Anda di halaman 1dari 9

Narasumber : pengurus pondok pesantren Al Munawwir Komplek Q

Krapyak Yogyakarta

Teknik wawancara : bertatap muka

1. Apa kegiatan pondok pesantren yang berkaitan dengan kenasionalismean?


Misal perayaan hari besar nasiaonal, dll.
Jawaban : Adanya peringatan hari-hari besar nasional seperti upacara
tanggal 17 Agustus, lomba 17an, ziarah ke makam para pahlawan untuk
memperingati hari pahlawan, visit to museum untuk mengetahui sejarah
dan peninggalan- peninggalan zaman dahulu.
2. Adakah lambang foto presiden dan foto lambang garuda Pancasila?
Jawaban : di setiap kelas selalu dipasang foto presiden dan foto
lambang garuda Pancasila sebagai bentuk cinta tanah air.
3. Bagaimana sikap pondok pesantren dalam menghadapi perbedaan-
perbedaan? Seperti perbedaan daerah asal, perbedaan paham keagamaan
(organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah)
Jawaban : Meskipun dipondok pesantren terdiri dari orang- orang
yang berasal dari daerah yang berbeda- beda kita tetap satu, karena kita
tinggal dalam satu atap, sehingga antara satu dengan yang lain adalah
keluarga. Dan dipondok ini kami menerima berbagai macam aliran, tetapi
pelajaran yang diajarkan dipesantren hanya merujuk pada satu golongan
saja, hal ini dikarenakan untuk mencegah terjadinya perpecahan antara
satu sama lain.
4. Bagaimana bentuk partisipasi santri dalam mewujudkan keharmonisan
berwarganegara?
Jawaban : Dapat langsung kita ambil contoh, baru saja kemaren kami
ikut berpartisipasi dalam kegiatan reresik pasar niten bantul, hal ini
dilakukan agar terjalinnya hubungan yang harmonis antara santri- santri
dengan masyarakat setempat.
5. Apa peran kalangan pesantren dalam menangkal penyebaran paham
radikalisme Islam yang sedang berkembang?
Jawaban : Ketika kegiatan mengaji ustadz- ustadz selalu
menyelipkan pesan-pesan serta pengetahuan tentang paham-paham yang
sedang marak diluar sana. Di PP juga selalu melestarikan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan aswaja.
6. Apa implementasi nilai-nilai kewarganegaraan (yang sesuai dengan
Pancasila) atau nilai demokrasi di lingkungan pesantren?
Jawaban : ketika pemilihan ketua pondok kami menggunakan sistem
demokrasi, dimana semua santri memiliki suara dalam pemilihan tersebut.
Adanya rapat pengurus bulanan yang berguna untuk mengevaluasi semua
program pengurus dan juga sebagai wadah untuk menyampaikan keluh
kesah para santri.
Lokasi wawancara: Pondok Pesantren Diponegoro Sembego Maguoharjo
Depok Sleman

1. Apa saja kegiatan pondok yang berkaitan dengan bentuk rasa nasionalisme?
Misalnya dalam hal peringatan hari nasional.
Berdasarkan keterangan narasumber, bahwa pesantren turut berkontribusi
dalam peringatan hari nasional untuk meningkatkan rasa nasionalisme yaitu
cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama. Secara umum,
kegiatan yang rutin dilaksanakan yaitu hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus. Dalam hal ini santri melaksanakan upacara bendera, dengan
pengenaan pakaian sebagaimana ala santri yaitu untuk laki-laki menggunakan
sarung, peci dan sandal tanpa penggunaan seragam. Adapun pemakaian
seragam atau sepatu adalah petugas upacara saja. Selain itu, dalam peringatan
hari Kartini juga diadakan kegiatan fashion show, Cerdas Cermat, dan Kreasi
Barang Bekas.

2. Apakah di pondok pesantren anda terdapat lambang garuda pancasila serta


presiden Indonesia?
Ada lambang tersebut sebagai bentuk sikap nasionalisme, dan legitimasi sebagai
warga negara Indonesia.

3. Bagaimana sikap pondok dalam menghadapai perbedaan latar belakang santri,


baik dilihat dari asal daerah, aliran atau kepercayaan dan kebiasaan (culture) ?
Keberadaan perbedaan latar belakang santri diakomodir melalui kegiatan OSPEK
selama 7 hari untuk karantina santri baru, outbond, ziyarah dan ice breaking. Hal
ini untuk mempererat, menciptakan rasa saling memiliki, dan meningkatkan
solidaritas.

4. Bagaimana bentuk partisipasi santri dalam mewujudkan keharmonisan dalam


berwarga negara?
Wujud partisipasi santri dalam mewujudkan keharmonisan berwarga negara
terlihat dari peran santri yang cukup dekat dengan masyarakat, ketika terdapat
kegiatan yang diselenggarakan warga biasanya santri turut ikut serta misalnya
jalan sehat.

5. Bagaimana sikap santri dalam menjaga kewarganegaraan dalam diri pribadi?


Setiap orang tentu akan melekat suatu hak dan kewajiban, dari hal ini akan
membentuk atau mendorong sebuah pengambilan sikap untuk memenuhi hak
dan kewajibannya. Adapun setiap santri, tidak akan terlepas dari hak dan
kewajiban. Oleh karenanya, santri akan berusaha melaksanakan tanggung jawab
tentang apa yang kewajibannya dan memperjuangkan apa yang menjadi haknya.
Jika terdapat santri yang tidak melaksanakan tanggung jawab tersebut maka
akan dikenakan takzir.

6. Peran kalangan pesantren dalam menangkal penyebaran faham radikalisme


Islam yang sedang berkembang?
Peran pesantren dalam menangkal penyebaran faham radikalisme ialah adanya
relasi pesantren yang tergabung dalam organisasi for peace yakni
pemberangkatan perwakilan setiap santri atau pengurus ke pondok pesantren
pandanaran yang bekerjasama CRSR (institusi penelitian non-goverment), yang
kegiatannya berupa pelatihan tentang perdamaian, mediasi konflik di pesantre,
memberi pemahaman islam itu damai. Hari kedua file trip ke GK wonosari,
disana kasusnya mengenai agama kristen mau mengadakan misa natal diboikot
orang muslim, yang kemudian ditangani sesepuh disana menengahi (muslim)

7. Implementasi nilai-nilai kewarganegaraan atau nilai demokrasi di lingkungan


pesantren?
Makan bersama, mandi antri, pemilihan ketua pondok, sikap toleransi, sholat
berjamaah, beribadah.
Narasumber : pengurus pondok pesantren/Ustadz Wandi Ruswannur, S.Sy.,
S.Pd.

Lokasi narasumber : Pondok Pesantren Al-Ittihad Cianjur Jawa Barat.

Teknik wawancara : melalui media elektronik (Whatsapp)

1. Apa kegiatan pondok pesantren yang berkaitan dengan


kenasionalismean? Misal perayaan hari besar nasiaonal, dll.
Jawaban : dilaksanakannya upacara bendara setiap hari senin,
mengadakan seminar kebangsaan, mengadakan perlombaan saat
menyambut hari besar 17 Agustus
2. Adakah lambang foto presiden dan foto lambang garuda Pancasila?
Jawaban : di setiap kelas selalu dipasang foto presiden dan foto
lambang garuda Pancasila, di tambah lagi adanya foto-foto pahlawan,
yang mana dalam hal ini bertujuan untuk menanamkan jiwa nasionalisme
dan menyatakan bahwa negara kita adalah NKRI, serta untuk
memperkenalkan kepada generasi muda terhadap tokoh-tokoh di balik
kemerdekaan RI.
3. Bagaimana sikap pondok pesantren dalam menghadapi perbedaan-
perbedaan? Seperti perbedaan daerah asal, perbedaan paham keagamaan
(organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah)
Jawaban : perbedaan adalah fitrah dan anugerah yang bisa menjadi
kekuatan untuk membesarkan pesantren. Selama aliran keagamaan itu
tidak bertentangan dengan akidah dan tidak melawan NKRI maka kita
terima perbedaan itu.
4. Bagaimana bentuk partisipasi santri dalam mewujudkan keharmonisan
berwarganegara?
Jawaban : selalu mengadakan pertemuan rutin antar konsulat/antar
daerah guna menciptakan keharmonisan antar santri dari berbagai daerah.
5. Apa peran kalangan pesantren dalam menangkal penyebaran paham
radikalisme Islam yang sedang berkembang?
Jawaban : dengan memperkuat pemahaman aswaja an-nahdliyyah,
melakukan pelatihan bahaya berita hoax yang selalu menyebarkan berita
bohoang dan radikalisme.
6. Apa implementasi nilai-nilai kewarganegaraan (yang sesuai dengan
Pancasila) atau nilai demokrasi di lingkungan pesantren?
Jawaban : melaksanakan pemilihan Ketua Kobong (Ketua Osis,
Ketua Kamar, dan Ketua Konsulat).
Narasumber : Pengurus Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede
Yogyakarta

1. Apa kegiatan pondok pesantren yang berkaitan dengan


kenasionalismean? Misal perayaan hari besar nasiaonal, dll.
Jawaban : Mengadakan kegiatan upacara 17an, Hari Santri Nasional,
Nobar Timnas Indonesia, Setiap Pagi mendendangkan lagu _Ya Lal
Wathon_
2. Adakah lambang foto presiden dan foto lambang garuda Pancasila?
Jawaban : Ada, bahkan dari Presiden Indonesia yang pertama.
3. Bagaimana sikap pondok pesantren dalam menghadapi perbedaan-
perbedaan? Seperti perbedaan daerah asal, perbedaan paham keagamaan
(organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah)
Jawaban : Sikap pondok kita terbuka. Jalin Komunikasi setiap hari
melalui ngopi dan kongkow-kongkow setelah ngaji sambil baca koran. Di
NurMa tidakk ada perbedaan tentang SARA, mungkin kalau etnis tetap
ada, misal etnis ngapak. Oh ya lagi, beda negara. Intinya kita menjalin
komunikasi secara intensif tapi dengan cara diatas bukan dengan cara
formal.
4. Bagaimana bentuk partisipasi santri dalam mewujudkan keharmonisan
berwarganegara?
Jawaban : Jamaah dan Muthola'ah, dengan rajin jamaah, mereka
bertanggungjawab pada diri mereka dan kepada Sang Pencipta sehingga
tercipta hubungan harmonis dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan.
Dengan *mutholaah* dan ngaji, mereka bertanggungjawab tentang
keberlangsungan masa dpn mereka, termasuk bernegara.
5. Apa peran kalangan pesantren dalam menangkal penyebaran paham
radikalisme Islam yang sedang berkembang?
Jawaban : Dengan tdk bosan menjalin komunikasi dgn Sang
Pencipta, kemudian dgn yang diciptakan. Dgn Sang Pencipta ; Ibadah yg
sdh diwajibkan dan perintahkan. Termasuk belajar dr kecil sampai tua
bhkn sampai wafat. Dgn yg diciptakan ; menjaga, merawat dan mencintai
apa yg sdh diberikan termasuk diri ini dan bumi pertiwi yg masuk pd
kategori ini. Hal ini jg didukung dgn pelajaran pelajaran dari warisan para
masayikh yaitu turats2 (kitab kuning)
6. Apa implementasi nilai-nilai kewarganegaraan (yang sesuai dengan
Pancasila) atau nilai demokrasi di lingkungan pesantren?
Jawaban : Misal; di pondok itu ada Musyawarah Kitab, semacam
membahas bab dr sebuah kitab yg diajarkan, katakanlah Fiqh. Disana
dibuat model presentasi,kemudian tanya jwb, intinya memberi kesempatan
mereka untuk berpendapat sesuai dgn pemahaman mereka tp tdk keluar dr
bab yg diajarkan.
Ada lagi, Audiensi antara Pengurus dg Santri tiap 3 bln ; dari masalah A
sampai Z monggo disampaikan, keluh kesah, uang kiriman kuran bhkn
putus cinta dr mbak putri
Narasumber : Salah satu santri pondok pesantren al-fadhilah dan panti asuhan
darunnajah Maguoharjo Depok Sleman

1. Apa kegiatan pondok pesantren yang berkaitan dengan


kenasionalismean? Misal perayaan hari besar nasiaonal, dll.
Jawaban : perayaan hari nasinal seperti 17 agustus, sumpah pemuda dan
lain-lain, pesantren ini melakukan bentuk nasionalisme dengan menempelkan
bendera merah putih disetiap wajah santri indonesia menyanyikan lagu
indonesia raya, melakukan tradisi lomba-lomba untuk memperingati 17 agustus
serta mempelajari pahlawan-pahlawan nasional dalam penyambutan hari
kemerdekaan. Di pesantren ini memiliki program-program kegiatan untuk
dijalankan keseharian yang dimana apabila terdapat santri yang melanggar
maka mendapatkan sanksi berupa menyayikan lagu indonesia raya, garuda
pancasila dan satu nusa satu bangsa. Dan pesantren ini membolehkan santrinya
melihat upacara yang ada di istina negara atau mengikuti upacara disekolah
umum dan memperbolehkan santriwatinya menonton tv dengan syarat untuk
menonton upacara hari kemerdekaan indonesia dimana di selain hari tersebut
santri tidak diperbolehkan menonton tv. Hal lain adalah dengan memasang
bendera merah putih sebagai bentuk rasa nasionalisme dan cinta tanah air pada
perayaan hari nasional.
2. Adakah lambang foto presiden dan foto lambang garuda Pancasila?
Jawaban :
3. Bagaimana sikap pondok pesantren dalam menghadapi perbedaan-
perbedaan? Seperti perbedaan daerah asal, perbedaan paham keagamaan
(organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah)
Jawaban : Pesantren ini menjunjung tinggi toleransi dalam beragama
dan tidak membedakan lembaga masyarakat dalam melakukan kegiatan
kesehariannya dan juga ibadah. Misalnya dalam pondok mereka tidak hanya
terdiri dari santri yang dari paham NU saja namun juga Muhamadiyah, dalam
menjalankan ibadah keseharian mereka sering melakukan solat di masjid
lingkungan pondok sekitar. Dan mereka sangat menghargai perbedaan dan
menerima kebiasaan paham dari setiap santri atau warga sekitar dimana dalam
lingkungan pesantren mereka adalah mayoritas muslim muhamadiyah yang
dimana dalam menjalankan solat subuh misalnya mereka tidak melaksakan
qunut dan mereka tetap mengikuti imam yang memimpin. Kalangan santri
banyak yang berbeda daerah atau kota kelahiran untuk menghargai satu sama
lain, mereka membiasakan para santri untuk menjalin komunikasi dalam
berbahasa indonesia terutama dalam bermusyawarah
4. Bagaimana bentuk partisipasi santri dalam mewujudkan keharmonisan
berwarganegara?
Jawaban : Bentuk partisipasi santri dalam mewujudkan keharmonisan
kewarganegaraan sendiri tergambar pada pengadaan bersih-bersih desa setiap
minggu yang diwajibkan pada setiap santri untuk mengenalkan bahwa santri
tersebut peduli pada lingkungan sekitar dan menjaga sosialisasi mereka pada
warga sekitar pondok mereka serta adanya pelarangan memasang simbol-
simbol aliran agama yang anti nkri, kemudian penanaman rasa toleransi
beragama bagi warga sekitar yang tidak memiliki atau menganut kepercayaan
yang sama dengan para santri.
5. Apa peran kalangan pesantren dalam menangkal penyebaran paham
radikalisme Islam yang sedang berkembang?
Jawaban : Dengan menghargai satu sama lain, mengilhami nilai pancasila,
mematuhi peraturan yang telah ada berupa norma dan undang-undang yang
berlaku, bersosialisasi dengan baik pada masyarakat merupakan menjaga
kewarnegaraan agar tetap utuh. Bentuk pembentengan terhadap penangkalan
paham radikalisme islam yang sedang berkembang, pesantren ini melakukan
sosialisasi pendidikan terhadap seluruh warga santriwati pada pesantren
tersebut bahwa ormas-ormas tersebut meyeleweng dan jangan mengikuti
apabila tidak mengetahui dasarnya
6. Apa implementasi nilai-nilai kewarganegaraan (yang sesuai dengan
Pancasila) atau nilai demokrasi di lingkungan pesantren?
Jawaban : Nilai demokrasi yang ditanamkan dalam lingkungan pesantren
yaitu dengan membolehkan bagi seluruh santriwatinya pulang kampung untuk
pemilihan presiden sebagai partisipasi dalam negara, serta mengajarkan sistem
pemilihan TPU dan kemudian dipraktekan di pondok dalam pemilihan pengurus
pondok secara demokratis. Nilai pancasila dalam lingkungan pesantren yaitu
tidak adanya pembedaan etnis dan daerah, mengenalkan persatuan,
kedisiplinan dan keadilan berlaku untuk semua santriwati.

Anda mungkin juga menyukai