Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syariah (S. Sy)
Riadi Barkan
NIM: 108043100022
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Riadi Barkan
ABSTRAK
Puji serta syukur selalu dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya serta berbagai anugrah melimpah yang diberikan
kepada kita semua, khususnya penulis, sehingga penulis mampu menyelasaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat serta salam disampaikan pula kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, para keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Berkat beliau
dan para penerusnya, penulis mengenal Islam dan berusaha menjadi muslim yang baik.
Dalam proses penulisan skripsi ini, tentu saja banyak pihak yang membantu penulis.
Mulai dari guru-guru, staf perpustakaan, keluarga dan kawan-kawan penulis dan sebagainya.
Untuk itu, izinkan penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak atas bantuan, motivasi, dukungan, saran, dan kritik, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
1. Penulis haturkan banyak terima kasih kepada dekan Fakultas Syariah dan Hukum, yaitu
2. Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab dan fiqh bapak Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag,
beserta wakilnya bapak Fahmi M. Ahmadi M.Si, yang telah memberikan motifasi kepada
penulis dan juga tak lupa Penasehat Akademik yaitu Dr. H. Asroru Ni'am, Lc meskipun
beliau sibuk, akan tetapi masih dapat menyempatkan waktunya untuk bertatap muka,
3. Dosen pembimbing penulis yaitu Dr. Fuad Thari, MA, yang telah sabar membimbing
penulis dan memberikan banyak sekali pelajaran yang dapat penulis ambil, baik dalam
hal penulisan skripsi, isi skripsi maupun moral penulis seperti menghargai waktu,
telah memberikan motifasi kepada penulis agar penulis tidak menunda dalam pembuatan
skripsi ini. Alm Drs. KH. Muhammad Yunus yang sebelum wafatnya berpesan agar
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi gelar sarjana syariah, Dan juga
DR. Sudirman Abbas yang telah memberikan bahan berupa buku-buku untuk skripsi
penulis. Serta tak lupa penulis berterima kasih kepada guru sekaligus paman penulis Ust.
Ahmad Syamwil S.Th, yang telah memberi pemahaman ketika penulis kesulitan dalam
5. Tak lupa juga orang tua sekaligus motivasi tersendiri bagi penulis ayahanda H. Amrullah
dan ibunda Hj. Zainah, berkat air mata dan doa beliau, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Penulis berterima kasih juga kepada bapak Dr. Achmad Badawi, MM dan bapak
Muhammad Thoha yang telah menyisihkan hartanya untuk pendanaan skripsi penulis.
7. Terima kasih juga kepada Keluarga besar alm. H. Munzir dan keluarga besar alm H.
Abdurrahman.
8. Terima kasih teman seperjuangan penulis, semasa kuliah khususnya Ahmad Reza Fahlefi,
9. Terima kasih kepada saudara-saudara penulis, khususnya Muhammad Ilham yang telah
10. Para staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Iman
Jama, yang begitu banyak membantu penulis dalam mencari bahan-bahan untuk skripsi
penulis.
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................5
D. Tinjauan Pustaka ..................................................................................6
E. Metode Penelitian ................................................................................7
F. Sistematika Penulisan ........................................................................10
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................57
B. Saran ................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Ihsan dalam Islam jelas membuktikan tentang nilai perasaan kasih sayang yang perlu
dimiliki oleh seorang muslim di mana perasaan ini memberikan pengaruh yang sangat besar
Perlakuan yang baik terhadap hewan menjadikan mereka mampu bertindak lebih
produktif dalam memberikan keuntungan bagi manusia. Sapi perah misalnya, akan menjadi
terhenti prodiktifitas susunya jika diperlakukan secara kasar atau karena suatu hal yang
membuat sapi tersebut menjadi stress, sayangnya tidak banyak yang mengetahui bila hewan
Allah SWT telah mewajibkan manusia untuk berbuat baik. Oleh karena itu, jika kita
menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisau
dan memberi kelapangan bagi hewan yang akan disembelih. Seseorang menyembelih hewan
untuk dimakan bersama keluarga atau untuk disedekahkan kepada fakir miskin. Dalam hal ini
Islam telah memberikan aturan dan tata cara menyembelih.2 Islam memerintahkan untuk
belaku baik dalam menyembelih, di mana alat yang digunakan harus benar-benar tajam dan
tidak menyiksa hewan sebelum disembelih dan juga harus menyebut nama Allah.3
Penyembelihan hewan harus sesuai dengan tuntunan Islam. Jika tidak, maka akan berdampak
kepada daging yang akan dikonsumsi oleh masyarakat tentang kehalalan makanan tersebut.
1
Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam (Jakarta 2005, yayasan obor
Indonesia.hal. 47.
2
Abdul Aziz, Ensiklopedia Etika Islam, (Jakarta: Maghfirah Pustaka), hal. 681.
3
Yusuf Qardhawi, Halal Dan Haram, (Jakarta: Robbani Press, 2011),cet XI, h. 62.
Dalam Islam, konsep dasar makanan itu ada tiga, yaitu halal, haram, dan subhat. Halal
seperti apa yang tercantum dalam Al-Quran yang berarti dibenarkan atau dibolehkan.
Sedangkan haram adalah sesuatu yang sangat dilarang keras dan harus dihindari. Sedangkan
subhat adalah sesuatu yang dicurigai di dalamnya terdapat bagian halal dan haramnya.4
Pengolahan makanan yang dilakukan manusia dengan cara yang haram atau
mencampuradukkan dengan sesuatu yang haram maka hukumnya adalah haram, baik dalam
penyembelihan hewan.
Ajaran Islam juga ikut mendorong dan menuntun perkembangan sains dan teknologi.
Islam mengajarkan manusia sebagai khalifah dimuka bumi untuk memikul tugas pokok
sebagai hamba Allah selalu beribadah kepada-Nya, artinya bahwa segala bentuk dan macam
hasil sains dan eksplorasi alam tetap dalam kerangka untuk mendekatkan diri dan bertakwa
kepada Allah, sehingga hasil dari seluruh penciptaan tidak kehilangan transendensinya
terhadap Tuhan.6
Namun harus juga diperhatikan bahwa IPTEK tidak selalu berdampak positif bagi
umat manusia, IPTEK berkaitan dengan pengolahan makanan juga dapat berdampak negatif
terhadap kualitas makanan tersebut.7 Hal ini untuk menciptakan makanan yang halal (jelas,
bersih, diizinkan). Istilah ini sering digunakan secara bertentangan dengan istilah haram.
Dalam penggunaan secara umum, istilah ini bermakna makanan yang disembelih dengan baik
4
Moh. Muchtar Ilyas, Islam Dan Produk Halal, (Direktorat Urusan Agama Islam Dan Pembinaan
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2007).
5
Quraish Sihab, Tanya jawab Mistik, Seks, dan Ibadah, (Jakarta: Republika, 2004), cet II. h. 47.
6
Sairul Halim, Menguak keterpaduan Sains Teknologi Islam, (Yogyakarta: Titian Illahi Press, 1998),
Cet III, hal 72.
7
Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI, (Jakarta: 1995) hal 123.
dan disiapkan untuk orang muslim.8 Seiring perkembangan zaman berbagai kemudahan
diberikan, termasuk peralatan modern yang dapat mempermudah proses penyembelihan dan
Penyembelihan hewan secara mekanis ini memiliki proses yang begitu panjang
hingga menjadi barang yang siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu prosesnya
adalah dengan metode stunning yaitu pemingsanan pada hewan yang akan disembelih dengan
Metode stunning untuk hewan dengan skala kecil biasanya dengan cara ayam digantung
dengan kepalanya menghadap ke tanah (bukan kiblat), ayam disiram dengan air dingin dan
dialiri muatan listrik. Penyiraman air yang bermuatan listrik untuk membius memang tidak
menyebabkan kematian ayam. Akan tetapi, jika ayam dalam kondisi sakit akan menyebabkan
ayam mati sebelum disembelih. Untuk hewan ternak besar seperti sapi dan kambing, biasanya
digunakan metode penembakan atau pemukulan pada bagian kepalanya. Dengan pistol dan
peluru khusus, proses penembakan ini dilakukan pada ukuran kaliber yang berbeda-beda
sesuai dengan besar kecilnya ukuran sapi. Metode ini dikenal dengan captive bolt pistol yaitu
kepala yang ditembak dengan peluru tumpul yang menyebabkan kerusakan pada jaringan
otak, sehingga ternak akan mengalami goyah dan pingsan. Dalam keadaan pingsan inilah sapi
menjadi lebih mudah untuk dikendalikan, sapi tersebut akan jatuh dan langsung disembelih
oleh jagal.9
Berdasarkan masalah di atas penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai hukum
pemotongan dengan metode stunning yaitu penyembelihan pada hewan yang dipingsankan
terlebih dahulu dengan menggunakan aliran listrik yang menyebabkan tersiksanya hewan
8
Muhammad Iqbal & William Hunt, Ensiklopedi Ringkas tentang Islam, (Jakarta: Taramedia, 2003), h.
131.
9
htpp://www.kemenag.go.id.
yang akan disembelih. Apakah sesuai dengan konteks hukum Islam atau malah bertentangan
mekanis dengan fokus menggunakan metode stunning pada hewan yang akan potong dengan
1. Pembatasan Masalah
Dari uraian di atas agar pembahasan ini tidak meluas dan agar pokok permasalahan
tidak melebar, pada penyembelihan secara mekanis banyak sekali macamnya dan proses
hingga menjadi daging yang siap diedarkan, namun penulis membatasinya pada pandangan
2. Perumusan Masalah
a. Apakah penyembelihan dengan cara stunning telah memenuhi unsur ihsan terhadap hewan ?
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
Sementara manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini memberikan pemahaman
kepada masyarakat agar menggunakan alat pemotong hewan, serta menambah khazanah
keilmuan penulis.
D. Tinjauan Pustaka
Secara historis, bahwa sebelumnya sudah ada beberapa buku yang membahas masalah
Pertama: Buku Halal Dan Haram, Penulis Dr. Yusuf Qardhawi, dalam buku ini
menjelaskan tentang makanan baik yang halal maupun yang haram dengan prosesnya sesuai
dengan syariat islam pada masa modern. Sedangkan penulis lebih fokus kepada pendapat
Kedua: Buku Islam Dan Produk Halal karangan Drs. H. Moh. Muchtar Ilyas, Tahun
2007. Dalam buku ini membahas agar masyarakat harus lebih berhati-hati dalam memilih
produk yang halal dikarenakan proses yang berkembangnya zaman modern. Sedangkan
E. Metode Penelitian
Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah, perlu menggunakan pendekatan yang tepat
dan sistematis, sebagai pegangan dalam penulisan skripsi dan pengolahan data untuk
1. Jenis data
Dalam sebuah penelitian dibedakan dua jenis data, yaitu pertama yang diperoleh
langsung dari masyarakat (primary data atau basic data), kedua data yang diperoleh dari
Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan jenis data yang kedua, yaitu data
2. Sumber data
Seperti data yang telah penulis paparkan di atas, bahwa pembahasan skripsi ini
bersumber dari bahan kepustakaan (secondary data), oleh karena data yang dikaji bersumber
dari bahan-bahan kepustakaan yang terkait dengan pembahasan ini, maka sumber data
penulis adalah buku-buku fiqih, internet, kumpulan fatwa MUI dan buku-buku lain yang
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan.11Dalam pengumpulan data ini penulis berusaha mengumpulkan data-
Dari data yang terkumpul, penulis menggali keterangan tentang kriteria halal dan
dan membandingkan bahan-bahan dokumen yang meliputi: (1) otobiografi; (2) surat-surat
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986), cet. 3, h.
12.
11
Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), cet. 3, h. 211.
pribadi, buku atau catatan harian (jurnal), kenang-kenangan; (3) surat kabar; (4) dokumen-
dokumen pemerintah; (5) laporan.12 Inilah yang disebut dengan analisis data kualitatif.
Ada dua teknik yang penulis gunakan dalam menganalisis data, yaitu :
a. Metode deduktif
Metode deduktif adalah teknik analisis data yang dimulai dari teori yang bersifat umum,
deduktif tersebut penulis memulai dari teori masalah penyembelihan dan stunning yang
b. Metode komperatif
Metode komperatif ini adalah teknik analisis data dengan membandingkan antara beberapa
sistem atau fenomena yang berbeda dengan membandingkan aspek dan diakhiri dengan
rumusan kesimpulan.14 Secara teoritis penulis melakukan pembahasan dengan melihat aspek
Fiqh Islam.
5. Cara pendekatan
Ada dua cara pendekatan yang penulis terapkan dalam membahas penelitian ini, yaitu:
15
a. Pendekatan Normatif, yaitu pendekatan terhadap suatu masalah yang menitikberatkan kepada
b. Pendekatan Tekstual, yaitu pendekatan terhadap suatu masalah yang menitikberatkan kepada
dalil-dalil.
6. Teknik Penulisan
12
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000) h. 103.
13
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 30.
14
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 31.
15
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 31.
Adapun untuk teknik penulisannya, penulis memakai acuan dari buku Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang
diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
F. Sistematika Penulisan
skripsi ini dan agar memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata urutan penulisan,
BAB IV, Pandangan Islam tentang penyembelihan secara stunning, memuat tentang
pendapat Islam mengenai penyembelihan secara stunning dan analisis tentang proses
BAB V, merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
PENGERTIAN PENYEMBELIHAN
A. Pengertian Penyembelihan
Fiil (kata kerja) dari kata dzakaah ialah dzakkaa, yudzakkii, dzakaan.16 Az Zakat
asalnya at tathayyub. Misalnya kata: raihatun zakiyyatun artinya: bau yang sedap, az
zabhu dinamai dengan kata ini (Az Zakatu) karena pembolehan secara hukum syara
membuatnya menjadi thayyib (baik, harum, sedap) dan dikatakan pula az zakatu
Ulama Hanafi dan Maliki memberi takhrif sebagai memutuskan saluran urat.
Urat-urat yang perlu diputuskan adalah sebanyak empat, yaitu: urat hulkum, urat Mari
dan dua urat darah di kiri dan kanan hulkum.19 Adapun pendapat ulama Syafii dan
Hanbali, az zakah ialah sembelihan binatang yang mampu dikuasai dan harus dengan
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum mengucapkan nama Allah ketika
b. Pendapat lain mengatakan fardhu ketika ingat dan gugur kewajiban ketika lupa.
16
Abu Sari Muhammad Abdul Hadi, Hukum Makanan Dan Sebelihan Dalam Pendapat Islam,
(Bandung: Trigenda Karya, 1997), h. 94.
17
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Kamaluddin, (Bandung: PT. Almaarif), jilid 13 h. 122.
18
Muhammad Abu Faris, Ahkamu Az Zabah Fil Islam, Maktabah Al manar, h. 34.
19
Syed Ahmad Syed Hussain, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, (Malaysia: Dewan Bahasa Dan
Pustaka, 1994), h. 747.
20
Syed Ahmad Syed Hussain, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 748.
21
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid. Penerjemah Beni Sarbeni, Abdul Hadi, zuhdi, (Pustaka azam,
2006), jilid I, h. 939.
c. Pendapat terakhir mengatakan sunnah yang ditekankan (muakad)
a. Mazhab Hanafi
Seandainya basmalah tersebut dengan sengaja dibaca, maka menurut mazhab kami
menurut mazhab kami. Kemudian beliau menyebutkan dalilnya, pendapat kami ini
):/ (
Artinya : Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah
suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya
agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu
tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (Al-Anam 6:121)
Dari ayat tersebut ada dua hal yang dijadikan dalil yaitu:25
22
Beliau adalah Muhammad bin Ahmad bin Abu Ahmad, Abu Bakar Ala Al-Din Al-Samarqandi.
Beliau merupakan seorang pakar dari kalangan tokoh ulama Hanafiyyah. Beliau bermukim di Halb dan
namanya melambung lewat bukunya Tuhfah al-Fuqa. Di samping itu, beliau juga memiliki kitab-kitab lainnya,
seperti al-Ushul. Beliau meninggal pada tahun 450 H. lihat al-Zirikli, juz V, h. 317.
23
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2009), h. 314.
24
Beliau adalah 'Ala 'al-Din Abu Bakar bin Mas'ud bin Ahmad al-Kasani al-Hanafi yang dijuluki malik
al-Ulama (rajanya para ulama). Namanya dinisbatkan pada Kasan, sebuah kota di negeri Turkistan, di belakang
sungai Sihun, belakang Syasy Beliau belajar fiqih kepada Imam Abu Bakar al-Samarqandi dan membaca
sebagian besar karyanya di hadapannya. Beliau meningga di Halb pada tahun 578 H. lihat Umar Ridha
Kahalah, Mujam al-Mallifin, Juz III, hal 75-76, dan al-Taqy al-Ghazi, al-Thabaqat al-Saniyyah Fi Tarajim al-
Hanafiyyah, juz I, h. 148.
25
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 314.
Pertama: Larangan yang mutlak di atas menunjukkan haramnya objek
Artinya : Sembelihlahan orang muslim adalah halal meskipun ia tidak menyebut
nama Allah (ketika menyembelihnya), selagi ia tidak sengaja (meninggalkannya),
demikian pula hewan buruan.26
halal. Jika tidak membaca basmalah itu karena lupa, maka sembelihannya halal.
Karena makna ayat al-Quran di atas tidak mencakup sembelihan yang tidak dibacakan
basmalah.27
sembelihan yang tidak dibacakan basmalah, maka hal itu karena dua hal:
suatu kefasikan. Yaitu tidak membaca basmalah saat menyembelih adalah suatu
kefasikan. Apabila tidak membaca basmalah itu karena lupa, maka hal itu bukanlah
suatu kefasikan. Begitu pula setiap kali lupa membaca basmalah, maka tidak disebut
suatu kefasikan, karena hal ini merupakan masalah ijtihadiyyah (hukum yang
ditetapkan oleh hasil ijtihad). Adanya perbedaan pendapat di antara sahabat dalam hal
26
lihat kitab bughyah al-Bahitsan zawaid musnad al-Harits karya al- Harits bin Abu Usamah, juz 1,
hal 478. Hadis ini diriwayatkan oleh Harits bin Abu Usamah, dalam hadits ini dhaif karena di dalam sanadnya
terdapat rawi bernama al-Ahwash bin hakim. Ia adalah seorang yang dhaif maka haditsnya tidak dapat
dijadikan hujjah dalam syariat Islam.
27
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 314.
ini, menunjukan bahwa yang dimaksud dengan ayat al-Quran di atas tidak membaca
membaca basmalah, melainkan ia tetap menyebut nama Allah (berzikir), karena zikir
dapat dilakukan dengan lisan maupun dengan hati. Allah Swt berfirman:
): (
Seseorang yang lupa dalam menyebut nama Allah, maka sembelihannya tetap
boleh dimakan. Karena pada dasarnya ia telah berzikir di dalam hatinya, hal ini
berdasarkan riwayat dari Ibn Abbas ra bahwa beliau ditanya tentang seorang pria yang
menyembelih tetapi lupa untuk menyebut nama Allah ketika menyembelih. Maka
beliau menjawab: Nama Allah Swt selalu ada di hati setiap muslim, maka hendaklah
ia makan (sembelihannya).29
b. Mazhab Maliki
28
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 315.
29
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 316.
30
Beliau adalah 'Abd al-Salam bin Sa'id bin Habib al-Tanuhi, diberi gelar Sahnun. Beliau seorang
Qadhi yang ahli fiqih. Pengaruh keilmuannya tersebar di wilayah Barat Beliau adalah seorang zahid yang tidak
mengharapkan jabatan dalam ceramahnya. Asalnya dari Syam, di wilayah Himsha. Beliau lahir di Qairawan
pada tahun 160 H. Beliau menjabat Qadhi sejak tahun 234 H sampai meninggal dunia pada tahun 240 H.
Riwayat-riwayat Hadisnya banyak sekali. Beliau meriwayatkan al-Mudawanah tentang masalah-masalah furu'
madzhab Maliki, dari 'Abdurrahman bin Qisim, dari Imam Malik. Lihat al-Zirikli, juz VI, h. 5.
Bagaimana bacaan basmaalah ketika menyembelih menurut Malik ? beliau menjawab
bahwa Imam Malik32 berkata, Bismillahi Wallahu Akbar aku bertanya : Apakah
menyembelih ? Beliau menjawaab Aku belum pernah mendengar dari Imam Malik
sedikitpun tentang itu, dalam hal menyembelih tidak disebut kecuali nama Allah
saja.33
:
Artinya : Rasulullah SAW ditanya tentang sesuatu : yaitu wahai Rasulullah SAW,
sesungguhnya sekelomok orang badui memberikan kami daging, sementara kami
tidak mengetahui apakah mereka menyebut nama Allah atasnya atau tidak ? lalu
beliau bersabda : sebutlah nama Allah lah kalian atasnya, kemdian makanlah. 35
31
Beliau adalah Abdurrahman bin al-Qasim bin Khalid bin Junadah al-'Itqi al-Mishri Gelarnya adalah
Abu 'Abdillah tetapi lebih populer dengan sebutan Ibn al-Qasim. Beliau seorang ahli fiqih yang zuhud dan
pandai. Beliau belajar ilmu agama kepada Imam Malik dan seiring berdiskusi dengannya. Beliau lahir di Mesir
pada tahun 132 H. Kitabnya yang berjudul al-Mudawwanah al-Kubra sebanyak 16 juz. Kitabnya ini sekaligus
menjadi referensi terbesar dalam Madzhab Maliki. 'Beliau meriwayatkan hadis dari Imam Malik pada tahun 191
H, beliau meninggal di Mesir. Lihat al-Zirikli, juz III, h. 323.
32
Beliau adalah Malik bin Anas bin Malik al-Ashbahi al-Himyari, dengan gelar Abu 'Abdillah, seorang
Imam Madinah dan termasuk salah seorang Imam madzhab yang empat. Sebutan al-Malikiyyah dinisbatkan
kepada namanya. Beliau lahir di Madinah pada tahun 93 H. Beliau konsentrasi dalam menjalankan agamanya,
jauh dari pengaruh para amir dan raja. Beliau meninggal di Madinah pada tahun 179 H.
33
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h.316.
34
Beliau adalah Sulaiman bin Khalaf bin Sa'ad al-Tajibi al-Qurthubi, Abu al-Walid al-Baji. Beliau
adalah ulama fiqih senior dari kalangan Malikiyyah. Beliau termasuk perawi Hadis. Asalnya dari Batlius. Beliau
lahir di Bajah Andalusia pada tahun 403 H. Beliau mengembara ke Hijaz pada tahun 426 H dan menetap di sana
selama tiga tahun. Beliau bermukim di Baghdad selama tiga tahun, di Mosul selama satu tahun, dan beberapa
saat di Damaskus dan Halb. Kemudian beliau kembali ke Andalusia dan menjabat sebagai Qadhi. Beliau
meninggal di Almeria pada tahun 474 H. Lihat al-Zirikli, juz III, h. 125.
35
Imam Malik, Al muatha, Dar Ehia Al Tourath al Arabi, Beirut, (lebanon: 2003), hadis no 493, h.
310.
sementara kami tidak mengetahui apakah mereka menyebut nama Allah atasnya atau
tidak ? Bahwa ketetapan Rasulullah Saw terhadap mereka dalam menanggapi dan
menjawab pertanyaan orang tersebut menjadi dalil atas urgensi membaca basmalah
basmalah ataupun tidak adalah sama saja.36 Ibn Qasim meriwayatkan dari Imam
Malik dalam kitab al-mudawwanah tentang orang yang dengan sengaja tidak
makan. Tetapi jika ia tidak membacanya karena lupa, maka kamu boleh memakannya.
c. Mazhab Syafii
Imam Syafii37 berkata, Dan membaca atas sembelihan. Jika ada zikir
tambahan, maka itu lebih baik. Aku tidak memakruhkan adanya penambahan beserta
bacaan basmalah ketika menyembelih, berupa bacaan shalawat (Shalla Allah Ala
Rasulillah), bahkan aku menyukai hal itu dilakukannya. Aku menyukai seseorang
memperbanyak bacaan salawat kepada nabi Saw dalam setiap keadaan, karena zikir
kepada Allah Swt dan bacaan shalawat kepada nabinya merupakan bentuk iman dan
ibadah kepada Allah, yang insya Allah orang yang melakukannya akan mendapatkan
pahala.38
36
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 317.
37
Beliau adalah Abu 'Abdillah Muhammad bin Idris bin al-'Abbas bin 'Utsman bin Syafi' bin al-Sa'ib
bin 'Abd Yazid bin Hisyam bin al-Muthallib bin 'Abd Manaf al-Qurasyi al-Muthallibi al-Maliki. Beliau lahir di
Gaza pada tahun 150 H. Pada usia dua tahun, beliau dibawa pindah ke Makkah. Istilah al-Syafi'iyyah
dinisbatkan kepada namanya. Karya-karyanya antara lain adalah al-Umm, al-Risdlah, dan lain sebagainya.
Beliau meninggal dunia pada akhir Rajab 204 H. lihat al-Suyuthi, Thabaqah al-Hufazh, h.153.
38
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 317.
Tampaknya Imam Syafii tak sependapat dengan Imam Malik, di mana Imam
Malik Memakruhkan bacaan shalawat kepada Nabi Saw beserta bacaan basmalah saat
keimanan kepada Allah. Aku merasa khawatir bahwa setan akan merasuki pemikiran
sebagian orang-orang bodoh yang melarang menyebut nama Rasulullah Saw ketika
menyembelih dan ketika melepaskan anjing pemburu atau panah yang diarahkan pada
hewan buruan. Seandainya tidak membaca basmalah karena sengaja atau lupa, maka
d. Mazhab Hanbali
menyembelih adalah menyebut nama Allah. Hal ini berdasarkan firman Allah:
39
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 317.
40
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 318.
41
Beliau adalah 'Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah bin Miqdam bin Nashr bin
'Abdullah al-Maqdisi, kemudian al-Dimasyqi. Beliau seorang ahli fiqih yang shalih, imam yang zahid, Syeikh
al-Islam, salah seorang tokoh dunia, bergelar Muwaffaq al-Din Abu Muhammad. Beliau lahir di Jamail pada
bulan Sya'ban 541 H. Ketika berusia 20 tahun, beliau bersama keluarganya datang di Damaskus. Beliau
mempelajari al-Qur'an di sana dan sibuk menghafal kitab Mukhtashar al-Khiraqi. Beliau belajar dari ayahnya.
Kemudian beliau bersama sepupunya, yaitu al-Hafizh 'Abd al-Ghani, pindah ke Baghdad pada tahun 561 H. Di
Baghdad ini, beliau mendapat pelajaran agama dari banyak para ulama. Beliau memiliki banyak karya tulis, di
antaranya al-Mughni fi Syarh al-Khiraqi. Tebal kitab ini mencapai 10 jilid, mengulas masalah dalam madzhab
Hanbali. Pembahasannya begitu baik dan lengkap. Kitab lainnya adalah al-Muqni' sebanyak dua jilid. Beliau
meninggal di Damaskus pada tahun 620 H. Lihat: Ibn Rajab al-Hanbali, Dzail Thabaqat al-Hanabilah, juz 1, h.
237.
) :/ (
Artinya : Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah
suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya
agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu
tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (Al-Anam 6:121)
halal. Apabila tidak membacanya karena lupa, maka sembelihannya halal. Hal ini
Artinya : Sembelihlahan orang muslim adalah halal meskipun ia tidak menyebut
nama Allah (ketika menyembelihnya), selagi ia tidak sengaja (meninggalkannya),
demikian pula hewan buruan.42
menyembelih, baik sengaja maupun lupa adalah boleh. Hal ini berdasarkan sebuah
riwayat bahhwa para sahabat Nabi Saw memberikan kemurahan untuk memakan
,
:
:
.
,
:
Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Bahwa ada orang datang dan bertanya
kepada Nabi Saw. Wahai Rasulullah, kata orang itu, Bahwa menurut anda
tentang seseorang yang menyebelih hewan, tetapi lupa membaca basmalah. Nabi
Saw menjawab, Nama Allah ada pada setiap muslim43 (HR. Al Baihaqi).
42
Lihat kitab bughyah al-Bahitsan zawaid musnad al-Harits karya al Harits bin abu usamah, juz 1,
hal 478. Hadis ini diriwayatkan oleh harits bin abu usamah, dalam hadits ini dhaif karena di dalam sanadnya
terdapat rawi bernama al-Ahwash bin hakim. Ia adalah seorang yang dhaif maka haditsnya tidak dapat
dijadikan hujjah dalam syariat Islam.
43
Lihat Al-sunan al-Kubra, karya Al-Baihaqi jilid IX, hal 402; sunan al-Daruquthni, juz IV, h. 295.
Imam Ibn Muflih44 memberikan alasan riwayat ini. Beliau berkata, Apabila
keraguan ketika membacanya hukumnya tidak halal. Sebab, keraguan dalam syarat
merupakan keraguan dalam perbuatan yang disyaratkan itu. Padahal sembelihan yang
dilakukan dengan keraguan dalam membaca basmalah adalah halal, dengan dalil
bahwa sembelihan ahli kitab itu halal, padahal kenyataannya mereka tidak membaca
basmalah.45
Riwayat ketiga dari Imam Ahmad adalah tidak boleh meninggalkan bacaan
basmalah, baik ketika dengan sengaja meupun kerena lupa. Hal ini berdaasarkan
) :/ (.
Artinya : Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelih. (Al-Anam 6:121)
Karena apabila sesuatu itu dijadikan syarat, maka sesuatu itu tidak boleh
ditinggalkan dengan alasan lupa, seperti wudhu sebagai syarat sahnya shalat.
basmalah merupakan syarat yang dikhususkan untuk orang muslim. Ada juga riwayat
sebaliknya bahwa membaca basmalah hanya khusus untuk ahli kitab karena didalam
44
Beliau adalah Imam Al-Alim Al-Alamah Al-Hammam Syaikhul Islam Al-Faqih Al-Muhaddits
Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Muflih bin Muhammad bin Mufarraj Ar Raimani Ad Damasqi Al
Hanbali, beliau dilahirkan pada tahun 707 H. Dan wafat pada tahun 763 H. Beliau lebih dikenal dengan nama
Ibnu Muflih, salah satu guru beliau adalah Ibnu Taimiyah. Bahkan Imam Ibnu Qayyim suka bertanya dan
berknsultasi kepada Ibnu Muflih. Beliau juga meriwayatkan Hadits dari Al-Hafidz Abul Hajjaj Al-Mizzi dan Al-
Hafiz Adz-Dzahabi.
45
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 319.
46
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 320.
2. Penyembelihan hewan tersebut bisa dikuasai dengan memotong hulqun dan mari
sekiranya kehidupan hewan itu masih hayyatu mustaqirrah dengan menggunakan sesuatu
penyembelihan yang dapat menjadikan halal hewan sembelihan adalah yang dapat
memutuskan dua urat leher tenggorokan dan kerongkongan, mereka berbeda pendapat
a. Pendapat yang masyhur dari mazhab Imam Malik dalam hal ini adalah wajib
terputusnya dua urat leher dan tenggorokannya, kurang dari itu tidak sah.
Tidak ada perbedaan pendapat dalam mazhab Imam Malik tentang disyaratkan
terputusnya dua urat leher, yaitu harus terpenuhi keduanya. Adapun tentang syarat
a. Menurut pendapat yang mewajibkannya, ada yang mengatakan seluruhnya, dan yang
terputusnya tiga dari empat bagian tanpa ditentukan: dua urat leher dan tenggorokan,
atau tenggorokan, kerongkongan dan tenggorokan, atau kerongkongan dan dua urat
leher.
tenggorokan saja.
47
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, h. 933.
48
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, h. 934.
Sebab perbedaan pendapat karena tidak disebutkannya syarat yang ditetapkan
berdasarkan nash, hanya ada hadits yang membicarakan hal ini: pertama mengandung
khabar adanya mengalirkan darah saja, kedua mengandung khabar tentang tentang
) (
Artinya: Dari Syu'bah dari Sa'id bin Masruq dari Abayah bin Rifa'ah dari Kakeknya
bahwa ia berkata, "Wahai Rasulullah, kami tidak memiliki pisau tajam?" beliau pun
bersabda: "Apa saja yang dapat mengalirkan darah dan disebutkan nama Allah atasnya,
maka makanlah. 50 (HR. Bukhari)
2. Kelompok yang diperselisihkan oleh para ulama tidak bolehnya mereka melakukan
penyembelihan.
1. Islam
2. Laki-laki
3. Baligh
49
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, h. 934.
50
Lihat shohih al Bukhari, pada Bab: Penyembelihan dan perburuan, No. Hadist : 5074. Shohih
Muslim, pada bab: Hewan kurban, No. Hadist : 3638. Ibnu Majah, pada bab: Sembelihan No. Hadist: 3169.
51
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, jilid I, h. 944.
52
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, jilid I, h. 944.
4. Berakal
Sementara kelompok yang disepati oleh para ulama tidak bolehnya untuk
):/ (.
Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah. (Al-Maidah 5:3)
penyembelihan sangat banyak sekali, akan tetapi yang masyhur adalah sepuluh kelompok
:53
1. Ahlul kitab
2. Majusi
3. Kaum saba
4. Wanita
5. Anak-anak
6. Orang gila
7. Orang mabuk
9. Pencuri
10. Perampok
Tentang ahlul kitab para ulama sepakat atas bolehnya memakan sembelihan
53
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, h. 945.
):/ (
Artinya : Pada hari ini Dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan (sembelihan) orang-
orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi
mereka. (dan Dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-
wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-
orang yang diberi Al kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka
dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula)
menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima
hukum-hukum Islam) Maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat Termasuk orang-
orang merugi. (Al-Maidah 5:5)
Namun mereka berbeda pendapat dalam memperinci masalah ini: para ulama telah
sepakat, apabila mereka bukan kaum nasrani dan taghlib dan bukan pula orang-orang
murtad, maka mereka boleh menyembelih untuk diri mereka sendiri. Telah dimaklumi
bahwa mereka menyebut nama Allah atas sembelihan mereka, dengan syarat
sembelihannya bukan dari hewan yang diharamkan dalam taurat dan bukan pula yang
mereka haramkan sendiri atas diri mereka, maka (sembelihan mereka) boleh dimakan
keculi lemaknya.54
menyamai ahli kitab maka sembelihan mereka halal dimakan, sebaliknya jika aqidah
mereka berbeda dari ahlul kitab tetapi bercampur aduk di antara agama majusi dan
nasrani maka sembelihan mereka tidak harus dimakan, ini adalah pendapat kalangan
ulama Syafii pendapat ini adalah lebih sesuai berbanding pendapat yang mengatakan ia
54
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, h. 946.
halal secara mutlak seperti pendapat Hanafi, dan yang mengatakan haram secara mutlak
Sembelihan adalah syarat yang mengharuskan kita untuk memakan binatang darat
yang halal dimakan. Sebagaimana telah dijelaskan, hewan tidak halal dimakan tanpa
):/ (
Artinya : diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi
nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab
itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (Al-Maidah 5:3)
Binatang darat, binatang air, dan binatang dua alam (hidup di darat dan dalam air).
Dan di antaranya ada yang halal dimakan tanpa disembelih, ada yang hanya halal
dimakan dengan syarat disembelih, dan ada yang tidak halal dimakan walaupun
disembelih.
55
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 752.
56
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 779.
1. Binatang Darat
Para ulama fikih sepakat bahwa hewan darat bila keadaanya maqdur alaih
(dapat dikuasai sembelih lehernya) dan hidupnya belum putus dan disembelih dengan
penyembelihan syara maka halal dimakan.57 Binatang yang tidak mempunyai darah
langsung seperti belalang, lalat, semut, lebah, laba-laba dan binatang-binatang yang
berbisa. Semua binatang jenis binatang ini tidak halal dimakan kecuali belalang,
karena semuanya termasuk dalam binatang yang kotor yang tidak sesuai dimakan.
):/ (..
Artinya : Diharamkan Bangkai untuk kamu.. (Al-Maidah 5:3)
Ulama Maliki mensyaratkan apabila belalang itu halal dimakan maka perlu
anggotanya. Ulama Hanbali berkata, Barang siapa yang memakan belalang dalam
maka yang halal yaitu binatang ternak seperti unta, lembu dan kambing. Hal ini
): / (
Artinya : Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan.
(An-Nahl 16:5)
):/ (
Artinya : Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk
kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan. (Al Mumin 40:79)
57
Abu Sari, Hukum Makanan Dan Sebelihan Dalam Pendapat Islam, h. 317.
58
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 782.
Ulama Syafii mengharamkan burung kakak tua dan burung merak. karena daging
keduanya tidak baik, Beliau juga mengaharamkan daging belatuk dan juga burung yang
mempunyai dua pendapat berkaitan dengan burung belatuk dan burung pemburu ini
dinaqalkan daripada Imam Ahmad: Pertama adalah halal, karena keduanya tidak
mempunyai kuku yang mencengkam dan dagingnya tidak dikira buruk. Kedua hukumnya
adalah haram, adapun yang menjadi dalil menunjukan keharamannya dengan peristiwa
pada masa peperangan khaibar, Nabi telah melarang memakan semua binatang yang
2. Binatang Air
Dalam penyembelihan binatang air ini, ulama mempunyai dua pendapat tentang
hukum memakannya.
a. Mazhab Hanafi
Semua jenis hewan yang hidup di dalam air adalah haram dimakan kecuali ikan
saja. Ikan halal dimakan tanpa disembelih dengan syarat ikan tersebut tidak mati dengan
sendirinya dan dalam kondisi terapung. Jadi apabila ikan tersebut mati tanpa disembelih
serta dalam keadaan terapung maka tidak halal dimakan.60 Dalil yang mereka pegang
):/ (..
Artinya : Diharamkan Bangkai untuk kamu.. (QS. Al-Maidah 5:3)
): / (
Artinya : Dan mengharamkan kepada meraka segala benda yang buruk(Al-Araf
7:157)
59
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam h. 785.
60
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 780.
Selain ikan yang ada di dalam air, binatang tersebut adalah binatang yang kotor.
Seperti: katak, ketam ular dan sebagainya. Rasulullah telah melarang menggunakan obat
yang diterbuat dari binatang katak, karena katak bukan kehidupan yang terhormat dan
Semua kehidupan yang hidup di dalam air seperti ikan adalah halal dimakan tanpa
perlu disembelih tanpa mengira bagaimana cara ia mati, baik mati dengan sendirinya,
dipukul oleh nelayan ataupun air pasang atau surut. Akan tetapi sekiranya ia kembung
Untuk pendapat mereka ini ulama jumhur mengemukakan alasan dari pada firman
Allah :
):/ (
Artinya : Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut
sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan
diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan
bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (Al Maidah
5:96)
3. Binatang Amfibia63
Yaitu jenis binatang yang boleh hidup di darat dan di dalam air sekaligus seperti
katak, kura-kura, ketam ular, buaya, dan sebagainya, ada tiga pendapat yang berkaitan
61
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 780.
62
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 781.
63
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 787.
Binatang ini tidak halal dimakan karena tergolong dalam binatang yang kotor dan
disebabkan keracunan yang terdapat pada ular khususnya.64 Dalam firman Allah telah
ditegaskan :
):/ (
Artinya : Orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran),
mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Araf 7:157)
Dan Nabi Muhammad juga melarang membunuh katak dengan hadits yang
(
)
Artinya: Dari Sa'id bin Khalid dari Sa'id bin Musayyab dari Abdurrahman bin 'Utsman
berkata; ada seorang tabib di sisi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam menyebutkan
suatu obat, yaitu berupa katak. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam melarang
membunuh katak.65 (HR. Ahmad)
64
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 787.
65
Lihat kitab Al Musnad, karya Ahmad bin Muhamad bin Hanbal, pada Bab: Musnad Penduduk
makkah, No. Hadis : 15197.
Memakan katak dan segala jenis serangga karena tidak terdapat nash yang
mengharamkannya. Maksud benda kotor yang diharamkan adalah setiap perkara yang
diharamkan oleh syara saja, oleh karena itu perkara yang tidak terdapat nash dan
dianggap tidak menjijikan oleh orang yang memakannya tidaklah menjadi haram.66
Setiap binatang air yang merayap adalah halal dengan syarat disembelih terlebih
dahulu. Seperti: burung air, kura-kura, anjing laut. Berbeda halnya dengan yang tidak
mempunyai darah seperti ketam, maka ia halal tanpa disembelih, hal ini menurut sebagian
Mazhab Hamnbali. Pendapat yang ashah sebagaimana yang tercatat dalam Syarh Al
mughni oleh Ibn Mufli al Hanbali, berkata: ketam adalah tidak halal kecuali
disembelih.67
D. Alat Menyembelih
Para ulama sepakat bahwa sesuatu yang dapat mengalirkan darah dan memotong
urat leher berupa besi, batu atau bambu maka boleh digunakan untuk menyembelih. Tidak
ada perbedaan dalam mazhab Imam Malik bahwa penyembelihan dengan tulang
dibolehkan apabila ia dapat mengalirkan darah, tetapi mereka berbeda pendapat tentang
penyembelihan dengan gigi dan kuku, terbagi menjadi tiga pendapat :68
2. Membedakan antara keadaaan masih bersambung atau sudah terlepas dari tubuhnya.
3. Memakruhkannya.
Para ulama sepakat bahwa menyembelih boleh dan sah dilakukan dengan semua
alat yang tajam, baik berasal dari besi, batu yang keras, bambu, timah, tembaga, emas,
perak, atau bahan lainnya. Kriteria alat dalam hal ini adalah setiap benda yang dapat
66
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 787.
67
Syed Ahmad, Fiqh Dan Perundangan Hukum Islam, h. 787.
68
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, h. 937.
menumpahkan darah dan memutuskan urat leher, sekiranya dapat memotong atau
membelah dengan bagian tajamnya bukan dengan beratnya. Hal ini berdasarkan sabda
Nabi Saw:
) (
Artinya: Dari Syu'bah dari Sa'id bin Masruq dari Abayah bin Rifa'ah dari Kakeknya
bahwa ia berkata, "Wahai Rasulullah, kami tidak memiliki pisau tajam?" beliau pun
bersabda: "Apa saja yang dapat mengalirkan darah dan disebutkan nama Allah atasnya,
maka makanlah. Kecuali kuku dan As-Sin. Sebab kuku adalah alat penyembelihan orang-
orang Habasyah, sementara As-Sin adalah tulang". 69 (HR. Bukhari)
Pendapat Ulama Tentang Gigi dan Kuku Untuk Menyembelih Teks Hadis
mengatakan bahwa gigi atau kuku tidak boleh digunakan sebagai alat untuk
menyembelih. Kendati begitu, para ulama berbeda pendapat mengenai bolehnya gigi atau
a. Madzhab Hanafi
maksudnya adalah gigi dan kuku yang tidak terpisah dari tubuh, karena bangsa Habasyah
melakukan hal itu untuk menampakkan keganasan algojo. Dan itu dilakukan dengan
Berdasarkan ijma' menyembelih dengan dua alat ini adalah tidak boleh. Imam Al-
69
Lihat shohih al Bukhari, pada Bab: Penyembelihan dan perburuan, No. Hadist: 5074. Muslim, pada
bab: Hewan kurban, No. Hadist : 3638. Ibnu Majah, pada bab: Sembelihan, No. Hadist: 3169.
70
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 295.
71
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 295.
72
Beliau adalah Muhammad bin 'Ali bin Muhammad bin 'Ali bin 'Abdurrahman bin Muhammad al-Hishni al-
Dimasyqi al-Hanafi, seorang fakih dan mufti yang terkenal dengan nama al-Hashkafi. Beliau lahir di Damaskus pada
setiap alat yang dapat memutuskan urat leher). Urat leher di sini maksudnya adalah empat
urat leher, (dan menumpahkan darah) yaitu mengalirkannya (meskipun) dengan api atau
(dengan tongkat) yaitu kulit bambu (atau batu api) yaitu batu putih seperti pisau yang
digunakan untuk menyembelih, (kecuali gigi dan kuku yang tidak terpisah dari tubuhnya.
Seandainya dua alat ini dicabut, maka sembelihan itu halal) menurut madzhab kami
(tetapi makruh), karena hal ini mengandung unsur yang membahayakan hewan, seperti
Gigi dan kuku yang tidak terpisah dari tubuh tidak boleh digunakan sebagai alat
menyembelih dalam madzhab Hanafi. Apabila gigi dan kuku ini dicabut dari tempat
asalnya, artinya gigi tersebut dipisahkan dari mulut (rahang) dan kuku dipisahkan dari jari
tangan, maka alat tersebut dapat digunakan untuk menyembelih, sembelihannya halal
tetapi makruh.74
Hal ini dikuatkan oleh Imam Ibn 'Abidin75 dalam kitabnya Hasyiyah Ibn 'Abidin,
beliau berkata, "(Tetapi makruh) maksudnya menyembelih dengan alat tersebut adalah
makruh, adapun memakan sembelihannya adalah boleh. Masing-masing dari Imam al-
Hashkafi dan Imam Ibn 'Abidin tidak mencantumkan teks Hadis dalam kitab mereka.
Keduanya juga tidak menyebutkan alasan dibolehkannya menyembelih dengan gigi dan
kuku tersebut. Padahal Hadis menyatakan, "Selagi tidak menggunakan gigi atau kuku".
tahun 1025 H atau 1021 H. Wafat di Damaskus pada tanggal 10 Syawal 1088 H. dan dimakamkan di pemakaman al-
Bab al-Shaghir. Lihat al-Alam, juz VI, h. 294.
73
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 296.
74
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 297.
75
Beliau adalah Muhammad Amin bin 'Umar bin 'Abd al-'Aziz bin Ahmad bin 'Abd al-Rahim bin
Najm al-Din bin Muhammad Shalah al-Din, yang masyhur dengan sebutan Ibn 'Abidin. Beliau dilahirkan di
Damaskus Syiria 1198 H. Ayahnya memberinya pendidikan agama dengan baik, karenanya beliau sudah hafal
al-Qur'an saat usianya masih muda. Ayahnya adalah seorang saudagar. Beliau menjalani hidup dalam keadaan
berkecukupan. Beliau meninggal di Damaskus pada tahun 1252 H. dan dimakamkan di pemakaman al-Bab al-
Shaghir. Di antara karya tulisnya yang paling menonjol adalah kitab Radd al-Muhtar 'ola Durr al-Mukhtar
dalam masaiah fiqih. Karyanya ini terkenal dengan nama Hdsyiyah Ibn 'Abidin. lihat al-Alam, juz VI, h. 42.
Nabi Saw telah mengungkapkan alasan beliau tentang tidak dibolehkannya gigi dan kuku
) (
Artinya: Dari Syu'bah dari Sa'id bin Masruq dari Abayah bin Rifa'ah dari Kakeknya
bahwa ia berkata, "Wahai Rasulullah, kami tidak memiliki pisau tajam?" beliau pun
bersabda: "Apa saja yang dapat mengalirkan darah dan disebutkan nama Allah atasnya,
maka makanlah. Kecuali kuku dan As-Sin. Sebab kuku adalah alat penyembelihan orang-
orang Habasyah, sementara As-Sin adalah tulang". 76 (HR. Bukhari)
Karena pada umumnya, penyembelihan tersebut dilakukan dengan mencekiknya.
Apapun pendapat ulama tentang alasan dilarangnya menyembelih hewan dengan gigi dan
kuku, cukup mengambil alasan yang dikemukakan oleh Rasulullah Saw bahwa gigi
b. Madzhab Maliki
"Rasulullah Saw membolehkan menyembelih dengan batu dan tulang. Maksudnya adalah
batu api dan kulit tongkat dan bambu. Setiap alat yang mengalirkan darah, sembelihannya
Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwaththa meriwayatkan sebuah Hadis Nabi Saw
76
Lihat shohi Bukhari, pada Bab: Penyembelihan dan perburuan, No. Hadist: 5074. Muslim, pada
bab: Hewan kurban, No. Hadist: 3638. Ibnu Majah, pada bab: Sembelihan No. Hadist: 3169.
77
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 297.
78
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 297.
Artinya: Dari Malik dari Zaid bin Aslam dari Atha' bin Yasar berkata, "Seorang laki-laki
Anshar dari Bani Haritsah pernah mengembalakan unta perahan di padang uhud, unta
tersebut lalu mati hingga ia menyembelihnya dengan kayu yang tajam. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam lalu ditanya tentang hal itu, beliau menjawab; "Itu tidak
mengapa, makanlah daging tersebut".79
Hadis ini dijadikan dalil oleh Imam Malik dalam riwayatnya yang pertama.
Adapun riwayat Imam Malik yang kedua, yaitu Imam Sahnun menuturkan, "Aku
menjawab, "Boleh". Sebagaimana Ibn Wahb juga meriwayatkan dari Malik dalam kitab
Al-Mabsuth, bahwa segala sesuatu yang terbuat dari keramik, tulang, tanduk, atau benda
lain yang dapat memutuskan urat leher, maka boleh untuk menyembelih.80
Imam Al-Baji, seorang Ulama Maliki berkata, "Ada perbedaan antara riwayat Ibn
Al-Mawaz dan riwayat yang kami sebutkan setelahnya tentang sembelihan dengan
menggunakan tulang dan kuku. Para ulama madzhab kami dari bangsa Irak berbeda
pendapat dalam masalah ini. Al-Qadhi Abu Al-Hasan dalam kitabnya al-Zhahir dari
tidak diperbolehkan. Aku melihat beberapa guru kami yang pernah berguru kepadanya
tulang.81
79
Imam Malik, Al muatha, Dar Ehia Al Tourath al Arabi, Beirut, (lebanon: 2003), hadis no 494, h.
310.
80
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 297.
81
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 297.
Al-Qadhi Abu Al-Hasan berkata, "Menurutku, jika gigi dan kuku yang digunakan
untuk menyembelih itu panjang dan tajam, sehingga dapat memutuskan tenggorokan
secara sekaligus, maka sembelihannya adalah sah. Demikian pula dengan benda-benda
dari tulang lainnya, baik yang menyatu (dengan anggota badan) maupun yang terpisah
dari padanya, baik berasal dari hewan yang dagingnya halal dimakan maupun dari hewan
menyatakan bahwa menyembelih dengan gigi dan kuku yang menyatu dengan anggota
badan adalah boleh. Beliau menjawab makna Hadis di atas dengan dua hal: Pertama,
Hadis itu menunjukkan kemakruhan, dan kedua Hadis itu menunjukkan adanya larangan
menyembelih dengan kuku dan gigi yang kecil dan tidak sah memutuskan urat leher
c. Madzhab Syafi'i
menyembelih, dari apapun bahannya, yang dapat mengalirkan darah dan memutuskan
urat leher dan bagian yang disembelih, dengan tanpa meremukkan, maka menyembelih
dengan alat tersebut adalah boleh, kecuali kuku dan gigi. Larangan menggunakan kuku
dan gigi dalam menyembelih adalah berdasarkan Hadis dari Nabi Saw. Karenanya, siapa
yang menyembelih dengan kuku atau gigi, baik menyatu dengan tubuh atau terpisah dari
padanya, atau dengan menggunakan kuku hewan buas atau giginya, atau benda lain yang
sejenis kuku dari spesies burung atau yang lainnya, maka mengonsumsi sembelihan itu
adalah tidak halal, karena ada nash Hadis dari Nabi Saw yang melarang hal itu.84
82
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 298.
83
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 298.
84
As Syafii, al Umm, Beirut (libanon: 2003) juz IV, h. 236.
Di kalangan ulama madzhab Syafi'i tidak ada perbedaan dalam masalah ini. Imam
mengatakan bahwa menyembelih dengan menggunakan kuku, gigi, dan semua jenis
tulang adalah tidak sah. Selain itu, semua alat tajam, baik berasal dari besi seperti pedang,
pisau, panah, dan tombak, maupun berasal dari timah, tembaga, emas, perak, kayu yang
tajam, tongkat, kaca, batu, atau bahan lainnya, dapat digunakan untuk menyembelih.
d. Madzhab Hanbali
Imam Ibn Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni berkata, "Mengenai alat yang
digunakan untuk menyembelih, ada dua syarat; pertama, alat tersebut harus tajam, dapat
memotong atau membelah bagian yang disembelih karena ketajamannya, bukan karena
beratnya. Kedua, alat tersebut tidak berupa gigi atau kuku. Apabila dua syarat ini
terpenuhi dalam sebuah alat, baik berupa besi, batu, tongkat, atau kayu, maka
(
)
Artinya: Dari Syu'bah dari Sa'id bin Masruq dari Abayah bin Rifa'ah dari Kakeknya
bahwa ia berkata, "Wahai Rasulullah, kami tidak memiliki pisau tajam?" beliau pun
bersabda: "Apa saja yang dapat mengalirkan darah dan disebutkan nama Allah atasnya,
maka makanlah. Kecuali kuku dan tulang". (HR. Bukhari) 86
Imam Ibn Qudamah menambahkan dua Hadis yang lain sebagai berikut:
85
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 299.
86
Lihat shohi Bukhari, pada Bab: Penyembelihan dan perburuan, No. Hadist : 5074. Muslim, pada
bab: Hewan kurban, No. Hadist : 3638. Ibnu Majah, pada bab: Sembelihan No. Hadist : 3169.
) )
Artinya: Dari Murai bin Qothary, dari Adi bin Hatim, dia berkata; aku berkata; wahai
Rasulullah bagaimana menurut engkau jika salah seorang diantara kami mendapat
hewan buruan sedangkan dia tidak mempunyai pisau, apakah (boleh) dia menyembelih
dengan batu yang tajam? Maka beliau bersabda: "alirkanlah darah (hewan itu) dengan
apa yang kamu punyai dan sebutlah nama Allah 'azza wajalla".87 (HR. Abu Daud)
tetapi tidak boleh menggunakan gigi dan kuku. Sedangkan para ulama madzhab Syafi'i
berpendapat atas tidak bolehnya menyembelih dengan menggunakan gigi, kuku, dan
semua jenis tulang. Karena gigi, sebagaimana yang diberitahukan oleh Nabi Saw adalah
tulang.88
keumuman Hadis Rafi', yaitu Rafi bin Hudaij, yang mengatakan: "Selagi tidak
menggunakan gigi atau kuku" karena sesungguhnya suatu alat yang tidak boleh
digunakan untuk menyembelih ketika menyatu (dengan badannya), maka ketika terpisah
alat tersebut juga tidak boleh digunakan, seperti halnya alat yang tidak tajam.89
lafadz yang membolehkan, lalu secara khusus, gigi dan kuku dikecualikan dari cakupan
lafadz tersebut. Maka semua tulang (selain gigi dan kuku) masuk dalam kategori alat
87
Lihat kitab as Sunan karya Abu Daud, pada bab Sembelihan No. Hadist : 2441. Nasa'I pada bab
Buruan dan Sembelihan No. Hadist : 4230.
88
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 300.
89
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 300.
90
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 300.
Al-Manthuq (makna yang tersurat) lebih dikedepankan hukumnya dari pada al-
ta'lil (makna yang tersirat) yaitu talil (penjelasan sebab) dari Nabi Saw bahwa gigi
adalah tulang. Oleh sebab itu, alasan dilarangnya kuku adalah karena alat tersebut
merupakan pisau bagi orang-orang Habasyah. Tetapi menyembelih dengan pisau tidak
diharamkan, meskipun alat tersebut merupakan pisau juga bagi mereka. Hal itu karena
tulang sudah tercakup di dalam makna Hadis-hadis yang bersifat umum, sehingga maksud
menyembelih pun dapat dicapai dengan tulang itu, maka tulang mirip dengan alat-alat
menyembelih lainnya.91
91
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 300.
BAB III
oleh penyembelih adalah ia harus berakal. Apa hukum menyembelih hewan dengan
mengoprasikan sebuah pisau mekanis yang berbentuk bundar. Ayam digantung dengan
berbaris, dan berjalan dengan otomatis dalam keadaan berbalik, kepalanya di bawah dan
kakinya di atas. Begitu ayam tersebut menyentuh pisau mekanis yang sedang berputar,
penyembelihan yang lazim dikenal dengan istilah penyembelihan secara mekanis, proses
b. Setelah dipingsankan, hewan yang akan disembelih tetap dalam keadaan hidup
(bernyawa) sehingga jika tidak jadi disembelih tetap dapat hidup secara normal.
92
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 302.
93
M. Hamdan Rasyid, Fiqih Indonesia Himpunan Fatwa-Fatwa Aktual, (Jakarta: PT Almawardi
Prima, 2003), h. 273.
d. Pemotongan hewan dilakukan oleh petugas pemotong hewan yang beragam Islam dan
e. Sesudah dipotong dan darahnya telah berhenti mengalir, maka isi perut hewan
disembelih telah diterapkan di negara-negara maju seperti Belanda, Australia dan negara-
negara barat, metode ini lahir karena kebutuhan daging yang terus meningkat sehingga
cara ini dinilai sangat membantu dalam proses penyembelihan. Metode stunning telah
Metode ini di satu sisi memang memberikan banyak kemudahan dalam menyembelih
hewan ternak, khususnya dalam skala besar. Namun di sisi lain metode ini juga
menyebabkan resiko dalam kehalalan, jika tidak dilakukan dengan tepat dan baik.
1. Menghilangkan kesadaran dan perasaan dari hewan yang akan desembelih, sehingga
2. Mempermudah kerja produksi, dimana penyembelihan tidak perlu waktu lama untuk
berikut:
94
M. Hamdan Rasyid, Fiqih Indonesia Himpunan Fatwa-Fatwa Aktual, h. 327.
95
www.hdcglobal.com.
1. Stunner yang digunakan adalah jenis kejutan di kepala saja (head only stunner).
2. Kekuatan arus elektrik hendaklah dikawal (tidak boleh melebihi had yang ditetapkan)
yaitu antara 0.75 ampere untuk kambing, 2.0 ampere untuk lembu dan tempo masa
3. Perlu dikawal selalu oleh petugas muslim yang mengetahui tentang stunning.
Stunning WaterBath untuk ayam dan itik (poultry) adalah diharuskan dengan
syarat:
2. Perlu dikawal selalu oleh petugas muslim yang mengetahui tentang stunning.
3. Penggunaan wadah dalam prosedur sembelihan adalah diharuskan dengan syarat tidak
Dalam kamus, kata ihsan dan kata-kata bentukannya memiliki beberapa makna,
diantaranya: Hasuna: menjadi atau tampak sempurna, indah, bagus; Ihsanan: (berbuat
secara) sempurna; Ahsana: ia melakukan sesuatu kebaikan yang besar; Ihsan: kebaikan;
Husna: Hadiah atau balasan yang baik; Hasan: sempurna, indah, bagus; Hisanun: sesuatu
Ihsan adalah kata benda verbal (masdar) yang mengacu kepada apa yang
seharusnya dilakukan seseorang dengan cara yang sebaik-baiknya. Dari tinjauan syariat
kata ini berarti beribadah kepada Allah seolah-olah kau melihat Nya, dan apabila kau
tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu.97 Para Ulama menjelaskan bahwa ihsan
96
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf Dan Ihsan, (Jakarta, PT. Serambi Ilmu Semesta),
Penerjemah zaimulam, 2007, h. 39.
97
Syekh Muhammad hisyam kabbani, tasawuf dan ihsan, h. 38.
1. Ihsan dalam beribadah kepada Allah, yaitu:
)(
Artinya: Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya. Jika engkau
tidak melihatnya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.98 (HR al-Bukhari dan
Muslim)
Seorang manusia di dunia tidak akan bisa melihat Allah dalam keadaan
terjaga. Ia hanya bisa menyaksikan Allah dengan mata kepalanya langsung di akhirat
beribadah dengan berdiri di hadapan Allah dan melihat Allah. Sebagian Ulama
Pada tingkatan ini perasaan yang menonjol adalah perasaan menghinakan diri
dan takut kepada Allah. Tingkatan yang pertama (maqoomul musyaahadah) lebih
murooqobah).100
Orang yang senantiasa berbuat ihsan akan mendapat kedekatan bersama Allah,
kecintaan dari Allah, pahala yang berlipat, balasan Jannah (surga) serta kenikmatan
melihat Wajah Allah. Ada beberapa bagian ihsan, termasuk semua sifat baik seorang
muslim seperti takwa, wara, zuhud, khusuk, sidik (benar), tawakkal, adab (budi baik),
98
Lihat Shahih Al-Bukhari, hadis no 50 dan Muslim no 8.
99
http://www.firanda.com.
100
http://www.firanda.com.
taubah (kembali kejalan yang benar), hilm (lembut), rahman (kasih sayang), dan lain-
lain.101
Balasan yang akan diterima oleh orang yang senantiasa berbuat ihsan:
):/ (
Artinya: Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dam orang-orang
yang berbuat ihsan (kebaikan) (Q.S an-nahl:128)
):/(
Artinya : Dan berbuat ihsan-lah karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berbuat ihsan.102 (Al-Baqoroh:195)
Syariat Islam diturunkan dari Allah, dan disampaikan oleh Nabi yang pemurah
):/(
Artinya : Dan tidaklah Kami utus engkau kecuali sebagai rahmat (kasih sayang) bagi
segenap alam semesta.103 (Al-Anbiya:107)
Karena itu seluruh aturan-aturan dalam agama Islam mengandung kasih sayang,
sekalipun orang yang pendek akalnya menganggap itu sebagai kekerasan, dzhalim
terhadap hewan adalah perbuatan dosa dan bisa berakibat adzab di neraka.
( )
101
Syekh Muhammad hisyam kabbani, tasawuf dan ihsan, h. 43.
102
Al-Quran, Surah Al-Baqoroh:195.
103
Al-Quran, Surah Al-Anbiya:107.
Artinya: Dari 'Abdullah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Seorang wanita disiksa Allah pada hari kiamat lantaran dia mengurung seekor kucing
sehingga kucing itu mati. Karena itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala memasukkannya ke
neraka. Kucing itu dikurungnya tanpa diberi makan dan minum dan tidak pula
dilepaskannya supaya ia dapat menangkap serangga-serangga bumi.104 (HR. Muslim)
Maka dari itu haruslah berbuat baik terhadap hewan, begitu juga dalam hal
:
,
][.
Artinya : Dari Abu Yala, Syaddad bin Aus radhiyallahu anhu, dari Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda: Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan
(berlaku baik) pada segala hal, maka jika kamu membunuh hendaklah membunuh dengan
cara yang baik dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik
dan hendaklah menajamkan pisau dan memberi kelapangan bagihewan yang
disembelihnya.106 (HR. Muslim).
Maka berperilaku ihsan terhadap hewan yang disebelih dengan cara :107
104
Lihat Shahih Muslim, Bab : Haramnya membunuh kucing, No. Hadist : 4160. Bukhari Bab :
Memberi air minum, No. Hadist : 2192. Ahmad Bab : Musnad Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu No. Hadist :
7511.
105
Lihat riwayat Ibnu Abi Khoytsamah dinukil dalam al-Ishobah, Syaddaad bin Aus adalah Sahabat
Nabi yang alim (berilmu) dan memiliki sifat lemah lembut. Sahabat Nabi Ubadah bin as-Shomit
menyatakan: Syaddaad bin Aus adalah termasuk orang yang diberi ilmu dan kelembutan. Di antara manusia
ada yang hanya diberi salah satunya, Kholid bin Madan berkata: Tidaklah tersisa di Syam orang yang lebih
terpercaya, lebih faqih, dan lebih diridhai selain Ubadah bin as-Shomit dan Syaddaad bin Aus, Al-Mafshol al-
Ghulaaby menyatakan: Orang yang zuhud di kalangan Anshar ada 3 orang, yaitu Abud Darda, Umair bin Sad,
dan Syaddad bin Aus.
106
Lihat as Sunan karya Abu Daud pada bab Sembelihan No. Hadist : 2432. Shahih Muslim, pada bab
Buruan, sembelihan, dan hewan-hewan yang dimakan, No. Hadist : 3615.
107
Muhammad Ibrahim, Ensiklopidi Islam, Penerjemah Achmad Munir Dkk, (Jakarta : Darus Sunnah
Press, 2007), h. 88.
4. Tidak mengasah pisau disepan hewan sembelihan.
5. Tidak memotong hewan yang disembelih atau memutus salah satu anggota tubuhnya
manusia. Salah satunya adalah kemudahan dalam menyembelih hewan degan menggunakan
Dalam penerapan stunning terhadap hewan sebelum disembelih dapat dikatakan telah
memenuhi unsur ihsan kepada hewan. Bahkan dapat menghilangkan rasa sakit, hal ini
menurut Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta dalam rapatnya
pada tanggal 7 Dzulhijjah 1420 H.108Adapun dalil MUI berdasarkan pada hadits shahih yang
diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Syaddad ibn Aus RA bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
,
:
][.
Artinya: Dari Abu Yala, Syaddad bin Aus radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam beliau bersabda: Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan (berlaku baik)
pada segala hal, maka jika kamu membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik
dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah
menajamkan pisau dan memberi kelapangan bagi hewan yang disembelihnya.109(HR.
Muslim)
108
Lihat Kumpulan Fatwa Majlis Ulama Indonesia Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, A.
Syarifuddin Abdul Ghani dan Fuad Thohari, (Jakarta: Majlis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta, 2012), h.
346.
109
Lihat as Sunan karya Abu Daud pada bab Sembelihan No. Hadist : 2432. Shahih Muslim, pada bab
Buruan, sembelihan, dan hewan-hewan yang dimakan, No. Hadist : 3615.
MUI berpendapat bahwa stunning lebih baik dari pada manual karena dapat
menghilangkan stress pada hewan dan dapat menghemat biaya. Adapun ketentuan stunning
sebagai berikut:
b. Setelah dipingsankan, hewan yang akan disembelih tetap dalam keadaan hidup
(bernyawa) sehingga jika tidak jadi disembelih tetap dapat hidup secara normal.
Apabila Penerapan stunning tidak sampai tingkat kematian hewan, seumpama seekor
hewan selesai stunning kemudian dibiarkan tanpa disembelih, maka beberapa waktu
kemudian hewan itu akan bergerak dan berdiri lalu berjalan seperti biasa, dapat dikatakan
halal penyembelihannya. Apabila stunning sampai kepada tingkat kematian hewan, maka
tidak diragukan lagi hewan sembelihan yang mati karena stunning ini tidak halal dimakan,
karena matinya tidak berdasarkan syariat Islam.110 kematian hewan tersebut harus akibat
penyembelihan bukan akibat stunning baik jenis captive bolt pistol yang pelurunya sangat
berpengaruh terhadap daya pingsan hewan dan dapat menyebabkan kematian hewan sebelum
disembelih.
kepada apa yang telah diuraikan, maka kita mengerti bahwa hukum daging import dari negeri
110
Ali Mustofa Yaqub, Kriteria Halal Haram Untuk Pangan, Obat dan Kosmetika Meurut Al-Quran
Dan Hadits, h. 327.
111
Beliau lahir di Shafth Turaab, Kairo, Mesir, 9 September 1926, beliau adalah seorang
cendekiawan Muslim yang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahid pada era modern. Selain
sebagai seorang Mujtahid ia juga dipercaya sebagai seorang ketua majelis fatwa. Banyak dari fatwa yang telah
dikeluarkan digunakan sebagai bahan rujukan atas permasalahan yang terjadi. Namun banyak pula yang
mengkritik fatwa-fatwanya.
penduduk ahli kitab yang diawetkan dan penyembelihanya dilakukan dengan aliran listrik
(Stunning) dan lain sebagainya hukumnya adalah halal, selama penduduk ahlul kitab
Kemudian fatwa dari Dr. Yusuf Qardhawi ini dibantah oleh Syaikh Dr. Shalih Al-
Fauzan,113 dengan perkataanya : "Bahwasannya fatwa penulis kitab Al-Halal wal-Haram fil-
Islam (Dr. Yusuf Qardhawi) tentang kehalalan daging import yang penyembelihannya
dilakukan dengan senggatan listrik dan yang semisalnya adalah fatwa yang bathil. Karena
penyembelihan dengan cara ini merupakan penyembelihan tidak syar'i, terlebih jika yang
Agama Islam tidak melarang kemajuan alat modernisasi salah satu dari perkembangan
zaman, selama hal itu tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Serta dapat
menguntungkan bagi umat manusia bukan memberi dampak keburukan, sebagaimana firman
Allah SWT :
): / (
Artinya : Dan mengharamkan kepada meraka segala benda yang buruk(Al-Araf
7:157)
112
Lihat kitab Al-Halal wal-Haraam fil-Islaam edisi terjemah dengan judul : Halal dan Haram dalam
Islam, alih bahasa : Muammal Hamidy, PT. Bina Ilmu, Cet. 1993 halaman 79 80.
113
Beliau adalah Syaikh Dr. Shalih ibn Fauzan ibn Abdullah dari keluarga Fauzan dari suku Ash
Shamasiyyah.Beliau lahir pada tahun 1354 H/1933 M. Ayah beliau meninggal ketika beliau masih muda, jadi
beliau dididik oleh keluarganya. Beliau belajar al Quran, dasar-dasar membaca dan menulis dengan imam
masjid di kotanya, yaitu yang mulia Syaikh Hamud ibn Sulaiman, yang kemudian menjadi hakim di Kota
Dariyyah (bukan dariyyah di Riyadh) di sebuah wilayah Qhosim. Adapun karangan beliau diantaranya : Syarah
al Aqidatul Waasitiyya, al Irshadul Ilas Sahihil Itiqad, al Mulakhkhas al Fiqih, at Tahqiqat al Mardiyyah yang
merupakan bagian gelar master beliau. dan sebuah bantahan terhadap buku Yusuf Qaradhawi berjudul Al-I'lam
bi-Naqdi Kitab Al-Halal wal-Haram Fil-Islam.
114
Lihat Al-I'lam bi-Naqdi Kitab Al-Halal wal-Haram Fil-Islam karya Dr. Shalih Al-Fauzan.
Begitu juga alat modernisasi dalam penyembelihan diciptakan oleh manusia agar
Secara teknis cara ini memeberi kemudahan, karena hewan yang dipingsankan tidak
akan meronta dan melakukan gerakan, sehingga lebih mudah dalam menyembelih, sehingga
unggas (poultry) dan stunning captive bolt pistol untuk hewan ternak berskala besar.
Menurut penulis, metode stunning captive bolt pistol memang memberikan banyak
kemudahan dalam menyembelih hewan, khususnya berskala besar. sekalipun hanya pingsan
sesaat, tetapi dapat melukai kepala hewan hingga mengakibatkan madarat bagi hewan
sembelihan, hal ini tentu dilarang karena sebagaimana kaidah usul fiqih :
Artinya : Menolak kerusakan itu lebih utama dari pada mengambil manfaat.115
Dalam kaidah tersebut dapat dijadikan argument, karena menolak kerusakan pada adab
menyembelih (berprilaku ihsan) itu lebih dutamakan dari pada mengambil manfaat, seperti
Tidak boleh dalam hal ini bukanlah dagingnya haram, selama terpenuhinya syarat
penyembelihan maka halal dagingnya. Hanya cara stunning captive bolt pistol yang tidak
diperbolehkan karena mafsadat bagi hewan, kerusakan yang terjadi adalah menembusnya
peluru ke dalam kepala hewan yang mengakibatkan kerusakan tulang kepala pada waktu
115
Lihat Mabadi Awwaliyyah, Abdul Hamid Hakim, (Jakarta: Al-Maktabah Assa'adiyyah), h. 34.
):/ (
Artinya : diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-
orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi
agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Maidah 5:3)
Pada lafaz artinya dan yang terpukul, menurut Imam Jalaluddin Assuyuti
bermakna pukulan yang dapat mematikan.116 Menurut hemat penulis makna dari lafaz
tersebut bisa diqiyaskan dengan stunning captive bolt pistol, adapun qiyas yang digunakan
adalah qiyas Syabah (menyerupai), dengan persamaan illat yaitu pukulan yang dapat melukai
kepala hewan sehingga tersiksa dan bahkan menyebabkan kematian pada hewan.
stress contohnya dengan adanya pengangkutan dan pemasaran maka stunning lebih baik
karena dapat melumpuhkan stress pada hewan. Dan jika hewan tidak mengalami stress lalu
dengan sengaja menggunakan stunning, tanpa adanya illat atau sababiah yang pasti, maka
Artinya : Hukum itu berputar (berubah) sesuai dengan adanya illat atau tidak adanya illat.117
116
Lihat Tafsir Jalalain, Imam Jalaluddin As-suyuti, Al-Haramain, juz I, h. 95.
117
Lihat Mabadi Awwaliyyah, Abdul Hamid Hakim, (Jakarta: Al-Maktabah Assa'adiyyah), h. 46.
Menurut hemat penulis, jika illat itu tidak ada, yaitu apabila stress tidak terjadi pada
hewan. Maka hukum kebolehan stunning akan berubah, dapat berubah menjadi makruh dan
haram. Pada kasus ini, penulis menyimpullkan haram, alasan penulis adalah posisi normal
pada hewan baik otot dan jantungnya stabil, kemudian dengan sengaja dikejutkan pada
hewan. Akibat arus listrik tersebut kemungkinan terjadi kerusakan organ dalam yang serius,
terutama pada jantung, kontraksi otot bahkan kerusakan saraf.118dengan demikian hewan
akan mengalami penyiksaan sebelum menyembelih, hal ini bertentangan dengan hadis yang
diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Syaddad ibn Aus RA bahwa Rasulullah SAW :
,
:
][.
Artinya: Dari Abu Yala, Syaddad bin Aus radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam beliau bersabda: Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan (berlaku baik)
pada segala hal, maka jika kamu membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik
dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah
menajamkan pisau dan memberi kelapangan bagi hewan yang disembelihnya.119(HR.
Muslim)
Jadi jelas perintah Nabi adalah berprilaku ihsan terhadap sembelihan, meskipun
dengan metode terbaru dalam menyembelih, pada masa yang sekarang atau pada masa yang
118
www.instalasilistrik.com
119
Lihat as Sunan karya Abu Daud pada bab Sembelihan No. Hadist : 2432. Shahih Muslim, pada bab
Buruan, sembelihan, dan hewan-hewan yang dimakan, No. Hadist : 3615.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
memenuhi unsur ihsan, karena adanya putusan Komisi Fatwa MUI dengan dalilnya
yaitu hadis shahih yang diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Syadad ibn Aus.
hewan tersebut dan apabila ternyata ada stunning dapat menyakiti hewan, maka
haramlah stunning.
b. Kekuatan arus elektrik harus dikawal, dengan tujuan agar tidak terjadi kematian.
darah mengalir, bahkan akan lebih banyak dan lebih lancar keluarnya darah sehingga
Penyembelihan hewan ternak secara stunning dinilai lebih baik dari pada
penyembelihan secara konvensional, karena dapat meringankan rasa sakit hewan yang
sehingga dagingnya lebih bersih dan bermutu, mempercepat waktu pemotongan, serta
ihsan kepada hewan dan dapat dikatakan telah memenuhi unsur ihsan kepada hewan,
akan tetapi ada jenis stunning yang penulis haramkan dalam penggunaanya yaitu
dengan cara ditembak kepalanya pada hewan berskala besar, alasan penulis melarang
bukan dalam keadaan normal pada psikologi hewan tersebut. yaitu proses
pemingsanan pada hewan sebelum dipotong. Tujuannya adalah membuat hewan tidak
sadar hanya dalam waktu singkat sehingga pada saat proses pemotongan tidak terjadi
stress.
B. Saran
2. Dalam hal menggunakan stunning perlu pelatihan khusus bagi para pekerja di
perusahaan hewan potong agar mengetahui tata cara dan ketentuan stunning, serta
(stunning) karena menyakiti, jika ada alat yang menggunakan stunning haruslah
diteliti terlebih dahulu. Agar tidak menyakiti, melukai atau mematikan hewan
tersebut.