Kelompok I Offering A
PENGUJIAN V
PENGUJIAN BAJA
D. HASIL PENGUJIAN
Tabel 1. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja
Polos
6,15 71 87,10 16,1 12,15 15,04 22,67 408,95 506,22
(bubut)
Keterangan :
1N/2 = 1 MPa = 10 kg/2
L0 = panjang mula-mula ; L1 = panjang akhir pengujian
L = L1 - L0
Jenis Diameter Tegangan Tegangan
L0 L1 L Gaya Gaya Perpanjangan
Benda Spesimen Leleh Ultimate
(mm) (mm) (mm) leleh ultimate (%)
Uji (mm) (MPa) (MPa)
Ulir 13,1 320
Polos 9,5 320
Analisa data :
- Letak kegagalan atau putus spesimen baja polos berada pada zona yang telah
ditentukan yaitu pada bagian tengah bubut, hal tersebut terjadi karena
konsentrasi tegangan aksial tarik saat pengujian terletak pada luasan yang
kecil, menyebabkan akumulasi tegangan yang besar.
- Letak kegagalan atau putusnya baja polos tanpa bubut terjadi pada area bawah
atau berada diluar zona yang telah ditentukan, hal tersebut disebabkan karena
ketidaksempurnaan penampang (fabrikasi) yang memberikan zona lemah
pada area tersebut. Masalah fabrikasi tersebut mencangkup tingkat
homogenitas material, micropore (rongga udara kecil), kesalahan pada proses
farming (menimbulkan tegangan, retak mikro, Machining dan Grinding
(menimbulkan pemusatan tegangan).
- Pada spesimen baja polos, nilai tegangan ultimate dan tegangan ultimate tidak
terlihat secara jelas (Grafik 4) dikarenakan spesimen mengalami putus di
16
Beban (kN)
14
12
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Deformasi (mm)
Nilai beban leleh dan beban ultimate pada grafik diatas menunjukkan sebesar
12,15 kN dan15,04 kN, serta beban putus 10,37 kN, deformasi leleh 0,108 mm,
deformasi ultimate 5,115 mm dan deformasi putus 8,204 mm.
600
Tegangan (MPa)
fu
500
fp
400 fy
300
200
100
0
y u p
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Regangan
Nilai tegangan leleh dan tegangan ultimate pada grafik diatas menunjukkan
sebesar 408,95 MPa dan 506,22 MPa, tegangan putus 349,18 MPa, regangan leleh
0,002, regangan ultimate 0,072 dan regangan putus 0,115.
20
Beban (kN)
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Deformasi (mm)
Nilai beban leleh dan beban ultimate pada grafik diatas menunjukkan sebesar 10,9
kN dan 13,61 kN, beban putus 10,37 kN, deformasi leleh 0,072 mm, deformasi
ultimate 6,71 mm dan deformasi putus 6,782 mm.
500
Tegangan (MPa)
fu
fp
400
fy
300
200
100
0
u p
0y 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025
Regangan
Nilai tegangan leleh dan tegangan ultimate pada grafik diatas menunjukkan
sebesar 361,046 MPa dan 451,17 MPa, tegangan putus 440,97 MPa, regangan
leleh 0,0018, regangan ultimate 0,017 dan regangan putus 0,0211.
600
Tegangan (MPa)
fu
500
fy
400
fp
300
200 Zona
plastis Zona strain
hardening Zona necking
100
0
p
0 y 0.02 0.04 0.06 u 0.08 0.1 0.12 0.14
Regangan
Zona elastis
E. STANDART PENGUJIAN
SNI 1729-2015 mengelompokkan baja tulangan menjadi 5 jenis, disampaikan pada
tabel berikut :
Tabel 2. Pengelompokkan Jenis Tulangan Baja
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
F. KESIMPULAN
Hasil nilai tegangan leleh dan tegangan putus yang diperoleh, maka dapat
diklasifikasikan bahwa benda uji 1 (besi polos tanpa dibubut) dapat digolongkan
jenis baja BJ 55 dan benda uji 2 (besi polos bubutan) dapat digolongkan jenis baja
BJ 41.
Tegangan leleh dan tegangan ultimate yang diperoleh dari pengujian dapat
disimpulkan bahwa baja mengalami leleh sebelum putus.
G. SARAN
1. Perletakan benda uji ke UTM perlu memperhatikan penjepit atas dan penjepit
bawah harus sama dengan benda uji yang lurus.
2. Melakukan pengujian uji tarik baja harap memerhatikan hasil dengan teliti.
H. LAMPIRAN
Gambar 3. Pengujian kuat tarik baja polos Gambar 4. Pengujian kuat tarik baja polos
dibubut Program Studi S1 - Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik 74
Universitas Negeri Malang