Anda di halaman 1dari 6

Pertanyaan :

1. What are the side effect of opioid drugs and what precautions have to be taken?

2. Given the side effects of opioid drugs, do you think it is ethical to use them? Why or why
not?

3. Is there a difference between Palliative Care and Terminal Sedation? If so, what is the
difference?

4. Do you think this is an ethical solution? Why or why not? If you dont agree with it, what
solution would you suggest?

Jawab
1. EFEK-EFEK JANGKA PENDEK

Efek-efek jangka pendek untuk opioid dan derivatif opioid termasuk:

Rasa kantuk dan lesu


Pernapasan yang tertekan
Sembelit
Ketidaksadaran
Rasa mual
Koma
Mengurangi rasa lapar
Hilangnya rasa nyeri
Merangsang batuk
Pengelihatan kabur
Euphoria (rasa gembira luar biasa)
Mulut kering
Pupil mata menyempit ( pin point pupil ), tekanan darah turun, denyut nadi lambat, suhu
badan sedikit menurun, dan otot-otot menjadi lemah.
Daya konsentrasi pikiran terganggu menyebabkan sukar berpikir dan apatis

EFEK-EFEK JANGKA PANJANG

Penggunaan atau penyalahgunaan zat-zat opioid berkelanjutan dapat berakibat


ketergantungan fisik dan adiktif. Tubuh menyesuaikan dengan keberadaan narkoba dan
gejala putus zat akan terjadi jika penggunaannya dikurangi atau dihentikan. Gejala
tersebut mencakup kegelisahan, rasa sakit pada urat dan tulang, insomnia, diare, rasa
muntah, kilatan dingin dengan bulu roma berdiri (kalkun dingin). Toleransi juga dapat
terjadi, yang berarti bahwa si pengguna jangka panjang harus meningkatkan dosis untuk
mencapai high yang sama.

LANGKAH MENCEGAH PENGGUNAAN OPIOID/NARKOTIKA

Upaya yang paling baik dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba tentunya


adalah melalui upaya pencegahan yang dilakukan kepada manusia sebagai calon
pengguna dan pengadaan narkoba serta pemasarannya. Pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain melalui :

1. Pencegahan primer (Primary Prevention )

Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang belum mengenal Narkoba serta
komponen masyarakat yang berpotensi dapat mencegah penyalahgunaan narkoba.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :

- Penyuluhan tentang bahaya narkoba.


- Penerangan melalui berbagai media tentang bahaya narkoba.
- Pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya.
2. Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention )

Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang coba-coba menyalahgunakan


Narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar berhenti dari
penyalahgunaan narkoba.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :

- Deteksi dini anak yang menyalahgunaan narkoba


- Konseling
- Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah
- Penerangan dan Pendidikan pengembangan individu
- (life skills) antara lain tentang ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan menolak
tekanan orang lain dan ketrampilan mengambil keputusan dengan baik.

3. Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention )

Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang menggunakan narkoba dan
yang pernah/mantan pengguna narkoba, serta komponen masyarakat yang berpotensi
dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba dan membantu bekas korban
naroba untuk dapat menghindari

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :

- Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok
lingkungannya
- Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna agar mereka tidak
terjerat untuk kembali sebagai pengguna narkoba.

Selain pencegahan yang telah disebutkan, maka wahana yang paling berpotensi
untuk dapat menghindari penyalahgunaan narkoba adalah dari lingkungan keluarga. Ada
Beberapa strategi sederhana yang dapat dilakukan orang tua dalam upaya pencegahan
narkoba diantaranya yaitu:
Orang tua harus memiliki pengetahuan secara jelas tentang narkoba , agar dapat
memberikan pengetahuan dan pembekalan pada anak tentang ganasnya narkoba dan
bagaimana cara menghindarinya.
Hindari kepercayaan diri yang berlebihan bahwa anaknya adalah anak yang sempurna
dan tidak punya masalah, ini perlu dilakukan agar secepatnya dapat mendeteksi dini
bila ada perobahan yang tidak lazim pada anaknya.
Jangan segan mengawasi dan mencari penyebab terjadinya perubahan tingkah dan
perilaku pada anaknya.
Cek secara berkala kondisi kamar ( bila anak memiliki kamar pribadi ), pakaian yang
habis dipakai (isi kantong, aroma pakaian, dls) tas sekolah dan atribut lainnya. (dalam
melakukannya perlu strategi yang baik agar tidak menimbulkan konflik dengan
anaknya).
Orang tua sebaiknya dapat menjadi model dan contoh yang baik bagi anaknya serta
sekaligus juga dapat berperan sebagai sahabatnya. ( agar anaknya tidak segan
mencurahkan segala isi hati, pendapat dan permasalahan yang dihadapinya).
Menerapkan dan membudayakan delapan fungsi keluarga di dalam kehidupan sehari-
hari keluarga. Agar muncul rasa nyaman pada anak ketika berada di lingkungan
keluarganya.

2. Bagi kami ini bukanlah hal yang etis. Jika dilihat dari teori objek etis, kita perlu melihat
tindakannya terlebih dahulu, yaitu terminal sedasi. Terminal sedasi ini akan membuat
seseorang tidak merasa nyeri namun akan memberi efek kematian, dengan kata lain
menggunakan cara ini adalah sama dengan euthanasia aktif. Menurut objek etis, euthanasia
aktif adalah membunuh atau bunuh diri. Membunuh atau bunuh diri adalah hal yang buruk
dan palliative care sebenarnya bukan hal yang mendesak yang wajib didapatkan oleh
seseorang yang sakit parah hingga harus dipikirkan cara lain selain palliative. Cara lain
yang ditawarkan oleh pemerintah ini pun juga bukanlah solusi yang baik, justru akan
memberi efek yang sangat buruk. Selain itu, opiod drugs ini juga memiliki double effect,
jika ingin digunakan maka salah satu syaratnya adalah efek utamanya harus baik,
sedangkan dalam kasus ini efek yang lebih digunakan adalah efek yang tidak baik, yaitu
kematian. Oleh karena alasan tersebut maka tindakan ini tidaklah baik.
Namun, dalam teori Beauchamp and Childress, salah satu teorinya menyebutkan
adanya autonomy dari pasien dimana pasien diberi kebebasan untuk memilih. Kebebasan
memilih ini yang akhirnya membuat apakan tindakan tidak etis tersebut tetap dilaksanakan
atau tidak. Namun, pemerintah juga wajib memberitahukan efek dari terminal sedasi yang
ditawarkan ini. Informed consent tetap harus diberikan kepada pasien. Lalu, jika dilihat
dari sisi non-maleficence, etika kedokeran ini dilanggar, karena ini memberikan efek yang
merugikan pasien, yaitu kematian walaupun rasa nyeri pasien akan hilang. Jika dilihat dari
sisi beneficence, syaratnya adalah tindakan yang baik dan menyembuhkan harus
dijalankan. Sedangkan dalam kasus ini, tindakan yang dilakukan sama sekali tidak harus
dilakukan, tidak baik, dan tidak menyembuhkan, justru sebaliknya, yaitu membunuh. Jika
dilihat dari sisi justice, pelayanan yang seharusnya diberikan adalah pelayanan yang hanya
dapat dirasakan oleh orang-orang kaya saja, dan ini sebenarnya tidak cukup adil. Walaupun
pemerintah tidak mampu memberikan pengobatan palliative, terminal sedasi bukanlah hal
yang perlu ditawarkan, sama saja dengan pemerintah menawarkan euthanasia / bunuh
diri kepada rakyat miskin. Terminal sedasi bukan hal yang patut diberikan sebagai ganti
dari palliative care yang tidak mampu mereka berikan. Namun melihat dari keadaan negara
yang bukan welfare state, ini menunjukkan bahwa memang kesehatan rakyatnya bukan
tanggung jawab pemerintah. Artinya justice pada negara ini memang tidak bisa berjalan
dengan baik.

3. Terminal sedation dan palliative care sangat berbeda dikarenakan terminal sedation
menyebabkan seseorang tidur terlelap dan lama kelamaan mati/ memberikan efek sedasi
ini dapat dikatakn bahwa merupakan obat yang dapat mempercepat kematian dan itu
hanya terpaku pada pasien sedangkan palliative care digunakan untuk orang yang sudah
tidak dapat lagi menjalani pengobatan kuratif sehingga ia diberikan suatu obat yang
mengurangi rasa sakit, tidak mempercepat kematian maupun memperlambat kematian,
dan palliative care ini juga bukan berhenti ketika pasien telah meninggal tapi akan
berlanjut dan diberikan kepada keluarga dari pasien.
4. Menurut kami, solusi tersebut tidaklah etis karena penggunaan terminal sedation itu tidak
dengan dosis yang proporsional. Bilamana dipakai dapat membahayakan pasien. Efeknya
adalah dapat memperpendek kehidupan dari pasien tersebut. Dimana dikatan dimana
bahwa kematian yang baik adalah dimana pasien tersebut sadar. Dengan menggunakan
terminal sedation yang hanya sekali digunakan dapat menyebabkan pasien tersebut
meninggal maka pasien tersebut tidak sadar, ia tidak dapat mempersiapkan kematiannya
dan tidak dapat menjalankan kewajibannya terhadap dirinya dan keluarganya.

Solusinya adalah dengan meningkatkan sumber daya manusianya agar dapat dapat
meningkatn sumber daya alamnya sehingga dengan meningkat nya sumber daya alam
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara dengan cara eksport atau menjual
sumber daya alam tersebut ke negara lain sehingga pendapatan negara bertambah
begitupula dengan pendapatan masyarakatnya sehingga dengan begitu pemerintah dapat
menberikan pengobatan yang lebih etis seperti paliatif care.

Anda mungkin juga menyukai