Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modal sosial baru eksis bila ia berinteraksi dengan struktur sosial. Sifat ini
berbeda dengan modal ekonomi dan modal manusia. Dengan modal ekonomi yang
dimiliki, seseorang/perusahaan bisa melakukan kegiatan (ekonomi) tanpa harus
terpengaruh dengan struktur sosial, begitu pula dengan modal manusia. Disini modal
sosial bukan suatu entitas tunggal (single entity), tetapi entitas majemuk yang
mengandung dua elemen: (i) modal sosial mencakup beberapa aspek dari struktur
sosial; dan (ii) modal sosial memfasilitasi tindakan tertentu dari pelaku (aktor) baik
individu maupun perusahaandi dalam struktur tersebut. Modal sosial bersifat
produktif, yang artinya dalam membuat pencapaian tujuan tertentu tidak mungkin
diraih apabila keberadaannya tidak eksis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan modal sosial ?
2. Bagaimana modal sosial dari berbagai sudut pandang ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari modal sosial.
2. Untuk mengetahui modal sosial dari berbagai sudut pandang.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Pengertian modal sosial menurut beberapa tokoh: Bourdieu: modal sosial sebagai
agregat sumber daya aktual ataupun potensial yang diikat untuk mewujudkan jaringan yang
awet sehingga menginstitusionalisasikan hubungan persahabatan yang saling
menguntungkan. Dari definisi tersebut, modal sosial memisahkan dua elemen: (i) hubungan
sosial itu sendiri; dan (ii) jumlah dan kualitas dari sumber daya tersebut. Baker: modal sosial
sebagai sumber daya yang diraih oleh pelakunya melalui struktur sosial yang spesifik yang
kemudian digunakan untuk memburu kepentingannya; modal sosial tersebut diciptakan
melalui perubahan-perubahan dalam hubungan antarpelakunya. Schiff: modal sosial sebagai
seperangkat elemen dari struktur sosial yang memengaruhi relasi antarmanusia dan sekaligus
sebagai input atau argument bagi fungsi produksi dan/atau manfaat.

Dari definisi tersebut, setidaknya terdapat tiga pembagian besar konsep modal sosial
yang digagas oleh para pengusung utamanya, yaitu Bourdieu, Coleman, dan Putnam.
Coleman lebih berfokus pada struktur hubungan sosial (khususnya peran modal sosial dalam
mengakuisisi modal manusia. Sedangkan Bourdieu lebih peduli dengan kemampuan modal
sosial dalam menghasilkan sumber daya ekonomi. Semantara Putnam menekankan pada
hubungan kerja sama yang memapankan demokrasi melalui keanggotaan kelompok sipil.

Terdapat tiga bentuk modal sosial. Pertama, struktur kewajiban (obligations),


ekspektasi (expectations), dan kepercayaan (trustworthiness). Kedua, jaringan informasi
(information channels). Ketiga, norma dan sanksi yang efektif (norms and effective
sanctions). Bentuk-bentuk modal sosial selalu berkaitan dengan struktur sosial di mana
masyarakat tersebut tinggal. Bentuk modal sosial yang bertumpu pada kepercayaan dan
ekspektasi, individu dianggap jujur dan memiliki reputasi bagus akan lebih mudah untuk
memeroleh reward daripada individu yang tidak memiliki keribilitas. Demikian halnya
dengan jaringan informasi yang bersumber dari banyak pihak, mengandaikan bahwa individu
tersebut gampang mendapatkan informasi secara lengkap dan murah. Sedangkan norma lebih
berorientasi bagi kehidupan yang lebih baik.

2
2.2 Modal Sosial Dari Berbagai Sudut Pandang

Modal Sosial: Empat Perspektif

Mengapa sumber daya yang melekat dalam jaringan sosial dapat memperkuat
pencapaian sebuah tindakan? Terdapat empat argumentasi yang dapat menjawab pertanyaan
tersebut. Pertama, aliran informasi. Kedua, ikatan sosial bisa memengaruhi pelaku. Ketiga,
ikatan sosial mungkin diberikan oleh organisasi atau pelakunya sebagai sertifikasi
kepercayaan sosial individu. Keempat, hubungan sosial disekspektasikan dapat memperkuat
kembali identitas dan pengakuan.
Konsep modal sosial tidak dipahami secara tunggal, melainkan mempunyai dimensi
yang multispektrum. Saat ini terdapat empat cara pandang modal sosial. Pertama, pandangan
komunitarian yang menyamakan modal sosial dengan organisasi lokal. Kedua, pendangan
jaringan yang menggabungkan dua level, sisi atas (upside) dan sisi atas (downside), yang
menekankan pentingnya asosiasi vertikal dan horizontal diantara orang-orang dan relasinya
dengan entitas organisasi lain. Ketiga, pandangan kelembagaan yang berargumentasi bahwa
vitalitas jaringan komunitas dan masyarakat sipil merupakan produk dari sitem politik,
hukum, dan lingkungan kelembagaan. Keempat, pandangan sinergi yang berupaya
mengintegrasikan konsep jaringan dan kelembagaan.
Tabel 1: Empat Perspektif Modal Sosial
Perspektif Pelaku Preskripsi Kebijakan
Komunitarian Kelompok komunitas Kecil itu indah
Organisasi sukarela Mengidentifikasi aset sosial
kaum miskin
Jaringan Wirausahawan, kelompok bisnis Desentralisasi
Perantara informasi Menciptakan zona usaha
Menjembatani pemisahan sosial
Kelembagaan Sektor privat dan publik Desain kebebasan sipil dan
politik
Sinergi Kelompok komunitas, masyarakat Produksi bersama, partisipasi
sipil, perusahaan, dan negara komplementaritas, keterkaitan
Penguatan kapasitas dan skala
organisasi lokal

3
Modal Sosial: Implikasi Negatif

Terdapat empat isu kontroversi yang menyangkut konsep modal sosial. Pertama,
kontroversi yang menghadapkan apakah modal sosial itu aset kolektif atau individu. Kedua,
kontroversi yang melihat modal sosial sebagai klosur atau jaringan terbuka dalam sebuah
jaringan atau relasi sosial. Ketiga, kontroversi yang dipicu oleh pandangan Coleman, yang
menyatakan bahwa modal sosial merupakan sumber daya struktur sosial yang menghasilkan
keuntungan bagi individu dalam sebuah tindakan yang spesifik. Keempat, kontroversi
mengenai pengukuran.
Selain isu di atas, terdapat empat konsekuensi negatif dari modal sosial. Pertama,
ikatan sosial yang terlalu kuat cenderung akan mengabaikan atau membatasi akses pihak luar
memeroleh peluang yang sama dalam melakukan kegiatan (ekonomi). Kedua, sangat
mungkin terjadi dalam sebuah kelompok terdapat beberapa individu/aktor yang berpotensi
mengganjal individu lainnya karena kepemilikan akses. Ketiga, selalu ada pilihan atas sebuah
dilema antara solidaritas komunitas dan kebebasan individu. Keempat, jamak terjadi
sebuah situasi dimana solidaritas kelompom dibangun berdasarkan pengalaman bersama
untuk melawan masyarakat yang mendominasi.

Modal Sosial dan Pembangunan Ekonomi

Meskipun kelahiran konsep modal sosial dipicu dari ranah bidang ilmu sosiologi,
begitu sampai dalam kupasan bidang ekonomi dianggap sebagai bagian dari bentuk modal
yang diharapkan memiliki donasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dua karakteristik
hubungan antara modal sosial dengan pembangunan ekonomi: (i) penelitian hulu yang
mencoba mencari landasan teoritis yang merelasikan modal sosial dengan pembangunan
ekonomi; dan (ii) penelitian hilir yang berusaha melacak implikasi modal sosial terhadap
pembangunan ekonomi.
Modal sosial dalam kegiatan transaksi bisa menjadi basis sumber daya ekonomi.
Modal sosial bisa menjadi alternatif yang paling mungkin mengalokasikan kegiatan ekonomi
secara efisien bila pasar tidak sanggup mengerjakannya. Hubungan antara modal sosial
dengan pembangunan ekonomi juga bisa dilacak dari sisi lain. Kegiatan ekonomi selalu
berupa kerja sama antarpelakunya, apapun motifnya. Sedangkan kerja sama itu membutuhkan
kepercayaan, yang dalam ekonomi modern dapat digantikan dengan mekanisme formal untuk
mencegah kecurangan/penipuan. Disini, modal sosial menyatakan bahwa kerja sama

4
tergantung dari kepercayaan. Masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi akan
sanggup melakukan kerja sama sampai level organisasi yang sangat besar. Sebaliknya,
masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan yang rendah, kerja sama yang dapat digalang
hanya sampai pada level tertentu. Jadi, modal sosial harus dipahami sebagai sumber daya
bermakna bahwa komunitas bukanlah suatu produk atau hasil pertumbuhan ekonomi, tetapi
prakondisi bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Modal sosial (social capital) dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat


untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok.
Dari definisi tersebut, setidaknya terdapat tiga pembagian besar konsep modal sosial yang
digagas oleh para pengusung utamanya, yaitu Bourdieu, Coleman, dan Putnam. Coleman
lebih berfokus pada struktur hubungan sosial (khususnya peran modal sosial dalam
mengakuisisi modal manusia. Sedangkan Bourdieu lebih peduli dengan kemampuan modal
sosial dalam menghasilkan sumber daya ekonomi. Semantara Putnam menekankan pada
hubungan kerja sama yang memapankan demokrasi melalui keanggotaan kelompok sipil.

6
DAFTAR PUSTAKA

Yustika, Ahamad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai