DI SUSUN OLEH:
TEKNIK ELEKTRO
BATAM
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL1
DAFTAR ISI.2
BAB I PENDAHULUAN..3
1.1 Latar belakang.....................................3
1.2 Identifikasi masalah.....3
1.3 Tujian...4
BAB II TEORI
DASAR...6
BAB III
PEMBAHASAN..7
BAB IV
KESIMPULAN17
DAFTAR PUSTAKA18
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini berada dalam tahap yang relatif
tinggi,sebagai akibat pertumbuhan ekonomi yang pesat, peningkatan aktivitas perkotaan dan laju
kebutuhan sarana prasarana perkotaan (Sujarto, 1996). Penggunaan lahan untuk perumahan di
daerah perkotaan mencakup prosentase yang jauh lebih besar dibandingkan jenis penggunaan
lainnya (White dalam Catanese, 1988: 390). Permukiman yang menempati areal paling luas
dalam pemanfaatan ruang kota tersebut mengalami perkembangan yang selaras dengan
perkembangan penduduk dan mempunyai pola-pola tertentu yang menciptakan bentuk dan
struktur suatu kota yang berbeda dengan kota lainnya. Perkembangan permukiman pada bagian-
bagian kota tidak sama, tergantung pada karakteristik kehidupan masyarakat, potensi
sumberdaya (kesempatan kerja) yang tersedia, kondisi fisik alami serta fasilitas kota terutama
Sistem tenaga listrik membutuhkan keseimbangan yang terus menerus, energi pada
penggerak awal dengan beban listriknya agar dapat beroperasi dengan stabil. Beban listrik terus
bervariasi seperti misalnya beban penerangan, peralatan listrik, atau motor-motor listrik.
Perubahan sebuah beban mungkin relative kecil dibandingkan sistem tenaga listrik secara
keseluruhan tetapi setiap kali beban bertambah atau berkurang harus diikuti dengan perubahan
daya pada penggerak awal generator. Jika daya mekanik pada poros penggerak awal tidak
dengan segera menyesuaikan dengan besarnya beban listrik maka frekuensi dan tegangan akan
bergeser dari posisi normal. Keadaan yang lebih buruk dapat terjadi apabila ada pada sistem
seperti pada saluaran transmisi/Sistem Distribusinya, hilangnya pembangkitan atau beban yang
besar.
Pada sisi pembangkit, adanya peralatan kontrol seperti governor pada turbin dan regulator
tegangan diharapkan dapat mengembalikan tegangan dan frekuensi ke posisi normal atau masih
dalam batas-batas yang dapat diterimaApabila terjadi ketidakstabilan pada bagian pembangkit
listrik dapat mengakibatkan terganggunya kontinuitas pelayanan daya pada sebagian atau bahkan
ke seluruh konsumen.
??????????????????????????????????????????????????????????????????????
1.3 Tujuan
???????????????????????????????????
???????????????
??/
BAB III
PEMBAHASAN
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah saluran tenaga listrik yang
dengan 245 kV, sesuai dengan standar dibidang ketenagalistrikan. SUTT merupakan sistem
penyalur tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik dalam skala besar kegardu induk (GI)
langsung ke gardu konsumen. Hampir semua orang membutuhkan listrik. Di rumah, kita butuh
listrik untuk menghidupkan lampu, TV, radio, pompa air, sampai alat pendingin ruangan. Di
kantor, listrik dibutuhkan untuk komputer, perkakas listrik, mesin faks, sampai alat pendingin
ruangan. Lampu-lampu penerangan jalan dan lampu pengatur lalu-lintas tidak akan berfungsi
3.FUNGSI SUTT
SUTT merupakan bagian dari sistem transmisi tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
listrik berkapasitas besar (KHA 1000 A) dari pembangkit tenaga listrik ke Gardu Induk. SUTT
juga digunakan untuk menghubungkan satu Gardu Induk dengan Gardu Induk lainnya. Tanpa
SUTT atau jaringan transmisi lainnya, listrik tidak mungkin menjangkau titik-titik penggunanya.
Terkecuali tentunya jika pembangkit tenaga listrik ada di dekat titik-titik penggunaan tersebut.
Di Indonesia, SUTT dimanfaatkan untuk menyalurkan listrik bertegangan 70 kV dan 150 kV.
Penyaluran tenaga listrik dengan kapasitas yang besar dan bertegangan tinggi, memang lebih
puluhan kilometer. Untuk daya yang sama, penyaluran tenaga listrik dengan
tegangan tinggi akan menurunkan angka rugi tegangan (voltage drop). Kawat penghantar yang
digunakan juga akan lebih kecil daripada kawat yang dibutuhkan jika menggunakan tegangan
menengah atau rendah. Dengan sendirinya penggunaan tegangan tinggi untuk mentransmisikan
listrik akan lebih ekonomis daripada penggunaan tegangan rendah atau menengah. Untuk SUTT
digunakan tegangan 70 kV dan 150 kV. Untuk jarak ratusan kilometer, Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) lebih layak digunakan. SUTET bekerja pada tegangan diatas 245
Ada beberapa jenis jaringan transmisi yang dapat digunakan menyalurkan listrik bertegangan
tinggi. Ada yang menggunakan kabel bawah tanah (underground cable), ada juga yang
menggunakan kawat di udara. Saluran udara lebih banyak digunakan daripada saluran kabel
bawah-tanah. Tidak hanya di Indonesia, negara-negara maju pun masih jarang menggunakan
saluran kabel bawah-tanah. Alasan utamanya adalah biaya pengembangan saluran kabel bawah-
tanah yang jauh lebih mahal. Kompleksitas pembangunannya juga lebih tinggi daripada
(SUTT) adalah saluran tena-ga listrik yang menggunakan kawat telanjang (penghantar) di udara
satu pe-nyebab kekuatiran masyara-kat terhadap SUTT adalah kurangnya pengenalan dan
pemahaman mereka tentang keberadaan SUTT itu sendiri.
Pertama adalah masyarakat yang benar-benar mengerti tentang bahaya SUTT. Kelom-pok
masyarakat ini memiliki pemahaman tentang posisi dan bahaya SUTT terhadap masya-rakat
sekitar. Berapa jarak minimal seharusnya antara SUTT dan posisi rumah tinggal penduduk dan
benda lainnya.
Kelompok yang kedua ada-lah masyarakat yang tidak me-ngerti sama sekali tentang SUTT,
tetapi sanggup melaku-kan aksi penolakan terhadap SUTT melalui demonstrasi de-ngan
pernyataan-pernyataan yang berlebihan. Kelompok ini dapat melakukan apa saja untuk
menyatakan rasa ke-khawatirannya, dan biasanya digerakkan oleh suatu ke-lompok dan
mempunyai tu-juan tertentu. Saat tujuannya tercapai, maka aksinya dapat berhenti seketika.
Kelompok lainnya adalah kelompok yang mengerti ten-tang SUTT tetapi bersikap ma-sa bodoh.
Mereka tahu ke-beradaan SUTT, tetapi mau membangun rumah tinggal yang bertentangan
untuk makmur dan sejahteranya rakyat, namun kesehatan masyarakat dan lingkungan juga harus
diuta-makan. Hewan dan tumbuhan pun harus dilindungi dari bahaya, apalagi manusia. Bila
SUTT ditiadakan, dari mana-kah sumber energi untuk pe-nerangan/kegiatan rutin masyarakat
dan kegiatan industri? Jika SUTT ditiadakan atau rencana pembangunan transmisi SUTT lainnya
dihen-tikan, bagaimana keseimbangan terjadi antara suplai Energi Listrik dengan kebutuhan
Radiasi medan listrik dan medan magnet yang melewati batas tertentu akan memba-hayakan
kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Dalam tubuh manusia ada tegangan listrik walaupun
dalam orde yang kecil, yang ditimbulkan oleh adanya pompa jantung. Adanya listrik
menimbulkan medan magnet, dan jika medan magnet terganggu akan mempengaruhi ke-
Berdasarkan baku mutu medan listrik dan magnet dalam Peraturan Menteri Kese-hatan No.
261/Menkes/SK/II/1998 tentang Radiasi Medan Listrik dan Medan Magnet, menyatakan bahwa
batas aman bagi kesehatan manusia untuk Medan Listrik = 1 x 10 KV/m, Medan Magnet = 5 x
10-4 /mT pada pemaparan 24 jam; dan untuk Medan Listrik = 3 x 10 KV/m, Medan Magnet = 5
Peraturan lainnya berkaitan dengan pengaturan mengenai jarak bebas minimum antara SUTT &
SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi di atas 245 KV) dengan tanah dan benda lain
yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01-P/47/MPE/1992.
Dalam peraturan ini ditetapkan be-sarnya jarak bebas minimum antara pengantar SUTT dengan
bangunan tidak tahan api (termasuk rumah penduduk), untuk SUTT 66 KV adalah 12,5 meter,
Sekarang muncul pertanya-an, apakah pembangunan yang ada di lokasi yang ber-masalah sudah
sesuai dengan peraturan di atas, terutama jarak bebas minimum peng-antar dengan perumahan
penduduk atau benda lain-nya? Atau seberapa besarkah medan listrik dan magnet di lokasi
Ada kenyataan bahwa SUTT lebih dulu ada pada suatu lokasi daripada pemukiman penduduk. Di
kemudian hari, penduduk tersebut melaku-kan komplein terhadap PT. PLN. Kembali lagi pada
peng-golongan kelompok masyara-kat di atas: yang paham tentang SUTT yakni kelompok yang
benar-benar paham, kelompok yang seolah-olah paham tetapi sebetulnya tidak paham, dan
kelompok paham tapi pura-pura tidak tahu tentang SUTT. Beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah ini, antara lain: sosialisasi berulang-ulang dan pembinaan/penyu-luhan
kepada masyarakat mengenai SUTT prinsip SUTT, bahaya SUTT, per-aturan keberadaan
SUTT, dll.
Dan kunci utama bahwa sekarang saatnya pemerintah harus mampu untuk mentaati tataruang
melalui regulasi yang ada, sehingga kegiatan satu dengan yang lain tidak terjadi tumpang tindih
Penyaluran energi listrik dengan tegangan 150 kV dari pusat pembangkit menuju ke
gardu induk (GI) dan dari gardu induk ke gardu induk lain dilakukan dengan menggunakan
konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang tower dengan sistem tegangan tinggi atau lebih
dikenal dengan nama SUTT (saluran udara teganangan tinggi). Konduktor pada SUTT akan
membangkitkan medan listrik akibat penyaluran tegangan tinggi. Medan listrik adalah efek yang
ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik, seperti elektron, ion, atau proton, dalam ruangan
Anies (2007) pada penelitian yang berjudul Mengatasi Gangguan Kesehatan Masyarakat Akibat
elektromagnetik, sebagaimana dikemukakan oleh WHO (World Healt Organization) dan IDI
(Ikatan Dokter Indonesia), berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, antara lain
terhadap sistem darah, sistem kardiovaskular, sistem saraf maupun sistem reproduksi. Banyak
studi yang mengaitkan jaringan transmisi tegangan tinggi dengan leukemia pada anak, dengan
hasil yang sangat bervariasi. Namun publikasi beberapa hasil penelitian tentang pengaruh medan
manusia atau makhluk hidup lain dan juga untuk menghindari terganggunya operasional SUTT
dan SUTET. Ruang bebas SUTT dan SUTET ini berupa jarak bebas minimum vertikal dan
horizontal. Jarak bebas minimum vertikal adalah jarak terpendek secara vertikal antara
konduktor SUTT dan SUTET dengan permukaan bumi atau benda di atas permukaan bumi,
sedangkan jarak bebas minimum horizontal adalah jarak terpendek secara horizontal dari sumbu
vertikal menara atau tiang ke bidang vertikal ruang bebas yang sejajar dengan sumbu vertikal
menara atau tiang dan konduktor. Ruang bebas inilah yang tidak boleh terdapat manusia,
Penelitian ini mengacu pada penelitian besarnya intensitas medan listrik di bawah SUTT 150 kV
konfigurasi vertikal sirkuit tunggal yang dilakukan oleh Sani (2015). Penelitian dilakukan
dengan menghitung intensitas medan listrik di beberapa titik di bawah phasa R, S dan T.
Hasilnya intensitas medan listrik tertinggi terdapat di titik tepat di bawah phasa R, S dan T.
Nilai ambang batas aman untuk pemaparan intensitas medan listrik juga telah diatur pada SNI
04-6918-2002. Paparan intensitas medan listrik yang diijinkan selama 24 jam adalah 5 kV
dihitung 1m dari permukaan tanah. Salah satu variable yang digunakan untuk menentukan
intensitas medan listrik adalah tinggi konduktor ke tanah. Pada SNI 04-6918-2002, andongan
atau lendutan dari konduktor digunakan untuk penentuan tinggi konduktor ke tanah, sedangkan
pembangunan di bawah SUTT 150 kV tidak semuanya berada pada titik andongan terendah