Anda di halaman 1dari 4

Apa itu manajemen proyek?

Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga ketrampilan, cara
teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan
yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan
keselamatan kerja.

Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan guna mencapai
tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. Baca juga tentang: Pengertian
manajemen dan menurut para ahli dilengkapi dengan fungsinya.

B. Ruang lingkup proyek, diantaranya meliputi:

Menentukan waktu dimulai proyek .


Perencanaan lingkup dari proyek yang akan dikerjakan.
Pendefinisian dari ruang lingkup proyek.

Verifikasi proyek dan kontrol atas perubahan yang mungkin saja terjadi ketika proyek tersebut
dimulai.

C. Inilah 3 garis besar untuk berlangsungnya suatu proyek

Terdapat 3 (tiga) garis besar untuk menciptakan berlangsungnya suatu proyek, diantaranya meliputi:

1. Perencanaan

Untuk mencapai sebuah tujuan, suatu proyek membutuhkan suatu perencanaan yang benar-bebar
matang. Yaitu dengan meletakkan dasar dari tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus
menyiapkan semua program teknis dan menyiapkan administrasi supaya dapat diimplementasikan.
Tujuannya yaitu supaya memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu,
mutu, biaya maupun keselamatan kerja. Perencanaan suatu proyek dilakukan dengan cara studi
kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan area dari manajemen proyek (Seperti: waktu, biaya, mutu,
kesehatan, lingkungan,keselamatan kerja, sumber daya, resiko dan sistem informasi).

pengertian manajemen proyek

Apa itu manajemen proyek?

2. Penjadwalan

Merupakan implementasi dari perencanaan yang bisa memberikan informasi mengenai jadwal
rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, dan
material), durasi dan juga progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek yang
mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai macam permasalahannya. Proses monitoring dan
juga updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis supaya sesuai dengan
tujuan proyek tersebut. Terdapat beberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek,
diantaranya yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear (diagram Vektor), Network
Planning serta waktu dan durasi kegiatannya. Jika terjadi penyimpangan terhadap rencana awal,
maka dilakukanlah evaluasi dan tindakan koreksi supaya proyek tetap berada di jalur yang
diharapkan.

3. Pengendalian Proyek

Pengendalian mempengaruhi hasil akhir dari suatu proyek. Tujuan utamanya yaitu untuk
meminimalisasi segala penyimpangan yang mungkin terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan
dari pengendalian proyek ialah optimasi kinerja biaya, waktu, mutu dan juga keselamatan kerja
harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses
pengendalian ialah berupa pengawasan, pemeriksaan, dan juga koreksi yang dilakukan selama
proses implementasi.

D. Contoh manajemen proyek

Contoh proyek yang ada dilingkungan sekitar kita, misalnya seperti di bawah ini:

Proyek konstruksi yaitu hasilnya seperti pembangunan gedung, jembatan, jalan raya, jalan tol dan
lain sebagainya.

Proyek penelitian dan pembangunan yaitu melakukan suatu penelitian dan pengembangan,
sampai terciptanya suatu produk tertentu dengan maksud dan tujuan untuk memperbaiki ataupun
meningkatkan kualitas suatu produk, layanan dan lain sebagainya.

Proyek industri manufaktur yaitu kegiatannya mulai dari merancang sampai terciptanya suatu
produk yang baru.

Proyek padat modal yaitu suatu proyek yang membutuhkan modal yang besar. Seperti misalnya
pembebasan tanah yang luas, pembelian barang maupun pengadaan suatu barang, pembangunan
suatu fasilitas produksi dan sebagainya.

Demikian pembahasan mengenai pengertian manajemen proyek, dan semoga artikel singkat ini
dapat bermanfaat
Langkah-langkah berikut adalah panduan standar bagi Manajer Proyek dan Tim Proyek / Pelaksana:

1. Definisi Masalah. Dilakukan setelah manajemen memutuskan apakah request yang diajukan
calon pelanggan diterima atau tidak. Request pelanggan dan beberapa komentar yang dipegang
manajemen selanjutnya diserahkan kepada Manajer Proyek untuk memulai sebuah proyek. Ketika
sudah ditandatangani, Manajer Proyek memeriksa semua dokumen yang terlibat dalam proyek dan
memulai merencanakan sesuatu.

2. Analisis Proses. Manajer Proyek akan memulai sebuah proyek dengan mengerti model
proses bisnis. Manajer Proyek setidaknya harus familier dengan proses-proses bisnis pengguna
(pelanggan dalam hal ini) sebelum membangun pekerjaan tersendiri dalam menyelesaikan proyek,
termasuk menetapkan masalah yang terjadi dalam sistem yang sedang berjalan, menetapkan
tujuan dan gol, dan mendaftar kendala-kendala atau keterbatasan. Sebuah penentuan dan
pendefinisian interface dengan sistem berjalan lainnya, dan kebutuhan-kebutuhan di dalam atau di
luar bagian, harus dilengkapi. Analisis penuh terhadap sistem harus diadakan untuk memproduksi
kebutuhan-kebutuhan fungsional seluruh sistem.

3. Deskripsi Fungsional. Setelah mengadakan proses analisis, Manajer Proyek kemudian


membuat deskripsi fungsional. Deskripsi fungsional menetapkan kebutuhan-kebutuhan sistem dan
menyediakan requestor dengan statemen yang jelas mengenai kapabilitas operasional yang akan
dibangun. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut merubah poin-poin tertentu, deskripsi fungsional
harus diupdate dan menerima persetujuan dari user (pelanggan). Deskripsi fungsional ini sebagai
basis pengertian bersama antara pembuat proyek dan pelanggan.

4. Desain Sistem. Dalam fase desain, kebutuhan-kebutuhan fungsional dibangun dan


diperbarui lebih lanjut. Kemungkinannya, beberapa pendekatan alternatif bisa terkonsep dan
dibandingkan dari sudut biaya dan faktor keuntungan. Contoh seperti form, laporan, screen, dan
dokumen-dokumen sistem lainnya bisa disiapkan, jika proyek berbentuk software. Diagram fisik
dan logika disiapkan jika proyek berbentuk jaringan komputer. Dianjurkan sekali untuk membuat
prototype agar user mempunyai kesempatan untuk mengembangkan desain. Untuk proyek desain
software, struktur-struktur file dan desain laporan harus disempurnakan. Untuk semua proyek,
pengaruh pada sistem dan jaringan harus ditentukan sebelum desain disetujui.

Ketika desain yang disetujuai telah dibangun, Manajer Proyek akan membuat rencana aksi dan
kejadian-kejadiannya (Plan of Action and Milestones) dan rencana progres kerja. Secara normal,
ketika membangun sebua POAM dan rencana tugas kerja, Manajer Proyek sebaiknya merencanakan
kepada anggota tim yang tersedia untuk bekerja pada proyek tidak lebih dari 28 jam setiap minggu.
Manajer Proyek harus memikirkan kebutuhan lain-lain bagi anggota tim disamping komitmen untuk
membangun timeline yang realistis. Manajemen akan menyetujui tim proyek, dan pengawas
anggota tim proyek harus menjaga kebutuhan waktu timeline pekerjaan proyek. Rencana progres
kerja dapat dibuat dalam berbagai format, namun Manajer Proyek akab lebih baik lagi jika membuat
matrik tugas dan anggota tim proyek dengan sejumlah jam kerja yang diberikan kepada setiap
aggota tim untuk mencapai target pekerjaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Tugas-tugas kritis,
yaitu tugas-tugas yang harus diselesaikan sebelum pekerjaan lain bisa diselesaikan, juga harus
ditentukan. Selama fase desain, Manajer Proyek sebaiknya membuat Life Cycle Management dan
memperoleh persetujuan jika diperlukan.

Pembuatan Sistem. Selama fase ini, desain sistem sudah diimplementasikan. Jika perubahan
desain diperlukan, mungkin butuh merevisi langkah-langkah sebelumnya untuk memastikan bahwa
sistem didesain secara wajar. Informasi tentang operasi, penggunaan, dan perawatan atau
maintenance dibangun dalam fase ini.

Pengujian Produk. Perencanaan pengujian harus dipikirkan untuk memverifikasi kesamaan sistem
yang telah dibuat terhadap identifikas-identifikasi kebutuhan yang dituliskan pelanggan. Seluruh
sistem yang terintegrasi harus diuji untuk memastikan bahwa hardware dan semua komponen
software bekerja sesuai desain yang dibuat. Semua pengujian harus dilakukan dalam lingkungan
terkontrol sebelum proyek yang komplit diperkenalkan kepada user (pelanggan). Audit konfigurasi
fungsional juga perlu dikerjakan.

Pelatihan User/Pelanggan. Setiap perubahan dalam sebuah sistem membutuhkan setidaknya


pengetahuan baru dan biasanya skill baru juga pada beberapa komponen sumber daya manusia
seperti operator, bagian administrasi, pengguna, dan manajer. Orientasi pada sistem diperlukan
untuk setiap orang dalam organisasi yang terlibat dengan sistem baru tersebut. Jika sebuah proyek
tidak untuk pembuatan sistem baru, namun hanya perevisian, atau pemodifikasian, ataupun
perilisan versi baru software, sedikit banyak pelatihan mungkin akan dibutuhkan. Pelatihan dapat
dilakukan dalam sesi kelas pelatihan atau kursus, maupun mengasisteni pekerjaan. Manajer Proyek
bertanggung jawab dalam pembuatan rencana pelatihan.

Dokumentasi. Dokumentasi harus disiapkan sebagai kebutuhan. Minimal, harus ada informasi
yang cukup untuk mendeskripsikan dan menjelaskan semua program sistem dan operasi, atau
perubahan-perubahan dan alasan terhadap perubahan program.

Operasi. Sistem telah diimplementasikan dan diserahkan kepada user atau pelanggan. Pembuatan
dan konversi data dari sistem yang lama menjadi sistem baru harus disempurnakan.

Evaluasi. Semua tim proyek berkontribusi terhadap manual proyek dan mengirimkannya kepada
Manajer Proyek untuk dikonsolidasikan. Kemudian Manajer Proyek akan meng-compile kedalam
rekaman tertulis untuk referensi selanjutnya dan dimaintain dengan dokumentasi lain untuk proyek
tersebut. Jika dapat digunakan, Manajer Proyek akan menyiapkan sebuah rencana aksi ke depan jika
memungkinkan dilakukan upgrade terhadap produk yang dibuat.

Anda mungkin juga menyukai