Anda di halaman 1dari 13

RAPIADI BLOG

Senin, 23 Maret 2009

TB PARU ( PROGRAM PUSKESMAS)

TUBERKULOSIS

PENGERTIAN :

1. Tuberkulosis adalah : penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB ( Mycobacterium


tuberculosis )

2. Sebagian besar menyerang paru,tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

BENTUK KUMAN

1. Kuman berbentuk batang,mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan(BTA).

2. Cepat mati bila kena sinar matahari,tetap dapat hidup beberapa jam pada tempat yang lembab.

3. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur dalam beberapa tahun.

CARA PENULARAN

1. Sumber penularan penderita TB BTA Positip.

2. Melalui droplet ( percikan dahak), saat penderita BTA positip batuk atau bersin.

3. Setelah kuman masuk ke tubuh manusia melalui pernapasan, menyebar melalui sistem
peredaran darah,sistem saluran limfe, saluran nafas, atau menyebar langsung ke bagian-bagian tubuh
lainnya.

RISIKO PENULARAN

1. Di Indonesia masih cukup tinggi rata-rata 1-2 %


2. Daya tahan tubuh yang rendah ; gizi buruk atau penyakit HIV/AIDS menjadi faktur pencetus
tinggi angka kesakitan TB paru.

RIWAYAT TERJADINYA TUBERKULOSIS

1. Infeksi Primer

a. Infeksi terjadi saat sseorg terpapar pertama kali dengan TB.

b. Kuman menetap di alveolus dan kuman membelah diri untuk berkembang pada paru-paru
radang paru.

c. Waktu terjadi infeksi 4-6 minggu.

d. Masa inkubasi; mulai terinfeksi sampai terjadi sakit sekitar 6 bulan.

2. Tuberkulosis pasca Primer

a. Terjadi bbrpa bulan/ tahun sesudah infeksi primer==> daya tahan tubuh menurun akibat HIV
atau gizi buruk.

b. Ciri khas adalah kerusakan paru yang luas dgn terjadi kavitas atau efusi pluera.

KOMPLIKASI PD PENDERITA TUBERKULOSIS

1. Hemoptasis ( perdarahan pd saluran nafas bawah ) ==> kematian karena syok hipovolemik/
tersumbatnya jalan nafas.

2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.

3. Bronkiectasis dan fibrosis pada paru.

4. Penyebaran infeksi ke organ lain; otak,tulang, persendian,ginjal.

5. Insufisiensi kardio pulmoner ( cardio pulmonary insufficiency)

PERJALANAN ALAMIAH TB YANG TIDAK DIOBATI

1. Tanpa pengobatan setelah 5 tahun 50 % penderita akan meninggal dan 25 % akan sembuh
sendiri dengan daya tahan tubuh yang adekuat.
2. Sisanya 25 % sebagai kasus kronik yang tetap menular ( WHO 1996)

DIAGNOSIS PENDERITA TUBERKULOSIS

1. Gejala umum

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih.

2. Gejala lain

Batuk bercampur darah.

Batuk darah

Sesak nafas dan nyeri dada.

Badan lemah,nafsu makan menurun,BB turun,rasa kurang enak badan (Malaise) keringat malam
tanpa kegiatan, demam lebih dari sebulan.

DIAGNOSIS TUBERKULOSIS

1. Pemeriksaan mikroskopis secara SPS ==> BTA

2. Pemeriksaan dahak SPS, minimal 2 preparat positip.

3. Pemeriksaan photo thorak.

DIAGNOSIS TB PADA ANAK

1. Atas gambaran klinis, foto Rontgent dada dan uji tuberkulin.

2. Mempunyai sejarah kontak erat dengan penderita TB BTA positip.

3. Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah imunisasi BCG ( dalam 3-7 hari)

4. Terdapat gejala umum TB.

GEJALA UMUM TB ANAK

1. BB turun dalam 3 bln tanpa sebab yang jelas.


2. Nafsu makan tdk ada (anorexia) dg ggl tum-bang dan BB tdk naik dg adekuat.

3. Demam lama, berulang tanpa sebab yang jelas( bkn tifus,malaria atau Ispa), dapat disertai
keringat malam.

4. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel sering didaerah leher,
ketiak dan lipatan paha.

5. Batuk lebih dari 30 hari , nyeri dada.

6. Gejala-gejala saluran cerna; diare berulang yang tidak sembuh dg terapi diare, benjolan di
abdomen dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.

GEJALA SPESIFIK TB

1. TB kulit/skrofuloderma

2. TB tulang dan sendi :

Tulang punggung ( spondilitis) : gibbus.

Tulang panggul (koksitis); pincang, pembengkakan di panggul

Tulang lutut; pincang dan/atau bengkak.

Tulang kaki dan tangan.

3. TB otak dan saraf

Miningitis; kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran menurun

4. Gejala Mata

Conjunvtivitis phlyctenularis.

Tuberkel koroid ( hanya melihat dg funduskopi).


FOTO RONTGENT DADA PD ANAK

1. Gambaranya sulit, harus hati-hati, bisa overdiagnosis atau underdiagnosis.

2. Paling mungkin adanya infiltrat dg pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal.

3. Gejala lain dari foto rontgent al:

Milier ( bintik-bintik yg menyebar)

Atelektasis/kolaps konsolidasi ( titik pemadatan )

Kalsifikasi paru ( pengapuran)

Bronkeiktasis ( bronkus seperti sarang tawon)

Kavitis

KLASIFIKASI PENYAKIT TB

1. TUBERKULOSIS PARU

Adalah tuberkulosis yg menyerang jaringan paru,tidak termasuk pleura(selaput Paru)

2. BERDASARKAN PEMERIKSAAN DAHAK

TB paru BTA positip

Sekurang-kurangnya 2 dari spesimen dahak SPS hasil BTA Positip

1 spesimen dahak SPS positip.dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberkulosis aktif.

3. TUBERKULOSIS PARU BTA NEGATIF

Pemeriksaan dahak SPS negatif dan rontgen positip.

Tingkat keparahan ==> ringan dan berat

Berat==> bila gambaran RO adanya kerusakan paru yang luas mis;proses far advenced atau
milier) dan/ keadaan penderita sangat buruk.

4. TUBERKULOSIS EKSTRA PARU.

Tb yg menyerang organ tubuh lain selain paru.


Tb otak, selaput jantung, kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing,
alat kelamin dll.

Tb ekstra paru ringan dan berat

TB ekstra paru ringan:

Tb kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unileteral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan
kelenjar adrenal.

TB ekstra paru berat:

Miningitis, milier, perikarditis, pleuritis eksudativa duplex, Tb tulang belakang, TB usus, TB


saluran kencing dan alat kelamin.

PENGOBATAN TUBERKULOSIS

1. TUJUAN PENGOBATAN

a) Menyembuhkan penderita

b) Pencegah kematian

c) Mencega kekambuhan

d) Menurunkan tingkat kekambuhan.

2. OBAT YANG DIGUNAKAN

a) OAT FDC( Fixed dose combination ) ==> Tablet yang berisi kombinasi beberapa jenis obat anti
tuberkulosis dengan dosis tetap. Minum OAT Sesuai BB penderita.

b) Dulu menggunakan OAT kombipak yang berisi OAT dalam jumlah banyak dalam sekali minum

KEUNTUNGAN PENGGUNANAN OAT FDC

a) Lebih aman dan mudah pemberiannya ==> satu tablet FDC mengandung bbrpa jenis obat, shg
dpt dicegah penggunaan obat tunggal ==> resisten

b) Lebih aman utk penderita. ==> menelan obat lebih sedikit.

c) Lebih sesuai antara dosis obat dg BB penderita


d) Pengelolaan obat lebih mudah ==> hanya terdiri dari bbrpa jenis tablet sdh dpt memenuhi
semua kebutuhan pengobatan TBC

JENIS TABLET FDC

Tablet FDC untuk dewasa : 4 FCD ==> 4 macam obat setiap tablet td :

a) 75 mg Isoniasid ( INH )

b) 150 mg Rifampisin

c) 400 mg Pirazinamid

d) 275 mg Etambutol.

e) Obat ini digunakan setiap hari pada tahap intensif dan untuk sisipan.

f) Jlh tablet digunakan sesuai BB penderita.

g) Tablet FDC untuk dewasa : 2 FCD ==> 2 macam obat setiap tabletnya td ;

h) 150 mg Isoniasid

i) 150 mg Rifampisin.

tablet ini digunakan utk pengobatan intermiten 3 kali seminggu pada fase lanjutan. Obat yang di minum
sesuai BB penderita.

DASAR PERHITUNGAN PEMBERIAN OBAT

Dosis sesuai dg BB penderita.

Lama dan jlh pemberian pd fase pengobatan;

A. Kategore I

Tahap intensif adalah :

2 bulan x 4 mgg x 7 hr = 56 dosis.

Tahap Lanjutan adalah :


4 bulan x 4 mgg x 3 kali = 48 dosis

B. Kategore II

Tahap intensif adalah :

untuk tablet 4 FDC;

3 bulan x 4 mgg x 7 hari = 84 dosis.

untuk inj.sterptomisin ;

2 bulan x 4 mgg x 7 hari = 56 dosis

Tahap Lanjutan adalah :

5 bulan x 4 mgg x 3 kali = 60 dosis

C. OAT FDC SISIPAN

Jumlah dosis pemberian :

1 bulan x 4 mgg x 7 hari = 28 Dosis.

D. Kategore anak

Tahap intensif adalah:

2 bulan x 4 mgg x 7 hari = 56 dosis.

Tahap lanjutan

4 bulan x 4 mgg x 7 hari = 112 dosis

PANDUAN PEMBERIAN OAT FDC

1. Kategore I diberikan kepada :

Penderita baru TB paru BTA positip.


Penderita baru TB paru BTA neg / Rontgen positif ( ringan/ berat )

Penderita TB Ekstra paru ( ringan/ berat ).

Pemeriksaan dahak hrs tetap dilakukan untuk evaluasi pelaksanaan program penanggulangan
tuberkulosis.

DOSIS OAT KATEGORE 1

Berat Badan Tahap intensif tiap hari selama 56 hari Tahap lanjutan 3 kali seminggu selama 16
minggu

30 37 kg 2 tablet 4FDC ( 112 tab) 2 tab. 2FDC ( 96 tab)

38 54 kg 3 tablet 4FDC ( 168 tab )3 tb.2FDC ( 144 tab)

55 70 kg 4 tablet 4FDC ( 224 tab )4 tab 2.FDC ( 192 tab)

71 kg 5 tablet 4FDC ( 280 tab )5 tab. 2FDC ( 240 tab )

2. Kategore II diberikan kepada :

- Penderita TB paru BTA positip kambuh

- Penderita TB Paru BTA positip gagal


- Penderita TB paru berobat setelah lalai yang kembali dg BTA positip.

DOSIS OAT KATEGORE 2

Berat Badan Tahap ainsentif tiap hariTahap lanjutan 3 kali seminggu selama 20 minggu

SELAMA

56 HARISELAMA

28 HARI

30 37 kg 2 tablet 4FDC + 500 mgr Streptomisin inj. 2 tab. 4FDC 2 tab. 2FDC + 2 tab
Etambutol

38 54 kg 3 tablet 4FDC + 750 mgr 3 tb.4FDC 3 tb.2FDC + 3 tablet Etambutol

55 70 kg 4 tablet 4FDC + 1000 mgr streptomisin inj. 4 tab.4FDC 4 tab 2.FDC + 4 tablet
Etambutol

71 kg 5 tablet 4FDC 1000 mgr streptomisin inj. 5 tab. 4FDC 5 tab. 2FDC + 5 tablet Etambutol

3. OAT Sisipan diberikan kepada :

Bila pd akhir tahap intensif BTA positip tidak konversi ke BTA negatip

Pengobatan diberikan selama 28 hari.

4. Kategore anak : 2 (HRZ) / 4 (HR)

diberikan kepada :

Tb anak berusia 0 - 14 tahun

Kat. Anak terdiri atas :

Obat 3 macam dikenal dg 3 FDC (HRZ) tiap tablet mengandung :

30 mg Isoniasid

60 mg Rifampisin
150 mg Pirazinamid

Tablet ini digunakan setiap hari dalam tahap intensif sesuai berat badan penderita.

Tablet obat 2 macam dikenal 2 FDC (HR ) tiap tablet mengandung :

30 mg Isoniasid ( INH )

600 mg Rifampisin

Tablet ini digunakan u/ pengobatan setiap hari pada tahap lanjutan . Dosis obat sesuai berat badan
penderita.

DOSIS OAT KATEGORE ANAK

BERAT BADAN Tahap intensif tiap hari selama 2 bulan Tahap lanjutan tiap hari selama 4 bulan

7 kg 1 tab 3FDC 1 tab 2 FDC

8 9 kg 1,5 tab 3FDC 1,5 tab 2 FDC

10 14 kg 2 tab 3 FDC 2 tab 2 FDC

15 19 kg 3 tab 3 FDC 3 Tab 2 FDC

20 24 kg 4 tab 3 FDC 4 tab 2 FDC

25 29 kg 5 tab 3FDC 5 tab 2 FDC

EFEK SAMPING OBAT DAN PENANGANANNYA

1. Diperkirakan sekitar 3-6 % penderita yg diobati dg OAT-FDC dpt mengalami efek samping.
2. Bila diketahui OAT-FDC penyebab efek samping obat distop dan penderita di obati dengan OAT
Kombipak tanpa menyertakan obat yg menyebabkan side efek tersebut.

3. Oleh karena itu OAT kombipak, ttp perlu tersedia sebanyak 5 % di gudang farmasi kabupaten/
kota dan propinsi.

EFEK SAMPING RINGAN OAT

EFEK SAMPING PENYEBEB PENANGANAN

Tidak napsu makan Rifampisin Obat diminum sebelum tidur

Nyeri sendi Pirasinamid Beri Aspirin

Kesemutan s/d rasa terbakar dikaki INH Beri vit.B6 100 mg perhari

Warna kemerahan pada air seni ( urine ) Rifampisin Tidk perlu diberi apa-apa, tapi perlu penjelasan
pada penderita

EFEK SAMPING BERAT DARI OAT

EFEK SAMPING PENYEBEB PENANGANAN

Gatal dan kemerahan dikulit Semua jenis OAT Ikuti petunjuk penatalaksanaan OAT

Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan ganti Etambutol

Gangguan keseimbangan Streptomisin Streptomisin dihentikan ganti Etambutol

Ikterus tanpa penyebab lain Hampir semua OAT Hentikan semua OAT sampai ikterus hilang

Bingung dan muntah-muntah ( permulaan ikterus krn obat ) Hampir semua obat Hentikan
semua OAT, segera lakukan tes fungsi hati

Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan Etambutol

Purpura dan rejatan (syok) Rifampisin Hentikan Rifampisin

DAFTAR PUSTAKA
Bahan rujukan;Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkolusis , cetakan ke 5 tahun 2001

Petunjuk penggunaan OAT ( Fixed dose combination ) TAHUN 2004

rapiadi di 11.46

Anda mungkin juga menyukai