Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan,


pengorganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap
pengelolaan sumber daya yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Proyek merupakan Suatu kegiatan sementara
yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi
sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang
kriterianya telah digariskan dengan jelas.
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks
proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam
bentuk tenaga manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar.
Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan,
metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-
benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan
kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan
penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu
kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin.
Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang berhasil
menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang
penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.

Selain itu Pelaksanaan proyek tidak akan terlepas dari risiko baik
resiko besar maupun risiko kecil. Ketepatan dalam penerapkan manajemen
resiko sangat diperlukan demi kelancaran dan keberhasilan suatu proyek.
Dengan semakin kecilnya potensi risiko maka akan menguntungkan proyek
baik dari segi biaya maupun dari segi pembangunannya. Semakin besar skala
proyek maka semakin besar pula resiko yang dihadapi dan akan menghambat
pelaksanaan proyek bila tidak ditangani dengan benar oleh pihak pelaksana
proyek. Dalam setiap kegiatan dapat timbul suatu risiko yang lebih besar dari
yang terdeteksi atau yang sudah diperhitungkan. Apabila tidak dilakukan
pemantauan dan pengendalian terhadap kejadian atau keadaan tersebut. Untuk
mengurangi dampak yang merugikan bagi pencapaian tujuan fungsional suatu
proyek konstruksi, diperlukan suatu system manajemen risiko yang meliputi
identifikasi, analisa, respon, dan monitoring terhadap berbagai risiko yang
mungkin terjadi selama masa pembangunan. .
B. Rumusan masalah :

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek?


2. resiko-resiko manajamen proyek
3. Bagaimana memanajemen proyek jalan tol?

C. Tujuan :

1. dapat menjelaskan yang dimaksud dengan manajemen proyek


2. dapat mengetahui resiko-resiko manajamen proyek
3. dapat mengetahui manajemen proyek jalan tol
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen proyek

Definisi dari manajemen proyek yaitu penerapan ilmu


pengetahuan,keahlian dan ketrampilan,cara teknis yang terbaik dan dengan
sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja,waktu,mutu dan
keselamatan kerja.Dalam manajemen proyek,perlunya pengelolaan yang baik
dan terarah karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir
dari suatu proyek bisa tercapai.Yang perlu dikelola dalam area manajemen
proyek yaitu biaya,mutu,waktu,kesehatan dan keselamatan
kerja,sumberdaya,lingkungan,resiko dan sistem informasi. Ada tiga garis besar
untuk menciptakan berlangsungnya sebuah proyek, yaitu : Ada tiga garis besar
untuk menciptakan berlangsungnya sebuah proyek, yaitu :

1. Perencanaan Untuk mencapai tujuan,sebuah proyek perlu suatu perencanaan


yang matang.Yaitu dengan meletakkan dasar tujuan dan sasaran dari suatu
proyek sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar
dapat diimplementasikan.Tujuannya agar memenuhi persyaratan spesifikasi
yang ditentukan dalam batasan waktu,mutu,biaya dan keselamatan
kerja.Perencanaan proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan,rekayasa
nilai,perencanaan area manajemen proyek (biaya,mutu,waktu,kesehatan
dan keselamatan kerja,sumberdaya,lingkungan,resiko dan system
informasi).

2. Penjadwalan Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat


memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang
meliputi sumber daya (biaya,tenaga kerja,peralatan,material),durasi dan
progres waktu untuk menyelesaikan proyek.Penjadwalan proyek mengikuti
perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya.Proses
monitoring dan updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan
yang realistis agar sesuai dengan tujuan proyek.Ada beberapa metode untuk
mengelola penjadwalan proyek,yaitu Kurva S (hanumm
Curve),Barchart,Penjadwalan Linear (diagram Vektor),Network Planning
dan waktu dan durasi kegiatan.Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana
semula,maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap
berada dijalur yang diinginkan.

3. Pengendalian Proyek Pengendalian mempengaruhi hasil akhir suatu


proyek.Tujuan utama dari utamanya yaitu meminimalisasi segala
penyimpangan yang dapat terjadi selama berlangsungnya proyek.Tujuan
dari pengendalian proyek yaitu optimasi kinerja biaya,waktu,mutu dan
keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur.Kegiatan yang
dilakukan dalam proses pengendalian yaitu berupa
pengawasan,pemeriksaan,koreksi yang dilakukan selama proses
implementasi. Manajer proyek dan tugasnya Pengelola dalam sebuah
proyek disebut sebagai Proyek Manager (PM), Proyek Manager
bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan
pelaksanaan proyek, agar sesuai dengan standart kualitas, biaya dan waktu.
Dan tentunya selalu bertanggung jawab untuk selalu berkomunikasi dengan
tim, atasan (owner), dan pelanggan (user). Maksudnya manajer harus
mampu memberikan contoh tehnik, mampu mengambil keputusan yang
tepat, dan pemimpin yang dapat memberikan informasi berupa laporan
kepada atasan. Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung
jawab terbesar atas pelaksanaan proyek. Pekerjaan utama dari manajer
proyek adalah mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan proyek dari
awal sampai selesai.
B. LINGKUP DAN TUJUAN PROYEK

Lingkup proyek adalah penentuan batasan-batasan dari pekerjaan


pembangunan yang akan diliputi oleh proyek. Tujuan proyek dalam studi
kelayakan ini dimaksudkan adalah investasi untuk memperoleh berbagai
macam manfaat yang cukup layak kelak dikemudian hari. Manfaat tadi dapat
berupa manfaat keuangan (laba) dan manfaat non keuangan (pendayagunaan
bahan baku dalam negeri berlimpah dan lain-lain).

1. Aspek Ekonomi Evaluasi ini mempertimbangkan manfaat pembangunan


proyek secara makro. Sumbangan apa yang dapat diberikan dalam
pembangunan ekonomi dan daerah sekitarnya dan terhadap negara secara
langsung atau tidak langsung seperti kemampuan proyek dalam
menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan penghasilan secara
nasional, menunjang pendapatan devisa dan merangsang peningkatan
standar kehidupan lingkungannya

2. Aspek Keuangan Sesudah dilakukan penelaahan tentang aspek ekonomi,


maka hal berikutnya yang perlu diselidiki yaitu analisa keuang an proyek
yang meliputi antara lain :

Darimana sumber dana yang akan diperoleh dan persyaratannya

Jumlah dana yang diperlukan untuk pengadaan harta tetap dan modal
kerja awal

Struktur pembiayaan yang paling menguntungkan

Pengembalian dan pengembangan dana berdasarkan penghasilan yang


akan diperoleh

Keuntungan yang akan diperoleh dibandingkan dengan beberapa


alternative yang lain
3. Aspek Teknis dan Teknologi Dalam aspek ini harus dikaji hal-hal yang
meliputi type dan fasilitas-fasilitas yang akan didirikan (misalkan pabrik
gula, proyek PLTA), kapasitas produksi ekonomi proyek, jenis teknologi
yang dipakai, pengalaman kerja yang didapat dari proyek sejenis, peralatan
yang dipergunakan, persediaan bahan material setempat dan sumber daya
manusia yang tersedia dan siap pakai. Mesin/peralatan atau bahan baku
yang masih perlu diimport memerlukan pemikiran tambahan dari segi
prosedur pengadaan barang( pemesanan, pengiriman, proses deklarasi
pelabuhan dan lain-lain), sehingga bahan dan peralatan yang dibutuhkan
dapat tiba pada waktunya. Disamping itu lokasi proyek dan letak
bangunan pabrik memerlukan saran dan alternative untuk mendapatkan
keuntungan dan manfaat yang optimum dari berbagai macam segi.

4. Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek ini membahas apakah jasa pelayanan
yang diciptakan atau hasil produksi yang dihasilkan oleh suatu produk akan
memenuhi kebutuhan lingkungannya akan jasa dan barang produknya.
Faktor-faktor diatas harus memperhitungkan kebutuhan jasa dan barang
pada masa silam hingga kini dan permintaan akan jasa dan barang dimasa
yang mendatang berdasarkan daya beli yang mampu direalisir oleh
perkembangan ekonomi. Dengan demikian aspek pemasaran dalam studi
kelayakan perlu dipertimbangkan dari segi : Kemudahan dan kemampuan
mendapatkan jasa atau barang yang akan dihasilkan oleh proyek apabila
telah selesai Saluran distribusi (transportasi) dari titik penghasil produk
sampai ke pihak konsumen Latihan Personil Pembangunan dan
pengoperasian proyek sukses melibatkan orang-orang yang terampil
sehingga diperlukan latihan yang berkesinambungan guna menyiapkan
orang-orang yang siap pakai untuk menggarap proyek tersebut dan
mengoperasikannya. Perusahaan yang besar dapat mengadakan program
latihan ini dalam perusahaannya sendiri dengan cara incompany training/
on the job training atau dikirim ke lembaga latihan dan pendidikan di luar
perusahaan. Persiapan personil harus sudah dipikirkan untuk tahapan
operasional (tenaga manajemen) bilamana proyek sudah selesai dan mulai
dioperasikan. Proyek tak dapat beroperasi dengan sukses tanpa dukungan
dari tenagan manajemen yang mampu dan terampil, berdedikasi tinggi dan
memiliki motivasi kerja yang baik.

4. Aspek Sosial dan Lingkungan Hidup Masalah kemungkinan pencemaran


lingkungan sebagai akibat didirikannya proyek tersebut harus diteliti
dampaknya terhadap masyarakat setempak dan kemungkinan yang terjelek
yang akan timbul perlu diperhitungkan seandainya cara
penanggulangannya kurang efektif. Dari hasil pengkajian berbagai macam
aspek tersebut di atas mungkin akan didapat kesimpulan hasil dari studi
kelayakan proyek sebagai berikut : Pembangunan proyek dapat
dipertanggungjawabkan dan dengan demikian investasi dapat diteruskan
Pembangunan proyek dapat diteruskan apabila persyaratan-persyaratan
tertentu dapat dipenuhi. Proyek secara global tak memberikan manfaat
yang cukup, sehingga rencana investasi seyogyanya dibatalkan. Bilamana
hasil dari studi kelayakan merekomendasikan bahwa pembangunan proyek
layak untuk diteruskan, maka biasanya ada beberapa usulan sebagai
alternative yang dibuat. Dari beberapa alternative ini akan
direkomendasikan yang terbaik dari sekian alternative.

C. Resiko Manajemen Proyek

Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko


serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko,
mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi resiko tertentu.

1. Perencanaan manajemen Risiko

memutuskan bagaimana mendekati dan melaksanakan aktivitas


manajemen risiko untuk proyek. Dalam hal ini sebuah proses diharapkan
melaksanakan dengan koridor manajemen yang sudah ditentukan, seorang
karyawan Bank yang tidak melaksanakan aktivitasnya sebagai mana yang
sudah ditentukan dalam manajemen yang sudah ditentukan maka akan
melakukan tindakan yang berhubungan dengan penggelapan uang
nasabahnya. Hal ini tidak sesuai dengan Perencanaan manajemennya,
maka hal ini akan merugikan (Bersifat Negatif) dalam resiko proyek.

2. Analisis Risiko Kualitatif Dan Kuantitatif

Dalam sebuah analisi ini ada dua yang akan saya jelaskan, sesuai
dengan apa yang akan dibahas yaitu Kualitatif dan Kuantitatif. Pertama
adalah kualitatif dimana dalam pembahasan ini dibagi menjadi 2 yaitu :

KUALITATIF

Menilai prioritas risiko teridentifikasi menggunakan peluang


terjadinya dan dampaknya terhadap tujuan proyek bila risiko itu
terjadi. Menilai faktor-faktor lain seperti kerangka waktu dan tolerasi
risiko dari kendala biaya, jadwal, ruang lingkup, dan mutu.

KUANTITATIF

yaitu ada dua jenis pembahasan dalam sebuah manajemen risiko


dan proyek, yaitu : Sebuah Analisa risiko Dikerjakan berdasarkan risiko
yang diprioritaskan oleh proses analisis risiko kualitatif. Proses
menggunakan teknik seperti simulasi montecarlo dan pohon keputusan.

3. Perencanaan Respon Risiko

Yaitu Proses mengembangkan pilihan dan menentukan tindakan


untuk meningkatkan kesempatan dan mengurangi ancaman terhadap
tujuan proyek. Ini mengikuti analisis risiko kualitatif dan kuantitatif. Jadi
kalau kita kaitkan dengan masalah yang ada pada Bab 1 maka diperoleh
bahwa seorang karyawan pun harus kita perhatikan (dipantau) dalam
setiap kesempatan yang ada, hal ini untuk mengurangi ancaman yang tidak
di inginkan dalam suatu manajemen proyek dan risiko.

4. Pengendalian dan Monitoring Risiko

Yaitu Proses mengidentifikasi, menganalisis, dan merencanakan


risiko-risiko yang baru muncul, melacak risiko teridentifikasi,
menganalisis ulang risiko sekarang, memonitor kondisi pemicu rencana
kontingensi, memonitor sisa risiko, dan mereview pelaksanaan respon
risiko saat mengevaluasi keefektivannya.
Dengan kata lain tujuannya adalah untuk memastikan bila: asumsi
proyek masih valid, risiko (sebagaimana telah dinilai) berubah dari
sebelumnya, kebijakan dan prosedur manajemen risiko diikuti, cadangan
biaya dan jadwal kontingensi dimodifikasi sesuai risiko proyek.

D. Jalan Tol

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005, ja lan


tol yang ideal mempunyai tingkat keamanan dan kenyamanan yang
lebih baik dibandingkan ja lan biasa dan dapat melayani tingkat
mobilitas lalu lintas yang tinggi. Oleh karena itu, sebagai sebuah
jalan altematif yang berbeda dengan ruas jalan raya pada
umumnya, jalan tol mempunyai peraturan penggunaan yang berbeda
dengan jalan biasa. Pada dasamya sistem jalan tol di Indonesia
dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.
Sistem terbuka pada ja lan tol adalah sebuah sistem yang
mengharuskan pengguna jasa ja lan tol untuk membayar biaya tol
langsung pada saat memasuki gerbang jalan tol. Sedangkan sistem
tertutup sebaliknya , saat memasuki gerbang tol pengguna jasa akan
meneri ma kartu tol kemudian kartu tersebut akan digunakan untuk
membayar di pintu akhi.r keluar gerbang tol berikutnya. Sebaga i
penin gkatan pelayanan penggunaan jalan tol, sekarang ini beberapa
penyedia jasa jalan tol Indonesia telah menggunakan sistem terbaru
-Toll Card untuk mempercepat dan mempennudah sistem
pembayaran jalan tol di Indonesia.

Syarat teknis terpenting dari penyelenggaraan ja lan tol adalah


tingkat keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi serta lebih
baik dibanding ja lan umum biasa serta dapat melayani arus lalu
lintas dengan mob ilisasi tinggi. U ntuk menjamin pelayanan dan
kelancaran ams lalu l intas dari suatu ja lan tol ditetapkan suatu
standar yakni Standar Pelayanan Minimum (SPM), Untuk
mewujudkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jalan tol,
operasi penyelenggaraan jalan tol di Indonesia harus mengikuti
standar pelayanan minimum yang meliputi substansi:

Kondisi jal an tol


Kecepatan tempuh rata-rata
Aksesibili tas
Mobilitas
Keselamatan
Unit pertolongan

Standar Pelayanan Min imum adalah ukuran yang harus


dicapai dalam pelaksanaan penyel enggaraan ja lan tol.. Standar
pelayanan minimum jalan tol ini digunakan untuk evaluasi ruas -
ruas j alan tol. Standar ini digunakan sebagai pengecekan
lapangan kondisi jalan tol. Standar Pelayanan Minimum J alan Tol
ini dijabarkan secara terperinci melal ui Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.392/PRT/M/2005. Berdasarkan peraturan
ini, standar pelayanan minimum ja lan tol meliputi substansi
pelayanan kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata rata,
aksesibili tas, mobilitas, keselamatan, unit
pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan.

Sedangkan wewenang jalan tol secara singkat dapat


dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengaturan

Kegi atan perumusa n kebijakan per,encanaan,


penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan
perundangun dangan ja lan.(UU No. 38 Thn 2004 pasal 46)
dituju kan untuk mew ujudkan jalan tol yang aman, nyaman,
berhasil guna dan berdaya guna, serta pengusahaan yang
transparan dan terbuka.

b. Pembinaan

Kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis,


pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta
penelitian dan pengembangan jalan.
c. Pengusahaan

Kegiatan pernrograman dan penganggaran ,


perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta
pengoperas ian dan pemeliharaan ja lan. UU N o. 38 Thn 2004
pasal 50 dilaksanakan dengan maksud untuk
mempercepat perwujudan jaringan jalan bebas hambatan
sebagai bagian jaringan ja lan nasiona l.
d. Pengawasan
Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib
pengaturan, pembinaan, dan pembangunan jalan (UU No. 38 thn
2004 pasal 56) Kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan
tertib pengaturan dan pembinaan jalan to!serta pengusahaan
jalan tol.
1. Pengelolaan Pemeliharaan Jalan Tol

Pemeli haraan ja lan tol berguna untuk memperpanjan g dan


mempertahankan umur aset jalan sehingga tetap layak beroperasi.
Pola pemel iharaan jalan to!untuk pihak swasta pada dasamya
dipengaruhi jenis konsesi yang digunakan pada perj anjian ja
lan tol tersebut. Pola ini memberikan konsesi terhadap sektor
swasta oleh sektor publik dalam menjalankan jalan to!. Jenis
konsesi ini urnunmy a d ibagi rnenjadi beberapa kategori seperti:
a. BOT (Build, Operate, Transfer)
Sektor swasta mernbangun dan mengoperasikan jalan tol
kemudian transfer ke badan pemerintah setelah jangka waktu
yang sesuai.
b. BOTT (Build, Operate, Transfer, Training)
Pihak swasta memberikan pelatihan yang diperlukan oleh
pihak pemerintah setelah transfer.

c. BTO (Build, Transfer, Operate)


Sektor swasta membangun jalan tol, transfer ke
pi hak pemerintah kemudian jalan to!beroperasi untuk
jangka waktu tertentu.
d. BLT (Build, Lease, Transfer)
Sektor swasta membangun jalan, sewa ke badan
pemerintah, pemerintah mengoperasikan, dan transfer
sesuai jangka waktu yang d itentukan.
e. ROT (Rehabilitasi, Operate, Transfer)
Sektor swasta melakukan perbaikan jalan ,
mengoperasikan jalan, dan terakhir mentransfer ke
Pemerintah setelah jangka waktu yang sesuai.
f. BOO (Build, Own, Operate)
Sektor swasta membangun jalan dan memiliki dan
beroperasi secara permanen.

g. BOOS (Build, Own, Operate, Sell)

Pihak swasta menjual jalan tersebut ke badan pemerintah.

Konsep pemeliharaan ini terdiri dairi inspeksi, evaluasi ,


dan koreksi. Inspeksi berguna untuk mengidentifikasi kondisi
aset di lapangan dengan seteliti mungkin agar mendapat
infonnasi sebenarnya dan dapat segera dilakukan tindakan
untuk mencegah berkemban gnya kerusakan. Inspeksi
operasional berka la dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan
jenis pelaksanaannya.

a. Inspeksi harian
Inspeksi ini dilakukan dengan menggunakan patroli operasi
lalu l intas untuk menemukan kecelakaan kendaraan, kendaraan
ya ng rusak, kerusakan struktur jalan, dan sarana ja lan untuk
mendeteksi dini kerusakan dan pencegahan.

b. Inspeksi bulanan
Inspeksi bulanan dilakukan pemeriksaan pada seluruh kondisi
jalan secara visual maupun dengan menggunakan alat ukur.
c. Inspeksi bulanan
Inspeksi tahunan didasari oleh pemeliharaan jangka panjang
untuk mencegah kemunduran fungsi dan keamanan stntk:tur
jalan. Inspeksi ini dilakukan dengan sangat detail hingga
kerusakan kecil yang terlewatkan pada inspeksi harian dan
bulanan. Inspeksi ini dilakukan dengan pengawasan ketat, dan
mengacu kepada tingkat kerusakan struktur dan pedoman
penentuan kemsakan.

2. Penerapan Manajemen Proyek pada Pengelolaan Pemeliharaan Jalan


Tol
Berdasarkan Project Management Book of Knowledge, sistem
pengelolaan operasiona l dan pemeliharaan jalan tot dengan pendekatan
manajemen proyek adalah sebagai berikut :

a. Project Integration Management


Elemen-elemen yang d ikoord inasikan pada pengelolaan
pemeliharaan jalan tol adalah rencana proyek, proses
pelaksanaan, dan kontrol pekerjaan.

b. Project Scope M anagement


Kisaran pekerjaan yang d ibutuhkan dalam proyek ini
adalah pengelolaan pemeliharaan jalan tol seperti perencanaan
lingkup, definisi lingkup, dan outline definisi aktivi tas.
c. Project Time Management

Kisaran pekerjaan yang dibutuhkarn pada aspek ini


adalah identifikasi pekerjaan, pembuatan jadwal proyek,
pemeriksaan jadwal sumber daya, serta identifikasi batasan waktu

pekerjaan .

d. Project Cost Management


Pembuatan cost estimating dan cost budgeting untuk menutupi
biaya pem eliharaan jalan tol.

e. Project Quality Management


Pemastian kesesuaian kualitas pek erjaan pemel iharaan ja lan
tol dengan Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol.

f. Project Human Resource Management


Pemastian efektivitas sumber daya manusia yang bekerja pada
proses pemeliharaan ja lan tol.

g. Project Communications M anagement


Komunikasi inforrnasi pada orang - orang yang terlibat da lam
proyek jalan to!baik koordinasi internal di dalam divisi owner
maupun ekstemal dengan pihak swasta lain dalam proyek
pemeEiharaan jalan tol

h. Project Risk M anagement


Strategi yang dilakukan pada setiap konsekuensi negatif yang

mungkin terjadi pada saat pekerjaan pemeliharaan ja lan tol.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Semakinj maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks


proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam
bentuk tenaga manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar.
Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan,
metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya
benar-benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek.
Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari
pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan
proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan
operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik
yang berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa
perilaku proyek yang penuh dinamika dan adanya perubahan

B. Saran

Pihak perencana proyek harus mempertimbangkan dan

memperhitungan segala kemumgkinan dan resiko yang bisa terjadi,


sehingga tidak mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksana

Anda mungkin juga menyukai