. Dono mengajukan keberatan kepada ketua blok

1. Apakah mengajukan keberatan itu diperbolehkan?


Mengajukan keberatan dalam suatu hal tentu saja boleh, karena sebagai
mahasiswa kedokteran kita harus berfikir kritis, tentu saja mengajukan perotes
dengan etika dan cara yang baik.
2. Bagaimana cara mengajukan keberatan yang baik/
Tata cara mengajukan keberatan yang baik :
a. Menemui ketua blok atau dosen yang berhubungan dengan nilai
mata kuliah yang tidak sesuai
b. Member sapaan dan salam yang baik

4
c. Menjelaskan masalah dengan baik dan santun yang dialami dan
mengajukan pertanyaan yang terkait dengan masalah nilai yang
tidak sesuai
d. Mendengar penjelasan yang diberikan dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh ketua blok atau dosen yang
ditemui
e. Mengajukan permintaan dan solusi terkait permasalahan yang
didapatkan melalui musyawarah dengan ketua blok atau dosen
yang bersangkutan
f. Jika telah dicapai kesepakatan terima kesepakatan itu dengan
baik dan taati kesepakatan yang telah berlaku

IV. Identifikasi Learning Issue

What I have to How will I


Pokok Bahasan What I Know What I dont know
prove learn

1. Teknik Pengertian Jurnal


komunikasi
Internet

2. Gaya belajar Pengertian

3. Problem based Pengertian


learning

4. Crithical Pengertian
thinking

V. Sintesis
1. Komunikasi
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau informasi
antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga dapat dipahami dengan
mudah. Istilah komunikasi dalam bahasa inggris disebut communication, yang
berasal dari kata communication atau communis yang memiliki arti sama atau sama
yang memiliki makna pengertian bersama.

5
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan
yang dimaksud dapat dipahami.
Pengertian Komunikasi menurut definisi James A.F.Stoner adalah proses
dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan
pesan. Sedangkan menurut definisi Prof. Drs. H.A.W. Widjaya yang mengatakan
bahwa pengertian komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia
baik individu maupun kelompok. Menurut definisi William F.Glueck yang
menjelaskan bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua bentuk. yaitu
sebagai berikut :
1. Interpersonal Communications : Interpersonal communications (komunikasi
antarpribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara
dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia.
2. Organization Communications : Organization communications adalah proses
dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan
pengertian kepada orang yang banyak dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi
dan lembaga-lembaga di luar yang ada hubungan.

B. Tujuan Komunikasi
Secara umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :
Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan.
Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu menjelaskan
pesan utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin.
Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap
individu dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa
yang dibicarakan orang lain.
Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif
merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain.
Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Komunikasi dan
pendekatan persuasif kita mampu membangun persamaan presepsi dengan orang
kemudian menggerakkannya sesuai keinginan kita.
C. Fungsi Komunikasi
Dalam manfaat dan dampak yang ditimbulkan komunikasi memiliki fungsi-fungsi
yang sangat berperan dalam kehidupan masyarakat. Secara umum, fungsi
komunikasi adalah sebagai berikut :

6
Sebagai Kendali : Fungsi komunikasi sebagai kendali memiliki arti bahwa
komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku orang lain atau anggota dalam
beberapa cara yang harus dipatuhi.
Sebagai Motivasi : Komunikasi memberikan perkembangan dalam memotivasi
dengan memberikan penjelasan dalam hal-hal dalam kehidupan kita.
Sebagai Pengungkapan Emosional : Komunikasi memiliki peranan dalam
mengungkapkan perasaan-perasaan kepada orang lain, baik itu senang, gembira,
kecewa, tidak suka. dan lain-lainnya.
Sebagai Informasi : Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dari
setiap individu dan kelompok dalam mengambil keputusan dengan meneruskan
data guna mengenai dan menilai pemilihan alternatif.
D. Syarat-Syarat Komunikasi
Dalam berkomunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu dalam penggunaannya.
Syarat-syarat komunikasi adalah sebagai berikut :
Source (sumber) : Source adalah dasar dalam penyampaian pesan dalam
rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber komunikasi adalah orang, lembaga,
buku dan lain-lain.
Komunikator : komunikator adalah pelaku penyampain pesan yang berupa
individu yang sedang berbicara atau penulis, dapat juga berupa kelompok orang,
organisasi komunikasi seperti televisi, radio, film, surat kabar, dan sebagainya.
Pesan : pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
mempunyai tema utama sebagai pengarah dalam usaha mengubah sikap dan
tingkah laku orang lain.
Saluran (channel) : Saluran adalah komunikator yang digunakan dalam
menyampaikan pesan. Saluran komunkasi berupa saluran formal (resmi) dan
saluran informal (tidak resmi). Saluran formal adalah saluran yang mengikuti garis
wewenang dari suatu organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan
bawahannya, sedangkan saluran informal adalah saluran yang berupa desas-desus,
kabar burung dan kabar angin.
Komunikan : komunikan adalah penerima pesan dalam komunikasi yang
berupa individu, kelompok dan massa
Effect (hasil) : effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi dengan bentuk
terjadinya perubahan sikap dan perilaku komunikan. Perubahan itu bisa sesuai
keinginan atau tidak sesuai dengan keinginan komunikator.
E. Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Komunikasi vertikal

7
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas
atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara
timbal balik.
b. Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi
antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung
tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu
seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam
kedudukan dan bagian.
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau
lateral
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok
atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi
ini memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan,
menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah
yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam
kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada
atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan
meneruskan masalah-masalah yang ada.

Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang
sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara
manajer-manajer pada tingkat yang sama.

3. GAYA BELAJAR
Menurut KBBI, belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Terdapat 4 zona bebas belajar:
1. Belajar bias dimana saja
2. Belajar bias kapan saja
3. Belajar itu menyenangkan
4. Belajar itu boleh dengan berbagai cara

Menurut Dr. Rita Dunn yang merupakan Proffesor dari Universitas St. Johns di New
York mengatakan bahwa gaya belajar adalah cara manusia memulai berkonsentrasi
menyerap, memproses dan menampung informasi yang baru dan sulit.

8
Penelitian selama 25 tahun terakhir, utamanya yang dilakukan Universitas St. Johns di
New York menunjukkan bahwa manusia mampu mempelajari materi subjek apapun
dengan berhasil apabila metode belajar yang digunakan sesuai dengan metode
pembelajaran individual mereka.

Gaya Belajar menurut Ahli Pembelajaran dari Selandia Baru yang bernama Barbara
Prashig:
1. VISUAL (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang
mengandalkan indra penglihatan untuk memahami pelajaran. Seseorang yang gaya
belajarnya visual cederung akan lebih memahami apabila melihat langsung apa yang
sedang mereka pelajari. Seperti gambar-gambar, video atau diagram, mereka akan
memilih duduk didepan untuk melihat lebih detail apa yang sedang mereka pelajari.

Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :


1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat
teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang
lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu

2. AUDITORI (Auditory Learners )


Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) adalah gaya belajar yang mengandalkan
pada pendengaran untuk bisa memahami pelajaran. Mereka benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Orang yang
memiliki gaya belajar ini hanya bisa menyerap pelajaran melalui pendengaran dan
memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung
serta memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi
yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2. Cenderung banyak berbicara
3. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena
kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
4. Kurang pandai dalam mengerjakan tugas mengarang/ menulis
5. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
6. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya.

9
3. KINESTETIK (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) adalah gaya belajar yang harus
menyentuh sesuatu yang merupakan bahan/materi yang sedang dipelajarinya.
Karakteristik model belajar menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi
utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, mereka yang
memiliki gaya belajar seperti ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca
penjelasannya.

Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :


1. Menyentuh segala sesuatu yang ditemuinya, termasuk saat belajar
2. Sulit berdiam diri, selalu ingin bergerak
3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh:
saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik
menggambar
4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta dan symbol
6. Menyukai praktek/ percobaan
7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik

a.Gaya belajar Competitive ( Bersaing )


Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar bersaing dalam mempelajari suatu
pelajaran selalu ditujukan kearah pencapaian prestasi agar lebih baik dari teman yang
lain. Mereka merasa harus berkompetisi dengan mahasiswa lain untuk mendapatkan
rewards (hadiah) misalnya berupa nilai, perhatian dan kejuaraan. Mereka memandang
kelas sebagai arena kompetisi dimana mereka harus menang. Dengan demikian tipe
gaya belajar ini pada prinsipnya mahasiswa berkeinginan untuk berprestasi terbaik,
diperhatikan, mendapat pujian dan hadiah.

b. Gaya belajar Collaborative (Bekerja Sama)


Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar ini selalu merasa bahwa mereka akan
lebih banyak berhasil bila saling tukar pikiran. Mereka senang bekerja sama dengan
dosen, teman sekelasnya, tutor, asisten dan sebagainya. Mereka memandang kelas itu
sebagai arena untuk berinteraksi sosial dan sekaligus sebagai arena belajar bersama.Jadi
mahasiswa tipe gaya belajar ini akan berhasil jika saling kerja sama, baik sesama teman
maupun dengan dosen.

c. Gaya Belajar Avoident ( Menghindar/Menyendiri )


Mahasiswa tipe ini tak tertarik mempelajari perkuliahan di dalam kelas secara
tradisional. Mereka tidak suka berpartisipasi aktif dengan teman sekelasnya maupun

10
dosen. Jadi gaya belajar tipe ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : tak aktif di kelas
dan senang menyendiri.

d. Gaya Belajar Partisipant ( Berpartisipasi )


Tipe gaya belajar ini mempunyai karakteristik bahwa mereka senang mempelajari
mata kuliah dan mengikuti kuliah di dalam kelas. Mereka merasa bertanggungjawab
danberpartisipasi aktif mengerjakan tugas yang diberikan. Sehingga mahasiswa yang
mempunyai tipe gaya belajar partisipant ini ciri-cirinya adalah: bahwa mahasiswa aktif
di dalam kelas, selalu hadir kuliah, selalu mengerjakan tugas-tugas dan ikut ambil
bagian sebanyak-banyaknya.

e. Gaya Belajar Dependent ( Menggantungkan Diri )


Gaya belajar ini ditandai oleh sifat-sifat mahasiswa yang hanya sedikit menujukkan
semangat ingin tahu, mereka hanya mau mempelajari apa yang diperintahkan oleh
dosen, selalu ingin diberi tahu mengenai apa yang harus dipelajari dan dikerjakan.
Sehingga mahasiswa yang mempunyai tipe gaya belajar seperti ini ciri-cirinya
adalah:semangat ingin tahu rendah, belajar sebatas yang diperintahkan dosen, selalu
ingin diberi tahu mana yang harus dipelajari dan dosen dianggap sebagai sumber satu-
satunya.

f. Gaya Belajar Independent (mandiri)


Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar tipe ini ditandai oleh sifat-sifat suka
berfikir kemajuan diri sendiri, belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri
sendiri, suka memperhatikan pendapat orang lain dalam kelas. Mereka suka
mempelajari materi yang mereka pandang penting, dan mempunyai keyakinan akan
kemampuannya untuk dapat belajar ( A Gafur, 1980, h. 3-4 ). Menurut DePorter dan
Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan
mengolah informasi.
4. Problem Based Learning
KONSEP DASAR PBM
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL)
didasarkan pada hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan
pertama kali diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University
Kanda pada tahun 60-an. PBM sebagai sebuah pendekatan pembelajaran
diterapkan dengan alasan bahwa PBM sangat efektif untuk sekolah kedokteran dimana
mahasiswa dihadapkan pada permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya.
PBM lebih tepat dilaksanakan dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran
tradisional. Hal ini dapat dimengerti bahwa para dokter yang nanti bertugas pada

11
kenyataannya selalu dihadapkan pada masalah pasiennya sehingga harus mampu
menyelesaikannya. Walaupun pertama dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah
kedokteran tetapi pada perkembangan selanjutnya diterapkan dalan pembelajaran
secara umum.
Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan PBM sebagai The learning that
results from the process of working towards the understanding of a resolution of
a problem. The problem is encountered first in the learning process.
Sementara Cunningham et.al.(2000, Chasman er.al., 2003) mendefiniskan PBM sebagai
Problem-based learning (PBL) has been defined as a teaching strategy that
simultaneously develops problem-solving strategies, disciplinary knowledge, and
skills by placing students in the active role as problem-solvers confronted with a
structured problem which mirrors real-world problems".
Jadi, PBM atau PBL adalah suatu pendekatan penmbelajaran yang mengguanakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang cara berpikir kririt dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi
pelajaran.
Landasan teori PBM adalah kolaborativisme, suatu pandangan yang
berpendapat bahwa mahasiswa akan menyusun pengetahuan degan cara
membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimlikinya dan dari
semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu.
Hal tersebut juga menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah data transfer
informasi fasilitator mahasiswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya social
dan individual. Menurut paham kosntruktivisme, manusia hanya dapat memahami
melalui segala sesuatu yang dikonstruksinya sendiri.
PBM memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan
pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik, relevan,
dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara tersebut bertujuan agar mahasiswa
memilki pengalaman sebagaiamana anantinya mereka hadapi di kehidupan
profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting karena pembelajaran yang
efektif dimulai dari pengalaman konkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi, serta
penyususan konsep tentang pemasalahan yang mereka ciptakan sendiri
merupkan dasar untuk pembelajaran.

KARAKTERISTIK PBM (Pembelajaran Berdasarkan Masalah)

12
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan
karakteristik dari PBM, yaitu :
1. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang
belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa
didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2. Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa
mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan profesionalnya nanti.
3. New information is acquired through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan
memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari
sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4. Learning occurs in small groups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun
pengetahuan secara kolaborative, maka PBM dilaksakan dalam kelompok kecil.
Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang
jelas.
5. Teachers act as facilitators.
Pada pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Namun, walaupun
begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa
agar mencapai target yang hendak dicapai.

LANGKAH-LANGKAH PBM
Pelaksanaan PBM memiliki ciri tersendiri berkaitan dengan langkah
pembelajarannya. Barret(2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBM sebagai
berikut :
1. Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan diungkap dari pengalaman
siswa)
2. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal
berikut.
Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan
Mendefinisikan masalah
Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
3. Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus
diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di
perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi

13
4. Siswa kembali kepada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar
informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasama dalam menyelesaikan
masalah.
5. Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
6. Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan
pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah diperoleh
oleh siswa serta bagaiman peran masing-masing siswa dalam kelompok.
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan strategi Problem-based Learning ini
menurut David Johnson & Johnson (Hanmuri,2011:111) yang dilakukan secara
kelompok yaitu:
1. Mendefinisikan Masalah; yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu
yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas apa yang akan dikaji.
2. Mendiagnosis Masalah; yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta
menganalisis berbagai faktor. baik faktor penghambat maupun pendukung
penyelesaian masalah.
3. Merumuskan Alternatif Strategi; yaitu menguji setiap tindakan yang telah
dirumuskan.
4. Menentukan dan Menetapkan Strategi Pilihan; yaitu pengambilan keputusan tentang
strategi mana yang dapat dilakukan
5. Melakukan Evaluasi; baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
Strategi PBL ini sebaiknya dilaksanakan secara continue dan diterapkan untuk
berbagai materi pembelajaran. Hal ini selain bertujuan untuk meningkatkan aktifitas
siswa dalam pembelajaran juga untuk kemampuan berpikir mereka.
Adapun untuk keunggulan digunakannya strategi pembelajaran PBL
dikelas pada mata pelajaran matematika (Hamruni, 2011 : 114) ialah sebagai
berikut:
1. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran,
2. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa,
3. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa,
4. Membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata,
5. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan,
6. Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri, baik terhadap hasil maupun
proses belajarnya,
7. Lebih menyenangkan dan disukai siswa,
8. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru,

14
9. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata,
10. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar meskipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir

5. Crithical Thinking
Berpikir kritis adalah berpikir mengenai segala sesuatu secara hati-hati yang
disertai bukti logis. Ada 3 syarat diperlukan untuk memiliki kemampuan berpikir kritis:
1. Sikap untuk menggunakan pemikiran yang dalam di dalam melihat suatu
permasalahan, dengan menggunakan pengalaman dan bukti yang ada
2. Pengetahuan tentang metode untuk bertanya dan mengemukakan alasan dengan logis
3. Keterampilan untuk menerapkan metode tersebut
Seorang dokter harus dapat berpikir kritis sebab dokter harus dapat memecahkan
masalah dan menyelesaikannya dengan cara yang tepat dan alasan logis sesuai
pengetahuan dan pengalamannya sebagai dokter. Dokter menyelesaikan masalah bukan
dengan mengobati penyakit, tetapi mengajarkan pasien cara untuk menghilangkan
penyebab pasien tersebut sakit.
Untuk melatih perpikir kritis, seseotrang harus berhati-hati dalam menggunakan
kata semua dan setiap, menerika argumentasi orang lain, menghilangkan ego,
mengingat kembali dalil-dalil yang ditolak, dan berpikir dengan pola pikir berkelompok.
Seorang pemikir kritis memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut:
1. Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah penting, merumuskannya
dengan jelas dan teliti
2. Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan untuk melakukan tugas.
Pemikiran kritis memiliki peran penting untuk menilai manfaat ide-ide baru, memilih
ide-ide yang terbaik, atau memodifikasi ide-ide jika perlu
3. Mengumpulkan dan menilai informasiinformasi yang relevan, dengan menggunakan
gagasan abstrak untuk menafsirkannya dengan efektif
4. Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat, bukti yang kuat, dan
mengujinya dengan menggunakan kriteria dan standar yang relevan
5. Berpikir terbuka dengan menggunakan berbagai alternatif sistem pemikiran, sembari
mengenali, menilai, dan mencari hubungan-hubungan antara semua asumsi,
implikasi, akibat-akibat praktis
6. Mampu mengatasi kebingungan, mampu membedakan antara fakta, teori, opini, dan
keyakinan
7. Mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain dalam upaya menemukan
solusi atas masalah-masalah kompleks, tanpa terpengaruh oleh pemikiran orang lain
tentang topik yang bersangkutan
8. Jujur terhadap diri sendiri, menolak manipulasi, memegang kredibilitas dan integritas
ilmiah, dan secara intelektual independen, imparsial, netral.

15
16
VI. Kerangka Konsep

Kurang nyaman
belajar kelompok
dan lebih menyukai
belajar sendiri
Tidak dapat mengikuti
topik pembelajaran dlm
tutorial

Nilai jatuh saat ujian MCQ

Dono tidak lulus ujian Blok 1

VII. Resume
Jadi Dono tidak lulus ujian Blok 1 karena lebih suka belajar sendiri daripada berkelompok
dan tidak termotivasi belajar ilmu dasar kedokteran yang menjadi materi yang diujikan dalam
MCQ.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti,Elis, Tiurlina, Isrokatun.2013.STRATEGI PROBLEM-BASED LEARNING


(PBL) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV
SDN KURUNGDAHU 1, KECAMATAN CADASARI, KABUPATEN

17
PANDEGLANG TAHUN 2013. Retrieved from http://kd-
serang.upi.edu/file_jurnal/Elis%20Apriyanti.pdf
Abdul,Dindin.(n.d.). Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Retrieved from
http://file.upi.edu/Direktori/KD-
TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_%28KD-
TASIKMALAYA%29-197901132005011003/132313548%20-%20dindin
%20abdul%20muiz%20lidinillah/Problem%20Based%20Learning.pdf

Tanta. (2010). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata
Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Cenderawasih. 1(1), 15-17.

http://slideplayer.info/slide/2862885/ ppt dr. Nindya Aryanty


E-book scribd tentang gaya belajar
Pujadi, Arko (2007) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi Belajar
Mahasiswa: Studi Kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia
Business and Management Journal Bunda Mulia Vol. 3 No. 2.

Sub Direktorat KPS.2008.BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


BERBASIS KOMPETENSI PENDIDIKAN TINGGI (Sebuah alternatif
penyusunan kurikulum). Retrieved from
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PanduanKBK-Dikti2008.pdf
Berpikir Kritis. http://fk.uns.ac.id/static/file/criticalthinking.pdf

18
19

Anda mungkin juga menyukai