PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep perilaku caring?
b. Apa saja instrumen yang dipakai untuk mengukur perilaku caring?
c. Bagaimana perilaku caring dalam praktik keperawatan?
1.3. Tujuan
a. Untuk memahami konsep perilaku caring.
b. Untuk mengetahui instrumen yang dipakai untuk mengukur perilaku caring.
c. Untuk memahami perilaku caring dalam praktik keperawatan.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Caring juga merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain,
artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan kesukaan seseorang dan
bagaimana seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan asuhan (Caring) secara
sederhana tidak hanya sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana, karena
caring merupakan kepedulian untuk mencapai perawatan yang lebih baik, perilaku caring
bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial, pandangan hidup dan nilai kultur
setiap orang yg berbeda pada satu tempat ( Dwidiyanti, 2007 ).
Maka kinerja perawat khususnya pada perilaku caring menjadi sangat penting
dalam mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien terutama di rumah sakit,
dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra institusi pelayanan yang nantinya akan
dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan ( Potter & Perry, 2005 ).
Perilaku caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar. Caring
adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau membolehkan
individu (kelompok) melalui antisipasi bantuan untuk meningkatkan kondisi individu
atau kehidupan George (2002) dikutip dalam Leininger (1979).
3
Leininger dalam Farland, (2002) mengemukakan juga bahwa caring adalah
kebutuhan dasar manusia yang esensial, caring adalah keperawatan, caring adalah
penyembuhan, caring adalah jantung dan jiwa keperawatan, caring adalah kekuatan,
caring adalah ciri-ciri istimewa dari keperawatan sebagai suatu profesi atau disiplin.
Instrumen yang dipakai dalam mengukur perilaku caring menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut:
Kategori 2: menanggapi dengan rasa hormat, kategori ini merupakan kombinasi dari
dua intervensi dari dua intervensi karatif yaitu: mengembangkan hubungan saling
percaya dan meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif negative klien.
Kategori menanggapi dengan rasa hormat terdiri dari ata caring seperti jujur, tulus
6
hati, terus terang dengan klien, menunjukkan sikap tanggap terhadap klien dan
memberikan informasi kepada klien untuk dapat mengambil keputusan.
Kategori 4: menciptakan hubungan positif, kategori ini hanya terdiri dari satu
intervensi karatif yaitu, menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan
spiritual yang mendukung. Kategori ini terdiri dari aktivitas caring seperti memberi
harapan kepada klien, membiarkan klien mengekspresikan perasaannya dan
mempercayai klien.
Kategori 5: perhatian terhadap yang dialami orang lain, kategori ini mencakup dua
intervensi karatif yaitu, memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi
dan mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhan
diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kategori ini terdiri dari aktivitas
membebaskan klien dari gejala-gejala, melakukan perawatan klien dengan lembut
dan baik.
7
2.3. Perilaku Caring Dalam Praktik Keperawatan
8
Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan
mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi
untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat bertindak dengan cara
yang terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan
klien. Ramah berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering
diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka,
ekspresi wajah, dan lain-lain (Nurachmah,2001; Dwidiyanti,1998; Barnhart,
etal, 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Kozier & Erb, 1985). Perawat perlu
mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik, psikososial,
psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling
mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya. Perawat
juga harus memberikan informasi kepada klien. Perawat bertanggungjawab
akan kesejahteraan dan kesehatan klien.
Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan
seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan
dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja
yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang
kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat
profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa
pelayanan kesehatan.
Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan Caring bukanlah sesuatu
yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-nilai,
pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang
berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang,
mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan
keluarga.
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan
seseorang lainnya yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan
menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran
9
berarti ada di dan ada dengan. Ada di berarti kehadiran tidak hanya
dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan
ada dengan berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien
(Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan
rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan
dimana perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan
perhatian dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak
dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung
kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak
mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a. Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan
sentuhan ini. Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan
prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan
secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien.
b. Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan
klien, memijat punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati,
atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini
dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan
harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan
Watson, 1994).
c. Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan
untuk melindungi perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh
dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan
dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus
digunakan secara bijaksana.
10
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien,
mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian
penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam
memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien
mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami
klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam
membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman
perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya
(Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan
sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan
saling memahami.
11
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi
keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi
informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan.
Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam
proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga.
Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu
keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14