Anda di halaman 1dari 12

Pengukuran Kinerja di Pemerintahan: Teori dan Aplikasi

Penetapan Harga Barang dan Jasa Publik di Indonesia (perbandingannya dengan Sektor
Bisnis)

Tugas Mata Kuliah


Akuntansi Sektor Publik

Oleh:

Rachmawati Yudiani
150810301092

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember
2017
PENDAHULUAN

Negara berperan menyelenggarakan pemerintahan yang menjalankan


fungsifungsi umum seperti penegakan hukum serta pertahanan dan keamanan, menjaga
ketertiban, penyediaan barang dan jasa, dan pelayanan lainnya bagi masyarakat.
Keadaan yang demikian menuntut pemerintah untuk segera melakukan berbagai upaya
untuk meningkatkan kinerja organisasi publik dengan melakukan berbagai upaya, salah
satunya dengan melakukan pengukuran kinerja. Sejalan dengan upaya untuk perbaikan
kinerja, analisis terhadap kinerja organisasi pemerintah menjadi sangat penting. Dengan
analisis kinerja, informasi mengenai kinerja dan faktor-faktor yang ikut berpengaruh
terhadap kinerja dapat diketahui. Agar analisis menghasilkan informasi kinerja yang
sebenarnya, maka diperlukan pengukuran kinerja yang obyektif dan komprehensif.
Obyektif dan komprehensif mengandung arti bahwa kinerja diukur baik dari segi
finansial maupun nonfinansial dan dari segi internal maupun eksternal organisasi.
Hanya saja selama ini pengukuran kinerja pada instansi pemerintah masih belum
dilakukan secara obyektif. Pengukuran kinerja yang dilakukan cenderung
memperhatikan perspektif keuangan saja.
Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui dua sumber,
yaitu pajak dan pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik
(Mardiasmo, 2009). Tentu saja dalam penentuan harga pelayanan publik ini yang
namanya pemerintah memiliki andil yang sangat besar. Dengan adanya keterlibatan
pemerintah diharapkan dalam penentuan harga barang publik, adalah ingin
meningkatkan baik effisiensi alokas sumber daya maupun keadilan dalam distribusi
pendapatan. Pemerintah akan terlibat dalam penyediaan barang pribadi untuk
memproteksi masyarakat dari penipuan, kepastian tersedianya jasa, maupun
keseragaman kualitas jasa. Semua keterlibatan pemerintah ini ditunjukkan untuk
mencapai penentuan harga yang efisien. Tujuan kebijakan harga oleh mencakup
tindakan-tindakan yang perlu agar pasar bekerja lebih baik, termasuk memperbaiki arus
informasi atau mengurangi unsur-unsur monopoli dan batasan-batasan dalam
masukknya perusahaan-perusahaan baru dalam pasar.
PEMBAHASAN

A. Pengukuran Kinerja di Pemerintahan: Teori dan Aplikasi


1. Pengukuran Kinerja Dan Fungsi Pengendalian Manajemen Organisasi Sektor
Publik
Mahmudi (2007) membagi fungsi pengendalian menjadi 2 jenis, yaitu
pengendalian formal dan informal. Dalam bidang akuntansi, F.W. Taylor
mengembangkan konsep pengendalian dalam akuntansi manajemen.
Pengendalian dalam akuntansi manajemen terkait dengan pengendalian biaya
dan pengendalian anggaran yang dikendalikan melalui pusat
pertanggungjawaban akuntansi. Pengendalian dapat dilakukan melalui
pengendalian aktivitas dimana konsep dan filosofi pengendalian aktivitas tidak
hanya relevan diterapkan untuk organisasi bisnis, akan tetapi juga dapat diadopsi
pada organisasi sektor publik (Mahmudi, 2007).
Sistem pengkuran kinera sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu manajer publik menilai capaian suatu strategi melalui tolok
ukur kinerja yang diterapkan.
Mahmudi (2007: 14) mengidentifikasi tujuan dilakukannya pengukuran
kinerja pada organisasi sektor publik, yaitu:
a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi;
b. Menyediakan sarana pemelajaran bagi pegawai;
c. Memperbaiki kinerja untuk periode berikutnya;
d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan
pemberian reward dan punishment;
e. Memotivasi pegawai;
f. Menciptakan akuntabilitas publik.
Sedangkan manfaat disusunny pengukuran kinerja bagi organisasi pemerintahan
adalah (Mardiasmo, 2009:122)
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen;
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan;
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan
korektif untuk memperbaiki kinerja;
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman;
e. Sebagai alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja oganisasi;
f. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan terpenuhi;
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah; dan
h. Memastikan bahwa keputusan dilakukan secara objektif
Berdasarkan tujuan dan manfaat di atas, pengukuran kinerja sektor publik
dilakukan untuk memenuhi tiga maksud, adalah (Mardiasmo, 2009:121)
a. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah,
b. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya
dan pembuatan keputusan.
c. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas
publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
2. Kesesuaian Desain Pengukuran Kinerja Dengan Desain Sistem Pengendalian
Manajemen
Pengukuran kinerja merupakan alat bagi manajemen untuk menilai
keberhasilan organisasi. Desain sistem pengendalian yang efektif harus
mempertimbangkan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut menurut Sudrajat
(2007) yang nantinya akan mempengaruhi dalam menyusun sistem pengukuran
kinerja, yaitu:
a. Desain sistem
b. Paradigma
c. Proses dan struktur
d. Keahlian manajerial
3. Konsep Value For Money Pada Pengukuran Kinerja
Konsep value for money merupakan konsep untuk mengukur ekonomi,
efektivitas, dan efisiensi kinerja program, kegiatan dan organisasi.
a. Pengukuran Ekonomi
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost of
input). Dengan kata lain, ekonomi adalah praktik pembelian barang dan
jasa input dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang
dimungkinkan (Mardiasmo, 2009). Mahmudi (2007) mengartikan ekonomi
sebagai perbandingan antara input sekunder dengan input primer. Dalam
konteks organisasi pemerintahan, ukuran ekonomi berupa anggaran yang
dialokasikan untuk membiayai aktivitas tertentu. Apabila sumber daya
yang dikeluarkan berada di bawah anggaran maka terjadi penghematan
dan sebaliknya apabila di atas anggaran maka terjadi pemborosan.
b. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi merupakan hal penting dari konsep VFM. Efisiensi diukur
dengan rasio antara ouput dengan input.
c. Pengukuran Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi
mencapai tujuannya. Pengukuran efektivitas mengukur hasil akhir dari
suatu pelayanan dikaitkan dengan outputnya (cost if outcome). Indikator
efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak(outcome) dari
keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program.
4. Konsep Dasar: Input,Output, Dan Outcome
Untuk melakukan pengukuran kinerja, organisasi perlu mengidentifikasi
variabel kunci yang nantinya akan dikembangkan menjadi indikator kinerja
bagi unit kerja yang bersangkutan. Indikator kinerja yang dikembangkan
meliputi:
a. Indikator Input
Input adalah semua jenis sumber daya masukan yang digunakan
dalam suatu proses tertentu untuk menghasilkan output. Pengukuran input
adalah pengukuran sumber daya yang dikonsumsi oleh suatu proses dalam
rangka menghasilkan output. Proses tersebut dapat berbentuk program atau
kegiatan. Ukuran input mengindikasikan jumlah sumber daya yang
dikonsumsi oleh suatu program, aktivitas, dan organisasi.
b. Indikator Ouput
Output adalah hasil langsung dari suatu proses. Pengukuran ouput
adalah pengukuran keluaran yang dihasilkan dari proses. Ukuran output
menunjukkan hasil implementasi program atau akivitas. Sudrajat (2007:
197) menyatakan bahwa pengukuran output harus memiliki karakteritik
sebagai berikut:
1. Ditujukan ke bidang kinerja sesungguhnya
2. Tepat sasaran
3. Tepat waktu
4. Objektif
5. Implementasi Pengukuran Kinerja Di Pemerintahan
Mahmudi (2007) menyatakan bahwa manajemen kinerja yang
terintegrasi (integrated performance management) terdiri atas dua bagian utama,
yaitu perencanaan kinerja dan pengukuran kinerja. Perencanaan kinerja terdiri
atas empat tahap, yaitu:
a. Penentuan visi, misi dan tujuan (goal) serta strategi;
b. Penerjemahan poin (1) ke dalam:
1) Sasaran strategis;
2) Inisiatif strategis;
3) Indikator kinerja;
4) Target kinerja;
c. Penyusunan program;
d. Penyusunan anggaran.
Sementara itu, pengukuran kinerja VFM (value for money) dibangun atas tiga
komponen utama, yaitu:
a. Komponen visi, misi, sasaran, dan target;
b. Komponen input, proses, output, dan outcome;
c. Komponen pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

B. Penetapan Harga Barang dan Jasa Publik di Indonesia ( Perbandingannya dengan


Sektor Bisnis)
1. Manajemen pelayanan Publik dan Manajemen Pelayanan Swasta/Bisnis
Adapun berdasarkan status keterlibatannya dengan pihak yang melayani
terdapat 2 (dua) golongan pelanggan yaitu :
a. Pelanggan internal adalah orang-orang yang terlibat dalam proses
penyediaan jasa atau proses produksi barang, sejak dari perncanaan,
pencitraan jasa atau pembuatan barang sampai dengan pemasaran barang,
penjualan dan pengadministrasiannya.
b. Pelanggan eksternal adalah semua orang yang berada diluar organisasi
yang menerima layanan penyerahan barang.
Pada prinsipnya pelayanan publik berbeda dengan pelayanan swasta. Namun
demikian terdapat persamaan di antara keduanya, yaitu:
a) Keduanya berusaha memenuhi harapan pelanggan dan mendapakan
kepercayaannya.
b) Kepercayaan pelanggan adalah jaminan atas kelangsungan hidup
organisasi.
Karakteristik khusus dari pelayanan publik yang membedakannya dari
pelayanan swasta adalah sebagai berikut :
a) Sebagian besar layanan pemerintah berupa jasa, barang tak nyata.
b) Selalu terkait dengan jenis pelayanan-pelayanan yang lain, dan
membentuk sebuah jalinan sistem pelayanan yang berskala regional atau
bahkan nasional
c) Pelanggan internal cukup menonjol, sebagai akibat dari tatanan organisasi
pemerintah yang cenderung birokratis.
d) Efesiensi dan efektifitas pelayanan akan meningkat seiring dengan
peningkatan mutu pelayanan.
e) Masyarakat secara keseluruhan diperlakukan sebagai pelanggan tidak
langsung yang sangat berpengaruh kepada upaya-upaya pengembangan
pelayanan.
f) Tujuan akhir dari pelayanan publik adalah terciptanya tatatan kehidupan
masyarkat yang berdaya untuk mengurus persoalannya masing-masing.
Dalam keputusan Menpan nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang pedoman
umum penyelenggaraan pelayanan publik, pengelompokan pelayanan publik
secara garis besar adalah :
a. Pelayanan administrative
b. Pelayanan barang
c. Pelayanan jasa
Pelayanan publik identik dengan representasi dari ekseistensi birokrasi
pemerintahan, karena berkenaan langsung dengan salah satu fungsi pemerintah,
yaiu memberikan pelyanan. Oleh karenanya sebuah kualitas pelayanan publik
merupakan cerminan dari sebuah kualitas birokrasi pemerintah. Selain itu
dalam paper-nya yang berjudul Management in the Publik Domain,Stewart &
Ranson (1998) secara umum menggambarkan perbedaan manajemen
pelayanan pada sektor swasta.
a. Sektor swasta lebih mendasarkan pada pilihan individu dalam pasar.
Organisasi di sektor swasta dituntut untuk dapat memenuhi selera dan
pilihan individual untuk memenuhi keputusan tiap-tiap individu
pelanggan.
b. Karakteristik sektor swasta adalah di pengaruhi hukum permintaan dan
penawaran ( supply and demand ). Permintaan dan penawaran tersebut
akan berdampak pada harga suatu produk barang atau jasa.
c. Manajemen di sektor swasta bersifat tertutup terhadap akses publik,
sedangkan sekor publik bersifat terbuka untuk masyarakat terutama yang
terkait dengan manajemen pelayanan.
d. Sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar ( equity of market ).
Keadilan pasar berarti adanya kesempatan yang sama untuk masuk pasar.
e. Tujuan manajemen pelayanan sektor swasta adalah untuk mencari
kepuasan pelanggan, sedangkan sektor publik bertujuan untuk
menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial.
f. Organisasi sektor swasta memiliki konsepsi bahwa pelanggan adalah
raja. Pelanggan merupakan penguasa tinggi.
g. Persaingan dalam sektor swasta merupakan instrument pasar, sedangkan
dalam sektor publik yang merupakan instrument pemerintahan adalah
tindakan kolektif.
2. Penetuan Harga Pelayanan Publik
Karena pemerintah memiliki andil yang besar dalam penentuannya, proses
politik diperlukan dalam menentukan :
a) Berapa jumlah barang publik yang harus disediakan ; dan
b) Bagaimana implikasinya terhadap distribusi biaya yang akan menjadi
tanggung jawab para individu.
Dalam menentukan harga pelayanan publik, pemerintah mempertimbangkan
beberapa tujuan terkait dengan penyediaan barang atau jasa. Tujuan tersebut
antara lain :
a) Dapat dijual dengan harga pasar
b) Dijual dengan tingkat harga tertentu yang berbeda dengan harga pasar;
c) Diberikan secara gratis kepada para konsumennya.
Penentuan harga dengan metode inilah yang harus dipertimbankan dalam
pengambilan keputusan penyediaan barang publik oleh pemerintah. Kajian-
kajian harus dilakukan utuk memperoleh kebijakan yang tepat sasaran, artinya
perusahaan penghasil utilitas publik diwajibkan membatasi keuntungan yang
harus diperoleh oleh perusahaan-perusahaan tersebut, mengingat tugas
pemerintah dalam pnyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat.
3. Pelayanan Publik yang Dapat Dijual
Dalam Mardiasmo (2009) disebutkan bahwa pemerintah dapat dibenarkan
menarik tarif untuk pelayanan tertentu baik secara langsung atau tidak langsung
melalui perusahaan milik pemerintah. Disebutkan pula beberapa pelayanan
publik yang dapat dibebankan tarif pelayanannya yaitu:
Penyediaan air bersih
Transportasi publik
Jasa pos dan telekomunikasi
Energy dan listrik
Perumahan rakyat
Fasilitas reaksi atau pariwisata
Pendidikan
Jalan tol
Irigasi
Jasa pemadam kebakaran
Pelayanan kesehatan
Pengolahan sampah atau limbah
4. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Sektor Swasta
Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor yang
harus dipertimbangkan yaitu :
a) Faktor Internal perusahaan meliputi :
1) Tujuan pemasaran perusahaan
Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan
pemasaran perusahaan.
2) Strategi bauran pemasaran
Harga adalah salah satu komponan bauran pemasaran.oleh karena itu,
harga perlu di koordinasikan dan saling mendukung dengan bauran
pemasaran lainnya ; yaitu produk, distribusi, dan promosi.
3) Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus
ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian.
b) Faktor eksternal perusahaan meliputi :
1) Sifat pasar dan permintaan;
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dn permintaan yang
dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna,
persaingan monopoli, maupun oligopoly.
2) Persaingan;
Kebebasan perusahaaan dalam menentukan harga itu bergantung
pada jenis pasar yang berbeda-beda. Berdasarkan bentuk
persaingannya, empat jenis pasar antara lain ;
Pasar persaingan murni (pure competition)
Pasar persaingan Monopoli ( Monopolistic competition )
Pasar Persainagan oligopoly ( Oligopolistic competition )
Pasar Monopoli Murni ( Pure Monopoly)

5. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Publik


Dalam strategi harga terdapat beberapa alternatif untuk menentukan harga yaitu:
1) Two-part tariffs : banyak kepentingan publik (seperti listrik) dipungut
dengan two-part tariffs, yaitu fixed charge untuk menutupi biaya
overhead atau biaya infrastruktur dan variable charge yang didasarkan
atas besarnya konsumsi.
2) Peak-load tariffs : pelayanan publik dipungut berdasarkan tarif tertinggi.
Permasalahannya adalah beban tertinggi, membutuhkan tambahan
kapasitas yang disediakan, tarif tertinggi untuk periode puncak yang
harus menggambarkan higher marginal cost (seperti telepon dan
transportasi umum).
3) Full cost recovery. Harga pelayanan didasarkan pada biaya penuh atau
biaya total untuk menghasilkan pelayanan. Penetapan harga berdasarkan
biaya penuh atas pelayanan publik perlu mempertimbangkan keadilan
(equity) dan kemampuan publik untuk membayar.
4) Harga diatas marginal cost. Dalam beberapa kasus, sengaja ditetapkan
harga diatas marginal cost, seperti tarif parker mobil, adanya beberapa
biaya perijinan atau licence fee.
Penentuan tarif ini juga harus mempertimbangkan opportunity cost untuk staf,
perlengkapan, opportunity cost of capital, accounting price, untuk input ketika
harga pasar tidak menunjukkan value to siciety (opportunity cost).
KESIMPULAN

Sistem Pengukuran kinerja sector public adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur
finansial dan non-finansial. System pengukuran kinerja merupakan salah satu alat
pengendalian organisasikarena diperkuat dengan adanya mekanisme reward dan
punishment. Pengukuran kinerjasector public dimkasudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber daya dan
pembuatan keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik
Ketika menentukan harga untuk suatu fasilitas yang ada, adalah hal yang penting
untuk memahami bahwa ada banyak pilihan dalam penetapan harga dan tidak ada suatu
metode tunggal yang benar untuk tiap-tiap situasi. Pemamfaatan sumber daya efisien
tergantung pada penetapan biaya marginal, walaupun untuk kebanyakan barang publik,
hal ini mengarah pada pendapatan jangka pendek. Memang disadari bahwa penetapan
harga pada barang publik di tunjukan untuk mengganti biaya penyediaan barang
tersebut. Namun, juga harus di ingat bahwa penyediaan barang publik pada awalnya
memiliki tujuan tertentu. Tidak seperti barang swasta yang secara pasti bertujuan untuk
mendapatkan laba semaksimal mungkin. Penyediaan barang publik lebih mengarah
pada pencapaian kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan-tujuannya bisa berupa
peningkatan pendapatan, pemerataan, ataupun mewujudkan eksternalitas positif dari
penyediaanya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Asp - RTM 12
    Asp - RTM 12
    Dokumen12 halaman
    Asp - RTM 12
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 10
    Asp - RTM 10
    Dokumen12 halaman
    Asp - RTM 10
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 9
    Asp - RTM 9
    Dokumen12 halaman
    Asp - RTM 9
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 10
    Asp - RTM 10
    Dokumen12 halaman
    Asp - RTM 10
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 11
    Asp - RTM 11
    Dokumen18 halaman
    Asp - RTM 11
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 9
    Asp - RTM 9
    Dokumen12 halaman
    Asp - RTM 9
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 2
    Asp - RTM 2
    Dokumen11 halaman
    Asp - RTM 2
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 7
    Asp - RTM 7
    Dokumen11 halaman
    Asp - RTM 7
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 5
    Asp - RTM 5
    Dokumen11 halaman
    Asp - RTM 5
    Rachmawati Yudiani
    100% (1)
  • Asp - RTM 2
    Asp - RTM 2
    Dokumen11 halaman
    Asp - RTM 2
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 3
    Asp - RTM 3
    Dokumen11 halaman
    Asp - RTM 3
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Jurnal - Semua Transaksi - 1092
    Daftar Jurnal - Semua Transaksi - 1092
    Dokumen2 halaman
    Daftar Jurnal - Semua Transaksi - 1092
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Asp - RTM 2
    Asp - RTM 2
    Dokumen11 halaman
    Asp - RTM 2
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Teori - PPT Aset
    Teori - PPT Aset
    Dokumen13 halaman
    Teori - PPT Aset
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat
  • Kasus 1
    Kasus 1
    Dokumen3 halaman
    Kasus 1
    Rachmawati Yudiani
    Belum ada peringkat