2252-3979
ISSN:
LenteraBio
Vol.
4
No.
3,
September
2015:
150154
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio
ABSTRAK
Keanekaragaman dan kelimpahan jenis burung yang ditemukan dalam suatu kawasan mengindikasikan
bagaimana keadaan di kawasan tersebut. Setiap jenis burung pada dasarnya memiliki habitat yang berbeda-beda,
salah satu habitat burung adalah hutan bakau (mangrove). Kawasan Mangrove Center Tuban merupakan suatu
kawasan hutan bakau yang terdapat di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban Jawa Timur. Lokasi ini merupakan
kawasan konservatif, yang berfungsi sebagai kawasan wisata alam dan sebagai pusat pendidikan lingkungan hidup
pesisir dan laut di Kabupaten Tuban. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keanekaragaman dan
kelimpahan burung di kawasan Mangrove Center Tuban serta mendeskripsikan vegetasi yang mendukung
keberadaan burung di kawasan Mangrove Center Tuban. Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah
metode jelajah yakni dengan menentukan jalur transek dan enam stasiun pengamatan. Burung yang dijumpai
sepanjang perjalanan kemudian dicatat berdasarkan ciri morfologi dan dihitung jumlahnya. Pengambilan data
dilaksanakan pada pagi hari pukul 04.30-09.00 WIB, siang hari pukul 11.00-14.00 dan sore hari pukul 16.00-18.00
WIB. Data yang didapatkan kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
di kawasan Mangrove Center Tuban terdapat 33 jenis burung dengan indeks keanekaragaman 2.4 yang tergolong
sedang. Terdapat tiga jenis burung yang paling melimpah, yaitu Collocalia esculenta 20,93%, Bubulcus ibis 20,56%., dan
Egretta garzetta 13,35%. Selain itu terdapat 12 jenis vegetasi yang paling sering dimanfaatkan oleh burung sebagai
tempat bersarang, bertengger, dan mencari makan yaitu Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Pandanus
odoratissima, Ceiba pentandra, Hibiscus tiliaceus, Muntingia calabura, Tectona grandis, Calotropis gigantea, Acacia constricta,
Acacia auriculiformis, Manilkara kauki, dan Casuarina equisetifolia.
ABSTRACT
Diversity and abundance of bird species found in an area may indicate how the situation in the region. Each type of
bird basically have different habitats, one of bird habitat is the mangrove forest. Mangrove Center Tuban is a mangrove forest
located in Jenu Tuban in East Java. This location is a conservative region, which serves as a nature education center coastal and
marine environment in Tuban. The purpose of this study were to describe the bird diversity and abundance of birds in the area
the Mangrove Center Tuban and to describe vegetation that supports the existence of birds in the area the Mangrove Center
Tuban. The method used in this observation was the method of cruising the transect lines and six observation stations. Birds
identified based on morphological characters and counted. Observation was done in the morning at 4:30 a.m to 9:00 am, 11:00 to
14:00 o'clock noon and in the afternoon at 16:00 to 18:00 pm. Data were obtained then analyzed by descriptive quantitative. The
results showed that in Mangrove Center Tuban, there were 33 types of bird diversity index 2.4 that classified as moderate. There
were three types of the most abundant birds, namely Collocalia esculenta 20.93%, Bubulcus ibis 20.56%, and Egretta garzetta
13.35%. There were 12 species of vegetation are most often used by birds as nesting, perching, and foraging that Rhizophora
mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Pandanus odoratissima, Ceiba pentandra, Hibiscus tiliaceus, Muntingia calabura, Tectona
grandis, Calotropis gigantea, constricta Acacia, Acacia auriculiformis, Manilkara kauki, and Casuarina equisetifolia.
penting bagi suatu ekosistem maupun bagi di sepanjang jalur yang sudah ditentukan
kehidupan manusia. Atas dasar peran dan sepanjang 160 m sambil melihat dan mencatat
manfaat ini maka keberadaan burung perlu secara langsung setiap perjumpaan jenis burung
dipertahankan (Rusmendro, 2009). yang sedang melintas atau bertengger di atas
Setiap jenis burung pada dasarnya memiliki pohon berdasarkan ciri morfologi. Jangka waktu
potensi habitat yang berbeda-beda, suatu habitat yang ditentukan adalah 15 menit sebelum
yang digemari oleh suatu jenis burung belum bergerak ke titik selanjutnya sekitar 30 meter.
tentu sesuai untuk jenis burung yang lain Kemudian melakukan pengukuran faktor fisik
(Sujatnika dkk, 1995). Salah satu habitat burung berupa suhu dan kelembapan udara.
adalah hutan bakau (mangrove). Keberadaan hutan Alat yang digunakan dalam penelitian ini
bakau dalam suatu wilayah sangat penting karena adalah kamera digital Nikon D3000 lensa sigma
memiliki potensi ekologis dan ekonomis. Hutan 70-300 mm macro ultrasonic, teropong binokuler,
bakau memiki peran penting sebagai habitat dari buku panduan pengenalan Burung-burung di
berbagai macam jenis ikan, udang, kerang-kerang, Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan
dan lain-lain karena terdapat banyak sumber (MacKinnon dkk.., 2010), alat tulis dan lembar
nutrien yang penting sebagai sumber makanan pengamatan. Objek penelitian ini adalah berbagai
bagi banyak spesies khususnya jenis migratory jenis burung yang ditemukan dan vegetasi yang
seperti burung-burung pantai (Sulistiyowati, dimanfaatkan oleh burung.
2009). Data burung dianalisis secara deskriptif
Kawasan Mangrove Center Tuban kuantitatif. Keanekaragaman diukur berdasarkan
merupakan suatu kawasan hutan bakau yang indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (Odum,
terdapat di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban 1993), yaitu dengan rumus berikut.
Jawa Timur. Di kawasan ini terdapat berbagai ni ni
jenis bakau seperti Avicenia, Rhizopora, H = ln
Bruguiera, cemara laut, ketapang, waru, dan
N N
Keterangan: H= Indeks keanekaragaman Shannon; ni=
nyamplong. Lokasi ini merupakan kawasan
Jumlah suatu jenis; N=jumlah seluruh jenis yang ada
konservatif, yang berfungsi sebagai kawasan
dalam contoh.
wisata alam dan sebagai pusat pendidikan
lingkungan hidup pesisir dan laut di Kabupaten
Tingkat keanekaragaman dapat dianalisis
Tuban (Prijono, 2013). Mangrove Center Tuban
dalam beberapa kriteria Odum (1993) yakni:
berpotensi sebagai habitat bagi berbagai jenis
H < 1,0: keanekaragaman termasuk ke dalam
burung, namun belum ada yang melakukan
kategori rendah.
penelitian tentang keanekaragaman burung di
1,0 H 3,322: keanekaragaman termasuk ke
kawasan ini. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
dalam kategori sedang.
dilakukan studi mengenai keanekaragaman dan
H > 3,322: keanekaragaman termasuk ke dalam
kelimpahan jenis burung di kawasan Mangrove
kategori tinggi.
Center Tuban.
Kelimpahan digunakan untuk mengetahui
BAHAN DAN METODE kepadatan individu dalam suatu ekosistem.
Penelitian ini merupakan penelitian Untuk menghitung kelimpahan relatif digunakan
deskriptif dengan teknik observasi karena rumus (Sriyanto, 2013) yaitu :
menggunakan metode pengumpulan data melalui
pengamatan langsung atau peninjauan secara
ni
Di = 100%
cermat dan langsung di lokasi penelitian.. Lokasi N
penelitian dilakukan pada dua tempat, yaitu Keterangan: Di = kelimpahan relatif (%) ; ni = jumlah
penelitian lapangan di kawasan Mangrove Center individu setiap jenis ; N = jumlah total individu
Tuban dan Laboratorium Taksonomi Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Observasi dilakukan pada tanggal 23 Mei 2015, 06 HASIL
Juni 2015 dan 13 Juni 2015. Pengambilan sampling Berdasarkan hasil pengamatan di kawasan
jenis burung dilaksanakan pada pagi hari pukul Mangrove Center Tuban ditemukan 33 jenis
04.30-09.00 WIB, siang hari pukul 11.00-14.00 WIB burung yang termasuk dalam enam ordo yaitu
dan sore hari pukul 16.00-18.00 WIB. Teknik yang Apodiformes, Charadriiformes, Ciconiiformes,
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Coraciiformes, Gruiformes, dan Passeriformes
observasi lapangan dengan metode jelajah. Cara (Tabel 1). Selain itu, terdapat sembilan jenis
melakukan metode ini adalah menentukan stasiun burung yang dilindungi berdasarkan PP No. 7
pengamatan dan jalur transek, kemudian berjalan Tahun 1999 (Tabel 1).
Paramita
dkk.:
Keanekaragaman
dan
kelimpahan
jenis
burung
163
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah Keeanam stasiun memiliki kondisi yang
dilakukan terdapat perbedaan keanekaragaman berbeda-beda pula. Stasiun satu memiliki suhu
jenis burung pada setiap stasiun. Stasiun satu antara 25,71-34,1oC dan kelembapan udara antara
sampai enam memiliki indeks keanekaragaman 66-82% dan walet sapi (Collocalia esculenta)
berturut sebesar 2,41; 2,36; 1,97; 2,25; 2,39 dan merupakan jenis burung yang dominan di stasiun
1,55 (Tabel 2). satu dengan nilai kelimpahan relatif sebesar 3,0%.
Stasiun dua memiliki suhu 26-36,6oC dan
Tabel 2 Indeks Keanekaragaman Burung pada kelembapan udara 55-82%, stasiun tiga memiliki
tiap Stasiun. suhu 25,8-35,3oC dan kelembapan udara 56-82%,
No. Stasiun Indeks Kategori stasiun empat memiliki suhu 26,2-34,7oC dan
Keanekaragaman kelembapan udara 58-85%, dan stasiun lima
1. 1 2,41 Sedang memiliki suhu 26,8-33,7oC dan kelembapan udara
2. 2 2,36 Sedang 60-83%. Kuntul kerbau (Bubulcus ibis) merupakan
3. 3 1,97 Sedang jenis burung yang mendominasi di stasiun dua,
4. 4 2,25 Sedang tiga, empat dan lima dengan nilai kelimpahan
5. 5 2,39 Sedang relatif berturut-turut 4,57%, 5,53%, 4,17% dan
6. 6 1,55 Sedang 3,53%. Stasiun enam memiliki suhu antara 26,2-
34,7oC dan kelembapan udara antara 58-85%, dan
Ketiga puluh tiga jenis burung tersebut burung gereja erasia (Passer montanus) merupakan
ditemukan di kawasan Mangrove Center Tuban burung yang mendominasi di stasiun enam
dengan kelimpahan dan jumlah jenis yang dengan nilai kelimpahan relatif sebesar (Tabel 3).
berbeda-beda di tiap-tiap stasiun.
164
LenteraBio
Vol.
4
No.
3,
September
2015:
150154
Tabel 3. Kelimpahan Relatif Burung pada tiap-tiap Stasiun di Kawasan Mangrove Center Tuban.
Jenis yang paling banyak ditemukan berasal sebesar 2,4 yang menandakan tingkat
dari ordo Passeriformes sebanyak 16 jenis burung. keanekaragaman burung di kawasan Mangrove
Walet sapi (Collocalia esculenta) merupakan jenis Center Tuban adalah sedang.
burung yang paling banyak ditemukan dengan Burung-burung yang ada di kawasan
nilai kelimpahan sebesar 20,93%. Kuntul kerbau Mangrove Center Tuban memanfaatkan vegetasi
(Bubulcus ibis) merupakan jenis burung yang di wilayah tersebut untuk bertengger, bersarang
dominan kedua dengan nilai kelimpahan 20,56%. dan mencari makan Vegetasi yang sering
Kuntul kecil (Egretta garzetta) merupakan jenis didatangi oleh burung di kawasan Mangrove
burung yang dominan ketiga dengan nilai Center Tuban terdapat 12 jenis yang termasuk
kelimpahan 13,35%, sedangkan jenis yang paling kedalam delapan ordo yaitu Pandanales,
sedikit dijumpai adalah camar (Larus ridibundus), Malvales, Malpighiales, Lamiales, Gentianales,
cangak abu (Ardea cinerea), gagang bayam Fabales, Ebenales dan Casuarinales (Tabel 4.).
(Himantopus himantopus), dan gelatik (Padda Keberadaan vegetasi ini dapat mengundang
oryzivora) dengan nilai kelimpahan masing- burung untuk datang bahkan menetap di
masing sebesar 0,033%. Dari hasil perhitungan kawasan Mangrove Center Tuban.
didapatkan nilai Indeks keanekaragaman (H)
Paramita
dkk.:
Keanekaragaman
dan
kelimpahan
jenis
burung
165
Tabel 4. Vegetasi yang dapat mendukung keberadaan burung di kawasan Mangrove Center Tuban
No. Ordo Famili Spesies Nama Indonesia
1. Pandanales Pandanaceae Pandanus odoratissima Pandan
2. Malvales Bombacaceae Ceiba pentandra Randu
3. Malvaceae Hibiscus tiliaceus Waru
4. Muntingiaceae Muntingia calabura Kersen
5. Malpighiales Rhizophoraceae Rhizophora mucronata Bakau hitam
6. Bruguiera gymnorrhiza Mangi-mangi
7. Lamiales Lamiaceae Tectona grandis Jati
8. Gentianales Asclepiadaceae Calotropis gigantea Biduri/widuri
9. Fabales Fabaceae Acacia constricta Akasia
10. Acacia auriculiformis Akasia daun kecil
11. Ebenales Sapotaceae Manilkara kauki Sawo kecik
12. Casuarinales Casuarinaceae Casuarina equisetifolia Cemara laut
stasiun dua terutama pada pagi dan sore hari, berwarna putih, kepala, leher, dan dada jingga
pada pagi hari kuntul kerbau terbang keluar pupus serta iris, kaki, dan kekang berwarna
wilayah Mangrove Center Tuban untuk mencari merah terang. Setiap sore, kelompok-kelompok
makan dan kembali pada sore hari. Kuntul kecil terbang rendah di atas perairan, menuju
kerbau juga banyak dijumpai di stasiun tiga, tempat istirahat, bersarang dalam koloni di atas
empat dan lima. Pada area tersebut banyak air (MacKinnon dkk., 2010). Banyak ditemukan
terdapat vegetasi Rhizophora mucronata dan bersama kuntul kecil dan blekok sawah di stasiun
Casuarina equisetifolia yang digunakan sebagai tiga, empat dan lima karena terdapat banyak
tempat bertengger, dan bersarang, selain itu area pohon Rhizophora mucronata dan Casuarina
tersebut merupakan area yang masih alami dan equisetifolia yang digunakan sebagai tempat
bukan area pemanfaatan sehingga jauh dari bertengger, dan bersarang.
aktivitas manusia. Menurut Kosasih (2011) kuntul Kuntul kecil (Egretta garzetta) merupakan
kerbau merupakan satwa pemalu, sehingga jenis burung yang mendominasi ketiga dengan
apabila didekati manusia maka jenis ini akan nilai kelimpahan 13,35%. Memiliki ciri ukuran
pergi. Semakin jauh dari aktivitas manusia sedang (60 cm), berbulu putih. Perbedaannya
kemungkinan kuntul kerbau untuk bersarang dengan kuntul kerbau adalah ukuran lebih besar,
semakin besar. badan lebih ramping, paruh hitam, dan kaki
Burung gereja erasia (Passer montanus) hitam. Sering mengunjungi sawah, tepi sungai,
merupakan burung yang mendominasi di stasiun sungai kecil di pesisir dan area perairan. Mencari
enam dengan nilai kelimpahan relatif sebesar makan dalam kelompok yang tersebar, sering
7,3%. Stasiun enam merupakan area pemanfaatan berbaur dengan jenis lain seperti kuntul kerbau
camping ground yang didominasi oleh vegetasi (MacKinnon dkk., 2010). Sering terlihat berjalan
cemara laut (Casuarina equisetifolia). Burung gereja mencari ikan di pantai ketika laut surut pada sore
erasia sering terlihat mamakan biji cemara laut hari. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
dan memanfaatkan daunnya yang jatuh dan Elfidasari dan Junardi (2006) bahwa kuntul kecil
mengering untuk sarang. Walaupun ada kegiatan merupakan hewan pemangsa ikan dan umumnya
perkemahan tetapi burung gereja erasia tetap memiliki kebiasaan khusus ketika mencari makan,
banyak dijumpai. Menurut MacKinnon dkk (2010) yaitu dengan cara berdiri pada suatu tempat atau
burung gereja erasia mampu berasosiasi dekat mengikuti mangsa.
dengan manusia, hidup berkelompok dan Burung yang paling sedikit dijumpai adalah
mencari makan di tanah. Pada stasiun enam Camar (Larus ridibundus), Gagang bayam
ditemukan 12 jenis burung, jumlah ini lebih (Himantopus himantopus), Cangak abu (Ardea
sedikit dibandingkan dengan stasiun lain. Hal cinerea) dan Gelatik (Padda oryzivora) masing-
tersebut karena di stasiun enam hanya terdapat masing hanya dijumpai satu individu selama
vegetasi cemara laut dan pohon akasia daun kecil, sembilan kali pengamatan dengan kelimpahan
selain itu tempat ini merupakan area yang paling relatif sebesar 0,033%. Burung-burung tersebut
banyak aktivitas manusia. hanya ditemukan pada pengamatan pertama,
Burung yang paling sering dijumpai di kemungkinan burung tersebut datang hanya
kawasan Mangrove Center Tuban adalah walet untuk beristirahat dan mencari makan kemudian
sapi (Collocalia esculenta) dengan nilai kelimpahan terbang.
sebesar 20,93%. Walet sapi dapat ditemukan Vegetasi yang mendukung keberadaan
hampir di semua stasiun sehingga jumlahnya burung di kawasan Mangrove Center Tuban
melimpah. Memiliki ciri ukuran kecil (9 cm), terdapat 12 jenis vegetasi meliputi vegetasi
berwarna hitam-biru mengilap, ekor sedikit mangrove dan non mangrove. Menurut Purnomo
bertakik, dagu abu-abu, perut putih mencolok, iris dkk (2009), bahwa struktur vegetasi
coklat, paruh dan kaki hitam. Walet sapi dapat mempengaruhi pemilihan habitat oleh burung.
bertahan hidup karena habitat dan makanan yang Apabila habitat tidak lagi dapat memenuhi
ada di Kawasan Mangrove Center Tuban kebutuhan hidup, maka burung tersebut akan
mendukung kelangsungan hidupnya. Walet sapi berpindah. Selain itu Wisnubudi (2009)
merupakan pemakan serangga karena di menyatakan bahwa keanekaragaman jenis
Kawasan Mangrove Center Tuban banyak pohon vegetasi yang tinggi dapat dijadikan sebagai
yang menjadi habitat serangga. Burung ini tempat sumber pakan, tempat berlindung
memiliki kebiasaan terbang di semua tipe hutan maupun tempat bersarang dari jenis-jenis burung.
dan lahan pertanian (MacKinnon dkk., 2010). Vegetasi yang paling sering dimanfaatkan
Kuntul kerbau (Bubulcus ibis) merupakan oleh burung adalah bakau hitam (Rhizophora
jenis burung yang dominan kedua setelah walet mucronata), vegetasi ini terdapat hampir di semua
sapi dengan nilai kelimpahan 20,56%. Berukuran stasiun. Di stasiun tiga, empat dan lima, vegetasi
kecil (50 cm), berwarna putih, pada masa berbiak: ini banyak dimanfaatkan oleh kuntul kecil
Paramita
dkk.:
Keanekaragaman
dan
kelimpahan
jenis
burung
167
bersama kuntul kerbau dan blekok sawah untuk Kosasih E dan Sena A S, 2011. Seleksi Pohon Untuk
bersarang, bertengger, berjemur, dan beristirahat. Sarang Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis) Di Dusun
Cemara laut (Casuarina equisetifolia) merupakan Wisata Ketingan Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kehutanan, 5(2):
vegetasi kedua yang sering dimanfaatkan oleh
67-78.
burung. Cemara laut juga terdapat hampir di
Mackinnon J, Phillips K and B. van Balen, 2010. Burung
semua stasiun terutama di staiun enam (area burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
camping ground). Vegetasi ini banyak Bogor: Puslitbang Biologi LIPI/ BirdLife
dimanfaatkan oleh burung gereja erasia, burung Indonesia.
madu sriganti, bondol jawa, bondol peking, Pramudji, 2000. Hutan Mangrove Di Indonesia: Peranan
kapasan kemiri, kutilang dan blekok sawah. Permasalahan Dan Pengelolaannya. Jurnal Oseana,
Burung gereja erasia, bondol jawa dan bondol 25(1): 13-20.
peking sering dijumpai memakan biji cemara laut, Prijono A dan Dwi O, 2013. Memintal Pelestarian di
Tanah Jawa. National Georaphic Indonesia.
serta memanfaatkan daunnya yang jatuh dan
Purnomo, Harri, Hery J, Rully BN, Teguh P dan Dera S,
mengering untuk membuat sarang. Vegetasi yang
2009. Hubungan Antara Struktur Komunitas Burung
berbunga seperti mangi-mangi (Bruguiera Dengan Vegetasi Di Taman Nasional Bukit Baka Bukit
gymnorrhiza) dan biduri (Calotropis gigantea) sering Raya. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
dimanfaatkan oleh burung madu sriganti untuk dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Artikel
mendapakan nektar atau sari bunga. Vegetasi lain dipublikasikan.
seperti jati, sawo kecik, randu, waru, kersen, Ruskhanidar dan Muhammad H, 2007. Kajian Tentang
akasia dan pandan juga sering dimanfaatkan oleh Keanekaragaman Spesies Burung di Hutan
burung-burung di kawasan Mangrove Center Mangrove Aceh Besar Pasca Tsunami 2004. Jurnal
Ked Hewan, 1(2): 76-84.
Tuban untuk bertengger, mencari makan dan
Rusmendro H, Ruskomalasari, Alwi K, Hafid BP dan
bersarang.
Lisa A, 2009. Keberadaan Jenis Burung Pada Lima
Stasiun Pengamatan Di Sepanjang Daerah Aliran
SIMPULAN Sungai (DAS) Ciliwung Depok-Jakarta. Jurnal VIS
Berdasarkan hasil penelitian dan VITALIS, 2(2): 50-64.
pembahasan yang telah diuraikan dapat Rusmendro H, 2009. Perbandingan Keanekaragaman
disimpulkan bahwa di Mangrove Center Tuban Burung Pada Pagi Dan Sore Hari Di Empat Tipe
ditemukan 33 jenis burung yang termasuk dalam Habitat Di Wilayah Pangandaran, Jawa Barat.
enam ordo dengan indeks keanekaragaman Jurnal VIS VITALIS, 2(1): 8-16.
Sujatnika, PJ, T.R. Soehartono, M.J. Crosby dan A.
sebesar 2,4 tergolong sedang. Terdapat tiga jenis
Mardiastuti, 1995. Melestarikan Keanekaragaman
burung yang paling melimpah di kawasan Hayati Indonesia: Pendekatan Daerah Burung
Mangrove Center Tuban, yaitu walet sapi Endemik (DEB). PHPA/Bird Life Internasional-
(Collocalia esculenta), kuntul kerbau (Bubulcus ibis) Indonesia Programme Jakarta.
dan kuntul kecil (Egretta garzetta). Terdapat 12 Sulistiyowati H, 2009. Biodiversitas Mangrove Di Cagar
jenis vegetasi yang paling sering dimanfaatkan Alam Pulau Sempu. Jurnal Sainstek, 8(1): 59-63.
dan mendukung keberadaan burung di kawasan Swastikaningrum, Hening, Bambang I dan Sucipto H,
Mangrove Center Tuban yaitu Rhizophora 2012. Jenis Burung pada Berbagai Tipe
mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Pandanus Pemanfaatan Lahan di Kawasan Muara Kali
Lamong Perbatasan Surabaya-Gresik. Journal of
odoratissima, Ceiba pentandra, Hibiscus tiliaceus,
Biological Researches, 17( 2): 1-13.
Muntingia calabura, Tectona grandis, Calotropis Wirasiti, NN., N. M. Rai Suarni dan AAG. Raka Dalem,
gigantea, Acacia constricta, Acacia auriculiformis, 2004. Jenis-Jenis Dan Karakteristik Burung Yang
Manilkara kauki, dan Casuarina equisetifolia. Ditemukan Di Kawasan Bedugul Dan Sekitarnya.
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana Bali.
DAFTAR PUSTAKA Artikel dipublikasikan.
Atyeo WT dan Gaud J, 1987. Feather mites (Acarina) of Wisnubudi, Gautama, 2009. Penggunaan Strata
Bibby C, Martin J and Stuart M, 1998. Expedition Vegetasi Oleh Burung Di Kawasan Wisata Taman
Field Techniques: Bird Survey. London: Royal Nasional Gunung Halimun-Salak. Jurnal VIS
Geographical Society. VITALIS, 2(2): 41-49.
Elfidasari D dan Junardi, 2006. Keragaman Burung Air
di Kawasan Hutan Mangrove Peniti, Kabupaten
Pontianak. Jurnal Biodiversitas, 7(1): 63-66.