Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, tidak semua manusia dilahirkan dalam keadaan sempurna.
Ketika bayi yang dilahirkan cacat tanpa kaki atau tidak cukupnya anggota tubuh maka
bayi tersebut akan cacat permanen, yang artinya bayi tersebut tidak akan bisa berjalan
hingga usia dewasa bahkan seumur hidup. Kecacatan tidak hanya karena faktor
kelahiran, tetapi bisa diakibatkan oleh kecelakaan dan penyakit yang dialami manusia
dalam waktu pertumbuhanya.
Ortopaedi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang cedera
akut, kronis, dan trauma serta gangguan lain sistem muskuloskeletal. Dokter bedah
ortopedi menghadapi sebagian besar penyakit muskuloskeletal termasuk artritis, trauma
(akibat kecelakaan) dan kongenitalmenggunakan peralatan bedah dan non-bedah.
Mobilisaasi merupakan kebutuhan manusia untuk melakukan aktivitas karena
aktivitas dilakukan secara bebas dari satu tempat ke tempat yang lain. Imobilisasi
merupaka ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan hubungan sendi. Imobilitas
merupakan faktor resiko ut ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan hubungan
sendi. Imobilitas merupakan faktor resiko utama pada munculnya luka dekubitus.
Pada pasien yang tidak dapat melakukan mobilisasi,penggunaan alat bantu
sangat bermanfaat untuk mminimalkan imobilitas pasien sehingga kebutuhan mobilitas
terpenuhi.
Alat bantu gerak yaitu alat yang di gunakan untuk membantu klien supaya
dapat berjalan dan bergerak.

B. Tujuan
a. Mampu mengetahui tentang jenis-jenis alat bantu

b. Mampu mengetahui tentang indikasi dari alat bantu

c. Mampu mengetahui tentang penatalaksanaan penggunaan alat bantu


BAB II
PEMBAHASAN

A. MELATIH PASIEN MENGGUNAKAN KRUK

1. Pengertian.

Kruk yaitu tongkat / alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
ber-pasangan yang diciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.

2. Tujuan

1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi


2. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri klien

3. Fungsi

1. Sebagai alat Bantu berjalan.


2. Mengatur / memberi keseimbangan waktu berjalan.
3. Membantu menyokong sebagian berat badan.

4. Indikasi

1. Klien dengan nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan/atau trauma


2. Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeridan bengkak
sendi.
3. Klien amputasi kaki: di atas atau di bawah lutut
4. Klien dengan kerusakan mobilitas fisik yang berhungan dengan nyeri dankerusakan
musculoskeletal.
5. Klien setelah bedah artroskopis lutut
6. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan denganketidaknyamanandan
imobilisasi yang diprogramkan.
7. Klien dengan fraktur ekstremitas bawah.
8. Klien dengan postop amputasi ekstremitas bawah
9. Klien dengan kelemahan kaki / post stroke
5. Kontra Indikasi

1. Klien dengan nyeri yang berhubungan dengan inflamasi, insisi, dandrainase.


2. Klien yang potensial kerusakan integritas kulit yang berhubungan
denganperubahan turgor kulit.
3. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37
4. Penderita dalam keadaan bedrest.
5. Penderita dengan post op

6. Manfaat

1. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.


2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.
3. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
4. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.

7. Hal-hal yang Harus diperhatikan

1. Perawat / keluarga harus memperhatikan ketika klien akan menggunakan kruk.


2. Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk & observasi untuk beberapa saat
sampai problem hilang.
3. Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
4. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
5. Perhatikan lingkungan sekitar.
6. Gunakan WC duduk untuk buang air besar.
7. Bila tidak ada WC duduk, gunakan wc biasa dengan kursi yang tengahnya diberi
lubang.
8. Jaga keseimbangan tubuh.
B. MELATIH PASIEN MENGGUNAKAN WALKER
1. Pengertian
Walker adalah alat bantu berjalan yang terbuat dari logam (biasanya
alumunium) dengan memiliki 4 kaki. Alat bantu ini dapat menopang dan memberikan
rasa aman pada pasien.
2. Fungsi
Fungsi walker, yaitu :
a. Dapat menopang dan memberikan rasa aman pada pasien.
b. Membantu mempercepat pengembalian kebugaran
c. Menjaga pasien pada saat melakukan latihan berjalan.

3. Indikasi
Pasien tirah baring lama, pasien yang masih lemah, pasien yang terdapat fraktur pada
kaki, dll.

4. Hal-Hal yang perlu diperhatikan


a. Pasien harus menggunakan sepatu rata dan tidak licin waktu akan latihan.
b. Kekuatan otot tangan dan kaki.
c. Keseimbangan berdiri.
d. Frekuensi latihan.

5. Macam-macam Walker
a. Walker dengan 4 kaki tanpa roda di bawah.
b. Delta walker dengan 3 kaki dengan ada rodanya.
c. Rolatar walker dengan 4 kaki dan 2 roda di depan.
d. Folding walker / kekuatan tangan maksimal.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MELATIH PASIEN MENGGUNAKAN ALAT BANTU KRUK & WALKER
A. Persiapan :
Alat :
1. KRUK
2. WALKER
.
PASIEN
1. Klien dibantu untuk duduk di sisi tempat tidur dan harus istirahat selama 1
sampai 2 menit sebelum berdiri.
2. Klien harus tetap berdiri 1 sampai 2 menit sebelum bergerak.
3. Keseimbangan klien harus tetap stabil sebelum berjalan.
4. Untuk kruk, dilakukan pengukuran panjang kruk dengan cara meletakkan
kruk di bawah aksila pasien dengan jarak satu kepal.
LINGKUNGAN
1. Perawat memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak ada rintangan di
jalan klien
2. Memastikan kursi,penutup meja tempat tidur
3. Kursi roda disingkirkan dari jalan
4. Menentukan tempat istirahat pada kasus dengan perkiraan kurang toleransi
aktivitas atau klien menjadi pusing.Misalnya, jika diperlukan kursi dapat
ditempatkan di ruangan yang digunakan klien beristirahat.

Tahap pre interaksi


1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
A. KRUK
Menyediakan kruk yang digunakan ( biasanya kruk aksila ).
Menjelaskan prosedur kepada klien dan keluarga.
Lakukan pengukuran kruk yang meliputi area tinggi klien, jarak antara bantalan
kruk dengan aksila, dan sudut fleksi siku.
Pada posisi telentang, ujung kruk berada 15 cm disamping tumit klien.
Tempatkan ujung pita pengukur dengan lebar 3 sampai 4 jari dari aksila dan
ukur sampai tumit klien.
Pada posisi berdiri, posisi kruk dan ujung kruk berada 14-15 cm disamping dan
14-15 cm didepan kaki klien.
Lebar bantalan kruk harus 3-4 lebar jari di bawah aksila.
Selanjutnya, kaji toleransi aktifitas, kekuatan, nyeri, koordinasi, kemampuan
fungsional, dan penyakit serta cedera.
Bantu klien bangun dan duduk di sisi tempat tidur selama 1 sampai 2 menit
sebelum berdiri.
Klien harus tetap berdiri 1 sampai 2 menit sebelum bergerak.
Atur kesejajaran kaki dan tubuh klien.
Klien memposisikan kruk pertama kali lalu memposisikan kaki yang
berlawanan ( mis. Kruk kanan dengan kaki kiri )
Pada gaya berjalan tiga titik, berat badan di topang pada kaki yang tidak sakit
dan kemudian di kedua kruk.
Pada gaya berjalan dua titik memerlukan sebagian penopang berat disetiap kaki.
Setiap kruk digerakkan secara bersamaan dengan kaki yang berlawanan
sehingga gerakan kruk sama dengan lengan.

B. WALKER
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien.
2. Ukur walker sesuai tinggi klien, dari bagian panggul sampai tumit klien.
3. Bantu klien untuk bangun dari tempat tidur, untuk berdiri.
4. Minta klien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang telapak
tangan perawat.
5. Berdiri disamping klien dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu klien.
6. Bantu pasien untuk memegang pemegangan tangan pada batang di bagian atas
walker.
7. Bantu klien melangkah pelan-pelan dengan walker.
8. Gerakkan walker didepan sekitar 15 cm/6 inchi saat berat badan ditopang oleh
kedua kaki
9. Gerakkan kaki tangan kearah depan dekat dengan alat bantu jalan saat berat
badan ditopang oleh kaki kiri dan kedua lengan
10. Selanjutnya gerakkan kaki sebelah kiri dan kesebelah kanan saat berat badan
ditopang oleh kaki kanan dan kedua lengan

Jika salah satu kaki lebih lemah

1. Pindahkan walker dan kaki yang lebih lemah didepan secara bersamaan sekitar
15 cm/6 inchi saat berat badan ditopang oleh kaki yang lebih kuat
2. Lalu gerakkan kaki yang lebih kuat kedepan saat berat badan ditopang oleh kaki
yang lebih lemah dan kedua lengan.

Evaluasi
Penggunaan mobilitas dan persendian klien meningkat
Menggunakan alat mobilisasi dengan tepat
Klien memperlihatkan cara yang lebih relaks
Klien mengatakan dan mendemontrasikan prinsip penggunaan kruk yang aman
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mobilisasi merupakan kebutuhan manusia untuk melakukan aktivitas karena
aktivitas dilakukan secara bebas dari satu tempat ke tempat yang lain.

Alat bantu merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memudahkan klien
berjalan agar menurunkan ketergantungan pada orang lain.

B. Saran
Melalui makalah ini hendaknya mahasiswa dan masyarakat mengetaui dan
menggunakan alat bantu disesuaikan dengan indikasi dan kontra indikasi dari alat
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Suratun dkk. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. 2008. EGC. Jakarta


Barbara, Kozier dkk. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & ERB, Edisi 5. 2009.
EGC. Jakarta
http://purwantiidewii.blogspot.com/2012/11/alat-bantu-jalan-dan-mobilisasi-post.html
http://anggalesmana.blogspot.com//

Anda mungkin juga menyukai