Kelompok 12
Putera anugerah 1402114272
Septian arifandi 1402118339
Roby Dwi Kurniawan 1402121280
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Riau
A. Pengertian etik dan kode etik
Jadi kode etik pada prinsipnya merupakan nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah untuk
mengatur perilaku moral dari suatu profesi melalui ketentuan-ketentuan tertulis yg harus
dipenuhi dan ditaati setiap anggota profesi.
Kode etik suatu profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap mereka
yang menjalankan tugas profesi tersebut, seperti dokter, pengacara, polisi,akuntan, penilai
dan profesi lainnya.
B. Dilema Etika
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang di mana keputusan mengenai perilaku
yang pantas harus dibuat. Auditor banyak menghadapi dilema etika dalam melaksanakan
tugasnya. Bernegosiasi dengan auditan jelas merupakan dilema etika.
Terdapat dua faktor utama yang mungkin menyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni:
Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Misalnya,
seseorang menemukan dompet berisi uang di bandar udara (bandara). Dia mengambil
isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka. Pada kesempatan
berikutnya, pada saat bertemu dengan keluarga dan teman-temannya,
yang bersangkutan dengan bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet dan
mengambil isinya.
Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri sendiri.
Misalnya, seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di
bandara. Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat
tersembunyi dan merahasiakan kejadian tersebut.
Dorongan orang untuk berbuat tidak etis mungkin diperkuat oleh rasionalisasi yang
dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan berdasarkan pengamatan dan pengetahuannya.
Rasionalisasi tersebut mencakup tiga hal sebagai berikut:
Setiap orang juga melakukan hal (tidak etis) yang sama. Misalnya, orang mungkin
berargumen bahwa tindakan memalsukan perhitungan pajak, menyontek dalam ujian,
atau menjual barang yang cacat tanpa memberitahukan kepada pembelinya bukan
perbuatan yang tidak etis karena yang bersangkutan berpendapat bahwa orang lain
pun melakukan tindakan yang sama.
Kemungkinan bahwa tindakan tidak etisnya akan diketahui orang lain serta sanksi
yang harus ditanggung jika perbuatan tidak etis tersebut diketahui orang lain tidak
signifikan. Misalnya penjual yang secara tidak sengaja terlalu besar menulis harga
barang mungkin tidak akan dengan kesadaran mengoreksinya jika jumlah tersebut
sudah dibayar oleh pembelinya. Dia mungkin akan memutus kan untuk lebih baik
menunggu pembeli protes untuk mengoreksinya, sedangkan jika pembeli tidak
menyadari dan tidak protes maka penjual tidak perlu memberitahu.
Pendekatan enam langkah berikut ini merupakan pendekatan sederhana untuk memecahkan
dilema etika:
Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema
etika
Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
dan disebut dengan Kode Etik Akuntan Indonesia.
Dalam hubungan ini perlu diingat bahwa IAI adalah satu-atunya organisasi profesi akuntan di
Indonesia. Anggota IAI meliputi auditor dalam berbagai jenisnya (auditor independen/publik,
auditor intern dan auditor pemerintah), akuntan manajemen, dan akuntan pendidik. Oleh
sebab itu, kode etik IAI berlaku bagi semua anggota IAI, tidak terbatas pada akuntan anggota
IAI yang berpraktik sebagai akuntan publik.
Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode etik AICPA yang meliputi
prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika yang diikuti dengan tanya jawab dalam
kaitannya dengan interpretasi aturan etika.
Tanggung Jawab
Integritas
Obyektivitas
Kerahasiaan
Perilaku Profesional
Standar Teknis
Auditor APIP adalah pegawai negeri yang mendapat tugas antara lain untuk melakukan audit.
Auditor APIP meliputi :
Dalam menjalankan tugas auditnya wajib mentaati kode etik APIP yang berkaitan dengan
statusnya sebagai pegawai negeri dan standar auditor APIP sebagaimana diatur dalam
peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatu Negara No. PER/M. PAN/03/2008 M.
PAN/03/2008 dan No. PER/05/M. PAN/03/2008 Tanggal 31 Maret 2008.
Disisi lain terdapat pula auditor pemerintah khususnya auditor BPKP adalah akuntan anggota
IAI yang dalam keadaan tertentu melakukan audit atas entitas yang menerbitkan laporan
keuangan yang disusun berdasar PABU (BUMN/BUMD) sebagaimana diatur dalam PSAK.
Karena itu auditor pemerintah tersebut wajib mengetahui dan mentaati kode etik akuntan
Indonesia dan standar audit yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang
ditetapkan oleh IAI.
Auditor APIP adalah pegawai negeri yang mendapat tugas antara lain untuk melakukan audit.
Oleh karena itu, auditor pemerintah dapat diibaratkan sebagai seseorang yang kaki kanannya
terikat pada ketentuan-ketentuan sebagai pegawai negeri sedangkan kaki kirinya terikat pada
ketentuan-ketentuan profesinya.
Auditor APIP yang meliputi auditor dilingkungan BPKP, Inspektorat Jenderan Departemen,
Unit Pengawasan, LPND, dan Inspektorat Provinsi, Kabupaten, dan kota dalam menjalankan
tugas auditnya wajib mentaati kode etik APIP yang berkaitan dengan statusnya sebagai
pegawai negeri dan standar audit APIP sebagaimana diatur dalam peraturan menteri
pendayagunaan aparatur negara nomor PER/04/M.PAN/03/2008 dan
No.PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008. Kode etik harus ditaati oleh setiap
auditor baik itu dilingkungan swasta maupun dilingkungan pemerintah yang sebagaimana
telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
a. Integritas
Auditor dituntut untuk memiliki kepribadian yang dilandasi oleh sikap jujur, berani,
bijaksana, dan bertanggungjawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar
bagi pengambilan keputusan yang handal.
b.Objektivitas
Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak
mengungkapkan informasi tersebut tanpa otoritas yang memadai, kecuali diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan.
Kode etik APIP dimaksudkan sebagai pegangan atau pedoman bagi para pejabat dan audiotr
APIP dalam bersikap dan berperilaku agar dapat memberikan citra APIP yang baik serta
menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap APIP.
Landasan hukum kode etik APIP yang ditetapkan oleh peraturan menteri negara
pendayagunaan aparatur negara nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008
dilandasi oleh ketentuan hukum sebagai berikut :
Peraturan Presiden RI nomor 9 tahun 2005 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan
organisasi. Dan tata kerja Kementrian Negara RI sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan peraturan Presiden nomor 94 tahun 2006
E. Pelanggaran
Kebijakan atas pelanggaran kode etik APIP sesuai dengan pernyataan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret
2008 menetapkan sebgai berikut:
Tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik tidak dapat diberi toleransi, mes kipun
dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisas i atau
diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi.
Pimpinan APIP harus melaporkan pelanggaran kode etik oleh auditor kepada
pimpinan organisasi.
Pemeriksaan, investigasi dan pelaporan pelanggaran kode etik ditangani oleh Badan
Kehormatan Profesi, yang terdiri dari pimpinan APIP dengan anggota yang berjumlah
ganjil dan disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan. Profesi
diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan APIP.
F. Pengecualian
Terdapat bebrapa pengecualian atas pelanggaran kode etik profesi karena dalam penerapan
kode etik profesi berkaitan dengan peran manusia yang lingkungannya tidak selalu normal.
Dalam hal-hal tertentu seorang auditor dimungkinkan untuk tidak menerapkan aturan
perilaku tertentu. Oleh karena itu, terdapat beberapa aturan pengecualian sebagai berikut:
Permohonan pengecualian atas penerapan kode etik tersebut harus dilakukan secara
tertulis sebelum auditor terlibat dalam kegiatan atau tindakan yang dimaksud.
Persetujuan untuk tidak menerapkan kode etik hanya boleh diberikan oleh pimpinan
APIP. Pengecualian untuk tidak menerapkan kode etik hanya dilakukan atas situasi
yang telah direncanakan, bukan secara spontan pada saat kejadian itu berlangsung.
Pengecualian tidak diperkenankan ketika pelanggaran atas kode etik telah dilakukan
baru kemudian diajukan permohonan.
Auditor APIP yang terbukti melanggar Kode Etik APIP akan dikenakan sanksi oleh pimpinan
APIP atas rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi. Pengenaan sanksi terhadap
pelanggaran Kode Etik oleh pimpinan APIP dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Teguran tertulis;
1. Penerimaan penugasan
Tahap awal adalah mengambil keputusan untuk menerima atau menolak kesempatan untuk
menjadi auditor klien baru atau melanjutkan sebagai audior untuk klien yang sudah ada.
Seorang partner yang bertanggung jawab penuh dan merupakan penanggung jawab
akhir dari suatu penugasan.
Seorang manajer atau lebih yang mengkoordinasi dan melakukan supervisi
pelaksanaan program audit.
Seorang senior atau lebih yang bertanggung jawab atas sebagian program audit dan
melakukan supervisi serta mereview pekerjaan staf asisten.
Penilai (appraiser) untuk mendapatkan bukti tentang penilaian atas barang seni.
Insinyur tambang untuk menentukan jumlah cadangan atau deposit barang tambang
yang ada di suatu pertambangan.
Aktuaris untuk menentukan jumlah rupiah program pensiun yang akan digunakan
dalam akuntasi.
Penasehat hukum untuk memperkirakan hasil akhir dari suatu perkara pengadilan
yang masih berjalan.