Anda di halaman 1dari 6

OSTEOARTHRITIS

Definisi
Osteoarthritis adalah suatu kelainan sendi kronis yang ditandai dengan perlunakan
dan disintegrasi dari kartilago articularis yang disertai oleh pertumbuhan kartilago dan
tulang baru (osteophyt) pada batas sendi serta fibrosis kapsuler. Lebih sering terjadi pada
usia diatas 50 tahun. Distribusi yang terjadi asimetris dan jarang terjadi hanya pada satu
bagian sendi saja. Tidak berhubungan dengan penyakit sistemik. Kadang-kadang terlihat
inflamasi lokal namun tidak selalu didahului oleh kelainan inflamasi.
Osteoarthritis merupakan fenomena dinamik dimana terjadi destruksi dan repair
secara bersamaan. Perlunakan dan disintegrasi kartilago terjadi dari permulaan
pembentukan tulang baru yang hiperaktif, osteophytosis dan remodelling. Progresifitas
dipengaruhi oleh beberapa faktor sekunder seperti:
1. Keberadaan kristal kalsium pada sendi
2. Iskemik terutama pada orang tua yang menyebabkan osteonekrosis pada tulang
subkondral
3. Ketidakstabilan sendi
4. Penggunaan obat-obat anti inflamasi yang lama

Etiologi
Peningkatan frekuensi osteoarthritis terjadi bersamaan dengan bertambahnya usia.
Pada kartilago orang lanjut usia terjadi pengurangan selularitas, penurunan konsentrasi
proteoglycan, dan elastisitas mulai berkurang yang dapat menjadi predisposisi terjadinya
osteoarthritis. Perubahan yang progresif dapat dilihat dari gejala klinik ataupun radiologi
yang terbatas pada sendi dan area yang spesifik pada sendi yang bersangkutan.
Riwayat penyakit inflamasi sebelumnya juga berhubungan dengan rusaknya
kartilago artikularis. Sejumlah enzim akan dilepaskan oleh sel-sel synovial, leukosit-
leukosit akan dilepaskan dari matriks, dan interleukin derivate synovial 1 (IL-1) dapat
menekan sintesis proteoglycan. Hal ini akan menjelaskan mekanisme terjadinya
osteoarthritis sekunder pada pasien dengan penyakit rheumatoid.
Pada kebanyakan kasus, faktor presipitasi dari osteoarthritis adalah peningkatan
tekanan secara mekanik pada bagian permukaan artikular. Terjadi peningkatan beban dan
mengakibatkan kelainan bentuk dan ketidakstabilan sendi. Keduanya akan menyebabkan
varus deformity dari lutut dan dysplasia acetabular, dan sering menjadi precursor
terjadinya osteoarthritis. Berdasarkan gambaran yang tampak sebelumnya, osteoarthritis
dibagi menjadi dua:
1. Primer; apabila tidak ditemukan faktor yang mendahului secara jelas. Dalam hal ini
misalnya genetik, metabolik, dan endokrin
2. Sekunder; apabila mengikuti abnormalitas yang sudah ada, seperti defek anatomi
ataupun trauma.

Prevalensi
1. Banyak timbul pada usia > 65 tahun
2. Kemungkinan timbulnya OA pada wanita dan pria seimbang, namun lebih banyak
sendi yang terkena pada wanita

1
3. Umumnya lebih banyak menyerang sendi pada jari, panggul, lutut, dan tulang
belakang daripada sendi siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
4. Prevalensi dan pola terjadinya OA ini berbeda-beda untuk setiap suku bangsa.

Patogenesis
Terdapat dua perubahan morfologi utama yang mewarnai OA yaitu kerusakan
fokal tulang rawan sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi
kartilago dan tepi sendi (osteofit). Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa perubahan
metabolisme kartilago telah timbul sejak awal proses patologis OA. Perubahan tersebut
berupa peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks kartilago
(pproteoglikan dan kolagen).
Perubahan tahap awal dimulai ketika kartilago masih intact yaitu peningkatan
kadar air dalam kartilago dan meningkatnya ekstraksi matriks proteoglikan yang
megakibatkan kegagalan jaringan kolagen internal. Tahap selanjutnya terdapat penurunan
kadar proteoglikan dan munculnya kerusakan pada kartilago. Karena kartilago menjadi
kurang kaku terjadi kerusakan sekunder pada kondrosit sehingga melepaskan enzim-
enzim proteolitik dan menyebabkan pemecahan matriks kartilago. Penurunan kadar
proteoglikan ini juga menyebabkan kegagalan pembentukan kartilago sehingga
menyebabkan perubahan pada siklus yang memeicu kerusakan jaringan.
Pada kartilago artikularis, karena kehilangan integritasnya tidak dapat
mendistribusikan beban pada sendi, sehingga tekanan pada tulang subchondral
meningkat. Akibatnya terjadi degenerasi trabekula yang fokal dan pembentukan kista
sesuai dengan peningkatan vascular dan sclerosis yang reaktif pada daerah yang
bebannya paling besar.
Pada OA, kartilago masih dapat menjalankan regenerasi, perbaikan, dan
remodelling. Karena permukaan kartilago artikularis dan sendi menjadi tidak stabil,
timbul aktivitas pertumbuhan pada kartilago pada tepi sendi dan endochondral ossifikasi
sehingga terjadi peningkatan osteofit.

Patologi
Tanda-tanda kardinal patologi OA:
Kerusakan kartilago yang progresif
Pembentukan kista subartikular
Sklerosis pada tulang sekitar
Pembentukan osteofit
Fibrosis kapsular pada sendi

Prevalensi
Pria dan wanita mempunyai resiko yang sama untuk terkena penyakit ini. OA lebih sering
terjadi pada beberapa sendi, yaitu: jari-jari, pelvis, lutut, dan spine

Faktor Resiko
1. Displasia sendi
Contohnya : displasia asetabular congenitl dan penyakit Perthe
2. Trauma

2
Fraktur yang melibatkan permukaan sendi dapat menjadi penyebab OA sekunder.
Fraktur yang menyebabkan malunion dari tulang panjang menjadi faktor predisposisi
OA karena pada penyembuhan fraktur ini ditemukan jarak sendi yang berjauhan baik
diatas maupun dibawah tempat fraktur (contohnya : sendi lutut dan ankle pada fraktur
tibia)
3. Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang sering berhubungan dengan OA adalah pekerjaan yang
menimbulkan penekanan terus menerus pada satu bagian.
4. Densitas tulang
Wanita dengan fraktur tulang teher femur jarang menderita OA didaerah panggul.
Asosiasi yang trbalik antara OA dan osteoporosis ini disimpulkan dari hasil penelitian
yang menyebutkan bahwa penderita OA memiliki mineral tulang yang lebih tinggi
daripada yang tidak mengalami OA. Hal ini tidak terlepas dari faktor genetik,
hormonal, dan metabolisme.
5. Obesitas
Obesitas terutama menjadi faktor resiko OA pada lutut. Wanita lebih sering terkena
daripada pria karena faktor endokrin.
6. Keturunan
Ibu yang memiliki OA akan menurunkan penyakitnya pada anak perempuan.

Manifestasi Klinik
1. Dewasa tua
OA biasanya terjadi pada dewasa tua. OA berlokasi di sendi penyangga tubuh (pelvis
dan lutut), sendi interfalang (terutama terjadi pada wanita), atau sendi lain yang
sebelumnya ada kelainan.
2. Nyeri
Nyeri merupakan hal yang paling sering dikeluhkan penderita. Biasanya menyebar ke
tempat yang jauh, contohnya : dari lutut ke pelvis. Keluhan dimulai dengan nyeri
ringan yang kemudian berkembang perlahan-lahan (berbulan-bulan atau bertahun-
tahun) menjadi nyeri yang berat. Nyeri dirasakan bertambah jika melakukan
pekerjaan berat dan akan berkurang jika istirahat. Pada stadium yang sudah lanjut,
penderita akan mengeluh nyeri pada malam hari. Nyeri yang terjadi pada penyakit ini
disebabkan oleh penegangan kapsul yang telah fibrosis, kelelahan otot, dan mungkin
yang paling penting yaitu stress tulang akibat kongesti pembuluh darah dan hipertensi
intraosseus
3. Kaku sendi
Gejala lainnya adalah kaku sendi. Awalnya terjadi saat penderita sedang tidak
beraktivitas, tapi lama kelamaan akan terjadi terus menerus dan progresif.
4. Bengkak
Bengkak dapat terjadi baik intermitten (mungkin disebabkan oleh efusi) maupun
terus-menerus (karena adanya penebalan kapsul dan osteofit yang membesar).
5. Deformitas
Deformitas terjadi akibat kontraktur kapsul dan ketidakstabilan sendi. Deformitas
juga bisa menjadi penyebab OA.
6. Kehilangan fungsi

3
Penderita akan mengeluh kesulitan menaiki tangga, tidak dapat berjalan jauh, atau
tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

Umumnya, semua keluhan OA akan terjadi secara intermitten yang kemudian


akan muncul lagi dalam waktu yang tidak lama.
Walaupun penderita mengeluh hanya pada tempat tertentu, tapi pada pemeriksaan
biasanya ditemukan adanya keluhan ditempat lain. Bengkak dan deformitas hampir selalu
ada pada OA sendi perifer. Pada penderita yang sering berdiri lama terjadi atrofi otot.
Adanya Tell-tale scar menggambarkan adanya abnormalitas sebelumnya.
Nyeri lokal dikeluhkan penderita pada sendi superfisial, penebalan sinovial, dan
osteofit yang membesar.
Gerakan terbatas dan sering tidak nyeri, dapat disertai krepitasi. Beberapa gerakan
lebih tidak terbatas daripada gerakan lainnya, contohnya pada OA pelvis, gerakan yang
terbatas, yaitu : ekstensi, abduksi, dan rotasi interna.
Pada stadium lanjut OA akan terjadi kehilangan massa tulang dan kartilago,
kontraktur kapsular yang asimetris dan kelemahan otot.

ALTMANS CRITERIAS
Klinis and Laboratorium
Nyeri pada lutut ditambah minimal 5 dari 9 tanda-tanda dibawah ini :
1. Age > 50 years
2. Stiffness < 30 min
3. Crepitus
4. Bony tenderness
5. Bony enlargement
6. No palpable warmth
7. ESR < 40 mm/h
8. RF < 1: 40 ( Rheumatoid Factor )
9. SF OA ( Synovial Fluid Sign of Osteoarthritis)
Klinis and Radiograph
Nyeri pada lutut ditambah minimal 1 dari 3 tanda-tanda di bawah ini :
1. Age > 50 years
2. Stiffness < 30 min
3. Crepitus + osteophytes
Klinis
Nyeri pada lutut ditambah minimal 3 dari 6 tanda-tanda di bawah ini :
1. Age > 50 years
2. Stiffness < 30 min
3. Crepitus
4. Bony tenderness
5. Bony enlargement
6. No palpable warmth

4
KELLGREN LAWRENCE GRADING
GRADE CRITERIA
0 Normal
1 Doubtful narrowing of joint space, possible osteophytes
2 Definite osteophytes, absent or questionable narrowing of joint space
3 Moderate osteophytes, definitive narrowing, some sclerosis, possible deformity
4 Large osteophytes, marked narrowing, severe sclerosis, definite deformity.

Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen
Empat tanda kardinal OA yang dapat ditemukan pada hasil rontgen adalah kehilangan
massa kartilago yang asimetris (penipisan ruang sendi), sklerosis tulang sub kondral
dibawah daerah yang kehilangan massa kartilago, kista yang menutupi permukaan
sendi, dan osteofit yang berada di margin sendi. Pada stadium lanjut terlihat
gambaran dislokasi sendi dan destruksi tulang.
2. CT Scan
Radioisotop yang digunakan adalah 99 Tc-HDP. Aktivitas radioisotop ini meningkat
pada daerah yang terdapat neovaskularisasi dan pembentukan tulang baru.
3. Arthroscopy
Dapat menggambarkan kerusakan kartilago secara dini dimana rontgen tidak dapat
menghasilkan gambaran ini.

Komplikasi
1. Herniasi kapsular
2. Loose bodies
3. Disfungsi rotator cuff
4. Spinal stenosis
5. Spondylolisthesis

Variasi Klinis
1. Monoartikular dan Pausiartikular OA
OA timbul dengan nyeri dan disfungsi pad satu atau dua sendi besar yang menahan
bagian tubuh.
2. Poliartikular (generalized) OA
Pada wanita usia pertengahan dengan nyeri, bengkak dan kaku pada sendi jari
3. OA in usual site
OA yang timbul pada lokasi tidak umum seperti pada sendi bahu, siku, pergelangan
tangan dan kaki.
4. Endemic OA
- Kashin-Beck Disease
Pada daerah timur laut Cina dan Rusia, OA timbul pada sendi jari, siku, lutut dan
pergelangan kaki dengan perawakan pendek sehingga diduga muncul sejak masa
kanak-kanak
- Mseloni Joint Disease
Poliartikular arthritis yang banyak timbul pada Tsonga people di desa Mseleni,
daerah timur Afrika Selatan

5
5. Rapidly destructive OA
Lebih sering timbul pada wanita tua, diduga berhubungan dengan deposit kristal
kalsium
6. Neuropatic joint disease
Merupakan arthropati yang paling destruktif, yang dihubungkan dengan kurangnya
sensibilitas nyeri dan propioseptif.

Differensial Diagnosis
1. Avascular necrosis
2. Inflamatory arthropathies
3. Polyarthritis of the fingers
4. Diffuse Idiopathic Skeletal Hyperosthosis (DISH)
5. Multiple diagnosis

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien OA tergantung pada sendi mana yang terkena, stadium,
dan berat ringannya gejala, usia, dan kebutuhan fungsionalnya. Tiga hal yang harus selalu
diingat :
1. Gejalanya hilang timbul, dan nyeri dapat hilang secara spontan setelah melewati
waktu yang lama
2. Rasa nyeri beberapa jenis OA dapat berkurang dengan berjalannya waktu sehingga
penderita tidak lagi memerlukan obat penghilang rasa nyeri
3. Pada OA yang sangat progresif dianjurkan untuk segera operasi rekonstruksi sebelum
terjadi bone loss.
Pengobatan penderita bersifat asimtomatis. Prinsipnya menjaga agar kekuatan dan
gerakan otot tidak terganggu, melindungi sendi dari kelebihan beban, menghilangkan
nyeri, dan mengatur aktivitas sehari-hari.
Fisioterapi merupakan terapi dasar pada awal perjalanan penyakit, yaitu dengan
melatih gerakan sendi dan kekuatan otot. Kegiatannya berupa aerobik, tapi tetap harus
hati-hati untuk menghindari benturan. Kegiatan lainnya berupa pemijatan dan
penghangatan tubuh untuk menghilangkan nyeri yang sifatnya sementara.
Mengurangi beban dapat memperlambat terjadinya cartilage loss dan dapat
menghilangkan nyeri. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah penurunan berat badan bagi
penderita yang obesitas, menggunakan sepatu yang elastis, dan lain-lain
Penggunaan analgesik tidak diperlukan oleh semua pasien. Jika setelah pemberian
analgesik penderita tidak menunjukkan perbaikan, maka dibutuhkan NSAID.

DAFTAR PUSTAKA

De Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2004

Anda mungkin juga menyukai