Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PERKEMBANGAN KAWASAN SOLO BARU

TERHADAP KONDISI SOSIAL MASYARAKAT SEKITARNYA

TUGAS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Pembangunan Kota

Oleh,
NURDINI LESTARI
13/352639/PGE/1036

PROGRAM PASCASARJANA GEOGRAFI


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
A. Latar Belakang
Kota Surakarta adalah suatu kota di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai letak
sangat strategis karena jika dilihat dari aspek lalu lintas perhubungan di Pulau Jawa,
posisi Kota Surakarta tersebut berada pada jalur strategis yaitu pertemuan atau simpul
yang menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta (JOGLOSEMAR), dan jalur
Surabaya dengan Yogyakarta. Dengan posisi yang strategis ini maka tidak heran kota
Surakarta menjadi pusat bisnis yang penting bagi daerah kabupaten di sekitarnya. Jika
dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3 kabupaten. Sebelah
utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi
dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan
kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan
Karanganyar.
Sebagai pusat bisnis Kota Surakarta selalu mengalami peningkatan jumlah
penduduk dan tergolong kota yang padat. Dengan luas 44,04 km2, Kota Surakarta
didiami oleh 545.653 jiwa atau dengan kepadatan sebesar 12.390 jiwa/km2. Dengan kata
lain rata-rata setiap km2 Kota Surakarta didiami sebanyak 12.390 jiwa. Jika terjadi
ledakan penduduk, industri, dan perdagangan berarti Kota Surakarta atau yang biasa
dikenal dengan sebutan Solo sudah tidak mampu lagi untuk menampung dan tidak
memungkinkan untuk dikembangkan lagi. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut,
perusahaan pengembang yang bernama PT. Pondok Solo Permai (PSP) sangat cepat
mengambil tindakan untuk mewujudkan sebuah kota baru yang berfungsi sebagai kota
satelit atau kota yang berusaha untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan
fisik dari Kota Surakarta.
PSP memutuskan untuk membangun sebuah kawasan kota baru di Kabupaten
Sukoharjo yang letaknya dekat dengan Kota Surakarta. Pembangunan kawasan kota baru
tersebut dibangun dengan konsep kota mandiri. Konsep kota mandiri adalah konsep
tentang bagaimana sebuah kota mampu untuk membuat penghuninya tidak perlu keluar
dari komplek perumahan untuk mendapatkan yang mereka perlukan. Pembangunan
kawasan kota baru dengan konsep kota mandiri di Sukoharjo memang berbeda dengan
pembangunan konsep kota mandiri di kota lainnya yang biasanya dibangun dekat dengan
ibu kota provinsi atau kota metropolitan. Kota mandiri yang pertama kali dikenal luas
adalah kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD) yang dibangun oleh pengembang
Sinar Mas. BSD menyediakan semuanya dalam area pemukiman, mulai kompleks
perkantoran, sarana bermain sampai sarana belanja modern dan tradisional. Konsep kota
mandiri yang dikembangkan oleh BSD lalu diikuti oleh pengembang-pengembang
lainnya seperti Lippo di kawasan Karawaci Tangerang dengan tambahan kawasan
Industri, kawasan Pantai Indah Kapuk dan Ancol yang menawarkan tambahan kawasan
wisata.
Pembangunan kawasan kota baru di Kabupaten Sukoharjo bukan tanpa alasan,
melainkan karena Kabupaten Sukoharjo masih memiliki potensi untuk dikembangkan
terutama dilihat dari segi fisik, sehingga apabila suatu saat terjadi ledakan penduduk di
kawasan kota baru ini, maka daya dukung lingkungan Kabupaten Sukoharjo masih
mampu untuk menampung segala aktivitas yang terjadi di atasnya. Awalnya
pembangunan kota baru tersebut dirancang hanya sebagai kawasan pemukiman (kota
satelit) namun kemudian kawasan pemukiman tersebut dirancang dengan konsep cluster
yang memberikan jaminan keamanan karena dirancang dengan sistem satu pintu masuk
dan pintu keluar dan dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang kehidupan,
seperti sarana prasaran pendidikan, kesehatan, ekonomi bisnis, rekreasi, dan lain-lain.
Kawasan kota baru di Kabupaten Sukoharjo tersebut diberi nama Kawasan Solo Baru,
nama tersebut dipilih guna mendapatkan pengaruh sebagai pusat bisnis dan perdagangan.
Pembangunan Kawasan Solo Baru di Kabupaten Sukoharjo tentunya akan
menimbulkan berbagai macam dampak, baik itu dampak terhadap kondisi fisik,
perekonomian, sosial masyarakat, lingkungan, kebijakan politik serta terhadap
kebudayaan. Dampak tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar
lokasi pembangunan Kawasan Solo Baru dan masyarakat Kabupaten Sukoharjo dan Kota
Surakarta secara umum. Dampak yang ditimbulkan tentunya dapat berupa dampak
positif atau negatif. Apabila dampak positif yang diberikan, maka masyarakt sekitar
dapat memanfaatkan keberadaan kawasan ini untuk pengembangan diri maupun
keluarganya. Sedangkan jika dampak negatif, maka perlu dicari solusi sebagai jalan
keluar pemecahan masalah agar dampak negatif tersebut tidak terus berkembang. Untuk
mengetahui dampak-dampak yang ditimbulakn dari pembangunan Kawasan Solo Baru
maka diperlukan sebuah identifikasi dampak dari setiap aspeknya. Pada paper ini,
penulis akan membahas mengenai dampak dari segi aspek sosial pada Kawasan Solo
Baru di Kabupaten Sukoharjo.
B. Pengaruh Pembangunan Kawasan Solo Baru Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat
di Sekitarnya
Pembangunan sudah menjadi agenda utama setiap pergerakan kehidupan,
pembangunan berarti bahwa suatu proses perubahan kondisi hidup manusia yang
diusahakan secara terencana, dimana kondisi yang baru dianggap lebih baik dari pada
kondisi sebelumnya. Selain itu juga pembangunan dimaknai sebagai proses menjadikan
segala sesuatu (being) pada segala aspek positif yang diprioritaskan. Dalam paradigm
pemerintah, pembangunan menjadi sesuatu yang utama untuk dilaksanakan, sehingga
muncul suatu kebijakan pembangunan. Kebijakan tersebut akan menentukan arah,
strategi, dan mind set pembangunan atau masa depan dari pembangunan itu sendiri.
Pembangunan Kawasan Solo Baru sebagai kota mandiri yang dikonsep dengan
adanya pemukiman dan ketersediaan fasilitas penunjang kehidupan, seperti sarana
prasaran pendidikan, kesehatan, ekonomi bisnis, rekreasi, dan lain-lain menjadikan
kawasan ini terlihat lebih mewah dan hanya cocok untuk dihuni oleh masyaraka-
masyarakat kalangan atas. Sesuai dengan fakta di lapangan, perumahan-perumahan
tersebut rata-rata dihuni oleh kalangan pelaku bisnis dan eksekutif perusahaan. Selain itu
pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang pun disesuaikan dengan kebutuhan penghuni
perumhan tersebut. Fasilitas penunjang yang tersedia di Kawasan Solo Baru diantaranya
adalah sarana pendidikan berkelas seperti, TK-SD, Tarakanika dan Akademi Teknik
Warga. Juga untuk kesehatan ada rumah sakit Dr. Oen Solo Baru, sarana belanja seperti
Alfa Gudang Rabat, sarana olah raga GOR Solo Baru dan kolam renangnya, serta saat ini
sedang dibangun obyek wisata air, Pandawa Lima Water Park.
Selain perumahan, PT. Pondok Solo Permai atau PSP juga membangun sentra
bisnis yaitu Soba Square, dan Benteng Trade Center. Selian PSP ada juga beberapa
pengembang yang mendirikan berbagai sentra bisnis di Kawasan Solo Baru seperti The
Park, Hartono Mall, dan Brother Hotel. Fasilitas-fasilitas tersebut hanya cocok untuk
kalangan atas, karena hanya kalangan atas yang dapat menjangkau tarif dan harga yang
diberlakukan di Kawasan Solo Baru. Namun, tidak semua fasilitas yang terdapat di
Kawasan Solo Baru itu mahal dan hanya dapat dijangkau oleh kalangan atas. Tetapi
banyak juga masyarakat golongan menengah yang berjualan berbagai macam kebutuhan
seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan di sepanjang jalan Ir. Soekarno di
Kawasan Solo Baru, baik itu berupa toko-toko sederhana, ruko, bahkan warung tenda
pun ada. Kondisi demikian merupakan salah satu dampak yang dapat dirasakan oleh
masyarakat sekitar, dengan dibangunnya Kawasan Solo Baru merupakan suatu peluang
untuk masyarakat menengah ke bawah yang memiliki modal untuk membuka usaha,
karena wilayah Kecamatan Grogol (Kawasan Solo Baru) menjadi lebih ramai dari
sebelumnya.
Selain dapat menciptakan lapangan usaha, pengembangan Kawasan Solo Baru di
Kecamatan Grogol turut memberikan dampak lain pada aspek sosial berupa ketersediaan
lapangan pekerjaan untuk warga sekitar maupun warga di luar Kecamatan Grogol.
Keberadaan berbagai macam fasilitas tentunya membutuhkan tenaga kerja yang handal
dalam menjalankan roda pelayanan, hal ini dijadikan sebagai peluang untuk bekerja
masyarakat-masyarakat sekitar Kawasan Solo Baru. Di samping itu, Kawasan Solo Baru
telah menjadikan Kabupaten Sukoharjo khususnya Kecamatan Grogol mengalami
kotanisasi. Kotanisasi merupakan suatu proses pengkotaan atau perubahan struktur
wilayah menjadi sebuah kota bahkan bila berkembang terus menerus kota tersebut akan
semakin meluas hingga keluar dari batas administrasi suatu wilayah.
Kotanisasi dari Kawasan Solo Baru ini akan perubahan dalam segala bidang
termasuk sosial. Taraf hidup masyarakat di sekitar Kawasan Solo Baru dimungkinkan
akan terus berkembang seiring berkembangnya kawasan tersebut. Selain timbulnya
proses kotanisasi, pengaruh sosial dari Kawasan Solo Baru adalah adanya suatu
akulturasi antar masyarakat menengah atas dan masyarakat menengah ke bawah.
Akulturasi dapat didefinisikan sebagai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Kebudayaan dalam arti ini adalah bagian
kebudayaan yang mudah berubah dan terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan asing
(overt culture), misalnya kebudayaan fisik, seperti alat-alat dan benda-benda yang
berguna, tetapi juga ilmu pengetahuan, tata cara, gaya hidup, dan rekreasi yang berguna
dan memberi kenyamanan.
Apabila dikaitkan dengan proses akulturasi, masyarakat kalangan menengah ke
bawah akan sangat merasakan proses ini. Karena keberadaan fasilitas penunjang
kehidupan, seperti sarana prasaran pendidikan, kesehatan, ekonomi bisnis, rekreasi, dan
lain-lain dapat dinikmati oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah atau masyarakat
luas yang tidak tinggal di Kawasan Solo Baru. Akulturasi ini juga akan menyebabkan
perubahan pola hidup pada masyarakat sekitar Kawasan Solo menjadi lebih maju seiring
berkembangnya kawasan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012). Jumlah dan Persebaran Penduduk. [online]. Tersedia di :


http://dispendukcapil.surakarta.go.id/index.php/profilpenduduk/tahun-2012/90-
kuantitaspenduduk/96-jumlahdanpersebaranpenduduk. [16 Januari 2014].

Anonim. (2014). Selayang Pandang. [online]. Tersedia di :


http://surakarta.go.id/konten/selayang-pandang. [16 Januari 2013].

Soekanto, Soerjono. (2009). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Zidni. (2009). Konsep Kota Mandiri dan Kenaikan Harga. [online]. Tersedia di :
http://diskusirumah.wordpress.com/2009/04/14/konsep-kota-mandiri-dan-
kenaikan-harga/. [16 Januari 2013].

Anda mungkin juga menyukai