Anda di halaman 1dari 6

HUKUM dan MASYARAKAT

Anggota Kelompok :
- Wahyu Poncotoyo ( 4411210004 )
- Muhammad Fajri ( 4411210011 )
- Hendry Suwarno ( 4411210015 )

Jurusan Teknik Industri


Universitas Pancasila
Jakarta, 2013
Hukum Dan Masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yang saling berhubungan (berinteraksi) dan hidup bersama
dalam masyarakat. Dalam konteks hidup bersama itulah manusia memerlukan perlindungan
atas kepentingan-kepentingan mereka serta perlu ada keteraturan sehingga setiap manusia
dapat berhubungan secara harmonis.

Untuk terciptanya perlindungan kepentingan dan keteraturan diperlukan pedoman atau


peraturan hidup yang menentukan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam
masyarakat agar tidak merugikan orang lain dan diri sendiri. Pedoman ini yang disebut
dengan norma atau kaedah sosial.

Manusia/Individu ---- Makhluk sosial ----memiliki kepentingan---- Hidup bermasyarakat

Norma-norma dalam hidup bermasyarakat:


Norma agama
Norma kesusilaan
Norma sopan santun atau adat
Norma hukum

Manusia masyarakat hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan, dimana
masyarakat di sana ada hukum (Ubi societas ibi ius). Hukum merupakan bagian dari norma
yang mengatur hidup bermasyarkat. Norma hukum sebagai bagian dari norma sosial lainnya
tidak berarti meniadakan norma-norma lainnya, tetapi saling berhubungan dan saling
melengkapi satu sama lainnya, meskipun adakalanya dijumpai ada norma hukum tidak
sesuai/serasi dengan norma lainnya. Yang membedakan norma hukum dengan norma
lainnya adalah kekuatan pemaksa dan sanksi bagi sipelanggar hukum.
Hukum itu sungguh-sungguh merupakan hukum apabila benar-benar dikehendaki dan
diterima oleh masyarakat. Hukum merupakan pencerminan dari nilai nilai yang berlaku
dalam masyarakat. (Dahlan Taib, 2001:3)
Hukum yang baik adalah hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat.

Hukum menuntut legalitas artinya yang dituntut adalah pelaksanaan atau pentaatan norma
semata, sedangkan kesusilaan menuntut moralitas. Hukum merupakan norma yang paling
kuat daya berlakunya, karena hukum dibuat oleh kekuasaan yang sah.
Yang dapat memberikan sanksi hukum adalah penguasa. Penguasa mempunyai kekuasaan
untuk memaksakan sanksi. Hakikat kekuasaan adalah adalah kemampuan sesorang untuk
memaksakan kehendak pada orang lain. Hukum ada karena kekuasaan yang sah, hukum
bersumber pada kekuasaan yang sah. Hukum pada hakekatnya adalah kekuasaan yaitu
kekuasaan yang mengusahakan ketertiban dalam masyarakat

Pengertian hukum menurut pendapat para ahli


1. Menurut Sudikno Mertokusumo
Hukum: adalah keseluruhan kumpulan peraturan atau kaedah-kaedah dalam suatu
kehidupan bersama, keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam
hidup bersama yang dapat dipaksakannya pelaksanaannya dengan suatu sanksi
2. Utrecht
Hukum: Adalah sebagai himpunan peraturan-peraturan (perintah atau larangan) yang
mengurus tata tertib dalam masyarakat dan harus ditaati oleh masyarakat tersebut.
3. JCT. Simorangkir dan Woerjono
Hukum: sebagai peraturan-peraturan yang memaksa yang menentukan tingkah laku
manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwenang, pelanggaran terhadap peraturan berakibat diambilnya tindakan yaitu suatu
hukuman tertentu
4. Jimly Asshidiqqie
Hukum dalam arti luas meliputi keseluruhan aturan normatif yang mengatur dan menjadi
pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan didukung oleh
sistem sanksi tertentu terhadap setiap penyimpangan terhadap hukum
Dari definisi-definisi diatas dapat kita simpulkan tujuan hukum adalah untuk menciptakan
tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan sehingga
diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi. Menurut Soebekti hukum mengabdi
pada tujuan negara yaitu mendatangkan kemakmuran dan kebahagian pada rakyatnya
dengan menyelenggarkan keadilan dan ketertiban.

Klasifikasi Hukum
Secara umum hukum berisikan hal hal tentang:
1. perintah,
2. larangan
3. dan perkenan
Pembagian hukum secara klasik terbagi dua yaitu
1. Hukum publik hukum yang mengatur kepentingan umum dan mengatur hubungan
penguasa dengan warga negaranya
2. Hukum privat hukum yang mengatur antar perorangan mengatur hak dan kewajiban
perorangan terhadap satu sama lainnya
Dari segi Sifatnya hukum ada 2
1. hukum imperatif bersifat larangan
2. hukum fakultatif bersifat perkenan

Dari segi bentuknya


1. hukum tertulis
2. hukum tidak tertulis
Dalam penyelenggaraan kekenegaraan dikenal hukum tidak tertulis yg dikenal dengan
istilah konvensi ( Hukum dasar tidak tertulis yang kedudukannya sejajar dengan UUD)
Dari segi fungsinya
1. hukum materil
2. hukum formil ( KUHAP)

Dari segi saat berlaku


1. ius constitutum (HUKUM positif yg sedang berlaku sat ini)
2. ius constituendum (Hukum yang dicita citakan)

Dari segi isi berlakunya


1. lex generalis hukum yang berlaku umum
2. lex specialis hukum yang berlaku khusus

Menurut tempat berlakunya


1. hukum nasional
2. hukum internasional

Sumber Hukum
Sumber-hukum menurut Achmad Sanusi terbagi dua kelompok
1. Sumber hukum normal
a. Sumber hukum normal yang langsung atas pengakuan undang-undang, yaitu:
- undang-undang
- perjanjian antar negara
- kebiasaan
b. Sumber hukum normal yang tidak langsung atas pengakuan undang-undang, yaitu:
- perjanjian
- doktrin
- yurisprudensi
2. Sumber hukum abnormal
a. Proklamasi
b. revolusi
c. kudeta

Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan menurut UU No 12 Thn 2011


1. UUD 1945 (ditetapkan dan diubah oleh lembaga MPR)
2. Ketetapan MPR
3. UU/PERPU( UU *produk dari persetujuan bersama DPR dengan presiden, perpu
dibuat oleh presiden dalam keadaan mendesak. Perpu berlaku hanya 1 tahun tpi jika
sudah mnendapatkan persetujuan dari MPR maka perpu akan berubah menjadi UU)
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Penegakan Hukum (Law enforcement)


Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan jika terjadi pelanggaran. Melalui penegakan
hukum inilah hukum menjadi kenyataan.
Ada 3 unsur yang harus diperhatikan dalam penegakan hukum yaitu:
1. kepastian hukum
2. kemanfaatan
3. keadilan
Kekuasaan Kehakiman/Lingkungan Peradilan sebagai salah satu lembaga penegakan hukum
yaitu Mahkamah Agung dengan lingkungan peradilan yang berada dibawahnya meliputi:
1. Peradilan umum
2. Peradilan agama
3. Peradilan militer
4. Peradilan tata usaha negara
Aparat Penegak Hukum
1. Polisi
2. Jaksa
3. hakim
4. penasehat hukum/pengacara

KASUS ATAU MASALAH

Kurangnya Pengawasan Hukum di Masyarakat kasus mutilasi di toll dalam


kota
Belakangan ini masyarakat di kagetkan dengan adanya penemuan potongan-
potongan tubuh manusia yang ditemukan di jalan toll dalam kota, dalam tempo cepat polisi
berhasil menguak kasus mutilasi di jalan tol ini. Seorang tukang soto yang biasa berjualan di
kawasan ciracas, jakarta timur, benget situmorang (36), membunuh lalu memutilasi
korbannya yang tak lain istrinya sendiri. usai membunuh, Benget kemudian membuang
jasad istrinya yang terpotong-potong dan dibungkus plastik itu di 6 titik di tol cawang-
cikampek.
Berikut kronologi kasus ini sebagaimana dijelaskan kabid humas polda metro jaya
kombes pol Rikwanto di mapolda metro jaya, jalan sudirman, jakarta, kamis (7/3/2013).
Sabtu, 2 maret 2013. Pelaku Benget cekcok dengan korban yang tidak lain istrinya, Darna sri
astuti. percekcokan itu terjadi sekitar pukul 12 malam. Benget menuduh korban telah
berselingkuh dengan pria lain. Tak puas, Benget lalu memukul korban dengan benda
tumpul.
Mengetahui istrinya meninggal, benget panik dan memutilasi jasad istrinya dan
memasukkan ke kantong plastik, serta disimpan di kamarnya menjadi 5 potongan besar.
Pelaku menyimpang potongan tubuh korban di dalam kamarnya sampai 2 hari. "Dari hasil
penelusuran, terjadinya mutilasi itu hari sabtu 2 maret jam 12 malam sampai 2 pagi.
Penganiayaan terjadi di rumah BS di jalan bungur ciracas," ujar Rikwanto. Selasa, 5 maret
2013 setelah disimpan selama 2 hari, Benget lalu berniat membuang potongan tubuh
istrinya di jalan tol untuk menghilangkan jejak. "Alasannya karena membuang kantong
plastik di situ akan dilindas truk sehingga nantinya sulit dikenali," ujar rikwanto. Untuk
memuluskan rencananya, benget lalu menyewa sebuah angkot seharga Rp 250 ribu pada
selasa pagi dini hari. Dari keterangan yang diperoleh, pelaku membawa korban
menggunakan angkot KWK 03 jurusan Kampung Rambutan-Cililitan berplat nomor B 2312
PG. Dengan dibantu Tini, saat itu juga benget membawa potongan tubuh korbannya
menggunakan angkot yang disewa menuju tol cawang-cikampek. "Dari penelusuran kita
didapatkan sopir angkot sebagai saksi bernama Oki dan Martin. Alasan dari pengakuan saksi,
katanya penyewaan ini untuk mengangkut barang dagangan," kata Rikwanto. menuju tol
cawang-cikampek, pelaku membawa potongan jasad korbannya melalui jalan taman mini
dan keluar di pondok gede, lalu mengarah ke jatiwaringin.
Pelaku membuang jasad korban di 6 titik, yaitu: - km 0+200 ditemukan kaki kanan, -
km 1+200 ditemukan tangan kanan, - km 2+200 ditemukan tangan kiri dan dada bagian kiri,
- km 2+600 ditemukan usus dan organ dalam yang dimasukkan dalam plastik, - km 3+300
ditemukan kaki kiri, - km 3+800 ditemukan kepala.Tak lama, sekitar pukul 07.00 WIB,
petugas PT jasa marga menerima laporan warga yang menemukan potongan mayat di jalan
tol Cawang arah Cikampek. Rabu, 6 maret 2013 pukul 19.00 WIB. Benget ditangkap polisi.
Kasus ini terungkap dari pengakuan dua warga yang mengaku melihat mobil angkot yang
dikendarai Benget simutorang (36) di tol Cawang-Cikampek. Kepada polisi, kedua warga
yang bernama Juhadi dan Yusuf supendi mengaku tidak sengaja berpapasan dengan angkot
pelaku di tol. Saat itu dari angkot pelaku terlihat kantong plastik mencurigakan dilempar ke
luar. Mereka lalu berpikir ulang dan melaporkan jika ada barang jatuh. "Jadi memang
kemarin malam pukul 19.00 WIB, penyidik polda metro jaya dan polres jaktim berhasil
menangkap dua orang diduga pelaku mutilasi berinisial BS dan T. Jadi BS menganiaya dan
melakukan mutilasi, T pembantu yang membantu membuang di tol," ucap Rikwanto. atas
tindakan kejahatan ini, tersangka benget dikenakan pasal 340 kuhp tentang pembunuhan
berencana dengan kurungan 20 tahun sampai hukuman mati. sedangkan tini dikenakan
pasal 351 kuhp jo pasal 555 kuhp, pasal 56 kuhp jo 340 kuhp dengan ancaman hukuman
sepertiga dari hukuman pelaku utama.
Dari kejadian ini dapat kita simpulkan bahwa lemahnya perlindungan hukum bagi
para wanita, kurangnya penegakan hukum terhadap kasus kasus seperti pembunuhan yang
di sertai dengan mutilasi. Sebelum sebelumnya juga sudah sering terungkap kasus-kasus
yang sama tetapi mengapa kasus yang sama terulang kembali, mungkin karena kurangnya
efek jera yang di dapat pelaku sehingga kasus tersebut masih sering terulang dalam
masyarakat. Sehingga hukum di indonesia dapat dikatakan masih lemah untuk ditegakan,
masih lemah untuk menimbulkan efek jera bagi para pelakunya.

Anda mungkin juga menyukai