Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN REKLAMASI KAWASAN PERTAMBANGAN SEBAGAI SALAH SATU

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI TINJAU DARI

ASPEK LINGKUNGAN July 3, 2012

Filed under: SDA & LH,Uncategorized Urip Santoso @ 6:23 am

Tags: batubara, reklamasi

Oleh: Fera A Pulungan

ABSTRAK

Penambangan batubara di Indonesia pada umumnya menyebabkan

kerusakan dan perubahan bentuk lahan karena menggunakan metode

penambangan terbuka. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan

dengan kegiatan reklamasi yang diharapkan dapat memulihkan kondisi

ekosistem seperti rona awalnya. Salah satu kegiatan reklamasi adalah

penanaman kembali dengan menggunakan jenis-jenis tanaman yang

cepat tumbuh sehingga lahan bekas tambang dapat kembali produktif.

Selain rdilakukan untuk menjaga lahan agar tetap stabil dan lebih

produktif, reklamasi juga dilakukan untuk mencegah erosi. Bekas lokasi

tambang yang telah direklamasi harus dipertahankan agar keseimbangan

ekosistem tetap terjaga.


PENDAHULUAN

Kegiatan pertambangan batubara memberikan dampak yang nyata pada

kerusakan lingkungan sehingga ekosistem yang ada di lingkungan itu

menjadi rusak dan juga dapat membahayakan pada ekosistem di

lingkungan sekitarnya. Untuk itu diperlukan cara untuk dapat

mengembalikan fungsi lahan bekas tambang agar tidak terjadi kerusakan

yang berkelanjutan

Kegiatan reklamasi harus melibatkan masyarakat. Reklamasi harus dapat

menyentuh masyarakat dari sisi sosial, ekonomi, budaya dan politik yang

berkembang di masyarakat. Kegiatan reklamasi yang tidak

memperhatikan aspek sosial masyarakat, melibatkan seluruh komponen

masyarakat, dan kepedulian dari masyarakat tentunya akan

mendatangkan kegagalan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan memang tidak pernah lepas dari

pentingnya mengadopsi berbagai pendekatan dalam manajemen

lingkungan. Diketahui bahwa pelaksanaan reklamasi di areal bekas

tambang sudah dilakukan, tetapi keberhasilannya masih jauh yang


diharapkan sehingga belum memberikan hasil yang optimal dalam upaya

memulihkan fungsi lahan sesuai dengan peruntukkannya

Untuk itu segera ditetapkan mekanisme control pada pelaksanaan

reklamasi yang bersifat terpadu. Disamping itu, Pemerintah harus lebih

tegas dalam menerapkan sanksi terhadap perusahaan pertambangan

yang melanggar kewajiban melakukan reklamasi. Sehingga semua

perusahaan pertambangan harus menggunakan penambangan teknologi

zero mining yakni penambangan sampai habis dan juga perlu didorong

kegiatan ekonomi ramah lingkungan

KEGIATAN PERTAMBANGAN

Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan usaha yang berisiko dan

sangat rumit, membutuhkan teknologi yang tinggi, modal yang besar ,

selain itu memerlukan perencaan total yang matang dari awal sampai

pasca tambang. Pada saat membuka lahan, sudah harus bisa memahami

bagaimana cara menutup tambang yang sesuai dengan undang-undang

lingkungan hidup.

Pada umumnya penambangan batubara di Bengkulu Tengah dilakukan

dengan teknik penambangan terbuka (open pit), yaitu dengan membuka

lahan (land clearing), mengupas tanah pucuk (stripping top soil),


mengupas dan menimbun tanah penutup (over burden stripping), serta

membersihkan dan menambang batubara. Sehingga dengan teknik ini,

telah menyebabkan kerusakan kondisi fisik, kimia, dan biologis tanah

tambang. Oleh karena itu kegiatan perbaikan pasca penambangan

batubara mutlak diperlukan untuk mengembalikan produktivitas lahan

tersebut.

Kegiatan pertambangan yang tidak berwawasan atau tidak

mempertimbangkan keseimbangan dan daya dukung lingkungan, serta

tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan sehingga seharusnya kegiatan penambangan akan

memperoleh manfaat malah akan merugikan. Namun demikian, kegiatan

penambangan yang memperhatikan masalah lingkungan serta dikelola

dengan baik, maka tidak mustahil lahan tersebut lebih bermanfaat

disbanding sebelumnya.

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Salah satu masalah kerusakan lingkungan adalah degradasi lahan

yang besar, yang apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat akan

menjadi lahan kritis sampai akhirnya menjadi gurun.

Penyebab utama meluasnya lahan kritis adalah :


1. Tekanan dan pertambahan penduduk

2. Luas areal pertanian yang tidak sesuai

3. Pengelolaan Hutan yang tidak baik

4. Pembakaran hutan

5. Eksplotasi bahan tambang

Meluasnya lahan kritis membuat penduduk yang tinggal di daerah

tersebut relatif miskin, tingkat populasi sangat padat, luas lahan yang

dimiliki bertambanh sempit, kesempatan kerja sangat terbatas, dan

lingkungan hidup mengalami kerusakan.

Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh

prilaku masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber daya

alam dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Dampak dari

perubahan ekosistem akan berkurang jika masyarakat mengetahui dan

memahami fungsi dari suatu ekosistem tersebut.

REKLAMASI

Kegiatan pertambangan batubara selain memberikan dampak

positif bagi peningkatan pendapatan nasional dan devisa Negara, juga

telah memberikan dampak negatif berupa penurunan kualitas lingkungan


fisik, kimiawi dan biologi. Penambangan batubara dalam skala besar telah

menyebabkan perubahan bentang alam dan relief, peningkatan laju erosi

tanah, sedimentasi, degradasi kesuburan tanah dan kualitas perairan.

Lahan-lahan bekas tambang tersebut cenderung dibiarkan terbuka tanpa

adanya upaya restorasi lahan sehingga dapat mengganggu keseimbangan

ekosistem.

Reklamasi merupakan suatu proses perbaikan pada suatu daerah

tertentu (lahan bekas tambang) sebagai akibat dari kegiatan

penambangan sehingga dapat berfungsi kembali secara optimal. Dalam

melaksanakan reklamasi diperlukan perencanaan yang matang agar tepat

pada sasaran. Perencanaan reklamasi harus sudah dipersiapkan sebelum

kegiatan penambangan Karena telah di atur dalam dokumen lingkungan.

Lingkup reklamasi meliputi penatagunaan lahan, pencegahan dan

penanggulangan air asam tambang, dan pekerjaan sipil .

Dalam reklamasi lahan akibat penambangan harus melihat dari empat

aspek, yaitu aspek teknis, ekonomi, sosial/lingkungan, dan kelembagaan.

Aspek teknis dapat dilihat dari sifat fisik dan sifat kimia tanah, aspek

lingkungan dilihat dari dampak penambangan batubara terhadap sosial

masyarakat, aspek ekonomi dari produktivitas lahannya. Sedangkan


aspek kelembagaan dilihat dari fungsi dan peran masing-masing institusi

dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi lahan.

PELAKSANAAN REKLAMASI

Secara umum yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam

merehabilitasi/reklamasi lahan bekas tambang yaitu dampak perubahan

dari kegiatan pertambangan, pencegahan air asam tambang, pengaturan

drainase dan tata guna lahan pasca tambang.

Rencana reklamasi lahan meliputi :

1. Pengisian kembali bekas tambang, penebaran tanah pucuk dan

penataan kembali lahan bekas tambang serta penataan lahan bagi

pertambangan yang kegiatannya tidak dilakukan pengisian kembali

2. Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng dan

permukaan timbunan, pengendalian erosi dan pengelolaan air

3. Keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3 dan bahaya

radiasi

4. Karakteristik fisik kandungan bahan nutrient dan sifat beracun tailing

atau limbah batubara yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan

reklamasi
5. Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang

Selain itu untuk menghindari atau menekan sekecil mungkin dampak

negatif terhadap lingkungan akibat kegiatan penambangan, maka yang

perlu diperhatikan lebih lanjut :

1. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak terletak pada daerah

resapan atau pada akuifer sehingga tidak akan mengganggu

kelestarian air tanah

2. Lokasi penambangan sebaiknya terletak agak jauh dari pemukiman

penduduk sehingga suara bising ataupun debu yang timbul akibat

kegiatan tidak menganggu penduduk

3. Lokasi penambangan tidak berdekatan dengan mata air penting

sehingga tidak menganggu kualitas dan kuantitas mata air tersebut

4. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak terletak pada daerah

aliran sungai bagian hulu

5. Lokasi penambangan tidak terletak dikawasan hutan lindung

UPAYA REKLAMASI TAMBANG BATUBARA

Kegiatan pertambangan dapat mengakibatkan perubahan kondisi

lingkungan. Dapat dilihat dari hilangnya fungsi proteksi tanah yang juga
berakibat pada terganggunya fungsi-fungsi lainnya. Disamping itu juga

dapat mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati, terjadinya

degradasi pada daerah aliran sungai, perubahan bentuk lahan.

Kondisi reklamasi menuntut agar setiap perusahaan tambang dapat

mengembalikan fungsi lahan seperti sebelumnya (kondisi yang aman).

Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus mulai dari selama

penambangan sampai akhir penambangan.

Tujuan jangka pendek reklamasi adalah membentuk bentang alam yng

stabil terhadap erosi. Bentuk lahan tersebut akan dibuat sebagai lahan

produktif. Bentuk lahan produktif tersebut disesuaikan dengan lahan

pada saat pasca tambang. Bekas lokasi tambang yang telah direklamasi

harus tetap dijaga dan dipertahankan agar terjadi keeseimbangan

ekosistem yang ada disekitarnya.

Reklamasi lahan bekas tambang selain merupakan upaya untuk

memperbaiki kondisi lingkungan pasca tambang, agar menghasilkan

lingkungan ekosistem yang baik dan diupayakan menjadi lebih baik

dibandingkan rona awalnya, dilakukan dengan mempertimbangkan bahan

galian yang masih tertinggal.

TUJUAN REKLAMASI SUATU EKOSISTEM


Ada tiga hal yang menjadi tujuan reklamasi sutu ekosistem,

yaitu :

1. Protektif, tujuan ini untuk memperbaiki stabilitas dari suatu lahan dan

erosi tanah

2. Produktif, untuk meningkatkan kesuburan tanah

3. Konservatif, kegiatan yang berguna untuk menyelamatkan jenis-jenis

tumbuhan yang telah langka

Dari tiga hal diatas, kegiatan penambangan masih dalam tahap protektif.

Perusahaan-perusahaan tambang masih mengupayakan agar tidak terjadi

erosi tanah pada lahan bekas tambang dengan cara menanam

tanaman cover crops. Diharapkan untuk ke depannya perusahaan

pertambangan dapat meningkatkan kegiatan reklamasi untuk produktif

dan konservatif.

SRATEGI PENGELOLAAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM

USAHA PERTAMBANGAN

Kesadaran akan permasalahan lingkungan hidup mendorong

Negara berkembang seperti Indonesia memikirkan tentang lingkungan

maka lahirlah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang undang ini

merupakan kesempurnaan dari Undang-undang No 23 Tahun 2007.

Setiap pencemaran dan kerusakan lingkungan serta dampak yang

ditimbulkan baik fisik maupun social menjadi tanggung jawab dari pihak

perusahaan. Salah satunya dengan menyediakan fasilitas dan dana

khusus yang dikenal dengan dana lingkungan.

Saat ini biaya pemulihan lingkungan diserahkan melalui royalty dan iuran

tetap. Tetapi hal ini sangat merugikan negara karena royalti adalah

penerimaan Negara dari sektor pertambangan yang seharusnya

digunakan untuk membiayai pembangunan. Kalau untuk pemulihan

lingkungan boleh jadi akibat yang ditimbulkan biaya pemulihannya lebih

besar dari royaltinya.

Untuk memperbaiki kekeliruan yang merugikan negara tersebut, perlu

adanya dana khusus terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan baik

fisik maupun sosial dalam setiap Undang-Undang.

Dalam rangka pelaksanaan konsep pertambangan yang berwawasan

lingkungan, setiap usaha pertambangan diwajibkan melakukan upaya

meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positifnya.

Salah satu cara yang bijaksana untuk mewujudkan konsep tersebut


adalah dalam mengeksplotasi sumber daya galian selalu

mempertimbangkan bahwa sumber daya bahan galian merupakan asset

generasi yang akan dating.

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup

keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi, mineral serta flora

dan fauna yang tumbuh diatas tanah maupun di dalam lautan.

Lingkungan sering juga disebut lingkungan hidup.

Pelaksanaan lingkungan hidup dilakukan oleh instansi pemerintah sesuai

dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing, masyarakat,

serta pelaku pembangunan lainnya dengan memperhatikan keterpaduan

perencanaan dan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup

Dengan pemahaman lingkungan diatas, maka upaya pengelolaan

lingkungan hidup adalah upaya pengelolaan komponen-komponen

lingkungan hidup beserta fungsi yang melekat dan interaksi yang terjadi

di antara komponen tersebut.

Pengelolaan lingkungan hidup dipahami sebagai pemanfaatan yang

memperhatikan fungsi masing-masing komponen dan interaksi antar

komponen lingkungan hidup dan pada akhirnya diharapkan pengelolaan


lingkungan hidup akan memberikan jaminan eksistensi masing-masing

komponen lingkungan hidup.

SIMPULAN

Lahan pasca tambang memerlukan penanganan yang dapat

menjamin perlindungan terhadap lingkungan. Oleh karenanya

pengelolaan lingkungan hidup terutama pada periode pasca tambang

tidak boleh hanya sebatas penanaman saja tetapi harus direhabilitasi

menjadi lahan produktif sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat.

Suatu kegiatan penambangan yang dikelola dengan baik atau yang

berwawasan lingkungan akan mengahsilkan manfaat yang besar dan

tidak akan merusakan lingkungan fisik, mengancam keselamatan kerja,

dan menganggu kesehatan. Bahkan tidak mustahil bahwa suatu lahan

bekas penambangan yang direklamasi dengan benar akan menjadikan

lahan tersebut lebih bermanfaat dibanding sebelum adanya kegiatan

penambangan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada temen-temen Program Studi

Pengeloan Sumber Daya Alam dan Lingkungan


DAFTAR PUSTAKA

Biro Lingkungan dan Teknologi DPE, 1998, Pelaksanaan Analisis Mengenai

dampak

Lingkungan (AMDAL) Kegiatan Pertambangan dan Energi, Jakarta.,

Hlm. 7

Dony Rachmanadi. Upaya Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batubara di

Kalimantan Selatan. http://library.forda-

mof.org/libforda/data_pdf/2880.pdf. 17 Maret 2012.

Dida Sadariksa.

2010. http://didasadariksa.wordpress.com/2010/03/29/melihat-

penutupan- tambang-dari-berbagai-sudut/. 12 Maret 2012.

Dilisti.2001Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan

Wilayah Pesisir.

http://uwityangyoyo.wordpress.com/2011/05/11/tingkat-

kesadaran-masyarakat- dalam-pelestarian-lingkungan-wilayah-

pesisir/.10Maret 2012.

Ellys Yuliarti. 2009.Pelestarian Hutan Memberi Manfaat bagi Ekonomi

Rakyat dan
Lingkungan.http://www.scribd.com/doc/57016367/1Jurnal.10 Maret

2012

Evaluasi Geologi Lingkungan Untuk

Arahan Penggunaan Lahan Pasca Tambang

http://ultramafik.multiply.com/journal/item/3?&show_interstitial=1&u=%

2Fjournal% 2Fitem.10 .Maret 2012.

Herlina.2004.Melongok Aktivitas Pertambangan Batu bara di Tabalong,

Reklamasi 100 Persen Mustahil.Banjarmasin Post,Banjarmasin.

Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia.

2002.http://images.prabang.multiply.multiplycontent.com/attachment/0

/THpuawooCI

YAAB9rYAk1/Kerusakan%20Lingkungan%20Hidup%20Indonesia.pdf?key=

praban g:journal:86&nmid=361607328. 11 Maret 2012.

Petuah.2001.Makalah Lingkungan

Hidup.http://www.peutuah.com/makalah-lingkungan- hidup-2/12

Maret 2012

Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.2003. Studi Pengelolaan dan

Pemanfaatan Lahan Bekas Penambangan Timah Di Pulau Bangka.


http://opac.geotek.lipi.go.id/index.php?p=show_detail&id=1181.12

Maret 2012.

Rizal Muchtasar. Strategi Pengelolaan Pengelolaan Hidup dalam Usaha

Pertambangan.http://jurnal.unhalu.ac.id/download/rizal/STRATEGI%20PE

NGELOL AAN%20LINGKUNGAN%20HIDUP%20x.pdf

Republik Indonesia.Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai