Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia terdiri dari lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku
bangsa yang mempunyai berbagai macam adapt-istiadat, bahasa, kebudayaan, agama,
kepercayaan dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat didarat,
laut, flora fauna dan berbagai hasil tambang yang semuanya merupakan sumber daya
alam.
Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang
luhur dan beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan
masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan,
industri rumah tangga, jasa pertanian (argo industri dan argo bisnis), perkebunan,
perikanan perternakan, pertaqnian holtikultura, kepariwisataan, pemeliharaan
lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan dan keseimbangan yang
dinamis.
Kurikulum kecuali mengacu pada karakteristik peserta didik, perkembangan ilmu
dan teknologi pada zamannya juga mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan
masyarakat. Penyusunan kurikulum atas dasar acuan keadaan masyarakat tersebut
disebut Kurikulum Muatan Lokal. Kurikulum muatan lokal keberadaan di
Indonesia telah dikuatkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987.
Sedang pelaksanaannya telah dijabarkan dalam Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan menengah Nomor 173/-C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober
1987.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum muatan lokal?
2. Bagaimana tujuan kurikulum muatan lokal?
3. Apa saja fungsi kurikulum muatan lokal?
4. Bagaimana pelaksanaan kurikulum muatan lokal?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kurikulum muatan lokal
2. Mengetahui tujuan kurikulum muatan lokal
3. Mengetahui fungsi kurikulum muatan lokal
4. Mengetahui pelaksanaan kurikulum muatan lokal

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal


Kurikulum Muatan Lokal adalah kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan
daerah yang bahan kajian dan pelajarannya disesuaikan dengan lingkungan alam,
sosial, budaya dan ekonomi serta kebutuhan pembangunan, daerah yang
diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Ada beberapa para ahli pendidikan memaknai kurikulum muatan lokal sebagai
berikut:
a. Dr. Rusman, M.Pd mengatakan bahwa kurikulum muatan lokal adalah kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan.
b. Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A. dkk, mengartikan muatan lokal adalah
pengembangan potensi daerah sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu
pendidikan di sekolah/madrasah, serta pengembangan potensi sekolah /madrasah
sehingga memiliki keunggulan kompetitif.
c. Dr. Abdullah Idi, M.Ed, mendefinisikan muatan lokal adalah program pendidikan
pendidikan yang isi dan media penyampaiannnya dikaitkan dengan lingkungan
alam, lingkungan social, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah,
sedangkan anak didik di daerah itu wajib mempeajarinya.
d. Muatan lokal menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Muatan lokal dalam
KTSP meliputi Bahasa Daerah dan Bahasa Inggris yang merupakan muatan lokal

3
wajib serta muatan lokal pertanian yang tidak diwajibkan. Muatan lokal
merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
diselenggarakan.
e. Muatan pada Kurikulum 2013 menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan
Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Substansi muatan
lokal termasuk bahasa daerah, budaya daerah dan lain-lian diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya . Sedangkan substansi muatan
lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa kurikulum
muatan lokal adalah suatu materi tambahan yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah untuk melestarikan, mengembangkan serta mempertahankan kembali
nilai-nilai luhur bangsa indonesia yang banyak memiliki keanekaragaman
multikultural daerah, namun dalam pengembangan muatan lokal tersebut tidak boleh
mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional (kurikulum Inti).
Muatan lokal yang diterapkan KTSP merupakan mata pelajaran tambahan, tetapi
pada kurikulum 2013 muatan lokal bukanlah satuan mata pelajran melainan materi
tambahan yang ada pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dan
matapelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

2. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal


Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan
murid agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta
sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam
,kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun
pembangunan setempat. Tujuan penerapan muatan lokal pada dasarnya dapat dibagi
dalam dua kelompok tujuan, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan
langsung adalah tujuan dapat segera dicapai. Sedangkan tujuan tidak langsung

4
merupakan tujuan yang memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya.
Tujuan tidak langsung pada dasarnya merupakan dampak dan tujuan langsung.

a. Tujuan langsung
Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.
Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan.
Murid dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya
untuk memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.
Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan
budaya yang terdapat di daerahnya.

b. Tujuan tak langsung


Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya
sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan
terhadap lingkungannya sendiri.

Dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar maka besar


kemungkinan murid dapat mengamati, melakukan percobaan atau kegiatan belajar
sendiri. Belajar mencari, mengolah, menemukan informasi sendiri dan menggunakan
informasi untuk memecahkan masalah yang adadi lingkungannya merupakan pola
dasar dari belajar. Belajar tentang lingkungan dan dalam lingkungan mempunyai daya
tank tersendiri bagi seorang anak. Jean Piaget (1958) telah mengatakan bahwa makin
banyak seorang anak melihat dan mendengar, makin ingin ia melihat dan mendengar.
Lingkungan secara. keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap cara belajar
seseorang. Benyamin S. Bloom menegaskan bahwa lingkungan sebagai kondisi, daya
dan dorongan eksternal dapat memberikan suatu situasi kerja di sekitar murid.

5
Karena itu, lingkungan secara keseluruhan dapat berfungsi sebagai daya untuk
membentuk dan memberi kekuatan/dorongan eksternal untuk belajar pada seseorang.
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan
muatan lokal tentu saja tidak dapat terlepas dari tujuan umum yang tertera dalam
GBHN. Adapun yang langsung dapat dipaparkan dalam muatan lokal atas dasar
tujuan tersebut diantaranya adalah :
1. Berbudi pekerti luhur, sopan santun daerah disamping sopan santun nasional.
2. Berkepribadian; Punya jati diri dan punya kepribadian daerah disamping
kepribadian nasional
3. Mandiri : dapat mencukupi diri sendiri tanpa batuan orang lain
4. Terampil, menguasai 10 segi PKK didaerahnya
5. Beretos kerja , cinta akan kerja, makanya dapat menggunakan waktu sebaik-
baiknya.
6. Profesional, mengerjakan kerajinan daerah seperti membatik, membuat anyaman,
patung dan sebagainya
7. Produktif, dapat berbuat sebagai produsen dan bukan hanya sebagai konsumen
8. Sehat jasmani dan rohani
9. Cinta lingkungan, dapat menumbuhkan cinta kepada tanah air.
10. Kesetiakawanan sosial, dalam hal bekerja manusia selalu membutuhkan teman
kerja,oleh karenanya akan terjadilah situasi kerja sama dan gotong royong.
11. Kreatif inovatif untuk hidup, karena tidak pernah menyia-nyiakan waktu
luang,dan yang bersangkutan menjadi orang ulet, tekun, rajin dan sebagainya
12. Mementingkan pekerjaan yang praktis ; Menghilangkan gaps antara lapangan
teori dan praktik
13. Rasa cinta budaya daerah dan budaya nasional.
Untuk penentuan muatan lokal dari pihak Dinas Depdikbud perlu bekerja sama
dengan dengan pemerintah daerah, instansi lain yang terkait, badan swasta dan
masyarakat agar muatan lokal dapat diterima sebagaimana mestinya

6
3. Fungsi Kurikulum Muatan Lokal
Fungsi Penyesuaian
Sekolah berada dalam lingkungan masyarakat. Karena itu program-program
sekolah harus disesuaikan dengan lingkungan Demikian pula pribadi-pribadi
yang ada dalam sekolah hidup dalam lingkungan, sehingga perlu diupayakan
agar pribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan lingkungannya.
Fungsi Integrasi
Murid merupakan bagian integral dari masyarakat, karena itu muatan lokal
harus merupakan program pendidikan yang be rfungsi untuk mendidik pribadi-
pribadi yang akan memberikan sumbangan kepada masyarakat atau berfungsi
untuk membentukdan mengi ntegrasikan pribadi kepada masyarakat.
Fungsi Perbedaan
Pengakuan atas perbedaan berarti pula memberi kesempatan bagi pribadi
untuk memilih apa yang diinginkannya. Karena itu muatan lokal harus
merupakan program pendidikan yang bersifat luwes, yang dapat memberikan
pelayanan terhadap perbedaan minat dan kemampuan murid. Ini tidak berarti
mendidik pribadi menjadi orang yang individualistik tetapi muatan lokal harus
dapat berfungsi mendorong pribadi ke arah kemajuan sosialnya dalam
masyarakat.
Terdapat 4 Landasan Demografik Keindahan bangsa dan negara Indonesia
terletak pada keanekaragaman pola kehidupan dari beratus-ratus suku bangsa yang
tersebar di berpuluh-puluh ribu pulau dari Sabang sampai dengan Merauke.
Kekaguman terhadap bangsa dan negara Indonesia telah dinyatakan oleh hampir
seluruh bangsa di dunia, karena keanekaragaman tersebut dapat dipersatukan oleh
falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila. Keanekaragaman tersebut bukan saja ada pada
bidang budayanya saja, tetapi juga pada keadaan alam, fauna dan floranya serta
kehidupan sosialnya. Semuanya itu merupakan dasar yang sangat penting dalam
mengembangkan muatan lokal.

7
Selain landasan-landasan pemikiran tersebut di atas, pengembangan muatan lokal
juga didorong oleh kenyataan yang menunjukkan bahwa banyak murid Sekolah Dasar
terpaksa harus meninggalkan bangku sekolah yang antara lain disebabkan oleh
keadaan sosial ekonomi orang tua murid, kurang sesuainya kurikulum sekolah
dengan kebutuhan murid.
4. Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal
Berikut adalah rambu-rambu pelaksanaan pendidikan muatan lokal di satuan
pendidikan:
a. Muatan lokal diajarkan pada setiap jenjang kelas mulai dari tingkat pra satuan
pendidikan hingga satuan pendidikan menengah. Khusus pada jenjang pra
satuan pendidikan, muatan lokal tidak berbentuk sebagai mata pelajaran.
b. Muatan lokal dilaksanakan sebagai mata pelajaran tersendiri dan/atau bahan
kajian yang dipadukan ke dalam mata pelajaran lain dan/atau pengembangan
diri.
c. Alokasi waktu adalah 2 jam/minggu jika muatan lokal berupa mata pelajaran
khusus muatan lokal.
d. Muatan lokal dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau bahkan
selama tiga tahun.
e. Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif,
psikomotor, dan action).
f. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk, dan
portofolio.
g. Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis bahan kajian mata
pelajaran muatan lokal.
h. Penyelenggaraan muatan lokal disesuaikan dengan potensi dan karakteristik
satuan pendidikan.
i. Satuan pendidikan yang tidak memiliki tenaga khusus untuk muatan lokal
dapat bekerja sama atau menggunakan tenaga dengan pihak lain.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum Muatan Lokal adalah kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan
daerah yang bahan kajian dan pelajarannya disesuaikan dengan lingkungan alam,
sosial, budaya dan ekonomi serta kebutuhan pembangunan, daerah yang
diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Sumber bahan muatan lokal dapat diperoleh dari banyak sumber antara lain dari
nara sumber, pengalaman lingkungan, hasil diskusi dari para ahli yang relevan dan
sebagainya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyangkut berbagai
unsur atau komponen . Menyusun perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut
berbagai aspek, antara lain : sumber bahan ajar, pengajar, metode, media, dana dan
evaluasi.
Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta didik lebih
mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi pekerti luhur, mandiri,
kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa cinta kepada
budaya tanah air.

B. Saran
Memberikan imformasi melalui penjelasan dengan kurikulum muatan lokal yang
bersifat menguraikan dan memberi pengenalan dan lanjutan bagi pembaca dan bukan
merupakan suatu pengbuktian pengguna bahasa dan karangan ini tidak di pengaruhi
oleh unsur subjektifitas dan emosional.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2008/12/kurikulum-muatan-lokal.html

http://dunia-blajar.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-tujuan-dan-manfaat-

kurikulum.html

10

Anda mungkin juga menyukai