Anda di halaman 1dari 6

DOPS

PARTUS SPONTAN

Disusun oleh:

Mohamad Reza Hendratmoko

30101206681

Penguji:

dr. Inu Mulyantoro, Sp. OG (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2017
LAPORAN PARTUS NORMAL
KALA II
1. Melihat tanda dan gejala kala II
Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II
a. Ibu ingin mengejan
b. Vulva membuka
c. Perineum menonjol
d. Anus terbuka
2. Menyiapkan pertolongan persalinan
a. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan
ampul oksitosin 10 unit (3 buah) dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai
dalam partus set
b. Mengenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih.
c. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai
d. Memakai sarung tangan steril
e. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan meletakkannya kembali di
partus set
3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau belum.
Jika kulit ketuban belum pecah, sedangkan sudah pembukaan lengkap lakukan
amniotomi
b. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan DJJ dalam
batas normal
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan mengejan
a. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
b. Menunggu hingga ibu ingin mengejan
c. Melakukan pimpinan mengejan saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk mengejan
5. Persiapan pertolongan bayi
a. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan dan
menyiapkan kain bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu
b. Membuka partus set
6. Menolong kelahiran bayi
LAHIRNYA KEPALA
a. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan
satu tangan dilapisi kain yang telah diletakkan di bawah bokong ibu, letakkan tangan
yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan lembut dan tidak menghambat pada kepala
bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan
b. Menganjurkan ibu untuk mengejan perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir
c. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang
bersih
d. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika terjadi dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi
e. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
LAHIRNYA BAHU
a. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing
sisi muka bayi. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan arah luar hingga bahu
anterior muncul di bawah arcus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas
dan ke arah untuk melahirkan bahu posterior
LAHIRKAN BADAN DAN TUNGKAI
a. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke
tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum,
gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan
b. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir
7. Penanganan bayi baru lahir
a. Menilai dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala
bayo lebih rendah dari tubuhnya
b. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat
c. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan
tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua, 2 cm dari klem
pertama (ke arah ibu)
d. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindugi bayi dari gunting dan memotong tali
pusat di antara kedua klem tersebut
e. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendaki

KALA III DAN KALA IV


1. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
a. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua
b. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
c. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM
atau IV
2. Peregangan tali pusat terkendali
a. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
b. Meletakkan tangan kiri di atas kain yang ada di perut ibu dan menggunakan tangan ini
untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan
klem dengan tangan kanan
c. Menunggu uterus kontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada
tali pusat dengan lembut. Lakukan penekanan berlawanan arah pada bagian bawah uterus
dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorsokranial) dengan hati-hati
untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-
40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikutnya
mulai
3. Mengeluarkan plasenta
a. Setelah plasenta terlepas, menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian kea rah atas,
mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm
dari vulva
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit:
o Ulangi pemberian oksitosin
o Menilai kandung kemih, jika penuh di kateterisasi dnegan menggunakan teknik
aseptic jika perlu
o Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
o Lakukan manual plasenta jika dalam 30 menit plasenta tidak lahir sejak kelahiran
bayi
b. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan-lahan
melahirkan selaput ketuban tersebut
4. Rangsangan taktil (pemijatan) uterus
Segera setelah plasenta lahir, melakukan massage uterus yaitu dengan meletakkan telapak
tangan di fundus dan melakukan massage dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)
5. Menilai perdarahan
Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh
6. Mengevaluasi adanya laserasi vagina dan perineum
Jika ditemukan laserasi vagina dan perineum, lakukan penjahitan dengan anestesi lokal
7. Evaluasi
a. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam:
2-3 kali dalam 15 menit pertama persalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
Setiap 20-30 menit pada 1 jam kedua pasca persalinan
b. Mengevaluasi kehilangan darah
c. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini coass Ilmu Kandungan dan Kebidanan periode 6 Maret
6 Mei 2017 :
Nama : Mohamad Reza Hendratmoko
NIM : 30101206681
Dengan ini telah melakukan DOPS partus normal pada hari Minggu, 19 Maret 2017 pukul 09.00
WIB pada pasien:
Nama : Ny. H
Umur : 26 tahun
Alamat : Jl. Wringin Jajar RT 6 RW 2, Mranggen, Demak
Tanggal masuk : 18 Maret 2017
Jam Masuk : 13.30 WIB
Diagnosa : Ibu usia 23 tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu + 1 hari, janin
tunggal, hidup intra uterin, PUKI, letak kepala, POD UUK dengan
Ketuban Pecah Dini

Semarang, April 2017


Mengetahui,

Co Ass Bidan

Mohamad Reza Hendratmoko Ratih Prihandini, Am. Keb.

Pembimbing

dr. Inu Mulyantoro, Sp. OG (K)

Anda mungkin juga menyukai