2. Mengurangi dampak yang berbahaya dari proses produksi maupun hasil produksi
bagi lingkungan
4. Desain semua produk memiliki kemampuan untuk didaur ulang sangat baik
Meskipun terdapat beragam standard dan pemahaman, beberapa prinsip dasar sustainable
designyang umum diterima adalah meliputi aspek-aspek:
Low-impact material: memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi secara ramah lingkungan
(mis: pembuatannya hanya membutuhkan sedikit energi).
Efisiensi energi: menggunakan atau membuat produk yang hanya membutuhkan sedikit energi.
Kualitas dan daya tahan: produk yang berfungsi baik (memiliki umur pakai) secara lama berarti
mengurangi perawatan atau penggantian.
Reuse and recycle: rancangan produk harus mempertimbangkan pemanfaatan secara
berkelanjutan hingga setelah masa pakai berakhir (afterlife).
Renewability: bahan berasal dari wilayah terdekat, diproduksi dari sumberdaya terbarukan, serta
(bila memungkinkan) bisa diolah menjadi kompos.
Sehat: produk tidak berbahaya bagi pengguna/penghuni dan lingkungan sekitarnya, bahkan bisa
menunjang aspek kesehatan secara luas.
Standard perancangan 'berkelanjutan' dan panduan perancangan (design guideline) marak
dikembangkan akhir-akhir ini, baik dilakukan oleh organisasi maupun perorangan. Metoda baru
berkembang menjadi apa yang saat ini dikenal sebagai sustainable science, yang diselenggarakan
oleh banyak institusi pendidikan atau pemerintah.
Design Standard :
Standard perancangan, referensi dan performance standard sudah cukup dikenal oleh dunia usaha
dan industri, serta relatif lebih mudah ditentukan. Namun standard perancangan 'berkelanjutan' -
menciptakan hal baru yang lebih baik dan pada saat bersamaan mengurangi dampaknya terhadap
bumi - saat ini masih terus didefinisikan oleh sejumlah organisasi dengan metoda tertentu serta
digunakan oleh komunitas berbeda dengan tujuan tertentu pula.
Salah satu standard yang cukup terkenal adalah LEED (Leadership in Energy and Environmental
Design) yang menggunakan sejumlah pengukuran atas kualitas dan dampak lingkungan untuk
menetapkan pendekatan menyeluruh bagi terciptanya bangunan berkelanjutan serta menetapkan
peringkat proyek tertentu. Beberapa organisasi lainnya mengembangkan cara tertentu untuk
menetapkan pengurangan energi, seperti yang dilakukan oleh Architecture 2030.
Sejumlah metoda perancangan pun dikembangkan untuk menemukan cara-cara yang lebih efektif
dalam menjawab tantangan desain tertentu, meliputi aspek: tingkat keterlibatan semua pihak yang
berkepentingan (stake holder), pemanfaatan teknologi jarak jauh dalam proses perancangan
(remote consultant) dan sebagainya.
Contoh sustainable design :