Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aditya Syahrul Ikram

Nim : 201510110311260
Kelas : Mutawashitin B

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI


SEBUAH ORGANISASI DAKWAH PADA MASA MODERN SAAT INI

Sebelum kita lebih jau memberikan opini tentang apa saja kelebihan dan
kekurangan muhammadiyah itu sendiri kita harus terlebih dahulu mengetahui apa
sebenarnya muhammadiyah itu. Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi
islam yang besar diindonesia nama Muhammadiyah sendiri diambil dari nama Nabi
terakhir kita Muhammad SAW jadi gerakan muhammadiyah ini dapat dikenal
sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Organisasi
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H) dengan tujuan
untuk mengembalikan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses
dakwah dimana ajaran agama islam telah bercampur dengan ajaran kebudayaan
dengan alasan adaptasi atau akulturasi antara agama dan budaya.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada


perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh
Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan
dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung
penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan
perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya
organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya. Ketidakmurnian ajaran Islam yang
dipahami oleh sebagian umat Islam Indonesia, sebagai bentuk adaptasi tidak
tuntas antara tradisi islam dan tradisi lokal nusantara awal yang bermuatan paham
animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat Islam di Indoneia
memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam,
terutama yang berhubungan dengan prinsip aqidah Islam yang menolak segala
bentuk kemusryikan, taqlid, bidah dan khurafat. Sehingga purifikasi (pemurnian)
ajaran menjadi pilihan mutlak bagi umat Islam Indonesia. Keterbelakangan umat
Islam Indonesia dalam segala segi kehidupan menjadi sumber keprihatinan untuk
mencarikan solusi agar dapat keluar dari keterbelakangan. Keterbelakangan umat
Islam dalam dunia pendidikan menjadi sumber utama keterbelakangan dalam
peradaban. Pesantren tidak bisa selamanya dianggap menjadi sumber lahirrnya
generasi baru muda Islam yang berpikiran modern. Kesejahteraan umat Islam akan
tetap berada di bawah garis kemiskinan jika kebodohan masih melingkupi umat
Islam Indonesia. Maraknya kristenisasi di Indonesia sebagai efek domino dari
imperialisme Eropa ke dunia timur yang mayoritas beragama Islam. Proyek
kristenisasi satu paket dengan proyek imperialisme dan modernisasi bangsa Eropa,
selain keinginan untuk memeperluas daerah koloni untuk memasarkan produk-
produk hasil revolusi industri yang melanda Eropa. Imeprialisme Eropa tidak hanya
membonceng gerilya gerejawan dan para penginjil untuk menyampaikan ajaran
jesus untuk menyapa ummat manusia di seluruh dunia untuk mengikuti ajarran
jesus. Tetapi juga membwa angin modernisasi yang sedang melanda Eropa.
Modernisasi yang berhembus melalui model pendidikan barat (belanda) di
Indonesia mengusung paham-paham yang melahirkan modernisasi Eropa, seperti
sekulerisme, individuisme, libelarisme dan rasionalisme. Jika penetrasi ini tidak
dihentikan maka akan lahir generasi baru islam yang rasional tetapi liberal dan
sekuler.

Dalam masyarakat modern sekarang ini gerakan Muhammadiyah berciri


semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan
terdidik (ini dibuktikan dengan jumlah lembaga pendidikan yang dimiliki
Muhammadiyah yang berjumlah ribuan). Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar
agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai
sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga
menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem. Dengan
adanya sebuah semangat membangun tata social dan pendidikan ini
muhammadiyah selalu menyelingi itu semua dengan dakwah tidak dengan dakwah
yang kontemporer artinya selalu menyampaikan dakwah hanya di masjid atau
ceramah-ceramah saja akan tetapi lebih kepada dakwah yang mengajak masyarakat
yang belum masuk islam dan yang sudah masuk islam dalam menjalani ibadah yang
tidak tercampurnya antara budaya dan agama, dengan demikian dapat terciptanya
masyarakat islam yang sebenar benarnya yang berlandaskan al-quran dan al-hadist.

Agar lebih mudah untuk mengurai apa saja kekurangan muhammadiyah


sebagai sebuah organisasi dakwah pada masa modern, maka perlu kita urai bebrapa
hal yang menjadi ganjalan kekurangan Muhammadiyah untuk melangkah lebih
percaya diri ke depan, antara lain :

Menurunnya progresifitas gerakan dakwah akibat lemahnya penafsiran


terhadap purifikasi (pemurnian) yang menjadi doktrin inti Muhammadiyah.
Muhammadiyah selalu terlambat dalam membangun mitos baru terhadap
realitas untuk menuntun warganya, sehingga terlalu lama berkutat dengan mitos
sinkretis, animis dan TBC. Sementara perlawanan terhadap KKN tidak perlu
menjadi mitos di Muhammadiyah.
Menurunnya gerakan pemikiran (Intelektualisme) di Muhammadiyah yang
berakibat serius pada perkembangan amal usahanya. Sehingga akan
melemahkan daya antisifasi terhadap perubahan. Dalam hal ini Muhammadiyah
tertinggal dalam diskursus teologis, sosiologis, antropologis, maupun
perkembangan organisasi.
Muhammadiyah selalu terlambat merespon wacana pemikiran yang sedang
berkembang, misalnya wacana Islam liberal, pluralisme, sosialisme relegius,
demokrasi, post modernisme, post tradisionalisme, gender dan lain sebagainya.
Eforia politik paska revormasi (1998) membawa Muhammadiyah semakin
dekat kegaris demarkasi politik praktis. Hampir sebagain warga
Muhammadiyah terhanyut dalam eforia politik. Sehingga eksodus pimpinan
Muhammadiyah dan Ortom ke parpol menjadi fenomena tersendiri.

Nah dengan adanya beberapa kekurangan tadi ada baiknya muhammadiyah


memperhatikan hal-hal penting yang menjadi catatan bagi eksistensi
Muhammadiyah kedepan:

Memacu kembali progresifitas dan mempertajam arah gerakan dengan lebih


respon terhadap perubahan dan realitas empirik ummat. Muhammadiyah harus
lebih memiliki keperdulian terhadap persoalan kemiskinan, petani, buruh,
persoalan social lainnya.
Perlu dilakukan tafsir ulang terhadap konsep purifikasi (TBC) yang selama ini
menjadi doktrin Muhammadiyah. Hal ini dilakukan agar lebih jernih melihat
realitas keberagamaan ummat yang histories dan realitas. Sehingga
Muhammadiyah tidak tercabut dari akar budaya bangsa masyarakat dan
memiliki titik sentuh dengan berbagai lapisan keberagamaan ummat. Dakwah
kultural bukan diartikan dengan menghalalkan tradisi sinkretis, animis dan
TBC, tetapi tradisi lokal diakomodasi untuk dituntun pada akidah yang
digariskan Al-Quran dan Sunnah.
Membangkitkan kembali etos intelektualisme di Muhammadiyah agar lebih
tangap terhadap perubahan dan wacana pemikiran yang berkembang. Sehingga
agenda aktivisme di Muhammadiyah bersumber dan sejalan dengan etos
intelektualisme. Tuntutan umat dan warga terhadap persoalan eologis,
sosiologis, politik dan budaya menjadi terpenuhi. Termasuk tafsir pemikiran
Muhammadiyah terhadap wacana pemikiran yang berkembang, seperti tafsir
terhadap gender, pluralisme, demokrasi, dan HAM. Sehingga nantinya
Muhammaiyah memiliki metodologi dalam memahami idealitas maupun
realitas empirik umat dengan nalar Muhammadiyah. Tanpa bermaksud latah
seperti arkoun dan al-jabiri dengan nalar islam dan nalar Arabnya.
Muhammadiyah harus tetap konsisten dengan khittah perjuangan untuk tidak
terlibat dalam aktivitas politik praktis, sehingga agenda umat tidak terbengkalai,
karena disibukkan dengan agenda-agenda politik jangka pendek.
Muhammadiyah harus selalu memiliki ide-ide kreatif dalam menyikapi
berbagai persoalan dan agenda bangsa. Mulai dari persoalan pendidikan,
ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya.

Meskipun Muhammadiyah masih ada sedikit kekurangan penulis sendiri


sangat kagum dengan gerakan Islam Muhammdiyah karena muhammadiyah
menjauhkan umat islam dari yang namanya pengaruh syirik kenapa karena patokan
Muhammadiyah dalam menjalankan Aqidah dan Ibadah hanya bersumber pada Al-
quran dan As-sunnah sementara di bidang lain Muhammadiyah tidak kuper artinya
selalu mengikuti perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai