Posisi titik meliputi posisi planimetris dan posisi topografis. Posisi planimetris merupakan posisi horizontal sementara posisi topografis merupakan posisi vertikal yang menunjukkan ketinggian. Semua posisi planimetris dan topografis ini merupakan suatu posisi relatif yang diikatkan pada titik tertentu yang sudah diketahui koordinat dan ketinggiannya atau biasa disebut sebagai benchmark. Untuk menentukan titik planimetris dan topografis yang baku maka perlu dilakukan pengikatan ke muka maupun ke belakang, sementara untuk mengukur serangkaian titik yang berurutan disebut sebagai metode polygon. Metode polygon ini umumnya digunakan untuk memetakan suatu kawasan dan titik-titik polygon tersebut digunakan sebagai kerangka dasar pengukuran yang dirangkai hampir mirip dengan bentuk wilayah yang akan dipetakan. Dalam kehidupan sehari-hari pengukuran polygon biasanya dilakukan untuk membuat kerangka sebelum pemetaan planimetris dan pemetaan topografis dibuat. Pengukuran polygon ini sangat penting sebagai acuan untuk menentukan beda tinggi maupun jarak horizontal antar titik-titik yang diukur pada lahan. Pengukuran polygon ini juga diterapkan dalam kegiatan pembangunan seperti pembuatan gedung, pembuatan jalan raya, pembuatan saluran drainase dan lain sebagainya. Dalam bidang pertanian, pengukuran polygon sering digunakan dalam pembuatan kerangka saluran irigasi, kerangka saluran drainase, pembuatan terasering serta konservasi tanah mekanik dan proses cut and fill. Pada kegiatan- kegiatan tersebut sangat diperlukan pengukuran polygon sebab diperlukan data beda tinggi dan jarak datar untuk proses pembuatannya, sehingga pengukuran polygon ini sangat penting terutama dalam bidang pertanian sendiri. Oleh karena itu, pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran polygon menggunakan alat ukur theodolit untuk menentukan jarak datar dan memetakan hasil pengukuran polygon yang nantinya dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama dalam bidang pertanian.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini adalah: 1. Mengetahui pengukuran untuk menentukan posisi titik dengan metode polygon. 2. Mengisi catatan lapang dari hasil pengukuran penentuan posisi titik dengan metode polygon. 3. Mengetahui cara memakai alat ukur theodolit dalam pengukuran polygon dengan baik dan benar.
1.3 Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu: 1. Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran yang dilakukan. 2. Kertas grafik sebagai media untuk menggambarkan peta atau denah dari hasil pengukuran di lapangan. 3. Patok sebagai alat untuk menentukan arah utara pada awal pengukuran. 4. Rambu ukur sebagai alat untuk dibidik dan dibaca skalanya menggunakan teodolit untuk menentukan beda tinggi dan jarak serta alat untuk menghitung tinggi teodolit ketika akan dilakukan pengukuran. 5. Teodolit sebagai alat yang digunakan untuk menghitung sudut horizontal, sudut vertikal, menentukan beda tinggi dan jarak datar. 6. Tripod sebagai alat untuk mendirikan teodolit dan menegakkan teodolit.
1.4 Pelaksanaan Praktikum
Metode praktikum kali ini yaitu: 1. Titik utara diukur kemudian mengukur titik benchmark untuk mengikat pengukuran selanjutnya. 2. Membidik ke titik pengukuran pertama dengan membaca rambu ukur yang telah dipasang pada titik tersebut kemudian menentukan bacaan atas, bacaan tengah dan bacaan belakang. 3. Mencatat hasil pengukuran pertama pada kertas catatan lapangan. 4. Mengukur tinggi alat dengan menggunakan rambu ukur. 5. Memindahkan alat ke titik bacaan muka sebelumnya kemudian mendirikan alat di titik tersebut. 6. Mengukur tinggi alat ukur theodolit dengan menggunakan rambu ukur setelah theodolit terpasang dengan benar. 7. Mencatat kembali hasil pengukuran bacaan muka dan bacaan belakang. 8. Lakukan langkah keempat hingga langkah ketujuh sampai kembali ke titik awal pengukuran. 9. Lakukan pengukuran pada titik benchmark awal sebagai bacaan muka ketika sudah kembali ke titik awal pengukuran. 10. Hitung semua hasil pengukuran dan buatkan denah hasil pengukuran.