PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jembatan merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting bagi manusia.
Jembatan juga berfungsi sebagai penghubung antara satu daerah dengan daerah yang lainnya.
Ada berbagai jenis jembatan yang sering kita temui dilingkungan sekitar kita, misalnya
jembatan kayu, jembatan bambu, jembatan air, jembatan baja, jembatan penyeberangan, dan
lain-lain. Tipe jembatan mengalami perkembangan yang sejalan dengan sejarah peradaban
manusia, dari tipe yang sederhana sampai dengan tipe yang kompleks, dengan material yang
sederhana sampai dengan material yang modern. Jenis jembatan yang terus berkembang dan
beraneka ragam mengakibatkan seorang perencana harus tepat memilih jenis jembatan yang
sesuai dengan tempat tertentu.
Melihat pentingnya fungsi dari suatu jembatan maka pembuatan jembatan harus
memenuhi berbagai macam standart yang ada. Salah satu syarat yang harus terpenuhi dalam
pembuatan jembatan adalah ketahanan jembatan tersebut dalam menahan beban baik manusia
maupun kendaraan yang melintas di jembatan tersebut serta kondisi kesetimbangan statis
pada jembatan tersebut.
Konstruksi Jembatan
1
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Jembatan
2. Jenis-jenis jembatan
3. Bagian-bagian dari jembatan
4. Pembebanan jembatan
Konstruksi Jembatan
2
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JEMBATAN
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti
lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang
melintang tidak sebidang dan lain-lain. Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan
konstruksi dan tipe struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan
kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang
mutakhir.
B. JENIS-JENIS JEMBATAN
Konstruksi Jembatan
3
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
darurat dibuat pada saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama harus
dilakukan pembongkaran, dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah jembatan
baru dapat berfungsi.
Jembatan pejalan kaki
Jembatan jalan air
Jembatan jalan pipa
Konstruksi Jembatan
4
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang
yang panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti halnya beton
prategang, penggunaan jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih
bervariasi, karena dengan jembatan baja bentang yang panjang biayanya lebih
ekonomis.
Jembatan bambu
Jembatan tali
Jembatan pratekan
Jembatan besi
Jembatan rotan
jembatan lengkung
Pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai kemampuan sangat
tinggi terhadap respon momen lengkung. Yang membedakan bentuk pelengkung dengan
bentuk bentuk lainnya adalah bahwa kedua perletakan ujungnya berupa sendi sehingga
pada perletakan tidak diijinkan adanya pergerakan kearah horisontal. Bentuk Jembatan
lengkung hanya bisa dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil. Jembatan tipe
lengkung lebih efisien digunakan untuk jembatan dengan panjang bentang 100 300 meter.
Konstruksi Jembatan
5
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
Jembatan gelagar (beam bridge)
jembatan gelagar
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang terbuat dari
beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini dirangkai dengan menggunakan
diafragma, dan umumnya menyatu secara kaku dengan pelat yang merupakan lantai lalu
lintas. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 5 40 meter.
Jembatan cable-stayed
Konstruksi Jembatan
6
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
Jembatan gantung (suspension bridge)
jembatan gantung
Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama (main cable) yang
memikul kabel gantung (suspension bridge). Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak
terhubungkan langsung dengan pilar, karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel.
Apabila terjadi beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan arus lalu
lintas dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan dalam goyangan
yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan setelah sistem kabel
terpasang, dan kabel sekaligus merupakan bagian dari struktur launching jembatan. Jembatan
ini umumnya digunakan untuk panjang bentang sampai 1400 meter.
Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
Konstruksi Jembatan
7
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
tensioning tendon prategang ditempatkan di dalam duct setelah beton mengeras dan transfer
gaya prategang dari tendon pada beton dilakukan dengan penjangkaran di ujung gelagar.
Pada pre tensioning beton dituang mengelilingi tendon prategang yang sudah ditegangkan
terlebih dahulu dan transfer gaya prategang terlaksana karena adanya ikatan antara beton
dengan tendon. Jembatan beton prategang sangat efisien karena analisa penampang
berdasarkan penampang utuh. Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi bentang jembatan
20 - 40 meter.
Konstruksi Jembatan
8
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
jembatan box girder
Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai bagian dari gelagar segmental, yang kemudian
disatukan dengan sistem prategang post tensioning. Analisa full prestressing suatu desain
dimana pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari
gelagar pada pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 20
40 meter.
Konstruksi Jembatan
9
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
2. Konstruksi Bagian Bawah (substructure)
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan beban
lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan, tumbukan, gesekan pada
tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :
a. Pangkal jembatan (Abutment),
Dinding belakang (Back wall),
Dinding penahan (Breast wall),
Dinding sayap (Wing wall),
Oprit, plat injak (Approach slab)
Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
Tumpuan (Bearing).
b. Pilar jembatan (Pier),
Kepala pilar (Pier Head),
Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
Tumpuan (Bearing).
3. Pondasi (foundation)
Merupakan bagian jembatan yang berperan untuk memikul keseluruhan dari beban
jembatan. Contoh-contoh pondasi yang biasa diterapkan untuk membangun jembatan
meliputi :
a. Fondasi telapak (spread footing)
b. Fondasi sumuran (caisson)
c. Fondasi tiang (pile foundation)
Tiang pancang kayu (Log Pile),
Tiang pancang baja (Steel Pile),
Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile),
Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place),
Tiang pancang komposit (Compossite Pile),
Konstruksi Jembatan
10
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
D. PEMBABANAN PADA JEMBATAN
komposit, hal yang perlu sekali diperhatikan adalah masalah pembebanan yang akan bekerja
pada struktur jembatan yang dibuat. Menurut pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan
Jalan Raya (PPPJJR No 378/1987) dan PMJJR No 12/1970 membagi pembebanan jembatan
Ada beberapa macam pembebanan yang bekerja pada struktur jembatan, yaitu:
1. Beban Primer
Beban primer merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan
jembatan, yang terdiri dari: beban mati, beban hidup, beban kejut dan gaya akibat tekanan
tanah.
a. Beban mati
Beban mati adalah beban yang berasal dari berat jembatan itu sendiri yang ditinjau dan
termaksud segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu kesatuan dengan
beban.
b. Beban hidup
Beban hidup adalah semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan yang
bergerak dan pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Penggunaan beban
hidup di atas jembatan yang harus ditinjau dalam dua macam beban yaitu beban T
Konstruksi Jembatan
11
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban D yang merupakan
Beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalulintas yang terdiri dari beban
yang terbagi beban rata sebesar q ton/m panjang perjalur dan beban garis p ton
perjalur lalulintas. Untuk menentukan beban D digunakan lebar jalan 5,5 m, maka
(m)
5,50 8,25 m 2
8,25 11,25 m 3
11,25 15,00 m 4
15,00 18,75 m 5
18,75 32,50 m 6
Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan sama atau lebih kecil dari 5,50
m makan beban D sepenuhnya (100%) dibebankan pada seluruh lebar jembatan dan
kelebihan lebar jembatan dari 5,5 m mendapat separuh beban D (50%). Jalur
lalulintas ini mempunyai lebar minimum 2,75 m dan lebar maksimum 3,75 m. Beban
T adalah beban kendaraan Truck yang mempunyai beban roda 10 ton (10.000 Kg)
dengan ukuran-ukuran serta kedudukan dalam meter, seperti tertera pada gambar 2.3
merupakan beban pusat dari kendaraan truck dengan beban roda ganda (dual wheel
Konstruksi Jembatan
12
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
Dimana beban garis P= 12 ton sedangkan beban q ditentukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
Dimana L adalah panjang bentangan gelagar utama (m) untuk menentukan beban hidup,
beban terbagi rata (t/m/jalur) dan beban garis (t/jalur) dan perlu diperhatikan ketentuan
bawah.
Angka pembagi 2,75 meter diatas selalu tetap dan tidak tergantung pada lebar jalur
c. Beban kejutan/Sentuh
K= 1+ .[2-4]
Konstruksi Jembatan
13
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
2. Beban Sekunder
Beban sekunder adalah beban yang merupakan beban sementara yang selalu
a. Beban Angin
Dalam perencanaan jembatan rangka batang, beban angin lateral diasumsikan terjadi
Beban angin ini dipikul oleh ikatan angin atas dan ikatan angin bawah.
Beban angin ini dipikul oleh ikatan angin bawah saja. Dalam perencanaan untuk
jembatan terbuka, beban angin yang terjadi dipikul semua oleh ikatan angin bawah.
Perbedaan suhu harus ditetapkan sesuai dengan keadaan setempat yaitu dengan
perbedaan suhu.
Bangunan Baja
Bangunan Beton
Dan juga tergantung pada koefisien muai panjang bahan yang dipakai misalnya:
Baja =12x10-6/0C
Beton =10x10-6/0C
Kayu =5x10-6/0C
Konstruksi Jembatan
14
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
Diambil senilai dengan gaya akibat turunnya suhu sebesar 150C
Pengaruh ini diperhitungkan dengan gaya rem sebesar 5% dari beban D tanpa
koefisien kejut. Gaya re mini bekerja horizontal dalam arah jembatan dengan titik
KS = E x G [1-5]
Dimana:
E = koefisien gempa bumi ditentukan berdasarkan peta zona gempa dan biasanya
Ditinjau hanya beban mati (ton). Koefisien gesek karet dengan baja atau beton= 0,10
3. Beban Khusus
terhadap suatu struktur jembatan. Misalnya: gaya sentirfugal, gaya gesekan pada
tumpuan, beban selama pelaksanaan pekerjaan struktur jembatan, gaya akibat tumbukan
a. Gaya sentrifugal
Konstruksi yang ada pada tikungan harus diperhitungkan gaya horizontal radial yang
dianggap bekerja horizontal setinggi 1,80 m di atas lantai kendaraan dan dinyatakan
Konstruksi Jembatan
15
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
Dimana:
Gaya gesekkan ditinjau hanya timbul akibat beban mati (ton). Sedangkan besarnya
nilai:
Tumpuan rol
Tumpuan gesekan
diantara kedua kepala jembatan) dan kendaraan, dapat dipikul salah satu dan kedau
pelaksanaan.
Konstruksi Jembatan
16
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
P=KxV2....[2-7]
Dimana:
4. Kombinasi Pembebanan
pembebanan dan gaya yang mungkin bekerja. Sesuai dengan sifat-sifat serta
diizinkan sesuai dengan elastis. Tegangan yang digunakan dinyatakan dalam proses
terhadap tegangan yang diizinkan sesuai kobinasi pembebanan dan gaya pada table 2.3
berikut ini:
Tegangan yang
digunakan dlm
Kombinasi Pembebanan dan Gaya proses terhadap
tegangan izin
keadaan elastis
I. M+(11+k)+Ta+Tu
II. M+Ta+Ah+Gg+A+SR+Tm 100%
III. Kombinasi(1)+Rm+Gg+A+SR+Tm+S 125%
IV. M+Gh+Tag+Gg+Ahg+Tu 140%
V. M+PI 150%
VI. M+(H+K)+Ta+S+Tb 130%
150%
(PPPJJR No 378/KPTS/1987)
Dimana:
Konstruksi Jembatan
17
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
A : beban angin
M : beban mati
Rm : gaya rem
S : gaya sentrifugal
Tb : gaya tumbukkan
Konstruksi Jembatan
18
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan diberikannya tugas makalah dengan judul Jembatan ini, Mahasiswa dapat
memahami lebih luas berbagai macam/jenis konstruksi jembatan dan mempunyai
kemampuan, keterampilan, dan pengalaman dalam melakukan survey/pengamatan langsung
di lapangan yang bisa bermanfaat untuk dijadikan pedoman saat bekerja. Selain itu
Mahasiswa juga bisa lebih memahami materi tentang jembatan, yang mulai dari bentuk
strukturnya hinga pembebanannya.
Konstruksi Jembatan
19
Yantonius Lase
15-041-111-068 Teknik Sipil