Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern ini banyak bermunculan produk-produk baru yang diciptakan oleh
manusia untuk melengkapi kebutuhan manusia yang selalu berkembang (Kardayanto
2006).
Kemajuan teknologi tersebut juga terjadi dalam hal produk makanan, yaitu adanya
perkembangan bioteknologi. Semakin banyak bahan dasar yang ditemukan, maka
semakin banyak pula jenis makanan atau campuran dengan rasa tertentu yang dapat
diciptakan, seperti halnya cairan cuka untuk menambahkan rasa asam dalam makanan.
Secara khusus di Indonesia, dapat dimengerti bahwa konsumsi cuka dalam makanan
masyarakatnya sehari-hari sudah tidak asing lagi. Cuka biasanya ditambahkan dalam
semangkuk bakso, digunakan untuk membuat acar, atau pun dibuat sebagai pelengkap
hidangan pempek (cuka pempek) (Partana 2008).
Perlu diketahui bahwa pada awalnya cuka bukanlah digunakan untuk menambahkan
rasa asam pada makanan (Institut Teknologi Sepuluh November n.d.). Cuka ditemukan
pada abad ke-3 sebelum masehi dengan tujuan untuk memberi warna pada logam.
Namun, seiring berjalannya waktu, pada tahun 1847, ahli kimia yang berasal dari Jerman,
Hermann Kolb mensintesis asam asetat dari zat anorganik yaitu zat yang berasal dari
sumber daya alam mineral non-makhluk hidup. Pada tahun 1910, asam asetat dapat
dihasilkan dari cairan piroligneous yang diperoleh dari distilasi kayu, yang saat ini lebih
dikenal sebagai cuka industri (FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia n.d.).
Sejak itu, cuka lebih mudah didapatkan dan sering digunakan sebagai bahan tambahan
makanan yang dikonsumsi. Namun, sebuah surat kabar mengatakan bahwa cuka industri
merupakan salah satu cairan yang dapatdigunakan untuk membersihkan noda atau kerak
yang terdapat pada keramik kamar mandi (Wardhani 2014).
Tidak sekedar itu saja, sekarang sudah banyak sumber yang mengatakan bahwa cuka
merupakan pembersih yang efektif, seperti di situs vinegarworkswonders.com (2010) dan
vinegartips.com (2014).
Memahami bahwa cuka industri merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai alat
kebersihan rumah tangga, secara logis, dampaknya jika dikonsumsi oleh tubuh manusia
tidaklah baik. Meskipun demikian, saat ini belum ada banyak penelitian yang dilakukan
untuk meneliti apakah benar bahwa cuka industri berbahaya bagi tubuh manusia jika
dikonsumsi. Belum ada bukti nyata yang serius akan bahaya yang ditimbulkan oleh cuka
industri sehingga bahaya cuka industri belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Terlepas
dari bahaya atau tidaknya cuka industri bagi tubuh manusia, perlu diketahui bahwa cuka
industri hanya sekedar memberi rasa asam, bukan sebagai penambah vitamin dan mineral
yang signifikan. Hal ini disebabkan kandungannya semata-mata hanya air dan asam asetat
murni, yang berisi kandungan mineral yang sangat sedikit dengan ketiadaan vitamin di
dalamnya (USDA n.d.).

Anda mungkin juga menyukai