Anda di halaman 1dari 70

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.
Naskah ini kami beri judul Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan
Pendekatan Saintifik. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang
menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian
autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................ 1
2. Tujuan.......................................................... 2
3. Ruang Lingkup............................................. 3
4. Landasan Hukum....... ................................. 3

BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI


1. Pendekatan Pembelajaran Saintifik............. 5
2. Penilaian Autentik........................................ 22

BAB III ANALISIS KOMPETENSI

1. Prosedur Analisis.. ......................................... 30


2. Hasil Analisis Kompetensi.............................. 37

BAB IV PENUTUP 50

DAFTAR PUSTAKA 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran
merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh

1
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silab
us.

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam


mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada


1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut
pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru
sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006
dan buku sebelumnya), mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan


pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan
silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam
mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber
yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:

Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan


kompetensi dasar

1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus


mata pelajaran

2
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik

2. Langkah-langkah analisis kompetensi;

3. Penilaian autentik; dan

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor . Tentang Silabus

3
BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat


proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada


Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan
memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup


pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik
standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)


peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-
satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis
kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran
4
yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani); (11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk


menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input proses output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah


saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu
5
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana
mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun


kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning
tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science)


Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
6
selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan
pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.

Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode
ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan
demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan).
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.

Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta
melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk
pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4)
adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang
didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-
langkah pokok:

a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap


pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai fakta-
fakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan
sangat erat dengan metode ilmiah.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan


pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
7
ajar agar peserta didik tahu mengapa. Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik tahu apa. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

8
1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran


(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu
sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:

Proses terbentuknya negara


interaksi sosial
Situs sejarah

Sedangkan dalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan


melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, dsb.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh


langkah-langkah seperti berikut ini.

Menentukan objek apa yang akan diobservasi


Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating
scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat
mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan

9
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat
mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan


dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat
menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah
seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam
hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya
walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa
demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan
guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi
bertanya:

Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik


tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

10
Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.

Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih


rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.

Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan


Kognitif yang lebih Pengetahuan Apa...
rendah (knowledge)
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.
Pemahaman Terangkahlah...
(comprehension)
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan Gunakanlah...
(application
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...

11
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih Analisis (analysis) Analisislah...


tinggi
Kemukakan bukti-bukti
Mengapa
Identifikasikan
Tunjukkanlah sebabnya
Berilah alasan-alasan
Sintesis (synthesis) Ramalkanlah
Bentuk
Ciptakanlah
Susunlah
Rancanglah...
Tulislah
Bagaimana kita dapat
memecahkan
Apa yang terjadi
seaindainya
Bagaimana kita dapat
memperbaiki
Kembangkan
Evaluasi Berilah pendapat
(evaluation)
Alternatif mana yang lebih
baik
Setujukah anda
Kritiklah
Berilah alasan
Nilailah
Bandingkan
Bedakanlah

12
3) Menalar

Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan


ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski
penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1 Cara menalar

Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu


penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif
lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.

Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari


pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-
bagiannya yang khusus.

Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,


silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari
dua premis.

Contoh:

Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa


untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu,
atau disebut juga akuntan ekstern.

13
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa
atau auditor untuk pemerintah atau negara.

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau


dosen di perguruan tinggi.

Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja


dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan.

Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik,


Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi
pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya.

3.2 Analogi dalam Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali


menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan.
Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara
analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.

Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,


karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya
penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi
deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.

Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua


fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama
terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan
suatu metode menalar yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan

Contoh:

14
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme
dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar.

Analogi deklaratif merupakan suatu metode menalar untuk menjelaskan


atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.

Contoh:

Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena


adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara
golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder
sekolah.

3.3 Hubungan Antarfenomena

Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan


antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan
antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat.

Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau


beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain. Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat
juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.

Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang


disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab
akibat terdiri dari tiga jenis.

Hubungan sebabakibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal


yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.
15
Contoh:

Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati


makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan
Belanda 1825 1830 (mapel Sejarah).
Nilai suatu barang ditentukan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan barang itu kembali (biaya reproduksi). Oleh karena untuk
menentukan nilai suatu barang tidak berasal pada biaya produksi yang
pertama kali, tetapi pada biaya produksi yang dikeluarkan sekarang
(mapel Ekonomi).

Hubungan akibatsebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal


yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.

Contoh (Mata pelajaran Sejarah):

Perang Diponegoro 1825 1830 melawan Belanda, sampai-sampai


Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan
Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan
diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah
Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan
Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan
oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang.

Contoh (Mata pelajaranEkonomi)


Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin
tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga
yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak
lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus
berlangsung secara siklikal.

16
Hubungan sebabakibat 1 akibat 2. Pada penalaran hubungan sebab-
akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian
akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan
akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4 Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui
peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan
adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai
pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang
populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah explorative learning.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak
hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya.
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang
mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,
interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan
pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh
pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif,
belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang
menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih
menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan

17
pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka
menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon
yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam
kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta
memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil
telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil
penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta
mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama
teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta
didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat
tertentu sebagai produk belajar.

3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari


sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.

Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif


atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
18
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara
bersama-sama.

Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut


aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan


keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:

1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena


baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak
fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,
prinsip, hukum, dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi
dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga

Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif

Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.


Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:

JP = Jigsaw Proscedure.

Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota


suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.

STAD = Student Team Achievement Divisions.


19
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik

CI = Complex Instruction

Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang


berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains,
matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah
menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik sebagai
anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

TAI = Team Accelerated Instruction.

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran


kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara
bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-
soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap
pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik
mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik
belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.

CLS = Cooperative Learning Stuctures.

Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk


dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban

20
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti
peran.

LT = Learning Together.

Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta


didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian
didasarkan pada hasil kerja kelompok.

TGT = Teams-Games-Tournament.

Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para


anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.

GI = Group Investigation.

Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk


merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

AC = Academic-Constructive Controversy.

Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya


untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan
pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan,
hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian
didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.

21
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.

Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode


pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan
tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai
kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis
maupun lisan di dalam kelompoknya

Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/


berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai
media.

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana


tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi
untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-
aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific


approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan


kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,

22
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian


portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif,
suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan


program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk


menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.

1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.

23
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta
didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran
tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas
atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan
kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman
adalah sbb:
Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik
Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana
Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik

24
Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda
Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya
Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu
kompetensi peserta didik
Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur
Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis
terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-
akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response)
atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih
tinggi atau kompleks.

3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.
Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:

25
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.

4. Penilaian Melalui Penugasan.


Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian
dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan
secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial
ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:
Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.

26
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen

27
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.
Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi
untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada
apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang
menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.

28
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

29
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi
dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis
itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam
rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah
sebagai berikut:

Dimensi
Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk

30
kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah
sebagai berikut:
Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang


dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,


tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan


ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut.

31
Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

Melakukan linierisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok


seperti tabel berikut ini:

Kompetensi Dasar (KI Sikap Yang


Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok
3) Dikembangkan
(Dalam Silabus)

Saling
menghormati
3.1 Mengidentifikasi 4.1 Melakukan kajian Konsep dasar, peran Tanggung
manfaat literatur, diskusi, dan fungsi, dan jawab
Antropologi pengamatan terkait keterampilan Disiplin
dalam mengkaji dengan manfaat Antropologi dalam Toleransi
tentang Antropologi dalam mengkaji Kesamaan Kerjasama
kesamaan dan mengkaji tentang dan keberagaman Jujur
keragaman kesamaan dan budaya, agama, Empati
budaya, agama, keragaman budaya, religi/kepercayaan,
religi/ agama, religi/ tradisi, dan bahasa
kepercayaan, kepercayaan, tradisi,
tradisi, dan dan bahasa beserta
bahasa unsur-unsurnya

3.2 Menerapkan 4.2 Melakukan pengamatan, Budaya, Saling


32
Kompetensi Dasar (KI Sikap Yang
Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok
3) Dikembangkan
(Dalam Silabus)

konsep-konsep kajian literatur, perwujudan, unsur, menghormati


dasar dan diskusi, dan berperan Isi atau substansi Tanggung
keterampilan aktif dalam menyikapi Budaya, dan nilai jawab
antropologi dalam secara positif tentang Budaya Disiplin
memahami berbagai fenomena Toleransi
keberagaman keragaman budaya, Kerjasama
budaya agama, agama, religi/ Jujur
religi/ kepercayaan, tradisi, Empati
kepercayaan, dan bahasa beserta
tradisi, dan unsur-unsurnya.
bahasa beserta
unsur-unsurnya
yang ada di
masyarakat
3.3 Menguraikan 4.3 Mengimplementasikan Internalisasi nilai- Saling
proses internalisasi nilai-nilai nilai budaya dalam menghormati
internalisasi nilai- budaya dalam pembentukkan Tanggung
nilai budaya kehidupan sehari-hari kepribadian dan jawab
sebagai di sekolah, keluarga, karakter Disiplin
Toleransi
pembentuk dan masyarakat dalam
Kerjasama
kepribadian dalam rangka membentuk
Jujur
pembangunan kepribadian dan Empati
karakter setiap karakter
individu

3.4 Mengidentifikasi 4.4 Mengamati dan Perilaku Saling


berbagai bentuk melakukan kajian menyimpang dan menghormati
perilaku literatur, sub kebudayaan Tanggung
menyimpang dan mendiskusikan, dan menyimpang jawab
sub-kebudayaan menyajikan hasil Disiplin
Toleransi
menyimpang kajian tentang
Kerjasama
beserta berbagai bentuk
Jujur
dampaknya perilaku menyimpang Empati
berdasarkan hasil atau sub-kebudayaan
pengamatan menyimpang yang
langsung di terjadi di masyarakat
masyarakat setempat
setempat
dan/atau
berdasarkan
kajian literatur
dari berbagai
sumber

33
Kompetensi Dasar (KI Sikap Yang
Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok
3) Dikembangkan
(Dalam Silabus)

3.5 Merekonstruksi 4.5 Menyusun rancangan, Budaya lokal, Saling


keberadaan dan melaksanakan, dan budaya nasional, menghormati
keterkaitan mengkomunikasikan budaya asing, Tanggung
antara budaya (lisan, tertulis, audio- hubungan antar jawab
lokal, budaya visual) penelitian budaya di era Disiplin
Toleransi
nasional, budaya sederhana tentang globalisasi
Kerjasama
asing, dan budaya lokal, budaya
Jujur
hubungan antar nasional, pengaruh Empati
budaya di era budaya asing dan
globalisasi hubungan antar budaya
di era globalisasi.

1. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi


materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
2. Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang
terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan
indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
3. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
4. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan
5. Merancang penilaian yang diperlukan
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

Materi Penillaian
Pokok (Silabus)
(Silabus)

Alternatif Lulusan yang


Materi Kegiatan Indikator
Pembelajaran:
:
Pembelajara Sikap, Cerdas,
Mengamati,
n Pengethuan,
Menanya, Kreatif,
Fakta, dan
Mencoba, Produktif,
Konsep, Mengasosiasi, Keterampila
Prinsip, dan n untuk dan
dan
Prosedur Mengomunika Penilaian Bertanggung
sikan jawab

Pembelajaran 34
(Silabus)
1. Mengembangkan Materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus
dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).
Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai
dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan).
Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori,
yaitu:
a) Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati. Contoh keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
b) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata
lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling
berhubungan. Contoh konsep tentang antropologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang manusia baik dari segi fisik maupun sosial budayanya.
Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.
c) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaitan. Contoh yang merupakan prinsip adalah ruang lingkup antropologi
atau cabang-cabang antropologi yang terdiri dari konsep antropologi, konsep
fisik, dan konsep sosial budaya. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah
hukum, teori, dan azas.
d) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi
pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran antropologi, metode kerja
ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok.

2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan
a) Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan
pancaindra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau
menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu
fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau
fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagainya;
b) Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep, prinsip
dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas;

35
c) Mencoba adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan data yang
diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda,
dokumen, buku,eksperimen), atau mengumpulkan data;
d) Mengasosiasi merupakan proses menganalisis data dalam membuat kategori,
menentukan hubungan data/ketegori, dan menyimpulkan dari hasil analisis
data;
e) Mengomunikasikan adalah kegiayan untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi, baik dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar
atau media lainnya.

3. Alternatif penilaian (Penilaian Autentik)


a) Aspek pengetahuan melalui tes dalam bentuk tertulis maupun lisan.
Tes tulis digunakan pada KD-KD pada KI-3 dapat dilakukan dengan cara
memilih jawaban yang tersedia, misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-
salah, dan menjodohkan; ada pula yang meminta peserta menuliskan sendiri
responsnya, misalnya soal berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai
bebas.
b) Aspek keterampilan melalui observasi kinerja, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/ atau produk, serta penggunaan portofolio; dan
KD-KD pada KI-4 menggunakan metode tes kinerja. Metode tes kinerja juga
dibedakan menjadi dua, yaitu perilaku terbatas, yang meminta peserta untuk
menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara
ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah
ditentukan, atau mengoperasikan suatu alat tertentu; dan prilaku meluas,
yang menghendaki peserta untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan
tidak dibatasi, misalnya peserta diminta merumuskan suatu hipotesis,
kemudian diminta membuat rancangan dan melaksanakan eksperimen untuk
menguji hipotesis tersebut.
c) Aspek sikap melalui pengamatan/observasi melalui pengukuran sikap.
Metode nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Metode
nontes umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada KI-1
dan KI-2). Metode nontes lazimnya menggunakan instrumen angket, kuisioner,
penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain. Hasil penilaian ini tidak
dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar atau salah, namun untuk
mendapatkan deskripsi tentang profil sikap peserta didik.

36
B. Hasil Analisis Kompetensi
1. Contoh Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar (KI


(KI 3) 4) Materi Pokok Sikap Yang
(Dalam Silabus) Dikembangkan

3.1 Mengidentifikasi 4.1 Melakukan kajian Konsep dasar, peran Saling


manfaat literatur, diskusi, dan fungsi, dan menghormati
Antropologi pengamatan terkait keterampilan Tanggung
dalam mengkaji dengan manfaat Antropologi dalam jawab
Disiplin
tentang Antropologi dalam mengkaji Kesamaan
Toleransi
kesamaan dan mengkaji tentang dan keberagaman
Kerjasama
keragaman kesamaan dan budaya, agama,
Jujur
budaya, agama, keragaman budaya, religi/kepercayaan, Empati
religi/ agama, religi/ tradisi, dan bahasa
kepercayaan, kepercayaan, tradisi,
tradisi, dan dan bahasa beserta
bahasa unsur-unsurnya

3.2 Menerapkan 4.2 Melakukan Budaya, Saling


konsep-konsep pengamatan, kajian perwujudan, unsur, menghormati
dasar dan literatur, diskusi, Isi atau substansi Tanggung
keterampilan dan berperan aktif Budaya, dan nilai jawab
antropologi dalam dalam menyikapi Budaya Disiplin
Toleransi
memahami secara positif tentang
Kerjasama
keberagaman berbagai fenomena
Jujur
budaya agama, keragaman budaya, Empati
religi/ agama, religi/
kepercayaan, kepercayaan, tradisi,
tradisi, dan dan bahasa beserta
bahasa beserta unsur-unsurnya.
unsur-unsurnya
yang ada di
masyarakat

3.3 Menguraikan 4.3 Mengimplementasikan Internalisasi nilai- Saling


proses internalisasi nilai- nilai budaya dalam menghormati
internalisasi nilai- nilai budaya dalam pembentukkan Tanggung
nilai budaya kehidupan sehari-hari kepribadian dan jawab
sebagai di sekolah, keluarga, karakter Disiplin
Toleransi
pembentuk dan masyarakat
Jujur
kepribadian dalam rangka
Empati
dalam membentuk
pembangunan kepribadian dan
37
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar (KI
(KI 3) 4) Materi Pokok Sikap Yang
(Dalam Silabus) Dikembangkan

karakter setiap karakter


individu

3.4 Mengidentifikasi 4.4 Mengamati dan Perilaku Saling


berbagai bentuk melakukan kajian menyimpang dan menghormati
perilaku literatur, sub kebudayaan Tanggung
menyimpang dan mendiskusikan, dan menyimpang jawab
sub-kebudayaan menyajikan hasil Disiplin
Toleransi
menyimpang kajian tentang
Kerjasama
beserta berbagai bentuk
Jujur
dampaknya perilaku menyimpang Empati
berdasarkan hasil atau sub-kebudayaan
pengamatan menyimpang yang
langsung di terjadi di masyarakat
masyarakat setempat
setempat
dan/atau
berdasarkan
kajian literatur
dari berbagai
sumber

3.5 Merekonstruksi 4.5 Menyusun rancangan, Budaya lokal, Saling


keberadaan dan melaksanakan, dan budaya nasional, menghormati
keterkaitan mengkomunikasikan budaya asing, Tanggung
antara budaya (lisan, tertulis, audio- hubungan antar jawab
lokal, budaya visual) penelitian budaya di era Kerjasama
Disiplin
nasional, budaya sederhana tentang globalisasi
Toleransi
asing, dan budaya lokal, budaya
Jujur
hubungan antar nasional, pengaruh Empati
budaya di era budaya asing dan
globalisasi hubungan antar
budaya di era
globalisasi.

38
Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Antropologi

Sikap Pengetahuan Keterampilan


Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikato
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Penilaian
r
3.1 Mengidenti- Konsep Fakta : Mengamati Menunjuk- Observasi di Menjelas- Tugas/asp Membu Kinerja:
fikasi manfaat dasar, peran Persamaan dan Mencari kan sikap kelas kan ek yang at Presentasi
Antropologi fungsi, dan keberagaman informasi positip Presentasi pengertian dinilai: laporan kelompok
dalam keterampilan budaya, agama, melalui kajian (individu Kelompok antropologi Laporan hasil Penguasa-
mengkaji Antropologi religi/ pustaka dan sosial) Tanya Mendeskrip tertulis kajian an isi
tentang dalam kepercayaan, tentang dalam jawab sikan fase- kajian pustaka Teknik
kesamaan dan mengkaji tradisi, dan bahasa pengertian, diskusi fase pustaka , bertanya/
keragaman Kesamaan sejarah kelompok perkemban Laporan laporan menjawab
budaya, dan Konsep perkembangan Sikap gan tertulis hasil Metode
agama, religi/ keberagaman 1. Pengertian antropologi, Menunjuk- Saling antropologi hasil wawan penyajian
kepercayaan, budaya, antropologi dan ruang kan menghorma Mengidenti wawanc cara,
tradisi, dan agama, 2. Konsep dasar kerja perilaku ti fikasi ruang ara dan Portofolio:
bahasa religi/ antropologi Mencari dan sikap Tanggung lingkup Laporan laporan Laporan
kepercayaan, 3. Peran dan fungsi informasi dari menghar- jawab antropologi tertulis hasil hasil
tradisi, dan antropologi media massa gai,melak- Kerja sama Mendeskrip hasil observa kajian
bahasa tentang sanakan Disiplin sikan observas si pustaka,
Prinsip keberagaman kejujuran, konsep- i Mempr wawancar
Toleransi
4.1 Melakukan Cabang-cabang budaya yang disiplin konsep esentas a, dan
Jujur
kajian ilmu antropologi terdapat di dan dasar ikan observasi
Empati
literatur, Indonesia tanggung antropologi hasil Visual
diskusi, dan Mencari jawab Mendes- Tes laporan laporan
pengamatan Prosedur informasi kripsikan UH bentuk wawan Kelengkap
terkait dengan 1. Fase-fase melalui kajian metodologi uraian cara an
manfaat perkembangan pustaka penelitian UTS dan dan jawaban
Antropologi antropologi tentang antropologi UAS observa
dalam 2. Metodologi metodologi Mendeskrip bentuk si
mengkaji penelitian penelitian sikan peran uraian dan
tentang antropologi antropologi dan fungsi pilihan
kesamaan dan
39
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikato
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Penilaian
r
keragaman antropologi ganda
budaya,
agama, Menanya
religi/kepercay Diskusi kelas
aan, tradisi, tentang
dan bahasa pengertian
beserta unsur- antropologi,
unsurnya fase-fase
perkembangan
antropologi,
dan ruang
lingkup
antropologi
Diskusi
kelompok
tentang
keberagaman
budaya,
metodologi
penelitian
antropologi,
dan
peran/fungsi
antropologi

Mencoba
Praktik
berkelompok
melakukan
wawancara
mendalam
Melakukan
40
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikato
Indikator Penilaian Indikator Penilaian Penilaian
r
observasi
terhadap
tradisi
setempat

Mengasosiasi
Menyajikan
hasil
wawancara
Menyimpulkan
hasil kajian
pustaka

Mengomunikasi-
kan
Membuat
laporan tertulis
Mempresentasi
kan data hasil
wawancara

41
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
3.2.Menerapkan Budaya, Fakta Mengamati Menunjukan Observasi Menjelas- Tugas/aspek Membuat Kinerja:
konsep-konsep perwujudan Berbagai macam Mencari sikap positip Diskusi kan yang dinilai: laporan Presentasi
dasar dan unsur, Isi hasil kebudayaan informasi (individu Presentasi pengertian Laporan hasil kajian kelompok
keterampilan atau melalui kajian dan sosial) kelompok budaya tertulis pustaka, Penguasaa
antropologi substansi Konsep pustaka tentang dalam Mendeskrip kajian laporan n isi
dalam Budaya, dan 1. Pengertian pengertian atau diskusi Sikap sikan pustaka hasil Teknik
memahami nilai Budaya kebudayaan konsep Menunjukka Saling wujud Laporan pengama- bertanya/
keberagaman 2. Wujud kebudayaan n perilaku menghorm budaya tertulis tan menjawab
budaya agama, kebudayaan Mencari dan sikap ati Mengidenti hasil Metode
religi/ 3. informasi menerima, Tanggung fikasi pengama- Mempresen penyajian
kepercayaan, 4. Substansi dan melalui media menghargai, jawab unsur- tan tasikan
tradisi, dan nilai massa tentang dan Kerja unsur laporan Portofolio:
bahasa beserta kebudayaan berbagai macam melaksanak sama budaya hasil Laporan
unsur-unsurnya hasil an Disiplin Mendeskrip Tes pengama- hasil
yang ada di kebudayaan kejujuran, Toleransi sikan UH bentuk tan kajian
masyarakat Prinsip disiplin dan substansi uraian pustaka,
Jujur
1. Sifat-sifat Menanya tanggung dan nilai UTS dan UAS dan
Empati
kebudayaan Diskusi kelas jawab budaya bentuk pengamat
2. Unsur-unsur
tentang Menunjukka uraian dan an
4.2 Melakukan kebudayaan pengertian n sikap PG Visual
pengamatan, 3. Fungsi kebudayaan, toleransi laporan
kajian literatur, kebudayaan unsur-unsur dan empati Kelengkap
diskusi, dan kebudayaan, sebagai an
berperan aktif substansi dan ungkapan jawaban
dalam nilai budaya rasa syukur
menyikapi terhadap
secara positif Mencoba berbagai
tentang Praktik perbedaan
berbagai berkelompok dan
fenomena melakukan persamaan
keragaman pengamatan di sebagai

42
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
budaya, agama, masyarakat anugerah
religi/ untuk melihat Tuhan
kepercayaan, pengaruh
tradisi, dan budaya terhadap
bahasa beserta tata cara dan
unsur-unsurnya. kehidupan suatu
masyarakat

Mengasosiasi
Menyajikan dan
menyimpulkanh
asil pengamatan

Mengomunikasikan
Membuat
laporan tertulis
dari hasil
pengamatan
Mempresentasi-
kan data hasil
pengamatan

43
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
3.3.Mengurai- Internalisasi Fakta Mengamati Menunjukan Observasi Menjelas- Tugas/aspek Membuat Kinerja:
kan proses nilai-nilai Berbagai macam Mencari sikap positip Diskusi kan yang dinilai: laporan Presentasi
internalisasi budaya kepribadian informasi (individu Presentasi pengertian Laporan hasil kajian kelompok
nilai-nilai dalam manusia sebagai melalui kajian dan sosial) kelompok internali- tertulis pustaka, Penguasaa
budaya sebagai pembentuk- pendukung budaya pustaka tentang dalam sasi, kajian laporan n isi
pembentuk kan proses diskusi Sikap sosialisasi, pustaka hasil Teknik
kepribadian kepribadian Konsep internalisasi Saling dam Laporan pengama- bertanya/
dalam dan karakter 1. Pengertian budaya dalam meng- Saling enkulturasi tertulis tan menjawab
pembangunan internalisasi, pembentukkan hormati, menghorm Menjelas- hasil Metode
karakter setiap sosialisasi, kepribadian dan tanggung ati kan pengama- Mempresen penyajian
individu enkulturasi karakter jawab, Tanggung pengertian tan tasikan
2. Pengertian disiplin, jawab kepribadia laporan Portofolio:
Pewarisan Menanya toleransi, Kerja n berserta hasil Laporan
4.3 budaya Pengamatan dan jujur, dan sama unsur- Tes pengama- hasil
Mengimplemen 3. Pengertian diskusi tentang perilaku Disiplin unsurnya UH bentuk tan kajian
tasikan kepribadian internalisasi serta Mendeskrip uraian pustaka,
Toleransi
internalisasi nilai-nilai kinerja sikan UTS dan UAS dan
Jujur
nilai-nilai budaya dalam peserta pengertian bentuk pengama-
Prinsip Empati
budaya dalam pembentukkan didik selama pewarisan uraian dan tan
kehidupan 1. Sarana kepribadian dan melakukan budaya dan PG Visual
sehari-hari di pewarisan karakter kegiatan macam- laporan
sekolah, budaya Menunjukka macam Kelengka-
keluarga, dan 2. Hubungan Mengasosiasi n sikap sarana pan
masyarakat kebudayaan Menghubungkan toleransi pewarisan jawaban
dalam rangka dengan antara konsep dan empati budaya
membentuk kepribadian pandangan para sebagai Mendeskrip
kepribadian 3. Kepribadian ahli dengan ungkapan sikan
dan karakter yang selaras dan pelaksanaan rasa syukur hubungan
tidak selaras proses terhadap antara
dengan internalisasi berbagai kebudaya-
lingkungan nilai-nilai perbedaan an dengan
budaya dalam dan kepriba-
pembentukkan persamaan dian
44
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
kepribadian dan sebagai Mendeskrip
karakter di anugerah sikan
masyarakat Tuhan hubungan
setempat. antara
kepribadia
Mencoba n dengan
Praktik lingkungan
berkelompok
melakukan
pengamatan di
masyarakat
untuk melihat
bagaimana
proses
internalisasi
nilai-nilai
budaya dalam
pembentukkan
kepribadian dan
karakter

Mengomunikasikan
Membuat
laporan tertulis
dari hasil
pengamatan
Mempresentasi-
kan data hasil
pengamatan

45
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
3.4. Mengidentifi Perilaku Fakta Mengamati Menunjukan Observasi Menjelas- Tugas/aspek Membuat Kinerja:
kasi menyimpang 1. Berbagai macam Melakukan sikap positip Diskusi kan yang dinilai: laporan Presentasi
berbagai dan sub perilaku kajian pustaka (individu Presentasi pengertian Laporan hasil kajian kelompok
bentuk kebudayaan menyimpang tentang perilaku dan sosial) kelompok internali- tertulis pustaka, Penguasaa
2. Berbagai sub menyimpang dalam sasi, kajian laporan n isi
perilaku menyimpang
kebudayaan dan munculnya diskusi Sikap sosialisasi, pustaka hasil Teknik
menyimpang menyimpang fenomena sub Saling dam Laporan pengama- bertanya/
dan sub- kebudayaan meng- enkulturasi tertulis tan menjawab
Saling
kebudayaan Konsep menyimpang hormati, Menjelas- hasil Metode
menghorm
menyimpang 1. Pengertian tanggung ati kan pengama- Mempresen penyajian
beserta perilaku Menanya jawab, Tanggung pengertian tan tasikan
dampaknya menyimpang Pengamatan dan disiplin, jawab perilaku laporan Portofolio:
berdasarkan 2. Pengertian sub diskusi tentang toleransi, Kerja menyim- hasil Laporan
hasil kebudayaan perilaku jujur, dan sama pang dan Tes pengama- hasil
pengamatan menyimpang menyimpang perilaku Disiplin sub UH bentuk tan kajian
langsung di dan serta Toleransi kebuda- uraian pustaka,
masyarakat terbentuknya kinerja Jujur yaan me- UTS dan UAS dan
Prinsip sub kebudayaan peserta nyimpang bentuk pengama-
setempat Empati
1. Bentuk-bentuk menyimpang didik selama Mendeskrip uraian dan tan
dan/atau perilaku melakukan sikan PG Visual
berdasarkan menyimpang Mengasosiasi kegiatan faktor- laporan
kajian 2. Faktor-faktor Menghubungkan Menunjuk- faktor Kelengka-
literatur dari penyebab antara konsep kan sikap penyebab pan
berbagai perilaku kebudayaan toleransi perilaku jawaban
sumber menyimpang dengan dan empati menyim-
4.4. Mengamati 3. Hubungan fenomena sebagai pang
dan perilaku dan sub perilaku ungkapan Mendes-
melakukan kebudayaan menyimpang rasa syukur kripsikan
menyimpang dan sub terhadap hubungan
kajian
4. Dampak sub kebudayaan berbagai antara
literatur, kebudayaan menyimpang perbedaan kebudaya-
mendiskusik menyimpang dan an perilaku
an, dan
Mencoba persamaan menyim-
46
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
menyajikan Praktik sebagai pang
hasil kajian berkelompok anugerah
tentang melakukan Tuhan
berbagai pengamatan di
bentuk masyarakat
untuk melihat
perilaku
bagaimana
menyimpang terjadinya sub
atau sub- kebudayaan
kebudayaan menyimpang
menyimpang
yang terjadi Mengomunikasikan
di Membuat
masyarakat laporan tertulis
setempat dari
hasil
pengamatan
Mempresentasik
an data hasil
pengamatan

47
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
3.5. Merekonstru Budaya lokal, Fakta Mengamati Menunjukan Observasi Menjelas- Tugas/aspek Membuat Kinerja:
ksi budaya Berbagai macam Mencari sikap positip Diskusi kan yang dinilai: laporan Presentasi
keberadaan budaya lokal, informasi (individu Presentasi pengertian Laporan hasil kajian kelompok
nasional, budaya melalui kajian dan sosial) budaya tertulis pustaka, Penguasaa
dan kelompok
budaya asing, nasional, dan pustaka tentang dalam lokal, kajian laporan n isi
keterkaitan
hubungan budaya asing budaya lokal, diskusi Sikap budaya pustaka hasil Teknik
antara
antar budaya budaya nasional, Saling nasional, Laporan pengama- bertanya/
budaya Konsep budaya asing, meng- dan budaya tertulis tan menjawab
di era Saling
lokal, 1. Pengertian dan hubungan hormati, asing hasil Metode
menghorm
budaya globalisasi budaya lokal, antar budaya di tanggung ati Menjelas- pengama- Mempresen penyajian
nasional, budaya era globalisasi jawab, Tanggung kan tan tasikan
budaya nasional, dan disiplin, jawab pengertian laporan Portofolio:
asing, dan budaya asing Menanya toleransi, Kerja globalisasi hasil Laporan
hubungan 2. Pengertian Pengamatan dan jujur, dan sama dan Tes pengama- hasil
antar budaya globalisasi diskusi tentang perilaku Disiplin dampaknya UH bentuk tan kajian
di era budaya lokal, serta Toleransi Mendeskrip uraian pustaka,
globalisasi budaya nasional, kinerja Jujur sikan UTS dan UAS dan
Prinsip budaya asing, peserta pengaruh bentuk pengama-
1. Dampak Empati
dan hubungan didik selama budaya uraian dan tan
4.5 Menyusun globalisasi antar budaya di melakukan asing PG Visual
rancangan, 2. Pengaruh era globalisasi kegiatan Mendeskrip laporan
melaksanak budaya asing Menunjuk- sikan Kelengka-
an, dan 3. Hubungan antar kan sikap hubungan pan
mengkomuni kebudayaan di Mengasosiasi toleransi antar jawaban
kasikan era globalisasi Menghubungkan dan empati kebuda-
(lisan, antara konsep sebagai yaan di era
tertulis, kebudayaan ungkapan globalisasi
audio-visual) dengan rasa syukur
penelitian fenomena terhadap
sederhana budaya lokal, berbagai
tentang budaya nasional, perbedaan
budaya asing, dan
budaya
dan hubungan persamaan
48
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Materi Materi Alternatif
Dasar Pokok Pembelajaran Pembelajaran Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian
lokal, antar budaya di sebagai
budaya era globalisasi anugerah
nasional, Tuhan
pengaruh Mencoba
budaya Praktik
berkelompok
asing dan
melakukan
hubungan pengamatan di
antar budaya masyarakat
di era untuk melihat
globalisasi. bagaimana
fenomena
budaya lokal,
budaya nasional,
budaya asing,
dan hubungan
antar budaya di
erag lobalisasi

Mengomunikasikan
Membuat
laporan tertulis
dari hasil
pengamatan
Mempresentasik
an data hasil
pengamatan

49
BAB IV

PENUTUP

Efektifitas pembelajaran merupakana indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa


semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin
berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak
hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses


pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran
langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan
sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar
dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah
ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi
guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga
kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran
langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak
terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD
yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan
dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada
KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang
menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan


pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus.

50
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4
dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran


saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu
penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang
memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah
alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik.
Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.

51
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And
Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New
York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.
Calabrese Barton, A. (1998). Reframing science for all through the politics of poverty.
Educational Policy, 12, 525-541.
http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71,
Tambahan Lembar Negara)
Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003
No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301),
Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The
University of Western Australia.

52
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Paragon


Mata Pelajaran : Antropologi
Kelas/Semester : X/1 (Satu)
Materi Pokok : Unsur-unsur Budaya (Sistem Sosial Budaya)
Alokasi Waktu : 3 x 3 JP

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
3.2. Menerapkan konsep-konsep dasar dan keterampilan antropologi dalam
memahami keberagaman budaya agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan
bahasa beserta unsur-unsurnya yang ada di masyarakat.

4.2. Melakukan pengamatan, kajian literatur, diskusi, dan berperan aktif dalam
menyikapi secara positif tentang berbagai fenomena keragaman budaya,
agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya.

C. Indikator
Mengidentifikasi unsur-unsur budaya,
Mendeskripsikan sistem religi/kepercayaan,
Mendeskripsikan sistem kekerabatan dan organisasi sosial,
Mendeskripsikan sistem mata pencaharian,
Mendeskripsikan sistem peralatan dan teknologi,
Mendeskripsikan bahasa,
Mengidentifikasikan kesenian,
Mendeskripsikan sistem pengetahuan,
Menemukan penerapan unsur-unsur budaya yang ada di masyarakat.

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya, dan berdiskusi peserta didik dapat:
53
Mengidentifikasi unsur-unsur budaya,
Mendeskripsikan sistem religi/kepercayaan,
Mendeskripsikan sistem kekerabatan dan organisasi sosial,
Mendeskripsikan sistem mata pencaharian,
Mendeskripsikan sistem peralatan dan teknologi,
Mendeskripsikan bahasa,
Mengidentifikasikan kesenian dan,
Mendeskripsikan sistem pengetahuan.

Melalui proses mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan peserta didik


dapat:
Menemukan penerapan unsur-unsur budaya yang ada di masyarakat.

E. Materi Pembelajaran
Fakta
Berbagai macam hasil kebudayaan dari suatu suku bangsa, seperti kesenian,
upacara keagamaan, sistem teknologi, sistem mata pencaharian dan lain-lain.

Konsep
Unsur-unsur kebudayaan, pengertian dari sistem religi/kepercayaan, sistem
kekerabatan dan organisasi sosial, sistem pencaharian, sistem peralatan dan
teknologi, bahasa, kesenian, dan sistem pengetahuan.

Prinsip
Masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang saling bergaul dan berinteraksi
antara sesamanya dengan norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku.
Masyarakat adalah sebuah sistem yaitu sistem sosial budaya yang didalamnya
terdapat komponen-komponen atau unsur-unsur sosial budaya yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya.
Masyarakat sebagai sistem sosial budaya (cultural universal) merupakan suatu
kesatuan dimana terjadi proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan
yang saling berbeda sehingga mencapai keselarasan.

54
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan: Saintifik
Model Pembelajaran: inquiry, discovery learning
Metode: Ceramah, diskusi, penugasan, presentasi

G. Alat/Media/Bahan
Media : Artikel, presentasi power point
Alat/Bahan : spidol, papan tulis, kertas karton, penggaris, LCD
Proyektor,
gambar, film

Sumber belajar : buku pegangan antropologi jilid 1, Buku Antropologi


Penunjang Aktifitas Peserta didik, media massa baik
media cetak (koran, majalah, dll) maupun media
elektronik (TV, internet, dll) dan hands out

H. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran

Pertemuan Ke-4 :
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

Pendahuluan Memberi salam dan berdoa. 20 menit


Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar.
Menanyakan kehadiran peserta didik.
Tanya jawab materi sebelumnya, yaitu tentang
pengertian budaya.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Bertanya dan menagih secara lisan tugas baca
mencari informasi tentang unsur-unsur budaya
melalui berbagai sumber (buku, internet, atau
modul).
Melaksanakan pre test tentang unsur-unsur budaya.
Kegiatan Inti Mengamati 100 Menit
Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-
masing terdiri atas 4 orang.
Peserta didik melihat tayangan video tentang
kebudayaan di masyarakat.

Guru menilai keterampilan peserta didik dalam


mengamati tayangan video.

Menanya
Peserta didik mendiskusikan untuk

55
mengidentifikasikan unsur-unsur budaya yang
termasuk sistem religi/ kepercayaan, kesenian, dan
sistem pengetahuan.

Mengumpulkan informasi/eksperimen
Peserta didik menganalisis hasil diskusi kelompok
mengenai unsur-unsur budaya yang termasuk dalam
sistem religi/kepercayaan, kesenian, dan sistem
pengetahuan.

Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok


membimbing/menilai keterampilan mencoba, mengolah
data, dan menilai kemampuan peserta didik
menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan
masalah

Mengasosiasi/mengolah informasi
Masing-masing kelompok menemukan keterkaitan
antara hasil diskusi dengan literatur mengenai unsur-
unsur budaya sistem religi/kepercayaan, kesenian
dan sistem pengetahuan.
Masing-masing kelompok menyimpulkan hasil analisis
dari diskusi yang sudah dilakukan.

Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik


mengolah data dan merumuskan kesimpulan

Mengkomunikasikan
Perwakilan dari masing-masing kelompok
menyampaikan hasil analisis tentang unsur budaya
sistem religi/kepercayaan, kesenian dan sistem
pengetahuan.

Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi


lisan

Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan karakteristik 15 menit


dari unsur-unsur budaya, sistem religi/kepercayaan
kesenian dan sistem pengetahuan.
56
Memberikan tugas kelompok mencari artikel suku
bangsa yang berkaitan dengan sistem kekerabatan
dan organisasi sosial, sistem mata pencaharian,
sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa.
Melaksanakan post test.

Pertemuan Ke-5 :

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

Pendahuluan Memberi salam dan berdoa. 15 menit


Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar.
Menanyakan kehadiran peserta didik.
Merefleksi hasil pretes dan post test pertemuan
sebelumnya.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Bertanya dan menagih secara lisan tugas artikel suku
bangsa tentang sistem kekerabatan dan organisasi
sosial, sistem mata pencaharian, sistem peralatan
dan teknologi, dan bahasa.
Masing-masing kelompok menyerahkan tugas artikel
suku bangsa ke guru.
Secara acak guru membagikan tugas artikel suku
bangsa kepada masing-masing kelompok.

Kegiatan Inti Mengamati 100 Menit


Peserta didik duduk berdasarkan kelompok yang
sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
peserta didikSetiap kelompok membaca artikel suku
bangsa yang ditugaskan oleh guru.

Guru menilai keterampilan peserta didik membaca


artikel

Menanya
Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan
artikel suku bangsa dan mengidentifikasikan unsur-
unsur budaya peserta didikyang berupa sistem
kekerabatan dan organsasi, sistem mata pencaharian,
sistem peralatan dan teknologi, dan bahasa.

Mengumpulkan informasi/eksperimen
57
Secara berkelompok peserta didik menganalisis hasil
diskusi kelompok mengenai unsur-unsur budaya yang
termasuk peserta didik sistem kekerabatan dan
organsasi, sistem mata pencaharian, sistem peralatan
dan teknologi, dan bahasa.

Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok


membimbing/menilai keterampilan mencoba, mengolah
data, dan menilai kemampuan peserta didik
menerapkan konsep dan prinsip dalam pemecahan
masalah

Mengasosiasikan/mengolah informasi
Masing-masing kelompok menyimpulkan unsur budaya
berupa sistem kekerabatan dan organsasi, sistem
mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi,
dan bahasa dalam ide konsep berpikirnya.

Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik


mengolah data dan merumuskan kesimpulan

Mengkomunikasikan
Perwakilan dari masing-masing kelompok
menyampaikan hasil analisis artikel suku bangsa
tentang unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan
organsasi, sistem mata pencaharian, sistem peralatan
dan teknologi, dan bahasa.

Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi


lisan

Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan unsur budaya 20 menit


berupa sistem kekerabatan dan organisasi, sistem
mata pencaharian, sistem peralatan dan teknologi,
dan bahasa.
Memberikan tugas kelompok yang terdiri dari 3 orang
peserta didik untuk mengambil obyek foto tentang
penerapan unsur-unsur budaya dalam kehidupan
masyarakat.
58
Setiap kelompok mendapatkan tema yang berbeda
berdasarkan unsur-unsur kebudayaan yang meliputi:
sistem religi/kepercayaan, kesenian, sistem
pengetahuan, sistem kekerabatan dan organisasi,
sistem mata pencaharian, sistem peralatan dan
teknologi, dan bahasa.
Hasil foto ditampilkan melalui media power point
pada saat pertemuan berikutnya.

Pertemuan Ke-6 :

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

Pendahuluan Memberi salam dan berdoa. 15 menit


Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan
kenyamanan untuk belajar.
Menanyakan kehadiran peserta didik.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menceritakan pengalaman ketika mengambil obyek
foto di lapangan sebagai penerapan unsur-unsur
budaya di masyarakat.

Kegiatan Inti Mengamati 100 Menit


Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerja lapangan dengan menggunakan media power
point.
Masing-masing kelompok menyimak presentasi hasil
kerja lapangan dari kelompok lain.

Guru menilai keterampilan peserta didik menyimak dan


mengkomunikasikan secara lisan

Menanya
Peserta didik diberi kesempatan mengajukan
pertanyaan tentang hasil kerja lapangan yang
dipresentasikan oleh kelompok lain.

Mengumpulkan informasi/eksperimen
Masing-masing kelompokmengolah informasi dari hasil
tanya jawab.

59
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu

Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok,


keterampilan mengolah informasi, dan peserta
didikberkomunikasi lisan.

Mengasosiasi
Masing-masing kelompok menganalisis hasil tanya
jawab dan menghubungkannya dengan konsep unsur-
unsur budaya.
Masing-masing kelompok merumuskan kesimpulan dari
hasil analisis.

Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik


menganalisis dan merumuskan kesimpulan

Mengkomunikasikan
Masing-masing kelompok menyusun laporan tertulis
yang terdiri dari foto, deskripsi foto tentang
penerapan unsur-unsur budaya di masyarakat, hasil
analisis tanya jawab, dan kesimpulan.

Guru menilai kemampuan peserta didik berpikir


sistematis, dan penggunaan tata bahasa yang baik dan
benar.

Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan kembali hasil kerja 20 menit


lapangan dan mengingatkan pentingnya kecermatan,
keuletan, dan kejujuran dalam memperoleh, menyajikan,
mengolah, dan menganalisis data, serta pentingnya
kerjasama, kolaborasi, dan komunikasi dalam kerja
kelompok.
Memberikan tugas baca untuk pertemuan berikutnya
tentang isi atau substansi budaya.

I. Penilaian
Mekanisme dan prosedur
Penilaian dilakukan dari proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan melalui
observasi kerja kelompok, kinerja presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan
penilaian hasil dilakukan melalui tes tertulis.
60
Aspek dan Instrumen penilaian
Instrumen observasi menggunakan lembar pengamatan sikap yang meliputi
kejujuran, disiplin, dan tanggung jawabkritis, objektif dan toleransi.

Instrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan dengan fokus


utama pada aktivitas peran serta dalam diskusi dan isi presentasi.

Instrumen tes menggunakan tes tertulis uraian.

Contoh Instrumen (Terlampir)

J. Sumber/Referensi
Buku Pegangan Kurikulum 2013, Antropologi Jilid 1,Buku Antropologi Penunjang
Aktivitas Siswa
http://forumguru.com
http://e-dukasi.net
http://psb-psma.go.org.id

...................., ..... Juli


2013
Mengetahui Kepala SMA .... Guru Mata Pelajaran
Antropologi

.................................. ..................................
NIP. NIP.

Catatan Kepala Sekolah


............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
.......................................................................................

61
Lampiran:

a. Lembar Observasi

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Antropologi

Kelas/Program : X / Ilmu Bahasa dan Budaya

Kompetensi : KD 3.2 dan 4.2

Materi : Unsur-unsur Budaya

Sikap
No Nama Disip Tngg. Toleran Jmlh Nilai
Jujur Kritis Objektif
lin Jawab si Skor
1. Muhammad Yanuar 4 5 3 3 4 5 80 SB
2. Nuke Indrawati

Dst.

Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1 = sangat kurang
2 = kurang konsisten
3 = mulai konsisten
4 = konsisten; dan
5 = selalu konsisten

Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (30)

Kriteria Nilai :

SB = 76 100 : Sangat Baik


B = 51 75 : Baik
C = 26 50 : Cukup
K = 0 25 : Kurang

62
b. Lembar Penugasan
LEMBAR PENILAIAN PENUGASAN

Mata Pelajaran : Antropologi

Kelas/Program : X / Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya

Kompetensi : KD 3.2 dan 4.2

Indikator Penilaian Penugasan


Nama Peserta Sistemati Kesimpulan Jmlh Nilai
No Data yang
didik ka Skor
dianalisis
penulisan

1 Mohammad Yanuar 2 3 1 66,7 B

2 Nuke Indrawati

Dst.

Keterangan pengisian skor :


3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

Rubrik:

Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Sistematika Penulisan tidak Ada beberapa Penulisan sesuai
Penulisan sesuai dengan tata tulisan yang tidak dengan tata bahasa
bahasa yang baik sesuai dengan tata yang baik dan benar
dan benar bahasa yang baik
dan benar
Data yang dianalisis Data tidak lengkap Data lengkap, tetapi Data lengkap,
tidak terorganisir, terorganisir, dan
atau ada yang salah ditulis dengan benar

63
tulis
Kesimpulan Tidak benar atau Sebagian Semua benar atau
tidak sesuai tujuan kesimpulan ada sesuai tujuan
yang salah atau
tidak sesuai tujuan

Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (9)

Kriteria Nilai :

A = 91 100 C+ = 41 - 50
A- = 81 90 C = 31 - 40
B+ = 71 80 C- = 21 - 30
B = 61 70 D+ = 11 - 20
B- = 51 60 D = 0 - 10

64
c. Lembar Kinerja Presentasi

LEMBAR KINERJA PRESENTASI

Mata Pelajaran : Antropologi

Kelas/Program : X / Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya

Kompetensi : KD 3.2 dan 4.2

Kinerja Presentasi
Nama Peserta
No Tampilan Penyajian Jumlah Nilai
didik Isi
Ppt Skor

1 Mohammad Yanuar 2 3 3 88,9 A-

2 Nuke Indrawati

Dst.

Keterangan pengisian skor :


3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

65
Rubrik:

Penilaian
Aspek yang dinilai
1 2 3
Isi Tidak sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan tema
tema baik foto tema, tetapi antara baik foto maupun
maupun deskripsi foto dengan deskripsi
deskripsi kurang
sesuai
Tampilan Ppt Keterbacaan dan Keterbacaan dan Keterbacaan dan
visualisasi power visualisasi power visualisasi power
point kurang baik point cukup baik point baik
Penyajian Penggunaan tata Penggunaan tata Penggunaan tata
bahasa, bahasa, bahasa,
kepercayaan diri kepercayaan diri kepercayaan diri
kurang cukup baik
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (9)

Kriteria Nilai :

A = 91 100 C+ = 41 - 50
A- = 81 90 C = 31 - 40
B+ = 71 80 C- = 21 - 30
B = 61 70 D+ = 11 - 20
B- = 51 60 D = 0 - 10

A. Post Test/Pre Test

Pre Test

Berilah Tanda Ceklist () Pada Kolom Benar atau Salah!

No Pernyataan Benar Salah

66
No Pernyataan Benar Salah

Kebudayaan diciptakan oleh masyarakat dan dimiliki oleh


1. manusia.

Kebudayaan merupakan sistem gagasan dan menjadi



pandangan hidup masyarakat.
2.

Kebudayaan terdiri dari berbagai unsur kebudayaan yang



3. saling terkait sehingga membentuk suatu sistem.

Upacara Kasodo pada masyarakat Tengger, Jawa Timur


termasuk dalam sistem kekerabatan dan organisasi
4. sosial.

Pelaksanaan ulangan harian, UTS, dan UAS termasuk



5. dalam sistem pengetahuan.

Pameran hasil kerajinan Indonesia, merupakan bagian



6. dari sistem kesenian.

Unsur budaya yang berfungsi sebagai pedoman bagi


anggota masyarakat untuk menyatakan rasa keindahan
7.
yang dapat dinikmati secara bersama disebut sistem
kepercayaan

Di antara tiga wujud kebudayaan yang dikemukakan


8. Koentjaraningrat, yang bersifat abstrak, dan adanya di
alam pikiran manusia disebut sistem budaya.

Masyarakat Jawa terkenal dengan sistem mata


pencahariannya adalah pertanian. Salah satu bagian dari
9.
sistem pertanian adalah sistem irigasi. Sistem irigasi
termasuk dalam kategori traits komplek.

10.

67
No Pernyataan Benar Salah

Contoh wujud kebudayaan yang bersifat immaterial


adalah

keris.

Skor nilai (Benar-Salah 10 X 10)

Post Test

Jawablah pertanyaan berikut ini.

1. Identifikasikan unsur-unsur kebudayaan menurut para ahli!


Kunci Jawaban:

Menurut Bronslow Malinoski, ada empat unsur kebudayaan yaitu sistem


norma, organisasi ekonomi, lembaga pendidikan dam organisasi politik.

Menurut Melville J.Hershovits, ada empat unsur pokok yaitu alat teknologi,
sistem ekonomi, keluarga dan kekuasaan politik.

Menurut Klhuckholn, ada tujuh unsur kebudayaan yaitu sistem mata


pencaharian hidup, sistem peralatan dan teknologi, sistem organisasi
masyarakat, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, dan sistem religi.

Menurut Koentjaraningrat, ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu peralatan dan


perlengkapan hidup, sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa,
kesenian, sistem pengetahuan dan religi.

2. Deskripsikan salah satu unsur kebudayaan yang terdapat di lingkungan


sekitar Anda!
Kunci Jawaban : Kebijaksanaan guru

Skor nilai uraian (2 X 50).

68

Anda mungkin juga menyukai